Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN
SMF THT RSAL DR. MINTOHARDJO
JAKARTA
2014 - 2016
ProsedurTonsilektomi (ICD 9CM:28.2) / Adenoidektomi (ICD 9CM: 28.6) /
Tonsilektomi dengan adenoidektomi (ICD 9CM:28.3)
1. Pengertian (Definisi)
2. Indikasi

Prosedur tindakan bedah untuk pengangkatan tonsila palatina


dengan atau tanpa pengankatan adenoid.
1.
2.
3.

3. Kontra Indikasi
4. Persiapan

4.
5.
6.
1.
2.
3.
1.

2.

Peradangan tonsil 3 kali dalam setahun atau lebih.


Pembengkakan tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan
nafas, disfagia berat dan komplikasi kardiopulmoner.
Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan
medis dan drainase
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi
Tonsilitis sebagai fokal infeksi
Gangguan perdarahan.
Infeksi akut yang berat
Risiko anestesi yang besar
Pasien:
a. Persetujuan tindakan medik.
b. Puasa 6 8 jam
Alat (Set Tonsilektomi) :
a. Mouth gag Davis 1 buah
b. Kuret adenoid 1 buah
c. Klem tonsil 1 buah
d. Klem duk 1 buah
e. Pisau sabit 1 buah
f. Respatorium 2 buah
g. Klem 45o 1 buah dan 90o 1 buah
h. Klem arteri 3 buah
i. Gunting jaringan 1 buah
j. Gunting benang 1 buah
k. Kokher 1 buah
l. Needle holder 1 buah
m. Tangkai pisau 1 buah
n. Kom 1 buah
o. Nirbeken (bengkok) 1 buah
p. Kanul suction tonsilektomi 1buah
q. Tiang penyangga mouth gag

27

3.

4.

5. Prosedur Tindakan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

r. Mesin kauter bipolar.


s. Mesin suction.
t. Lampu kepala.
Bahan
a. Topi 5 buah
b. Masker 5 buah
c. Hibiscrub 50 cc
d. Betadin 50 cc
e. Alkohol 70% 25 cc
f. NaCl 0,9% 500 cc plastik
g. Bisturi no.11 1 buah
h. Selang suction 1 buah
i. Sarung tangan steril 2 buah
j. Benang silk no.1 tanpa jarum 1 buah
k. Benang silk 2.0 tanpa jarum (rol) 1 meter
l. Kassa steril 10 buah
m. Kassa steril depers 20 buah
n. Formalin 25 cc
o. Pot spesimen 1 buah
Petugas:
a. Dokter THT yang memiliki kewenangan klinis.
b. Dokter anestesi yang memiliki kewenangan klinis.
c. Perawat bedah yang meiliki kewenangan klinis.
d. Penata anestesi yang memiliki kewenangan klinis,
e. Perawat sirkuler
Sign in.
Pasien ditidurkan di meja operasi
Dilaksanakan tindakan anestesi umum dengan prosedur
insersi endotrakeal tube (ICD 9CM 96.04)
Dilakukan tindakan antiseptik derah mulut dan
sekitarnya
Pemasangan duk steril
Mouth gag dipasang
Kuretase adenoid (ICD 9CM 28.3 dan 28.6)
Dipasang depers di nasofaring
Pengangkatan tonsil kiri dengan cara diseksi
Mengatasi perdarahan dengan jahitan dan kauter
Pengangkatan tonsil kanan dengan cara diseksi
Mengatasi perdarahan dengan jahitan dan kauter
Mengangkat depers di nasofaring
Evaluasi perdarahan
Membersihkan area operasi dengan kassa NaCl 0,9%
Mouth gag dilepas
Tonsil dimasukkan pot dengan formalin
Time out.
Sign out.

28

6. Pasca Prosedur
Tindakan

1.
2.
3.
4.

7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Penelaah Kritis

10. Indikator Prosedur


Tindakan

Pasien dibaringkan miring ke satu sisi.


Observasi tanda vital dan perdarahan.
Minum dingin / Diet lunak atau cair setelah ada
peristlatik usus
Obat :
Amoksisilin clavulanat 50 - 100 mg / kg BB /hari
Asam mefenamat 50 100 mg / kg BB / hari

I/II/III/IV
A/B/C
1.

dr. Donald Marpaung, Sp.THT-KL

2.

dr. Radito, Sp.THT-KL

3.

dr. Agus Sugiharto, Sp.THT-KL

Pasien tonsilitis kronis sembuh dengan operasi tonsilektomi


tanpa komplikasi dalam waktu 3 hari perawatan
Target :
90% pasien tonsilitis kronis sembuh dengan operasi
tonsilektomi tanpa komplikasi dalam waktu 3 hari perawatan

11. Kepustakaan

1. Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis dan


Hipertrofi Adenoid. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti Dwi R, editor. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta 2007: h.223 5.
2. Adams GL. Boies LR and Paparella MA : Fundamentals Of
Otorhinolanyngology. WB.Saunders Co Asean ED, 1978, 5
th Edition. hal :....
3. Balleger JJ. Diseases Of The Nose, Throat, ear, Head and
Neck. 14 th edition. Philadelphia Lea and Febiger 1991
4. Lee KJ. Essential Otolaryngology head & neck surgery. 9th
ed. McGrawHill Medical. New York 1991:p 543.

29

Anda mungkin juga menyukai