Tugas Individu Toksik Logammmmmmmm
Tugas Individu Toksik Logammmmmmmm
MAKALAH TOKSIKOLOGI
DISUSUN OLEH
NAMA
: YAYAN HEBRIANTO R
NIM
: N111 10 280
KELAS
:B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Logam berat yang ada di lingkungan, tanah, air dan udara dengan
suatu mekanisme tertentu masuk ke dalam tubuh makhluk hidup.
Tanaman yang menjadi mediator penyebaran logam berat pada makhluk
hidup, menyerap logam berat melalui akar dan daun (stomata). Logam
berat terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar, yang selanjutnya
akan masuk ke dalam siklus rantai makanan.
Kontaminasi logam berat merupakan salah satu aspek kimia yang
harus diwaspadai karena dapat mengancam kesehatan dan keamanan
konsumen. Logam berat seperti merkuri (Hg), arsen (As), kadmium (Cd),
besi (Fe), dan radioaktif pada konsentrasi tinggi dapat menimbulkan
pengaruh toksisitas yang besar. Racun logam berat ini bersifat akumulatif
dan menyebabkan berbagai penyakit degeneratif pada manusia.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1) Untuk menjelaskan tentang definisi logam berat.
2) Untuk menjelaskan tentang toksisitas Timbal (Pb).
3) Untuk menjelaskan tentang toksisitas Merkuri (Hg).
4) Untuk menjelaskan tentang toksisitas Arsen (As).
5) Untuk menjelaskan tentang toksisitas Kadmium (Cd).
6) Untuk menjelaskan tentang toksisitas Besi (Fe)
7) Untuk menjelaskan tentang toksisitas Radioaktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Logam Berat
Logam berat adalah unsur dengan bobot jenis lebih besar dari 5
g/cm3. Logam berat memiliki afinitas yang tinggi terhadap unsur S, terletak
pada sudut bawah daftar periodik pada periode 4-7 dengan nomor atom
22-92. Logam berat dapat membentuk mineral atau senyawa logam bila
bercampur dengan komponen tertentu yang ada di bumi. Logam berat ada
yang bersifat esensial bagi tubuh, tetapi bila tidak terkontrol dapat
berbahaya. Berdasarkan penelitian terhadap organisme air, urutan
toksisitas akut logam berat dari yang paling tinggi adalah Hg 2+, Cd2+, Ag+,
Ni2+, Pb2+, As3+, Cr2+, Sn2+, dan Zn2+ .
Logam berat dapat masuk ke tubuh manusia melewati rantai
pangan pendek (hewan-manusia) atau lewat rantai pangan panjang
(tumbuhan-hewan-manusia) yang disebut pencemaran dakhil. Di samping
melalui mulut dari makanan dan minuman, unsur logam berat juga dapat
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan kulit. Logam berat juga
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap senyawa-senyawa sulfida,
seperti sulfhidril (-SH) dan disulfida (-S-S). Gugus-gugus ini banyak
terdapat dalam enzim, sehingga dengan terikatnya logam berat pada
gugus-gugus ini, logam berat dapat menghambat kerja enzim tertentu.
Logam berat termasuk zat pencemar karena sifatnya yang tidak
dapat diuraikan secara biologis dan stabil, sehingga dapat tersebar jauh
dari tempatnya semula. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutrisno dan
Salirawati (1993) yang menyatakan ada 2 hal yang menyebabkan logam
berat termasuk sebagai pencemar yang berbahaya, yaitu :
a. Tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup di lingkungan
b. Terakumulasi dalam komponen-komponen lingkungan, terutama air
dan membentuk kompleks bersama bahan organik dan anorganik
secara adsorpsi dan kombinasi.
Pemakaian logam berat sangat luas, seperti untuk pereaksi
atau katalis dalam berbagai proses industri. Bersamaan dengan produk
industri yang dihasilkan, dihasilkan pula limbah yang tidak berguna,
bahkan dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan manusia.
Salah satu zat dalam limbah adalah logam berat yang akan masuk ke
lingkungan, seperti sungai, danau, tanah, dan udara dan dapat mengalami
magnifikasi biologis pada tumbuhan dan hewan yang akan dikonsumsi
manusia sehingga mempengaruhi kesehatannya
B. Toksisitas Timbal
Timbal adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan
mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh. Pada anakanak, timbal mennurunkan tingkat kecerdasan, pertumbuhan, dan
pendengaran, menyebabkan anemia dan dapat menimbulkan gangguan
pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku. Pemaparan yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah atau kematian.
Sumber timbal ada di Cat, pabrik, air, tanah, udara, makanan, minuman,
panik dan peralatan dapur serta keramik yang dipoles, obat-obat
tradisional. Gejala keracunan timbal: gejala penyakit yang timbul setelah
mencerna, menghisap dan menghirup timbal. 3 Keracunan timbal ada
beberapa yaitu akut, subakut dan kronis. Nilai ambang toksisitas timbal
adalah 0,2 miligram /m3.
Keracunan akut, Keracunan ini jarang terjadi. Keracunan biasanya terjadi
karena masuknya senyawa timbal yang larut dala asam atau inhalasi uap
timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai
rasa mulut terbakar. Gejala lain mual, muntah berwarna putih seperti susu
karena Pb chlorida dan rasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan
nafas mengeluarkan bau menyengat. Pada gusi terdapat garis biru, tinja
berwarna hitam dapat disertai diare atau konstipasi. System syaraf juga
terpengaruh dapat ditemukan vertigo dan kebas. Pergelangan tangan dan
kaki terkulai (wrist and foot drop).
