Anda di halaman 1dari 23

LO-1.

APLIKASI TEORI PADA PERATURAN AKUNTANSI


Setiap akhir kuartal, semester, dan akhir tahun siklus keuangan, perusahaan
sibuk menyiapkan akun-akun mereka dan sibuk dalam rangka audit akhir tahun.
Perusahaan memberikan data akun kepada pemerintah dan beberapa perusahaan
lain untuk penyampaian informasi dalam rangka bursa saham. Perusahaan
membuat press release untuk investor dan advisers. Sampai mana kegunaan teori
akuntansi dapat membantu akuntan dalam menjelaskan mengapa aktivitas
pelaporan seperti ini muncul dan dapatkah teori akuntansi menjelaskan mengapa
sektor privat dan pemerintahan mengambil peran yang cukup aktif dalam proses
pembuatan laporan keuangan. Bab ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan
diatas.
Teori terkait Peraturan Relevan dengan Akuntansi dan Audit
Teori pasar modal menyarankan manager diberikan insentif yang cukup agar
secara sukarela menyediakan informasi akuntansi kepada pihak eksternal dan
bersedia untuk di audit. Ada beberapa teori yang relevan dengan pemahaman atas
peraturan penyampaian laporan keuangan (seperti persiapan, audit, dan penawaran
informasi akuntansi tentang perusahaan), diantaranya:
1. Teori keefisiensian pasar
2. Agensi teori

[TEORI AKUNTANSI]
Chapter 3 Applying Theory to
Accounting Regulation- Godfrey
7th Ed.
3. Teori-teori terkait peraturan (public interest, regulatory capture dan private
interest)
1) Theory of efficient markets
Ekonom pasar bebas berargumen bahwa pasar dapat berfungsi secara
sempurna tanpa adanya campur tangan pemerintah dan efisiensi yang maksimum
akan diperoleh dengan membiarkan permintaan dan penawaran dalam membentuk
perilaku pasar. Permintaan dan penawaran dipengaruhi sebagian besar oleh arus
informasi modal. Akan tetapi, pemerintah juga secara aktif mengintervensi pasar,
mengatur tidak hanya bagaimana pasar berinteraksi tetapi juga mengatur
ketentuan atas informasi keuangan yang muncul dipasar modal. Intervensi
pemerintah bertujuan mengatur perkembagan pasar dan pertumbuhan ekonomi.
Keseimbangan dan transparansi pasar sangat vital dalam memberikan daya tarik
investor.
1 | Page
T E O R I A KU N TA N S I
CHAPTER 3

Terdapat permintaan akan informasi akuntansi oleh pengguna dan terdapat


penawaran informasi dari perusahaan dalam laporan keuangan. Keseimbangan
harga kemudian secara teori akan timbul dari arus informasi akuntansi permintaan
dan penawaran tersebut. Dengan kata lain, tekanan atas pasar bebas dapat
menentukan tipe informasi akuntansi apa yang dibutuhkan dan standar apa yang
mendasari.
Akan tetapi, kemungkinan kecil pemerintah akan lepas tangan terhadap
pasar. Oleh karena itu, para kritikus mengatakan pendekatan pasar bebas tidak
realistis. Mereka berpendapat bahwa teori tersebut tidak dapat berjalan karena
mekanisme pasar tidak akan mencapai harga ideal. Hal tersebut dikarenakan alasan
dibawah ini
Informasi akuntansi tidak dapat disamakan dengan produk lain, karena
informasi akuntansi merupakan barang publik. Ketika suatu perusahaan
menerbitkan informasi keuangannya, informasi tersebut kemudian tersedia bagi
setiap orang.
Perusahaan memiliki kemampuan untuk memonopoli informasi penawaran
yang kemudian perusahaan akan cenderung untuk tidak memproduksi sesuai
penawaran sehingga dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi.
Bahkan jika pasar bebas menyediakan informasi akuntansi, intervensi
pemerintah tetap dibutuhkan karena para pengguna tidak dapat bersepakat
mengenai apa saja yang mereka inginkan dan para akuntan tidak akan menyetujui
begitu saja prosedur untuk menyampaikan informasi yang diinginkan pengguna.
Lebih jauh, nilai atas informasi yang disampaikan perusahaan kepada pengguna
akan sangat berpengaruh dalam peningkatan nilai perusahaan jika saja informasi
tersebut dapat dibandingkan dengan informasi perusahaan lain.
2) Agency theory
Permintaan atas informasi keuangan dapat dikategorikan untuk kepentingan
pengurus atau kepentingan pengambilan keputusan. Atkinson dan Feltham
mengatakan teori agensi lebih mempertimbangkan permintaan pengurus atas
informasi. Teori ini berkonsentrasi pada hubungan kesejahteraan pemilik yang
dipercayakan ke pengurus. Atkinson dan Feltham menjelaskan bahwa permintaan
informasi pengurus dikarenakan
Motivasi agen
Distribusi risiko secara efisien.
Permintaan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan terkait
peran informasi dalam teori statistical decision. Informasi dapat berguna jika dapat
memperbaiki alokasi sumber daya dan risiko dalam ekonomi dengan mengurangi
ketidakpastian.
Ketidakpastian dalam teori agensi dapat diklasifikasikan sebagai ex ante dan
ex post. Ketidakpastian ex ante muncul ketika pengambilan keputusan seperti
ketidakpastian tentang kejadian controllable yang dapat mempengaruhi produksi
atau ketidakpastian tentang kemampuan manager. Ketidakpastian ex post muncul
setelah keputusan diambil dan hasil telah terlihat. Ketidakpastian ini sama dengan
ketidakpastian ex ante kecuali bahwa ketidakpastian ex post dapat dikurangi
dengan adanya laporan ex post tentang apa yang telah terjadi. Teori agensi ini
2 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

