Efek Klinis
Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami
gangguan pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium(VI)
dikenal untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika
chromium merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu dapat
menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Setelah bernafas chromium(VI)
dapat menyebabkan gangguan hidung dan mimisan. Lain permasalahan
kesehatan yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah:
Ruam Kulit
Kematian
2
b.
Efek fisiologi .
Faktor utama terjadinya toksisitas dari krom adalah oxidation state dan daya
larutnya. Krom (VI) mudah menembus membran sel dan akan terjadi reduksi
didalamnya. Organ utama yang terserang karena krom adalah terhisap oleh paruparu, organ lain yang bias terserang adalah ginjal, liver, kulit dan system imunitas.
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom
dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada
hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam.
c.
Asam kromik, dikromat dan kromiumVI selain iritan kuat juga korosif. Letak
luka biasa di akar kuku, persendian dan selaput antara jari, bagian belakang tangan
dan lengan. Karakteristik luka karena krom mula-mula melepuh (papulae)
kemudian terbentuk luka dengan tepi yang meninggi dan keras. \. Hingga 20%
pekerja menjadi dermatitis. Dermatitis alergika dengan eksim pernah dilaporkan
terjadi pada pekerja percetakan, semen, metal, pelukis dan penyamak kulit.
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom
dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada
hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam
d.
Efek iritasi paru-paru terjadi pada pemajanan (menghirup debu kromium) dalam
jangka panjang dan mempunyai efek terhadap iritasi kronis, penyumbatan dan
hiperemia, renitis kronis, polip, trakheobronkhitis dan paringitis kronis. Dapat
terjadi
reaksi delayed
anaphylactic
reacion. Pada
pekerja
pelapisan
dan
penyamakan kulit sering terjadi kasus luka pada mukosa hidung (mukosa
bengkak, ulserasi septum, perforasi septum), ini terjadi bila terpajan secara
periodik paling sedikit 20 g/m3 di tempat kerja.
3
e.
Studi terhadap tukang las dan pelapisan kromium, pajanan lebih dari 20
g/m3 mengakibatkan kerusakan pada tubulus renalis. Gangguan pada ginjal
terjadi setelah menghirup dan menelan kromium. Pernah ditemukan kerusakan
pada lomerulus ginjal. Kenaikan kadar Beta-2 mikroglobulin dalam urin
merupakan indikator adanya kerusakan tubulus. Urinary treshold untuk efek
nefrotik diperkirakan 15 g/gram kreatinin.
f.
Pemajanan akut kromium dapat menyebabkan nekrosis hepar. Bila terjadi 20%
tubuh tersiram asam kromat akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan
terjadi kegagalan ginjal akut. Dari data yang terbatas, disimpulkan bahwa inhalasi
kronis kromium dapat juga mengakibatkan efek pada hepar. Hepatitis akut dengan
kuning (jaundice) pernah dilaporkan pada pekerja wanita yang telah bekerja di
pabrik pelapisan krom selama 5 tahun.
g.
Studi
Efek karsinogenik .
epidemiologi
secara
kohort
jelas
menunjukkan
adanya
daya
karsinogen. \Telah diketahui bahwa kromium (VI) sebagai penyebab kanker paru,
sedangkan kromium (III) tidak. Kanker paru timul 20 ahun setelah terpajan
kromium dengan jangka waktu pemajanan sekitar 2 tahun