[TEORI AKUNTANSI]
Chapter 3 Applying Theory to
Accounting Regulation- Godfrey
7th Ed.
3. Teori-teori terkait peraturan (public interest, regulatory capture dan private
interest)
1) Theory of efficient markets
Ekonom pasar bebas berargumen bahwa pasar dapat berfungsi secara
sempurna tanpa adanya campur tangan pemerintah dan efisiensi yang maksimum
akan diperoleh dengan membiarkan permintaan dan penawaran dalam membentuk
perilaku pasar. Permintaan dan penawaran dipengaruhi sebagian besar oleh arus
informasi modal. Akan tetapi, pemerintah juga secara aktif mengintervensi pasar,
mengatur tidak hanya bagaimana pasar berinteraksi tetapi juga mengatur
ketentuan atas informasi keuangan yang muncul dipasar modal. Intervensi
pemerintah bertujuan mengatur perkembagan pasar dan pertumbuhan ekonomi.
Keseimbangan dan transparansi pasar sangat vital dalam memberikan daya tarik
investor.
1 | Page
T E O R I A KU N TA N S I
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
DIAPLIKASIKAN
PADA
Pada bagian sebelumnya, telah dipelajari sejumlah teori regulasi, yang telah
diusulkan dan digunakan untuk menjelaskan regulasi akuntansi dan audit. Pada
Penerapannya, akan dipertimbangkan kepentingan umum, pemahaman dan teori
atas kepentingan pribadi pada praktiknya. Sampai sejauh mana teori-teori ini
6 | Page
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
menjelaskan dan memprediksi regulasi akuntansi dan audit seperti yang diamati di
pasar modal.
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
Hal ini juga cocok dengan pandangan bahwa penetapan standar adalah proses
politik.
3) Pengaturan standar sebagai proses politik
Pengaturan standar dipandang sebagai proses politik karena memilki potensi
untuk secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok
kepentingan. Oleh karena itu kelompok ini berusaha untuk mempengaruhi
pengenalan regulasi. Model perilaku politik adalah ringkasan dari 'pilihan publik'
atas teori regulasi. Hal ini digunakan oleh Watts dan Zimmerman yang
berpendapat bahwa proses politik hanyalah sarana mengejar kelompok dengan
perbedaan kepentingan. Individu atau kelompok dipengaruhi secara berbeda oleh
peraturan akuntansi. Sebagai contoh, sebuah pengakuan melarang standar beban
piutang tak tertagih mungkin disambut oleh perusahaan yang meminjam dan dekat
dengan kesepakatan pinjaman yang mempengaruhi mereka. Di sisi lain, bank-bank
besar dengan profil publik yang tinggi mungkin menolak untuk standar ini karena
menyebabkan keuntungan mereka meningkat, understated risiko mereka, dan
meningkatkan eksploitasi yang jelas terhadap pelanggan mereka. Di hadapan
kepentingan yang beragam dan seringkali bertentangan, sebuah badan pembuat
keputusan - kelompok peraturan - harus menjaga keseimbangan antara mereka
dengan membuat pilihan politik. Bagi mereka keputusan yang mereka buat harus
diterima oleh orang-orang yang terkena dampak, badan pengawas perlu mandat
untuk melakukan pilihan sosial; yaitu, perlu legitimasi politik. Gerboth memperkuat
pandangan ini:
. . . politisasi akuntansi aturan pembuatan [adalah] tidak hanya tak terelakkan.
Masyarakat berkomitmen untuk legitimasi otoritas demokratis, hanya secara politis
bertanggung jawab terhadap lembaga dan memiliki hak untuk memerintahkan orang lain
mematuhi aturan.
T E O R I A KU N TA N S I
komprehensif dari semua aspek akuntansi sewa guna usaha dan diperkirakan akan
menyebabkan perubahan mendasar dalam akuntansi untuk sewa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan pendekatan umum baru untuk
akuntansi sewa yang akan memastikan bahwa semua aset dan kewajiban yang
timbul dalam kontrak sewa diakui di neraca.
