ENZIM
Disusun Oleh:
Rendra.L.S
Maskunah Kusuma
Wuriana
Septin P
Nuraini
Muchamad Arif H
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ACARA II
ENZIM
A. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh pH terhadap aktifitas kerja enzim diastase atau
amilase.
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktifitas kerja enzim diastase atau
amilase.
3. Mengetahui aktivitas enzim amilase pada kecambah.
B. Tinjauan Pustaka
Enzim sebagai protein akan mengalami denaturasi jika suhunya
dinaikkan.Akibatnya daya kerja enzim menurun. Mungkin sampai suhu 45C
efek predominannya masih memperlihatkan kenaikan aktivitas sebgaimana
dugaan dalam teori kinetik. Tetapi lebih dari 45C efek yang berlawanan yaitu
denaturasi termal yang lebih menonjol dan menjelang suhu 55C fungsi
katalik enzim menjadi punah (Aisyah, 1986)
Uji enzim harus dilakukan pada keadaan yang sama agar perbandingan
aktivitasnya absah. Perhatian khusus harus diarahkan pada pH dan suhu,
karena keragaman kecil pada dua keadaan ini memnyebabkan seilisih yang
besar pada nilai aktivitas yang diperoleh. Pada pH dekat atau diatas
netral,gugus ini terurai sempurnamenjadi anion karboksilat dan proton, dan
kektifan enzim akan tinggi. Jika pH larutan diturunkan, fraksi anion
karboksilat menurun, dan frasi asam karboksilat yang tak terurai semakin
meningkat. Pada pH yang sangat rendah, saat gugus asam karboksilat dalam
keadaan tak terurai, enzim sama sekali tidak aktif
(Wilbraham
f. Stopwatch
g. Mortir
h. Kain saring
2. Bahan
a. Larutan buffer pH 4
b. Larutan buffer pH 6
c. Larutan buffer pH 8
d. Larutan amilum 1 %
e. Larutan selulosa 1 %
f. Larutan glukosa 1 %
g. Larutan enzim diastase
6ml buffer
= 4,0 + 3ml lrt amilum
h. @
Larutan
reagen pH
benedict
6ml buffer
i. @
Larutan
iod 0,01pH
N = 6,0 + 3ml lrt amilum
j. @
Biji
kacang
hijaupH
50 =
gram
6ml
buffer
8,0 + 3ml lrt amilum
k. Tauge 50 gram
l. Aquades 50 ml
Dimasukan masing-masing pada 3 tabung reaksi
Ditambahkan
1ml lrt enzim diatase
Ditambah 1 tetes lrt 0,01 N Iod pada masing-masing sampel pada lempeng porselen
2) Uji Benedict
Tabung 3,
dansuhu
4 diinkubasi
Tabung
pada
5, dan
suhu
6 menit
dibiarkan
1000C selama
pada suhu
10 menit
kamar selama 30 me
Tabung 1, dan 2 diinkubasi
pada
400C
selama
30
Ditambahkan
1 ml larutan Iod 0,01 N
2) Pengujian
Disiapkan 4 tabung reaksi
Dimasukan 3 ml amilum 1% dan 6 ml larutan buffer pH 6
Diinkubasi pada suhu 400C , pada menit 0 dan 20 diambil 1 tetes di tetes di lempeng porselin
D. Pembahasan
Tabel 2.1 hasil pengamatan Uji Iod terhadap pengaruh pH terhadap Aktivitas
Enzim Diatase/ Amilase
Kel. Sampel dan pembanding
1,2
6 ml buffer pH 4 + 3 ml
larutan amilum 1%
3,4
6 ml buffer pH 6 + 3 ml
larutan amilum 1%
5,6
6 ml buffer pH 8 + 3 ml
larutan amilum 1%
6 ml buffer pH 8 + 3 ml
larutan amilum 1%
8,9
6 ml buffer pH 4,0 + 3
ml larutan amilum 1%
10,
11
6 ml buffer pH 6,0 + 3
