Anda di halaman 1dari 5

LIMBAH BRINE YANG MENGKONTAMINASI

SUNGAI-SUNGAI DI DAKOTA UTARA


Oleh :
Adinda Asri Pixelina
13012002

Hampir 3 juta galon limbah brine bocor karena adanya retakan pada pipa
pengalirannya di Dakota Utara. Kejadian ini merupakan kebocoran terbesar yang
pernah terjadi dalam sejarah. Pipa limbah brine beracun ini bocor pada daerah
sekitar 15 mil dar kota Williston. Kebocoran telah menyebar hingga ke dua sungai,
namun beruntung, hal ini belum menimbulkan ancaman untuk kesehatan
masyarakat terutama sebagai sumber air minum karena pemerintah telah melarang
masyarakat dan petani untuk tidak menggunakan air dari kedua sungai ini.
Dibutuhkan waktu yang lama bukan hanya beberapa bulan untuk membersihkan
kontaminasi ini.

Gambar 1 Larutan Brine

Pipa bocor milik Summit Midstream Partners ini ditemukan pada tanggal 6
Januari 2015 dan jumlah limbah brine yang terekspos keluar baru diketahui pada 22
Januari 2015. Pipeline Company telah mencoba untuk membersihkan sungai penuh

kontaminasi ini dengan cara menyedotnya dari sungai. Namun cara ini memiliki
kekurangan yaitu akan menyedot banyak air bersih dari sungai tersebut. Ketua
Dinas Lingkungan dan Kesehatan, Dave Glatt mengatakan bahwa belum ditemukan
dampak yang terjadi pada satwa liar. Dampak baru bisa diteliti secara keseluruhan
setelah salju meleleh. Selain itu, dinas telah mengetahui bahwa konsentrasi klorida
di sungai Blacktail tinggi yaitu sebesar 92.000 miligram per liter. Sementara untuk air
sungai normal konsentrasi klorida sebesar 10 sampai 20 miligram per liter. Angka ini
dapat membunuh makhluk hidup air yang berada di sungai tersebut. Aksi yang
dilakukan oleh dinas adalah menguras sungai Blacktail dan secara berkala terus
mengecek konsentrasi air di sekitarnya. Sementara untuk sungai lain yang tingkat
konsentrasi klorida tidak terlalu tinggi dibiarkan namun secara berkala selalu
dilakukan cek. Hingga Januari akhir kemarin sungai-sungai selain Blacktail sudah
memiliki konsentrasi klorida yang kembali normal.
Perhatian utama dari limbah brine (produk samping pengeboran minyak) yang
lolos ke lingkungan adalah adanya komposisi logam berat bahkan kemungkinan
adanya bahan radioaktif. Selain itu pula, limbah brine ini delapan kali lebih asin
daripada air laut yang artinya sungai tidak dapat digunakan sebagai air minum dan
kegiatan manusia lainnya.
Pada Juli 2013, kebocoran juga terjadi dan telah meracuni vegetasi
disekitarnya. Selain itu, limbah ini menguras air dalam tanah dan membuat tanah
terlalu kering untuk ditanami vegetasi. Hal ini dikarenakan kandungan natrium
(menghambat kemampuan tanah untuk menyerap unsur hara dan air) yang ada
pada brine mengikat tanah dan menggusur mineral lainnya. Limbah brine juga sulit
untuk dibersihkan, terutama bila luas kontaminasi besar. Satu-satunya jalan adalah
menyiramnya dengan air bersih (tawar) sebanyak mungkin. Namun berapa puluh
juta ton air tawar yang harus disiramkan pada limbah ini? Pada 2006, 1 juta galon
limbah brine mengkontaminasi sungai dekat Alexander, Dakota Utara yang telah
mengakibatkan ikan mati dan peternak berpindah tempat. Kasus ini masih menjadi
masalah hingga sekarang dan belum benar-benar selesai.

