Anda di halaman 1dari 22

UJIAN PROPOSAL

Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.)


terhadap Penurunan Kadar Lactate
dehydrogenase (LDH) Serum Tikus Model
Diabetes Melitus Tipe II
Usqi Krizdiana
209.12.1.0027

Pembimbing 1 : dr. H.R.M Hardadi


Airlangga, Sp.PD
Pembimbing 2 : dr. Rima Zakiyah,
Sp.Rad

PENDAHULUAN
PREVALENSI PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2

WHO,
2004

PENDAHULUAN

Buah Kawista
(Limonia acidissima L.)
Flavonoid, Fenol, Glikosida,
Saponin, Tanin yg berfungsi
sebagai antioksidan

Scavenger radikal bebas

Sebagai agen antihiperglikemik


sehingga sel pankreas yang
mengalami kerusakan dapat
beregenerasi lebih cepat

RUMUSAN
MASALAH
Apakah buah Kawista (Limonia
acidissima L.) mempunyai efek
menurunkan kadar Lactate
dehydrogenase (LDH) serum tikus
model DMT-2?

TUJUAN
PENELITIAN
Membuktikan bahwa buah Kawista

(Limonia acidissima L.) mempunyai


efek menurunkan kadar Lactate
dehydrogenase (LDH) serum tikus
model DMT-2

MANFAAT
PENELITIAN
PRAKTIS
Pemanfaatan buah kawista sebagai terapi kuratif
serta mencegah komplikasi penyakit yang
patofisiologinya melibatkan stres oksidatif
terutama DM Tipe 2.

TEORITIS
Landasan ilmiah pemanfaatan buah kawista (Limonia
acidissima L.) sebagai antioksidan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
untuk penelitian selanjutnya.

KERANGKA
KONSEP

HIPOTESIS
PENELITIAN
H0: Pemberian buah Kawista (Limonia acidissima L.)
tidak mampu menurunkan kadar LDH Serum Tikus
Model Diabetes Melitus Tipe II.

H1: Pemberian buah kawista (Limonia acidissima L.)


mampu menurunkan kadar LDH Serum Tikus Model
Diabetes Melitus Tipe II.

VARIABEL
PENELITIAN
VARIABEL BEBAS
Tikus model DM Tipe 2 (yang diinduksi dengan diet
tinggi lemak (HFD) dan injeksi Streptozotocin (STZ)
dosis rendah)
Daging Buah kawista (Limonia acidissima L.) 150
mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 600 mg/kgBB

VARIABEL TERIKAT
Kadar Lactate dehydrogenase (LDH)
serum

DEFINISI
OPERASIONAL
Tikus Model DMT-2:

HFD terdiri BR1: 59,45% = 17,835 gram, Tepung terigu: 10% = 3 gram,
Asam Cholat: 0,05% = 0,015 gram, kolesterol: 0,5% = 0,15 gram, lemak
sapi: 10% = 3 gram, Minyak kelapa: 10% = 3 gram, Kuning telur: 10% = 3
gram.
Injeksi Streptozotocin (STZ) single dose 50 mg/kgBB intraperitoneum.
Pembuatan larutan STZ dengan cara melarutkan STZ ke dalam buffer sitrat
pH

4,5.

Sediaan Buah kawista (Limonia acidissima L.) yang digunakan


Daging buah segar murni:

150 mg/kgBB/hari
300 mg/kgBB/hari
600 mg/kgBB/hari

Kemudian dicampur dengan aquades 1 mL dan diberikan


personde

DEFINISI
OPERASIONAL
Kadar Lactate dehydrogenase (LDH) serum:
kadar LDH dalam serum darah tikus galur wistar yang diukur di Lab
Kimia UMM menggunakan spektrofotometri automatic analyser

902 dengan 340 nm, reagen A (tris buffer pH 7.5,


pyruvate, sodium azide), reagen B (good buffer pH 9.6, NADH,

Hitachi

sodium azide) dan hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan U/L.

DESAIN
eksperimental PENELITIAN
laboratorik dengan desain control
group post test only design

WAKTU & TEMPAT


LaboratoriumPENELITIAN
Kimia UMM, estimasi lama penelitian
4 bulan.