ml larutan amilum 1%
12,
13,
14
6 ml buffer pH 8,0 + 3
ml larutan amilum 1%
Waktu
inkubasi
Perubahan warna
5
10
15
20
Bening- keruh
Keruh- agak kuning
Keruh- kuning keruh
Keruh- kuning pucat
5
10
15
20
5
10
15
20
5
10
15
20
5
10
15
20
5
10
15
20
Bening- bening
Bening- bening
Bening-kuning ada endapan biru
Bening- kuning
Bening- bening
Bening- agak kuning
Bening- agak kuning
Bening- kuning
Bening- bening
Bening- agak kuning
Bening- agak kuning
Bening- kuning
Putih
Putih
Putih
Putih
Biru muda
Biru
Biru
Biru tua
5
10
15
20
Putih
Putih
Putih
Putih
Sampel
inkubasi
Perubahan warna
(menit)
8,9
Amilum 1% + iod
Kuning tua
10,11
12,13,1
Selulosa 1% + iod
Biru tua
Glikogen + iod
Kuning
4
Sumber : laporan sementara
Jadi hasil yang didapat yaitu dari percobaan 6ml buffer 4+ 3 ml larutan
amilum 1% didapat hasil berwarna putih. Sedangkan 6 ml buffer ph 6+3 ml
amilum 1% setelah diinkubasi terdapat warna biru muda. 6 ml buffer ph 8+
3ml amilum 1% setelah diikubasi beberapa menit terdapat warna putih. Jadi
jika dibandingkan dengan teori maka didapat bawha ph optimal tersebut antar
4,5-8 atau didalam percobaan pH 6 yang kuat karena setelah diberi larutan iod
warnanya berubah menadi biru berarti enzim tidak menghidrolisis amilum .
Jika dibandingkan dengan sample pembanding maka ph 6 mengandung
amilum.
Kel.
be
1,2
3,4
5,6,7
8,9
10,11
12,13,1
4
Sampel
1 ml buffer pH 4,0 +
larutan amilum 1%
1 ml buffer pH 6,0 +
larutan amilum 1%
1 ml buffer pH 8,0 +
larutan amilum 1%
2 ml reagen benedict +
1 ml larutan sampel
tabung 1
Waktu
inkubasi
(menit)
0
5
0
5
0
5
S
Perubahan warna
Biru- biru
Biru- biru
Biru- biru
Biru- biru
Biru- biru
Biru- biru
Tidak terjadi
perubahan warna
2 ml reagen benedict +
1 ml larutan sampel
tabung 2
Tidak terjadi
perubahan warna
2 ml reagen benedict +
1 ml larutan sampel
tabung 3
Tidak terjadi
perubahan warna
m
r :
laporan sementara
Pembahasan
Pada percobaan diatas uji benedict yang tlah dilakukan terhadap larutan
buffer dengan pH 4 , 6 dan 8 yang ditambahkan larutan amilum 1 % tidak
menunjukkan perunahan warna yang terlalu signifikan dan tidak terlihat
adanya endapan. Cu2O yang terbentuk dikarenakan kemungkinan waktu saat
pengangas dan suhu yang diperlukan kurang.
Fungsi uji Benedict adalah untuk menguji ada atau tidaknya gula
reduksi. Gula reduksi dengan larutan Benedict akan terjadi reaksi yang
menghasilkan warna merah di mana warna ini menunjukkan hasil positif
terhadap uji Benedict. Pada percobaan di atas, pada pH 4 larutan amilase
setelah diberi penguji Benedict menjadi berwarna biru muda. Setelah
dipanaskan, larutan menjadi berwarna biru. Pada pH 6, larutan yang diberi
Benedict setelah dipanaskan warnanya biru. Sedangkan pada pH 8, larutan
setelah dipanaskan warnanya tetap biru dan muncul lapisan berupa cincin
putih bening di atasnya.
Tabel 2.3 Hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diastase/
amilase
Kel.