Gambar 2 Salah Satu Sungai di Dakota Utara yang terkontaminasi oleh Limbah
Brine

Hydraulic Fracturing merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk


melakukan pengeboran cadangan minyak yang sebelumnya tidak dapat dijangkau
dengan proses biasa. Dakota Utara sendiri merupakan penghasil minyak nasional
kedua terbesar seteah Texas. Sebagai akibatnya dihasilkan jutaan galon brine
sebagai produk samping. Perusahaan seharusnya menembakkan minyak tersebut
ribuan kaki ke bawah tanah. Tetapi karena proses penyuntikkan masih sederhana
terkadang limbah bocor ke lingkungan.
Pada tahun 1988, terdapat jurnal yang dibuat oleh Acting State Geologist
mengenai kolam limbah brine yang digunakan untuk penguapan pada tahun 1959
hingga 1970 telah ditimbun dan diratakan oleh tanah dan mengakibatkan penurunan
kuantitas dan kualitas hasil panen di ladang sekitarnya juga membunuh pohonpohon yang ada 10 hektar dari sumber. Oleh karena itu bisa dikatakan kondisi tanah
dan lingkungan di Dakota Utara sudah sangatlah parah mengetahui bahwa
pembuangan limbah brine sudah dilakukan sejak tahun 1959. Sampai saat ini pun
masih banyak perusahaan yang melakukan tindakan illegal seperti pembuangan
limbah ke area lingkungan terbuka dan sebagainya.

Untuk mengetahui bahaya limbah brine lebih jauh, saya mencari Material
Safety Data Sheet (MSDS) dari larutan brine. Dikatakan bila kita harus berhati-hati
karena limbah ini bisa mengakibatkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan bila
kontak secara langsung. Walaupun

Gambar 3 Salah Satu Alat Hydraulic Fracturing di daerah Dakota Utara

Komentar :
Kebocoran limbah brine merupakan salah satu kecelakaan industri yang
disebabkan oleh kurangnya safety. Safety bisa jadi merupakan hal yang mahal dan
terkesan sulit. Terutama untuk mengganti pipa-pipa menjadi lebih aman dan tangguh
akan segala cuaca ekstrim dibutuhkan dana yang sangat besar. Selain itu juga
dibutuhkan sistem pengendali perpipaan (cutoff switches, flow meter, dan lain-lain)
yang lebih terintegrasi untuk mencegah terjadinya kebocoran atau kecelakaan
lainnya yang lebih masif. Pendapat tersebut dapat dibenarkan untuk pertama
kalinya. Tetapi dalam jangka panjang perilaku safety dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat sekitar dan perusahaan itu sendiri. Masyarakat sekitar akan
merasa aman dengan adanya pabrik di sekitar mereka dan perusahaan akan

mendapatkan keuntungan karena aktivitas produksi perusahaan akan berjalan


dengan lancar tanpa adanya kecelakaan.
Melihat pada dampak yang diberikan oleh kontaminasi limbah ini seperti
masyarakat kehilangan sumber air, terutama para petani yang mebutuhkan air tawar
untuk pekerjaannya. Kasus ini dapat dikatakan sebagai bencana nasional, terutama
hal ini bukan hanya terjadi sekali tapi sudah berulang kali. Bencana ini sudah
sepatutnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan terlebih lagi oleh
perusahaan. Pemerintah harus mengambil tindakan dengan memperketat regulasi.
Kesalahan pemerintah adalah masih membiarkan perusahaan untuk membersihkan
sendiri kontaminasi limbah tersebut tanpa adanya penegaan hukum bagi
perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah harus bersikap tegas dalam
menyelesaikan masalah ini.

Sumber:
http://thinkprogress.org/climate/2015/01/22/3614226/north-dakota-brine-spill/ diakses pada
tanggal 8 Februari 2015 pukul 14.42
http://www.huffingtonpost.com/2015/01/21/north-dakota-pipeline-spill_n_6520146.html
diakses pada tanggal 8 Februari 2015 pukul 14.48
http://america.aljazeera.com/articles/2015/1/22/north-dakota-spill.html diakses pada tanggal
8 Februari 2015 pukul 14.48
http://www.publicherald.org/archives/16126/investigative-reports/energy-investigations/
diakses pada tanggal 8 Februari 2015 pukul 15.00

Anda mungkin juga menyukai