berfokus pada dampak dari alternative laporan ex post yang mempengaruhi


ketidakpastian ex post.
Atkinson dan Feltham melihat peran penetapan standar sebgai salah satu
upaya mengidentifikasi situasi dimana perbaikan kesejahteraan dapat dicapai dari
kebijakan laporan keuangan. Perbaikan kesejahteraan ini berelasi dengan
perbandingan Pareto. Policy A would be preferred to policy B if under the former
every person is at least as well off as under the latter and at least one person is
better off. Policy A would also be preferred to policy B if it resulted in a more
efficient allocation of resources and risk. Dalam pandangan ini, muncul konsekuensi
bahwa standar akuntansi memegang peranan penting.
Teori agensi memberikan kerangka kerja dalam mempelajari kontrak antara
pemilik modal dengan agen manajer dan memprediksi konsekuensi ekonomi dari
standar. Lebih jauh, advokat berpendapat laporan yang disyaratkan cenderung
menciptakan produksi berlebihan terhadap informasi. Karena biaya produksi atas
informasi tidak dikeluarkan oleh pengguna, pengguna akan terus melakukan
permintaan atas informasi. Pihak yang berkewenangan seperti IASB mungkin akan
salah mengarahkan karena permintaan berlebihan ini dan akhirnya memberikan
aturan untuk memberikan disclosure informasi lebih dari yang dibutuhkan. Hal ini
menciptakan adanya standar overload yang dikeluhkan oleh perusahaan dan
akuntan.
3) Theories of Regulation
a) Public interest theory
Alasan ekonomi sentral sebagai awal kemunculan intervensi pemerintah
dalam berbagai operasi pasar dalam public interest ialah kegagalan pasar. Dalam
kerangka teori ini, regulasi dimaksudkan oleh legislatif untuk melindungi
kepentingan
konsumen,
dalam
mengamankan
perbaikan
kinerja
ekonomi...dibandingkan dengan situasi yang tidak memiliki regulasi.
Potensi kegagalan pasar terjadi ketika ada kegagalan dari salah satu kondisi
yang diperlukan untuk mencapai kondisi terbaik dari pasar yang kompetitif. Contoh
potensi kegagalan meliputi:
Kurangnya kompetisi (monopoli, oligopoli)
Hambatan untuk masuk (barriers to entry)
Kesenjangan informasi yang tidak sempurna (asimetri informasi) antara
pembeli dan penjual atau sinyal pasar tertentu (misalnya reputasi penjual)
Sifat dari barang publik dari beberapa produk (misalnya informasi keuangan)
dimana penyediaan produk ke satu individu membuatnya sama dan tanpa
biaya tersedia juga bagi orang lain. Kegagalan pasar terjadi disini karena
sistem harga normal di pasar tidak berfungsi.
Teori public interest didasarkan pada asumsi bahwa ekonomi pasar tunduk pada
serangkaian ketidaksempurnaan pasar atau kegagalan transaksi yang jika
dibiarkantidak dikoreksi akan menghasilkan inefisiensi dan ketidakadilan. Hal ini
juga didasarkan pada tiga asumsi lebih lanjut bahwa:
Kepentingan konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif melalui
operasi dari internal pasar. Dalam pasar ini, orang dipandang sebagai bentuk
mata uang. Kebijakan disajikan oleh calon yang bersaing untuk kantor adalah
komoditas yang dibeli.
3 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