Sampel
Amilum +
diastase + iod
Amilum +
9
diastase + iod
Amilum +
10
diastase + iod
Amilum +
11
diastase + iod
Amilum +
12
diastase + iod
Amilum +
13
diastase + iod
Amilum +
14
diastase + iod
Sumber : Laporan Sementara
Suhu
inkubasi
Waktu
inkubasi
(menit)
Perubahan
warna
40C
30
Kuning keruh
40C
30
Kuning keruh
100C
10
Ungu pekat
100C
10
Ungu pekat
Suhu
kamar
Suhu
kamar
100C
30
30
30
Kuning
kecoklatan
Kuning
Kecoklatan
Ungu pekat
Pembahasan
Pada praktikum pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diastase
dilakukan tiga perlakuan suhu yakni suhu 40C, 100C dan pada suhu kamar,
dan ditambahkan larutan diastase. Maka aktivits enzim menurun ketika larutan
dipanaskan pada suhu yang tinggi (100C). Sehingga hanya sebagian kecil
amilum yang bereaksi pada uji iod karena enzim amilase tidak bereaksi pada
suhu tersebut ( Michael, 1993)
Seperti kita ketahui enzim adalah protein yang jika diberi perlakuan pada
suhu tinggi maka tentu akan terdenaturasi Larutan amilum menunjukkan
reaksi positif ketika di uji dengan iodium karena larutan amilum mengandung
pati. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna
yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan
pada suhu dingin yakni suhu kamar reaksi akan menunjukkan warna ungu
pekat. Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles
yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya
pada tingkat molekuler. Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam
reagen iodium dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada
saat pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micelles-pun
tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I 2. Akibatnya warna biru
khas yang ditimbulkan menjadi menghilang. Micelles akan terbentuk kembali
pada saat didinginkan dan warna biru khaspun kembali muncul.
Jadi dari hasil tersebut didapatkan bahwa
dengan suhu inkubasi 400C terdapat peubahan warna kuning keruh hal ini
disebabkan karena inkubasi terlalu lama sehingga warna birunya memudar,
dan suhunya sangat kecil,waktu inkubasi tersebut 30 menit. Sedangkan
amilum +diastase +iod dengan suhu inkubasi 1000C dengan waktu 10 menit
didapat warna ungu pekat karena disebabkan pemanasan yang tinggi dengan
suhu tinggi sehingga berwarna ungu. Amilum +diastase + iod dengan suhu
kamar dan waktu 30 menit terdapat kuning coklat karena disebabkan
pemanasan yang terlalu lama akibatnya warna biru memudar. Jadi semua
tergantung pada suhu . Jika suhu tinggi maka aktivitas enzim menurun
Sampel
Perubahan warna
Ekstrak kacang
8
Ungu kehitaman menjadi kuning
hijau
Ekstrak kacang
9
Ungu kehitaman menjadi kuning
hijau
Ekstrak kacang
10
Ungu kehitaman menjadi kuning
hijau
Ekstrak kacang
11
Ungu kehitaman menjadi kuning
hijau
12
Ekstrak tauge
Ungu kehitaman menjadi kuning muda
13
Ekstrak tauge
Ungu kehitaman menjadi kuning muda
14
Ekstrak tauge
Ungu kehitaman menjadi kuning muda
Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan
Karakteristik enzim amylase yaitu sebagai karbo, sebgai biokatalisator ,
spesifik. Cara kerja enzim amylase yaitu alpha amylase berkerja pada suhu
25C-95C. Betha-amilase memotong ikatan glikosidik pada gugus amilosa,
amilopektin, dan glikogen. Glukoamilosa mamotong ikatan 1,4 pada pati.
Pada pengujian amilase dari kecambah ekstrak kacang hijau dan ekstrak
tauge dengan pencampuran amilase dan buffer pH 4, 6 dan 8. Menghasilkan
warna bening namun setelah ditambah iod berubah menjadi bening yang
terdapat endapan biru tua. Namun stelah dimasukkan dalam penanga air 20
menit warna berubah menjadi keruh. Setelah ditambah iod lagi warna pada
ekstrak kacang hijau berubah menjadi kuning pekat dan ekstrak tauge menjadi
putih pekat, sehingga iod berpengaruh pada pH dan amilase.
Sebelum dilakukan pemanasan (menit 0'), tiap sampel diambil 1 tetes
untuk diberi perlakuan uji iod. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kacang
hijau memiliki warna ungu tua sedangkan taoge berwarna abu-abu. Kacang
hijau masih mengandung polisakarida yang masih banyak sehingga apabila
dilakukan uji iod memiliki warna lebih ungu. Berbeda dengan taoge,
dikarenakan dalam taoge polisakaridanya telah berkurang bahkan tidak ada,
disebabkan karena telah terurai menjadi gula-gula sederhana. Hal ini terjadi
karena dalam pertumbuhan taoge terjadi proses hidrolisis sehingga
polisakarida pecah menjadi monosakarida.
DAFTAR PUSTAKA