KEUANGAN
YANG
BERKENAAN
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada berbagai pihak dalam suatu
lingkungan pelaporan keuangan. Termasuk di dalamnya adalah pihak yang
menyiapkan laporan keuangan (direksi perusahaan beserta para eksekutif dan
manajernya) dan auditor eksternal serta para pembuat kebijakan seperti
pemerintah, grup perusahaan sektor privat, dan bursa efek. Aktivitas pihak-pihak ini
akan dipengaruhi lingkungan terjadinya laporan keuangan yang mencakup aspek
hukum atau legal, ekonomi, politik dan sosial. Suatu karakteristik spesifik yang
berhubungan dengan lingkungan akan membentuk suatu kerangka yang disebut
regulatory framework of financial reporting atau kerangka pelaporan keuangan
yang berkenaan dengan pengaturan. Meskipun kerangka ini bervariasi untuk setiap
negara, namun ada kesamaan elemen yang dimiliki oleh kerangka-kerangka
tersebut. Elemen kerangka yang dimaksud akan dibahas selanjutnya, sekaligus
akan ditunjukkan bagaimana elemen tersebut mempengaruhi output dari proses
pelaporan keuangan yaitu laporan keuangan.
1) Persyaratan Undang-undang
Ada berbagai macam motivasi bagi manajer untuk secara sukarela
memberikan informasi keuangan dan memberikan akses agar informasi tersebut
diverifikasi secara independen melalui proses audit, yang salah satunya disebabkan
hal tersebut diatur dalam peraturan perundang-undangan. Di berbagai negara
undang-undang perusahaan mensyaratkan bagi para manajer untuk menyediakan
laporan keuangan yang telah diaudit. Persyaratan tersebut bisa saja sedikitnya
mencakup laporan apa saja yang harus disediakan dan frekuensi penyediaan
laporan, atau bisa juga mencakup informasi lain berkaitan dengan laporan yang
disediakan, misalnya peraturan di Australia yang mengharuskan perusahaan harus
mengungkap informasi mengenai kinerja lingkungan mereka. Di beberapa negara
lain, terutama di Amerika, persyaratan-persyaratan ini lebih banyak diatur dalam
undang-undang pasar modal dibanding di dalam undang-undang perusahaan.
Persyaratan tambahan dalam paragraf di atas berasal dari standar akuntansi
tertentu dan di banyak negara standar-standar ini memiliki kekuatan hukum.
Sebagai contoh, perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa yang menyusun laporan
keuangan konsolidasi diwajibkan oleh hukum untuk menggunakan standar IASB
yang diadopsi oleh Uni Eropa. Di Australia, undang-undang perusahaan
mengharuskan semua entitas pelaporan untuk mengikuti standar akuntansi
berbasis IASB yang disahkan secara hukum. Undang-undang perpajakan juga
menjadi salah satu hal yang mempengaruhi akuntansi keuangan di beberapa
negara, terutama di Perancis dan Jerman. Di negara-negara ini, untuk pelaporan
entitas tunggal, aturan akuntansi keuangan sama dengan aturan pajak. Hukum
perusahaan, sebaliknya, merupakan bagian dari sistem hukum yang lebih luas,
12 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
banyak negara telah memperkenalkan badan hukum yang bertanggung jawab atas
pengawasan auditor, seperti yang akan dibahas dalam bagian akhir bab ini.
4) Badan Penegak Hukum yang Independen
Sebuah studi oleh FEE mencakup badan penegakan independen sebagai
bagian dari sistem penegakan yang menyeluruh atas persyaratan pelaporan
keuangan. Peran badan ini dalam peraturan pelaporan keuangan adalah untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang mengatur pembuatan laporan
keuangan, yang terdapat dalam hukum, dan standar akuntansi. Sebuah badan
penegakan independen merupakan perpanjangan lodgement supervision yang
merupakan bagian dasar kerangka pengaturan. Pembentukan badan penegakan
independen juga masih merupakan hal baru, terkait dengan pengadopsian IFRS di
tahun 2005.
Regulator pasar modal adalah bentuk paling umum badan penegakan
independen. Contohnya termasuk AMF di Perancis, Consob di Italia, Autoriteit
Financiele Markten (atau AFM, Otoritas Pasar Keuangan) di Belanda, SEC di Amerika
Serikat dan ASIC di Australia. Badan penegakan independen mungkin saja memiliki
tugas dan kekuasaan yang luas dalam kaitannya dengan regulasi pasar sekuritas,
jauh melampaui pemantauan pelaporan keuangan. Namun demikian, badan-badan
tersebut bisa sangat aktif dalam menegakkan persyaratan pelaporan keuangan
yang terkandung dalam hukum dan akuntansi.
Di beberapa negara, bursa saham mengambil peran sebagai regulator pasar.
