OSAS
OSAS
(OBSTRUCTIVE SLEEP
APNEA SYNDROME)
Definisi
Keadaan apnea (penghentian aliran udara selama 10detik sehingga menyebabkan 2-
4% penurunan saturasi oksigen) dan hipopnea (penurunan aliran udara paling sedikit
30-50% sehingga menyebabkan penurunan saturasi oksigen) ada sumbatan total atau
sebagian jalan napas atas yang terjadi secara berulang pada saat tidur selama nonREM atau REM sehingga menyebabkan aliran udara ke paru menjadi terhambat
Klasifikasi OSA
Klasifikasi derajat OSA berdasarkan nilai Apnea Hypopnea Index (AHI)
yang ditetapkan oleh The American Academy of Sleep Medicine, dapat dibagi
menjadi 3 golongan :10-14
1. Ringan (nilai AHI 5-15).
2. Sedang (nilai AHI 15-30).
3. Berat (nilai AHI >30).
Etiologi
Keadaan kompleks yang saling mempengaruhi berupa neural, hormonal, muskular
dan struktur anatomi, contohnya : kegemukan terutama pada tubuh bagian atas
dipertimbangkan sebagai risiko utama untuk terjadinya OSA. Angka prevalens OSA
pada orang yang sangat gemuk adalah 42-48% pada laki-laki dan 8-38% pada
perempuan. Penambahan berat badan akan meningkatkan gejala-gejala OSA.
Faktor resiko
Terdapat tiga faktor risiko yang diketahui :
1. Umur : prevalens dan derajat OSA meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.
2. Jenis kelamin : Risiko laki-laki untuk menderita OSA adalah 2 kali lebih tinggi
dibandingkan perempuan sampai menopause.
3. Ukuran dan bentuk jalan napas :
a. Struktur kraniofasial (palatum yang bercelah, retroposisi mandibular).
b. Micrognathia (rahang yang kecil).
c. Macroglossia (lidah yang besar), pembesaran adenotonsillar.
d. Trakea yang kecil (jalan napas yang sempit).
Gejala Klinis
OSA sering tidak terdeteksi karena terjadi saat pasien tidur. Gejala OSA
dikelompokkan menjadi gejala malam dan gejala siang hari:
1.Gejala malam hari saat tidur
a. Mengeluarkan air liur saat tidur (Drooling / ngiler)
b. Mulut kering
c. Tidur tak nyenyak / terbangun saat tidur
d. Terlihat henti napas saat tidur oleh rekan tidurnya
e. Tersedak atau napas tersengal saat tidur
2.Gejala saat pagi atau siang hari
a. Mengantuk
b. Pusing saat bangun tidur pagi hari
c. Refluks gastroesofageal
d. Tidak bisa konsentrasi
e. Depresi
f. Penurunan libido
g. Impotensi
h. Bangun tidur terasa tak segar
Patogenesis
Ada tiga faktor yang berperan pada patogenesis OSA:
pertama, obstruksi saluran napas daerah faring akibat pendorongan lidah dan
palatum ke belakang yang dapat menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring,
yang menyebabkan terhentinya aliran udara, meskipun pernapasan masih
berlangsung pada saat tidur. Hal ini menyebabkan apnea, asfiksia sampai
periode arousal.
kedua adalah ukuran lumen faring yang dibentuk oleh otot dilator faring
ketiga adalah kelainan kraniofasial mulai dari hidung sampai hipofaring yang
dapat menyebabkan penyempitan pada saluran napas atas. Kelainan daerah ini
dapat menghasilkan tahanan yang tinggi. Tahanan ini juga merupakan
predisposisi kolapsnya saluran napas atas
Diagnosis OSAS
Baku emas untuk diagnosis OSA adalah melalui pemeriksaan tidur semalam dengan
Tatalaksana OSAS
Secara umum terapi untuk mengatasi gangguan tidur pada OSA dapat dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Intervensi bedah :
Pembedahan hidung; bedah plastik untuk palatum, uvula dan faring; somnoplasty;
trakeostomi.
2. Perubahan gaya hidup :
Menurunkan berat badan; menghindari alkohol dan obat-obatan pembantu, untuk
tidur; menghindari kelelahan yang sangat dan mengkonsumsi kafein.
3. Alat-alat buatan :
Alat untuk mereposisi rahang dan mencegah lidah jatuh ke belakang
(mempertahankan posisi lidah); cervical collars atau bantal; CPAP.
Daftar Pustaka
Heistand DM, Britz P, Goldman M, Phillips B. Prevalence of symptoms and risk of