Adanya agen ( politisi entrepreneurial dan kelompok kepentingan umum)


yang akan mencari regulasi atas nama kepentingan umum. Agen ini dapat
memenuhi kepentingan pribadinya melalui tercapainya tujuan dari
kepentingan umum....tetapi teori membutuhkan setidaknya beberapa
preferensi untuk kepentingan umum menjadi tulus.
Pemerintah tidak memiliki peran independen untuk berkecimpung dalam
pengembangan regulasi. Sebaliknya, pejabat pemerintah cenderung
penengah netral yang mengintervensi tanpa mengeluarkan biaya dalam
pasar sesuai permintaan agen kepentingan umum.

b) Regulatory Capture Theory


Teori kedua yang diajukan untuk memahami regulasi pelaporan keuangan
ialah capture theory. Teori ini menyatakan bahwa meskipun tujuan sebenarnya atau
asal usul regulasi pemerintah ialah untuk melindungi kepentingan umum, akan
tetapi tujuan ini tidak tercapai karena dalam proses regulasi, objek yang ingin di
atur (regulate) malah berbalik mengontrol atau mendominasi si pembuat aturan
(regulator).
Capture theory berasumsi Pertama bahwa semua anggota masyarakat
rasional secara ekonomi; oleh karena itu, setiap orang akan mengejar kepentingan
pribadi sampai pada titik dimana manfaat marjinal pribadi dari melobi regulator
hanya sama dengan biaya marjinal pribadi. Regulasi memiliki potensi untuk
mendistribusikan kekayaan. Oleh karena itu, orang melobi regulasi yang
meningkatkan kekayaan mereka, atau mereka melobi untuk memastikan regulasi
yang tidak efektif dalam menurunkan kekayaan mereka. Kedua, bahwa pemerintah
tidak memiliki peran independen untuk bermain dalam proses regulasi, dan
kelompok kepentingan bertarung untuk menguasai kekuasaan koersif pemerintah
untuk mencapai distribusi kekayaan yang mereka inginkan.
Capture dikatakan dapat terjadi dalam salah satu dari empat situasi, yaitu, jika
entitas yang diatur:
Mengontrol regulasi dan badan regulasi.
Berhasil dalam mengkoordinasikan kegiatan dari badan regulasi dengan
kegiatan mereka, sehingga kepentingan pribadi mereka bisa dipuaskan.
Menetralisir atau memastikan kinerja badan regulasi tidak ada atau biasabiasa saja.
Dalam proses interaksi dengan regulator, berhasil membuat regulator ke
dalam perspektif berbagi yang saling menguntungkan, sehingga memberikan
regulasi yang mereka cari.
Badan regulator capture melibatkan capture dalam administrasi, implementasi, dan
dalam tingkatan yang besar evaluasi efek dari proses kebijakan dalam setiap area
yang diregulasi. Hal tersebut telah ditemukan sangat jelas dimana berlaku
prasyarat berikut:
Jumlah entitas klien sedikit
Individu dalam badan regulasi memiliki kontak teratur dengan seperangkat
individu dalam entitas yang diregulasi dan memiliki latar belakang regulated
industry atau potensi peluang kerja dalam regulated industry.
Regulated industry mengontrol informasi yang dibutuhkan untuk regulasi.
4 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

Ada kompleksitas informasi dan produk.


Badan regulasi memiliki sumber daya yang minimal bila dibandingkan
dengan industri yang diatur.