Sebagai contoh, bursa saham terlibat (atau telah terlibat) dalam pemantauan
pelaporan keuangan di Swiss, Swedia dan Norwegia. Bentuk lain dari badan
penegakan independen adalah review panel, seperti Financial Reporting Review
Panel (FRRP) yang dimiliki Inggris. FRRP dibentuk pada tahun 1991 dengan kuasa
untuk menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang perlu
mendapat perhatian. Pendekatan lain diambil oleh Jerman setelah mereka
mengadopsi IFRS. Mereka membuat sebuah sistem penegakan dua lapis, yang
terdiri dari panel review ((the Financial Reporting Enforcement Panel or FREP),
yang bertanggung jawab kepada departemen pemerintah (the Federal Institute
for the Oversight of Financial Services). Bentuk lain dari kerangka pengaturan
yang timbul karena adopsi IFRS adalah munculnya sistem untuk mengkoordinasikan
penegakan hukum. Sebuah organisasi supranasional, International Organization of
Securities Commission (IOSCO) membuat suatu sistem untuk anggota mereka dan
organisasi penegak independen lain untuk berbagi informasi dan berkonsultasi
dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konvergensi. Setiap regulator nasional
mempertahankan kemampuan untuk menangani masalah mereka sendiri,
sedangkan sistem bertujuan untuk memfasilitasi konsistensi dan memberikan titik
acuan untuk keputusan peraturan di masa depan.
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
perbedaan timbul karena perbedaan pokok di antara dua jenis standar tersebut. US
GAAP dideskripsikan sebagai standar berbasis peraturan sementara IAS disusun
dengan tujuan berbasis prinsip akuntansi.
Keterlibatan Amerika Serikat yang lebih besar menjadikan proses penyusunan
standar internasional didominasi oleh IASB dan FASB. Proses konvergensi hanya bisa
dilakukan dalam bentuk dialog dua arah antara IASB dan FASB karena kerumitan
konvergensi akan bertambah seiring bertambahnya pihak yang terlibat. Terkait
pihak yang terlibat, IASB memiliki kebijakan yang memperbolehkan badan
penyusun standar nasional untuk berkontribusi dalam proses penyusunan standar.
Badan standar nasional ini berpartisipasi dalam pekerjaan IASB melalui proyek
penelitian, kelompok kerja, serta proyek kerja sama. IASB masih bergantung pada
kontribusi penyusun standar nasional meskipun belum ada kepastian mengenai
batasan sejauh mana kontribusi tersebut mempengaruhi keputusan akhir IASB.
Sejak tahun 2005, badan dari uni eropa seperti badan penyusun standar nasional
dan EFRAG lebih aktif dalam proses pengembangan standar akuntansi. Dengan
mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan oleh standar terhadap
perekonomian, perdebatan yang kuat pun terjadi membahas mengenai isi dari
standar IASB dan arah dari penyusunan standar.
3) Accounting Standards for The Public Sector
Akuntansi sektor publik memiliki perbedaan dengan akuntansi sektor swasta
dalam hal tujuan dan para pemilik kepentingan (stakeholders). Namun,
perkembangan standar akuntansi sektor publik tidak bisa dipisahkan dari sektor
swasta karena pada mulanya berpedoman pada IASB dengan perubahan yang
disesuaikan dengan kebutuhan sektor publik. Terkait dengan standar akuntansi
sektor publik ini, Australia dan New Zealand berusaha menyusun sebuah standar
yang dapat diterapkan baik di sektor swasta maupun publik. Standar tersebut
dikenal dengan istilah standar sektor netral (sector neutral standards).
4) International Auditing Standards
Secara historis, auditing merupakan bidang ilmu yang bersifat selfregulated atau tidak diatur oleh pemerintah dan berkembang secara independen.
Sekumpulan masyarakat profesional akuntansi pada abad kesembilan belas
diketahui mendorong lahirnya profesi di bidang pemeriksaan dan menyediakan
pelatihan untuk para anggotanya. Pembentukan masyarakat ini terjadi pada saat
Undang-Undang Perusahaan (Companies Acts) yang disetujui di Britania Raya
mensyaratkan pemeriksaan sehingga menghasilkan sumber penghasilan yang
signifikan bagi akuntan. Pemeriksaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan
pengguna laporan keuangan serta klien dan perundang-undangan hanya perlu
melakukan kodifikasi atas praktik-praktik terbaik pemeriksaan.
Pada tahun 1939, American Insitute of Accountants menyusun standar audit
yang pertama sedangkan standar audit di Australia diterbitkan oleh badan
profesional akuntansi melalui AARF. Profesi bertanggung jawab untuk menjaga
16 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
17 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
RINGKASAN
Teori terkait Peraturan Relevan dengan Akuntansi dan Audit
Tujuan dari teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang
ada di alam nyata. Dalam bagian ini dibahas mengenai pembentukan teori
akuntansi yang menjelaskan baik praktik dalam akuntansi keuangan maupun audit.