METODE PENGAMBILAN
SAMPEL
kelompok

populasi tiap

populasi tiap kelompok

Total

penelitian

kelompok

yang digunakan

populasi

30

4(p 1) > 15
5

4p > 19
p>5

HEWAN COBA PENELITIAN


Tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar jantan.
Usia 2,5 bulan, BB 150 gram .

PENGELOMPOKAN HEWAN COBA


Tikus diadaptasikan di dalam kandang hewan coba selama
hari, dan diberikan makan dan minum sesuai standar.

Pembuatan Tikus Model DM Tipe

Pemberian HFD dilakukan selama 14 hari. Setiap


minggu
berat
badan
tikus
ditimbang
untuk
mengkonfirmasi keadaan obesitas yang merupakan
faktor risiko DM Tipe 2.
Kemudian, setelah 14 hari pemberian HFD, pada
kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2 dan
3 setelah tikus dipuasakan selama 16 jam, tikus
diinjeksi STZ dosis 50 mg/kgBB. Pembuatan STZ
dengan cara melarutkan STZ ke dalam buffer sitrat.
Kemudian diinjeksikan secara intraperitoneal dosis 50
mg/kgBB. Setelah 72 jam, diukur kadar fasting blood
glucose (FBG) dengan glukometer dan kadar
kolesterol. Berat badan ditimbang setiap minggu
untuk mengkonfirmasi adanya kondisi DM Tipe 2.
Pemberian HFD dilanjutkan sampai hari ke-30.

PROSEDUR PEMBUATAN
SEDIAAN BUAH KAWISTA
Buah kawista disortir
terlebih dahulu
Kawista dicuci dengan air
sampai bersih
daging buah kawista diambil dan
dipisahkan dengan bijinya dengan
menggunakan saringan.
Timbang sesuai dosis dan
berdasarkan BB
Tambahkan aquades 1 mL
dan dicampur

DIAGR
AM
ALUR
PENELI
TIAN

TERIMA
KASIH

PENDAHULUAN
Dibandingkan dengan Diabetes Melitus Tipe-1
(DMT-1), Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT-2) lebih
sering dijumpai. DMT-2 sering terjadi pada orang
obesitas, inexercise, dan pola makan yang tidak
sehat (Priya, et al., 2012).
Jumlah penderita Diabetes Melitus meningkat dari
171 juta orang pada tahun 2000, dan
diperkirakan menjadi 366 juta pada tahun 2030
(WHO, 2004).
Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat
5 dunia dengan jumlah pasien sebanyak 12,4
juta orang pada tahun 2025 (WHO, 1999).

PENDAHULUAN
Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) pada
penderita Diabetes Melitus (DM) juga meningkatkan
komponen stres oksidatif. Stres oksidatif akan
menghasilkan ketidakseimbangan ROS (Reactive Oxygen
Species) terhadap antioksidan (Sriram dan Subramanian,
2011).
Jika stres oksidatif yang berlangsung berat dan lama akan
menimbulkan kerusakan sel (Lautan, 2003), Kerusakan
struktur membran sel akan menyebabkan kebocoran
berbagai enzim intraseluler ke dalam darah (Nayanatara,
et al., 2005), sehingga terjadi peningkatan enzim-enzim
intraseluler di dalam serum, salah satunya enzim Lactate
Dehydrogenase (LDH) (Schneider, et al., 2006).

HARI
0

TAHAPAN
PENELITIAN
Cek glukosa darah, kolesterol, dan BB awal
semua kelompok sebelum perlakuan
HFD selama14 hari pada K+ dan P1,2,3

Penimbangan BB (tiap minggu-akhir


penelitian)

15

Induksi STZ dosis tunggal 50 mg/kgBB, 72


jam kemudian diperiksa kadar glukosa
darah, kolesterol

16-30

Lanjut pemberian HFD

31-60
61

Suplementasi buah Kawista P1,2,3


Pembiusan, pengambilan serum, dan
pemeriksaan kadar LDH

Pemeriksaan LDH

Penentuan
Dosis
P1=
150 mg/kgBB
= 150 x 0,2 = 30 mg/tikus
P2= 300 mg/kgBB
= 300 x 0,2 = 60 mg/tikus
P3= 600 mg/kgBB
= 600 x 0,2 = 120
mg/tikus
tambah aquades 1
mL/tikus dicampur
personde

Anda mungkin juga menyukai