LANDASAN TEORI
Mengevaluasi operasi organisasi. Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada
beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati. Dalam audit operasional,
kriteria seringkali dinyatakan dalam bentuk standar kinerja yang ditetapkan oleh
manajemen.
suatu proses penelaahan secara sistematis terhadap seluruh aspek dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan operasi suatu
perusahaan. Selanjutnya, berdasarkan hasil identifikasi masalah pada perusahaan,
diberikan saran atau rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen.
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam
perusahaan;
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, dan harta
lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis;
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang
telah ditetapkan oleh top management;
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
yang
terdapat
dalam
penerapan
10
11
13
14
oleh Gaol, F.L.(2007) mendefinisikan bahwa Terdapat dua macam pendekatan untuk
menyusun kriteria, yang terdiri dari :
1. Kriteria spesifik
Merupakan kriteria yang lebih khusus dan biasanya diperlukan sebelum audit
operasional dimulai.
2. Kriteria sumber
Merupakan sumber yang digunakan dalam rangka menyusun kriteria evaluasi
khusus. Sumber-sumber tersebut mencakup :
Kinerja historis
Merupakan seperangkat kriteria sederhana yang dapat didasarkan pada hasil
sumber yang sangat baik untuk menyusun kriteria. Agar entitas intern dapat
diperbandingkan, datanya biasanya sudah tersedia.
Standar rekayasa
Kriteria ini seringkali memakan waktu dan biaya yang besar dalam
penyusunannya karena memerlukan banyak keahlian. Akan tetapi hal ini mungkin
sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional yang utama dan biaya yang
dikeluarkan akan lebih kecil daripada manfaat yang didapat.
15
Ada kalanya kriteria dapat disusun melalui diskusi dan kesepakatan yang
sederhana. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini harus meliputi manajemen entitas
yang diperiksa, auditor operasional, dan entitas atau orang-orang yang akan mendapat
laporan tentang temuan-temuan yang didapat(h.502-503).
16
17
Suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel
lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang
memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :
-
Pengendalian intern merupakan suatu proses. Ini berarti alat untuk mencapai
suatu akhir, bukan akhir itu sendiri.
erat kaitannya dengan cara/metode, standar, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan. Apabila semua hal di atas dibuat dengan teliti dan benar untuk mendukung
18
adanya pengendalian intern yang baik, serta dijalankan sesuai dengan yang telah
ditetapkan, maka tujuan pengendalian intern dapat tercapai, yaitu agar perusahaan dapat
melindungi harta kekayaannya, memperoleh data akuntansi yang handal, meningkatkan
efektivitas dan efisiensi perusahaan, dan agar kebijakan-kebijakan yang ada dalam
perusahaan dipatuhi sebagaimana mestinya.
19
5.
20
operasional
mengevaluasi
setiap
pengendalian
(control)
yang
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian intern
termasuk dalam ruang lingkup audit operasional. Hasil audit operasional itu sendiri
berupa rekomendasi perbaikan- perbaikan atas kekurangan atau kelemahan dari sistem
pengendalian intern yang ada. Audit operasional akan mengevaluasi serta memberikan
rekomendasi perbaikan terhadap sistem pengendalian intern perusahaan.
Bagian penjualan sebagai ujung tombak perolehan pendapatan perusahaan harus
mendapat perhatian khusus dengan audit operasional yang periodik dan kontinu. Audit
operasional yang dilakukan adalah audit terhadap sistem dan prosedur penjualan,
piutang usaha, dan penagihan piutang usaha. Penting juga dilakukan audit terhadap
perlakuan akuntansi atas transaksi terkait.
21
kas
atau
janji
untuk
membayar
atau
piutang(h.202).
IAI
(2004)
menulis,Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
22
24
1. Penjualan yang tercatat adalah untuk pengiriman aktual yang dilakukan kepada
pelanggan.
2. Penjualan yang ada telah dicatat
3. Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih
serta dicatat dengan benar.
4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas.
5. Penjualan dicatat dengan waktu yang tepat.
6. Transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk dan
diikhtisarkan dengan benar(h.379).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari audit operasional atas fungsi penjualan adalah :
1. Untuk mengetahui kememadaian pelaksanaan pengendalian intern atas aktivitas
penjualan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian internal atas fungsi penjualan
apakah telah dilaksanakan secara efektif.
3. Untuk mengetahui manfaat audit operasional yang telah dilaksanakan terhadap
aktivitas penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal pada PT.
Bens Trans Cool, Jakarta Barat.
1. Piutang usaha.
Merupakan piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam
kegiatan normal perusahaan. Piutang usaha ini umumnya merupakan jumlah yang
material di neraca bila dibandingkan dengan piutang non usaha.
2. Piutang non usaha.
Merupakan piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa
kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham,
piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang deviden dan bunga (h.87).
Menurut Agoes, S. (2004), Contoh dari perkiran-perkiraan yang biasanya
digolongkan sebagai piutang antara lain :
-
Piutang dagang
Wesel tagih
Piutang pegawai
Piutang bunga
Uang muka
Piutang lain-lain
27
28
29