Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Anemia Gizi Besi (AGB) masih menjadi masalah gizi yang utama di
Indonesia. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah
atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Menurut
kriteria WHO, ibu hamil disebut anemia jika kadar hemoglobinnya kurang
dari 11 g/dl. Anemia pada ibu hamil bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya karena kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet,
malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak saat persalinan atau haid yang
lalu, dan penyakit kronik seperti : TB paru, cacing usus dan malaria
(Purbadewi dan Ulvie, 2013).
Sebagian besar anemia disebabkan kurangnya kecukupan zat besi
dalam tubuh. Hal ini karena masyarakat Indonesia, khususnya wanita
kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan sumber
zat besi yang mudah diserap (heme-iron). Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh
maupun sel otak. Kekurangan kadar hemoglobin dalam darah dapat
menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan mudah lelah. Akibat dari
anemia disamping dapat menurunkan produktivitas kerja juga dapat
menurunkan daya tahan tubuh, yang mengakibatkan tubuh mudah terkena
infeksi (Depkes, 2003).
Data ringkasan kajian Unicef Indonesia (2012) setiap satu jam satu
perempuan meninggal dunia ketika melahirkan, atau karena sebab-sebab
yang berhubungan dengan kehamilan. Angka kematian ibu dan angka
kematian bayi di Indonesia masih

tinggi. Survei Demografi dan

Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa angka

kematian ibu yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini justru meningkat
dibandingkan dengan hasil SDKI (2007) yaitu 228/100.000 kelahiran hidup.
Oleh karena itu, peningkatan pelayanan kesehatan ibu merupakan tujuan
yang akan dicapai dalam Tujuan Millenium Development Goals (MDGs).
Target yang diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu
dari 307 pada tahun 2008 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh yang buruk bagi ibu, baik dalam masalah kehamilan,
persalinan, nifas, seperti abortus, prematur, berat bayi lahir rendah, partus
lama, perdarahan post partum, syok, infeksi baik intra partum maupun post
partum bahkan dapat menyebabkan kematian ibu.
Prevalensi anemia ibu hamil di dunia berdasarkan data WHO (19932005) masih cukup tinggi yaitu sebesar 41,8%. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar
37,1%. Survei anemia di 15 kabupaten di Jawa Tengah menunjukkan bahwa
prevalensi anemia ibu hamil adalah 57,7% (Profil Kesehatan, 2007).
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil memerlukan perhatian yang
serius oleh semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan di
Indonesia (Manuaba, 2010). Untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu,
termasuk menurunkan prevalensi anemia ibu hamil, pemerintah melalui
Departemen Kesehatan membuat suatu terobosan yang dikenal dengan
Program Kelas Ibu Hamil (Depkes RI, 2011).
Program Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Selain itu, kelas ibu hamil juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,

sikap dan perilaku ibu hamil, diantaranya yaitu pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet besi untuk penanggulangan anemia (Depkes RI, 2011).
Program pemberian tablet besi sudah lama dilakukan oleh pemerintah
melalui Departemen Kesehatan RI. Pemberian tablet besi secara cuma-cuma
tersebut diprioritaskan untuk ibu hamil, ibu nifas, dan wanita usia subur
termasuk remaja putri. Setiap tablet besi berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25
mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0,25 asam folat). Jumlah tablet
besi yang dikonsumsi ibu hamil adalah minimal 90 tablet selama kehamilan.
Dari data Profil Kesehatan Indonesia (2011) cakupan pemberian tablet Fe 90
untuk ibu hamil di Indonesia adalah 92,1 %. Profil Kesehatan Kabupaten
Kudus (2011) menyebutkan cakupan pemberian tablet besi 90 untuk tingkat
kabupaten sebesar 95,86%, bahkan untuk wilayah Puskesmas Purwosari
cakupan pemberian tablet besi 90 mencapai 99,56%. Meskipun demikian
ternyata angka prevalensi anemia ibu hamil masih tinggi. Hasil survey
Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7% ibu hamil di Indonesia
mendapatkan tablet besi sebanyak 90 tablet, namun hanya sekitar 18 % ibu
hamil yang melaporkan minum tablet besi.
Ketidakpatuhan ibu hamil

