BAB I
PENDAHULUAN
kematian ibu yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini justru meningkat
dibandingkan dengan hasil SDKI (2007) yaitu 228/100.000 kelahiran hidup.
Oleh karena itu, peningkatan pelayanan kesehatan ibu merupakan tujuan
yang akan dicapai dalam Tujuan Millenium Development Goals (MDGs).
Target yang diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu
dari 307 pada tahun 2008 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh yang buruk bagi ibu, baik dalam masalah kehamilan,
persalinan, nifas, seperti abortus, prematur, berat bayi lahir rendah, partus
lama, perdarahan post partum, syok, infeksi baik intra partum maupun post
partum bahkan dapat menyebabkan kematian ibu.
Prevalensi anemia ibu hamil di dunia berdasarkan data WHO (19932005) masih cukup tinggi yaitu sebesar 41,8%. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar
37,1%. Survei anemia di 15 kabupaten di Jawa Tengah menunjukkan bahwa
prevalensi anemia ibu hamil adalah 57,7% (Profil Kesehatan, 2007).
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil memerlukan perhatian yang
serius oleh semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan di
Indonesia (Manuaba, 2010). Untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu,
termasuk menurunkan prevalensi anemia ibu hamil, pemerintah melalui
Departemen Kesehatan membuat suatu terobosan yang dikenal dengan
Program Kelas Ibu Hamil (Depkes RI, 2011).
Program Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Selain itu, kelas ibu hamil juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,
sikap dan perilaku ibu hamil, diantaranya yaitu pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet besi untuk penanggulangan anemia (Depkes RI, 2011).
Program pemberian tablet besi sudah lama dilakukan oleh pemerintah
melalui Departemen Kesehatan RI. Pemberian tablet besi secara cuma-cuma
tersebut diprioritaskan untuk ibu hamil, ibu nifas, dan wanita usia subur
termasuk remaja putri. Setiap tablet besi berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25
mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0,25 asam folat). Jumlah tablet
besi yang dikonsumsi ibu hamil adalah minimal 90 tablet selama kehamilan.
Dari data Profil Kesehatan Indonesia (2011) cakupan pemberian tablet Fe 90
untuk ibu hamil di Indonesia adalah 92,1 %. Profil Kesehatan Kabupaten
Kudus (2011) menyebutkan cakupan pemberian tablet besi 90 untuk tingkat
kabupaten sebesar 95,86%, bahkan untuk wilayah Puskesmas Purwosari
cakupan pemberian tablet besi 90 mencapai 99,56%. Meskipun demikian
ternyata angka prevalensi anemia ibu hamil masih tinggi. Hasil survey
Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7% ibu hamil di Indonesia
mendapatkan tablet besi sebanyak 90 tablet, namun hanya sekitar 18 % ibu
hamil yang melaporkan minum tablet besi.
Ketidakpatuhan ibu hamil
dalam
mengkonsumsi
tablet
besi
c. Mengetahui tingkat kecukupan zat besi dari hasil recall konsumsi pada
ibu hamil.
d. Mengaktifkan program kelas ibu hamil sehingga dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan.
1.4.3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
melakukan penelitian tentang program kelas ibu hamil, kepatuhan konsumsi
tablet besi, tingkat kecukupan zat besi dan kadar hemoglobin ibu hamil.
Nama
Pengarang
Marissa
Indreswari,
dkk.
Tahun
Judul
2008
Hubungan antara
intensitas
pemeriksaan
kehamilan,fasilitas
pelayanan kesehatan
dan konsumsi tablet
besi dengan tingkat
keluhan selama
kehamilan.
Kepatuhan konsumsi
tablet besi folat pada
ibu hamil dan faktor
yang mempengaruhi.
Penelitian
deskriptif
analitik
dengan
pendekatan
cross
sectional.
Hubungan
Pengetahuan, Sikap,
dan Motivasi Dengan
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi Folat
pada Ibu Hamil.
Penelitian
analitik
observasiona
l dengan
pendekatan
cross
sectional.
2..
Febriana
Rahmawati
dan Hertanto
Wahyu
Subagio
2012
3.
Widya
Budiarni, dan
Hertanto
Wahyu
Subagio
2012
Metode
Penelitian
analitik
observasiona
l dengan
pendekatan
cross
sectional.
Populasi dan
Sampel
Populasi penelitian
ini adalah ibu hamil
Sampel ditentukan
dengan metode
purposive sampling
dan diperoleh 100
orang.
Populasi penelitian
adalah ibu hamil
trimester 2 dan 3.
Sampel penelitian
sebanyak 56 ibu
yang ditentukan
dengan teknik
consecutive
sampling.
Populasi penelitian
adalah ibu hamil
trimester 2 dan 3.
Sampel penelitian
sebanyak 56 ibu
yang ditentukan
dengan teknik
consecutive
sampling.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada (pada tabel
1.1) yaitu variabel bebas yang di gunakan adalah program kelas ibu hamil dan