Keracunan subakut, Terjadi karena pemaparan berulangkali dengan
dosis kecil. Gejala yang timbul adalah rasa kebas, kaku otot dengan
kejang-kejang dan koma. Penderita mengalami gangguan system
bersifat
tubuh
yang
permanen,
disebabkan
masing-masing
oleh
merkuri
komponen
pada
merkuri
akumulasi
atau
pengumpulan,
dan
waktu
retensinya
berwarna
gelap
(hiperpigmentasi),
penebalan
kulit
efek
pencetus
kegagalan
kanker
fungsi
(carcinogenic).
sungsum
tulang
Pada
dan
darah,
terjadinya
(mual),
muntah,
diare,
kram,
otot,
anemia,
dermatitis,
G. Toksisitas Radiokatif
yang bemuatan -le dan bermassa 1/836 sma. Energi sinar beta sangat
bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya
pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
c. Sinar gamma ()
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik berenergi tinggi,
tidak bermuatan, dan tidak bermassa. Sinar gamma mempunyai daya
tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada
yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi
sinar elektromagnetik.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya
radiasi sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam, serta dari berbagai
kegiatan, seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop.
Orang yang tinggal di sekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih
banyak, tetapi masih dalam batas aman.
Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari
taraf yang paling ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada
beberapa faktor, yaitu :
1. Jenis radiasi
2. Lamanya penyinaran
3. Jarak sumber dengan tubuh
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh
Apabila tubuh manusia terkena radiasi maka partikel-partikel
radiasi akan secara langsung mengadakan interaksi dengan bagian yang
terkecil dari sel, yakni atom-atom yang ada di sel. Adapun interaksi
tersebut dapat berlangsung secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi langsung terjadi apabila penyerapan energi langsung
pada molekul-molekul organik dalam sel yang mempunyai arti biologik
penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi radiasi tidak langsung terjadi
bila interaksi radiasi dengan molekul-molekul air dalam sel berlangsung
lebih dahulu, kemudian efeknya mengenai molekul-molekul organik yang
penting. Hal ini terjadi karena 80% tubuh manusia terdiri dari air. Akibat
interaksi ini, terjadi proses ionisasi atau eksitasi atom-atom dalam sel
yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan struktur kimiawi dari
molekul DNA, atau terjadi mutasi titik (point mutation) dalam sel tersebut.
Ini menyebabkan perubahan yang berat dari struktur kromosom
(chromosome aberration).
Perubahan struktur kromosom kemungkinan menyebabkan
kerusakan pada tingkatan tertentu dalam suatu organ. Hal ini akan terjadi
pada sel yang peka terhadap radiasi (sensitive organ). Namun, bisa terjadi
sebaliknya, yaitu akibat interaksi dengan radiasi bisa sembuh dengan
sendirinya melalui proses biologis dalam sel, disebut dengan proses
perbaikan sendiri (cell repair). Hal ini tergantung pada kemampuan dan
macam sel yang bersangkutan. Jika perbaikannya tidak sempurna, akan
menghasilkan sel yang tetap hidup, tetapi sudah berubah. Di lain, pihak
partikel radiasi dapat pula mengadakan interaksi dengan molekul air
dalam sebuah sel. Dimungkinkan juga terjadi perubahan-perubahan
sehingga terbentuk molekul-molekul baru, yaitu H 2O2 dan HO2 yang amat
beracun yang mengakibatkan kerusakan-kerusakan jaringan tubuh. Selain
melalui kedua proses tersebut, radiasi dapat pula menyebabkan terjadinya
reaksi-reaksi kimiawi lain dalam organ atau jaringan tubuh, seperti reaksi
protein denaturalisasi dan perubahan enzimatis. Juga reaksi hormonal
dalam jaringan, yang pada akhirnya akan lebih mempercepat proses
kerusakan yang kronis dan tetap, terutama pada organ-organ yang tetap.
Beberapa efek biologi pada tubuh manusia :
1). Efek genetik
Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir
disebut efek genetik. Efek ini timbul karena kerusakan molekul
DNA pada sperma atau ovarium akibat radiasi. Atau, bila radiasi
berinteraksi dengan makro molekul DNA, dapat memodifikasi
struktur molekul ini dengan cara memecah kromosom atau
mengubah jumlah DNA yang terdapat dalam sel melalui
perubahan informasi genetik sel. Tipe ini dapat menimbulkan
penyakit genetik yang diteruskan ke generasi berikutnya.
2). Efek somatik
diklasifikasikan
sebagai
efek
somatik.
Efek
ini
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam-logam berat seperti Merkuri (Hg), Arsen (As), Kadmium
(Cd), Besi (Fe), dan Radioaktif memiliki pengaruh yang besar apabila
masuk ke dalam tubuh, terutama mempengaruhi sel-sel dan organ-organ,
sehingga perlu dihindari terjadinya pemaparan terhadap logam-logam
tersebut. Logam berat termasuk bahan berbahaya dan beracun yang
biasanya dihasilkan oleh industri berupa limbah. Logam berat yang lazim
terdapat dalam limbah industri adalah logam timbal (Pb),merkuri (Hg),
kadnium (Cd), dan arsenicum (As)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,K dan Scoot,R. (1982). Fundamental of Industrial Toxicology.
Michigan: Ann Arbor Science Publisher.
Bernard S, Enayati A, Binstock T, Roger H, Redwood L, McGinnis W
(2000). Autism: A Unique of Mercury Poisoning. ARC Research
Cranford, NJ 07016.
Casarett & Doulls. (2001). Toxicology the Basic Science of Poissons. New
York: McGraww-Hill Medical Publishing Division.
Eddie,
W.S.
(2005).
Limbah
B3
dan
Kesehatan.
//www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200504121503
LIMBAH%20B-3.pdf. 18 Desember 2005.
http:
-