dalam

mengkonsumsi

tablet

besi

merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap tingginya


angka prevalensi anemia (Budiarni dan Subagio, 2012). Ketidakpatuhan
tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya efek samping dari tablet
besi yang mengganggu. Efek samping tersebut berupa gangguan seperti
mual, muntah, konstipasi yang timbul setelah mengkonsumsi tablet besi.
Selain itu faktor perilaku ibu hamil yang meliputi pengetahuan, motivasi,
pelayanan kesehatan, dan peran serta keluarga juga mempunyai andil yang
cukup besar dalam mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet besi
(Rahmawati dan Subagio, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang efektifitas program kelas ibu hamil terhadap kepatuhan
konsumsi tablet besi, tingkat kecukupan zat besi dan kadar hemoglobin pada
ibu hamil di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah kelas ibu hamil
lebih efektif terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi, tingkat kecukupan zat
besi dan kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Purwosari Kabupaten
Kudus ?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas
program kelas ibu hamil terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi, tingkat
kecukupan zat besi dan kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas
Purwosari Kabupaten Kudus.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan program kelas ibu hamil.
b. Mendeskripsikan kepatuhan konsumsi tablet besi ibu hamil.
c. Mendeskripsikan tingkat kecukupan zat besi ibu hamil
d. Mendeskripsikan kadar hemoglobin ibu hamil.
e. Menganalisis efektifitas program kelas ibu hamil terhadap kepatuhan
konsumsi tablet besi.
f. Menganalisis efektifitas program kelas ibu hamil terhadap tingkat
kecukupan zat besi.
g. Menganalisis efektifitas program kelas ibu hamil terhadap kadar
hemoglobin ibu hamil

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat bagi masyarakat / ibu hamil :
a. Meningkatkan ketertarikan ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil.
b. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang bahaya anemia bagi bumil.
c. Meningkatkan kepatuhan/kesadaran ibu hamil untuk minum tablet besi.
1.4.2. Manfaat bagi Puskesmas
a. Mengetahui angka prevalensi anemia pada ibu hamil.
b. Mengurangi angka prevalensi anemia ibu hamil

c. Mengetahui tingkat kecukupan zat besi dari hasil recall konsumsi pada
ibu hamil.
d. Mengaktifkan program kelas ibu hamil sehingga dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan.
1.4.3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
melakukan penelitian tentang program kelas ibu hamil, kepatuhan konsumsi
tablet besi, tingkat kecukupan zat besi dan kadar hemoglobin ibu hamil.

1.5. Keaslian Penelitian


Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No.
1.

Nama
Pengarang
Marissa
Indreswari,
dkk.

Tahun

Judul

2008

Hubungan antara
intensitas
pemeriksaan
kehamilan,fasilitas
pelayanan kesehatan
dan konsumsi tablet
besi dengan tingkat
keluhan selama
kehamilan.
Kepatuhan konsumsi
tablet besi folat pada
ibu hamil dan faktor
yang mempengaruhi.

Penelitian
deskriptif
analitik
dengan
pendekatan
cross
sectional.

Hubungan
Pengetahuan, Sikap,
dan Motivasi Dengan
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi Folat
pada Ibu Hamil.

Penelitian
analitik
observasiona
l dengan
pendekatan
cross
sectional.

2..

Febriana
Rahmawati
dan Hertanto
Wahyu
Subagio

2012

3.

Widya
Budiarni, dan
Hertanto
Wahyu
Subagio

2012

Metode

Penelitian
analitik
observasiona
l dengan
pendekatan
cross
sectional.

Populasi dan
Sampel
Populasi penelitian
ini adalah ibu hamil
Sampel ditentukan
dengan metode
purposive sampling
dan diperoleh 100
orang.

Populasi penelitian
adalah ibu hamil
trimester 2 dan 3.
Sampel penelitian
sebanyak 56 ibu
yang ditentukan
dengan teknik
consecutive
sampling.
Populasi penelitian
adalah ibu hamil
trimester 2 dan 3.
Sampel penelitian
sebanyak 56 ibu
yang ditentukan
dengan teknik
consecutive
sampling.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada (pada tabel
1.1) yaitu variabel bebas yang di gunakan adalah program kelas ibu hamil dan

variabel terikatnya adalah kepatuhan konsumsi tablet besi, tingkat kecukupan


zat besi, dan kadar hemoglobin ibu hamil yang berlokasi di wilayah kerja
Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus.

Anda mungkin juga menyukai