Anda di halaman 1dari 2

HORIZON WAKTU: STUDI CROSS-SECTIONAL VERSUS LONGITUDINAL

STUDI CROSS-SECTIONAL: sebuah studi dilakukan dengan data yang hanya sekali
dikumpulkan, selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka
menjawab pertanyaan penelitian.
Contoh: sebuah perusahaan obat yang ingin melakukan penelitian untuk pil
penurunan berat badan, mengadakan survey di antara orang-orang yang
kegemukan untuk melihat berapa banyak dari mereka yang tertarik untuk
menggunakan pil tersebut.
Tujuan studi dalam contoh tersebut adalah untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dalam rangka menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian.
STUDI LONGITUDINAL: data variable terikat dikumpulkan pada dua atau lebih
batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Contoh: seorang manajer pemasaran tertarik untuk menelusuri pola penjualan
produk tertentu di empat wilayah Negara berbeda pada basis tiga bulan selama 2
tahun ke depan.
Studi longitudinal menelan lebih banyak waktu, usaha, dan biaya disbanding studi
cross-sectional. Tetapi bila direncanakan dengan baik dapat membantu
mengindentifikasi hubungan sebab-akibat

STUDI CROSS-SECTIONAL VERSUS LONGITUDINAL


pengumpulan data

Biaya yang
dikeluarkan
Jenis penelitian

STUDI CROSS-SECTIONAL
Dikumpulkan pada satu
batas waktu (satu kali)
Lebih sedikit
Studi lapangan

STUDI LONGITUDINAL
Dikumpulkan pada dua atau
lebih batas waktu (beberapa
kali)
Lebih banyak
Desain eksperimen, studi
lapangan

TINJAUAN UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN


peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain studi
berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang diinginkan,
dan pertimbangan biaya.
Pertukaran (trade-off) antara keketatan dan sumber daya ini akan menjadi
keputusan sadar dan disengaja oleh manajer/peneliti berdasarkan cakupan dan

alasan studi, dan akan disebutkan secara spesifik dalam semua proposal penelitian
tertulis.
Desain penelitian yang lebih ketat memakan sumber daya lebih banyak, tetapi perlu
dilakukan jika hasil studi sangat penting untuk membuat keputusan yang
mempengaruhi organisasi dan keberadaan anggota system.
Baik sekali untuk memikirkan persoalan keputusan desain penelitian, bahkan saat
kerangka teoretis disusun.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih ketat memakan sumber daya lebih
banyak, manajer berada dalam posisi untuk menimbang kepentingan masalah yang
dialami dan memutuskan jenis desain seperti apa yang dapat memberikan hasil
yang bias diterima dalam cara yang efisien.
Pengetahuan mengenai interkoneksi di antara beragam aspek dari desain penelitian
membantu manajer memutuskan studi yang paling efektif, setelah
mempertimbangkan sifat dan besarnya masalah yang dihadapi dan jenis solusi
yang diharapkan.
Manfaat utsms fslsm memahami sepenuhnya perbedaan antara studi kasus dan
korelasional adalah agar manajer menyadari bahwa A dapat menyebabkan B, atau
B dapat meyebabkan A, atau A dan B dapat saling berkaitan karena adanya variable
ketiga.
Pengetahuan mengenai rincian desain penelitian juga menolong manajer untuk
mempelajari dan secara cerdas mengomentari proposal penelitian.

Anda mungkin juga menyukai