Teori ekonomi termasuk theory of efficient markets dan agency theory dapat
digunakan untuk memahami lingkungan di mana laporan keuangan dibuat. Teroriteori ini membantu dalam memahami fungsi dari laporan keuangan dan biaya atas
pembuatannya. Teori khusus tentang regulasi juga memberikan kita pandangan
mengenai bagaimana dan mengapa ada peraturan mengenai laporan keuangan.
Public interest theory menyatakan bahwa pemerintah atau lembaga di
bawahnya membuat peraturan guna menaggulangi kegagalan pasar (market
18 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
T E O R I A KU N TA N S I
peraturan. Pihak atau kelompok inilah yang mendapatkan benefit atas dibentuknya
aturan yang menguntungkan kepentingannya.
Bagian akhir dari bagian ini adalah sifat politik atas regulasi dan aturan baku.
Stephen Zeff menyatakan bahwa sturan baku adalah proses politik yang tidak dapat
dielakkan. Pandangan ini tidak hanya berlaku di US, tetapi juga di Negara lain.
Penerapan standar IASB di Uni Eropa telah membawa proses politisasi atas standar
akuntansi ke level yang baru. Zeff menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok
yang terlibat, dengan tujuan yang berbeda dan perbedaan kultur, yang menjadikan
proses penyerapan standar akuntansi IASB menjadi lebih panjang dan lebih rumit.
Adopsi atas IAS 39 di Eropa telah disajikan di awal untuk mengilustrasikan isu yang
terkait.
Kerangka aturan untuk Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan tidak terjadi di ruang hampa, di mana faktor lainnya
dianggap ceteris paribus. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatan
informasi keuangan. Di bagian ini dijelaskan mengenai beberapa elemen kunci yang
dapat ditinjau dari kerangka pelaporan di beberapa Negara. Tujuan dari penjelasan
ini adalah menyediakan pro forma dalam kerangka aturan dan untuk
menunjukkan
bagaimana
elemen-elemen
tersebut
dapat
mempengaruhi
pembuatan laporan keuangan. Pertama, terkait dengan kebutuhan perundangundangan, di mana sebuah aturan membutuhkan persiapan dan audit atas laporan
keuangan. Peraturan tersebut dapat disisipkan dalam perundang-undangan yang
mencakup perusahaan, pasar sekuritas dan hukum perpajakan. Syarat umum yang
mempengaruhi persiapan dari laporan keuangan adalah kewajiban untuk
mempersiapkan seluruh kegiatan akuntansi (sesuai dengan standar akuntansi dan
syarat
legal
lainnya),
untuk
diaudit
oleh
auditor
eksternal
dan
mempresentasikannya lepada badan pemerintah. Kemudian terkait dengan tata
kelola pemerintah. Beberapa praktik tata kelola korporasi harus tunduk kepada
aturan, di mana beberapa lainnya merefleksikan rekomendasi best practice yang
dirumuskan oleh sektor privat. Sebagai contoh sebelumnya adalah tujuan EU dalam
tata kelola perusahaan dan contoh terbaru adalah kode pemerintahan yang telah
diadopsi di UK dan Australia.
Kepatuhan terhadap syarat laporan keuangan dicetuskan oleh auditor
eksternal dan badan penyelenggara independen. Di banyak negara auditor
dianggap sebagai pihak yang paling penting untuk mempromosikan kepatuhan
terhadap standar akuntansi. Hasil dari penerapan standar IASB di 2005, banyak
negara membentuk bedan penyelenggara independen. Ketika di mana sebagian
orang mempertimbangkan bahwa badan tersebut adalah pemborosan (mereka
sering digambarkan sebagai audit atas auditor), banyak juga pihak yang
berkomentar bahwa harus ada penyelenggara yang menjaga konsistensi atas
penerapan IFRS. Sebuah perdebatan pula ketika ada atau tidaknya koordinasi
kepada penyelenggara akan berpengaruh terhadap ketercapaian dari adopsi atas
standar internasional. Telah dijelaskan pula mengenai badan yang telah terbentuk
dan mekanisme koordinasi penyelenggaraan yang telah terjadi. Evaluasi atas peran
dan efektivitas dari badan-badan tersebut semoga dapat terjadi di masa
mendatang.
20 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
21 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I
DAFTAR PUSTAKA
Jayne Godfrey, et.al. 2010. Accounting Theory 7th Edition. Australia : John Wiley
&Sons
22 | P a g e
CHAPTER 3
T E O R I A KU N TA N S I