Alasan utama dari capture berpusat pada kenyataan bahwa keputusan


peraturan biasanya memiliki efek besar pada kepentingan regulated industry.
Sebagai contoh, izin untuk mengoperasikan bisnis atau untuk menyediakan produk
atau jasa tertentu dapat diberikan atau ditolak oleh badan regulator, dan tingkat
serta struktur harga yang dikenakan untuk output suatu industri dapat ditentukan
oleh undang-undang. Pada gilirannya regulated industry merasa bahwa posisi
keuangan secara keseluruhan dapat secara signifikan dipengaruhi oleh keputusan
regulasi. Oleh karena itu, mereka menghasilkan aktivitas yang bertujuan untuk
mempengaruhi badan regulasi.
Peraturan capture theory akan menunjukkan bahwa badan akuntansi
profesional atau sektor korporasi akan mencari kontrol sebanyak mungkin atas
pengaturan dari standar akuntansi yang mengatur pelaporan oleh anggota mereka.
Ini melibatkan baik kontrol resmi atas penetapan standar, representasi pada badan
penetapan standar yang relevan, atau pengaruh/kontrol yang signifikan atas
keputusan yang dibuat oleh badan penetapan standar yang relevan.
c) Private Interest Theory
Teori ketiga muncul sebagai respon atas ketidakpuasan dengan penjelasan
yang disediakan oleh public interest theory dan capture theory. Asumsi dari teori ini
bahwa regulasi ada sebagai hasil dari respon pemerintah terhadap tuntutan publik
untuk memperbaiki praktek yang tidak efisien atau tidak adil oleh individu dan
organisasi, yang dengan keras ditentang pada tahun 1971 oleh George Stigler. Tema
dasar dari tentangan Stigler adalah bahwa pemerintah memiliki satu sumber daya
dasar yang tidak dibagi bahkan dengan warga terkuatnya: kekuatan untuk
memaksa. Kekuatan untuk memaksa ini adalah potensi sumber daya atau ancaman
bagi stiap perusahaan bisnis bahwa dengan kekuatan untuk melarang atau
memaksa dan/atau menyediakan atau menarik pajak dan subsidi, pemerintah bisa
dan dapat secara selektif menolong atau menyakiti banyak bisnis.
Stigler berpendapat bahwa aktivitas regulasi mencerminkan kekuatan politik
relatif dari kelompok berkepentingan. Politisi berusaha memaksimalkan kesempatan
mereka untuk kesuksesan pemilu di masa depan. Pejabat pemerintah akan
menjual kewenangan mereka untuk memaksa pihak lain dalam bentuk penawaran
program atas regulasi dan perundang-undang, yang akan meningkatkan
kemampuan politisi tersebut dalam memenangkan suara dan mengumpulkan dana
untuk membiayai kampanye pemilu.
Komoditas penting yang ditransaksikan dalam pasar politik ini adalah transfer
kekayaan, dengan konstituen pada sisi permintaan dan perwakilan politik pada sisi
penawaran.
Ahli private interest theory percaya bahwa terdapat pasar untuk penerapan
regulasi dengan penawaran dan permintaan yang sama seperti pada pasar modal.
Dalam hal ini pasar politik memiliki banyak penawar. Namun, hanya satu kelompok
yang akan berhasil, dan itu adalah kelompok yang membuat penawaran tertinggi.
Dalam pandangan ini, kelompok produsen adalah yang paling sering memberikan
penawaran tertinggi dan dengan demikian dapat menggunakan kekuatan
5 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

pemerintah untuk keuntungan mereka sendiri karena dua alasan. Pertama,


perusahaan dalam industri manapun jumlahnya lebih sedikit daripada orang di luar
industri yang mungkin menanggung biaya dari peraturan yang dicari, seperti
pembatasan untuk masuk. Oleh karena itu, perusahaan mencari perlindungan
politik merasa akan lebih mudah bila
menjadi kelompok kepentingan yang
terorganisir yang mampu memegang pengaruh politik. Karena keuntungan per
kapita mereka cenderung tinggi, mereka memiliki dorongan untuk menggabungkan
upaya mereka untuk mencapai hasil akhir yang saling menguntungkan.
Sebaliknya, kelompok semakin besar namun makin tersebar, seperti
konsumen dan kelompok kepentingan umum, dibatasi kemampuannya untuk
membuat penawaran yang efektif, dikarenakan dua faktor biaya utama:
Biaya organisasi (misalnya biaya yang terlibat dengan memobilisasi suara
dan kontribusi sumber daya untuk mendukung partai politik yang sesuai)
Biaya informasi (misalnya biaya yang terkait dengan mendapatkan informasi
tentang tindakan pemerintah)
Penegasan dasar dari private interest theory adalah bahwa ada law of
diminishing return dalam hubungan antara ukuran kelompok dan biaya dari
menggunakan proses politik. Teoris percaya bahwa regulasi tidak timbul sebagau
hasil dari respon pemerintah terhadap permintaan publik. Sebaliknya, regulasi dicari
oleh producer kelompok kepentingan pribadi dan dirancang dan dioperasikan
terutama untuk manfaat mereka.
Bahkan jika suatu kelompok memiliki insentif, tetap terdapat suatu
mekanisme dimana kelompok tersebut dapat memperoleh dan menggunakannya
sebagai pengaruh. Asumsi kedua Stigler adalah bahwa pejabat pemerintah, seperti
eksekutif bisnis atau konsumen, yang secara rasional mementingkan
kepentingannya sendiri. Mereka berusaha memaksimalkan suara mereka atau
kekayaan mereka. Producer kelompok kepentingan pribadi bisa menyediakan
sumber daya ini dengan memberikan sumbangan kampanye dan iklan politik untuk
pejabat terpilih dan peluang menguntungkan untuk berkerja selepas dari
pemerintahan.
Dengan demikian, peraturan hanya dapat dilihat sebagai alat untuk
mentransfer keuntungan kepada kelompok yang terorganisir dengan baik dalam
bentuk subsidi, penetapan harga, pengendalian atas masuknya pesaing politik, dan
penekanan produksi barang pengganti jika kelompok akan mengembalikan kebaikan
dengan suara dan sumbangan kepada politisi. Teori ini memprediksi bahwa
regulator akan menggunakan kekuasaan mereka untuk mentransfer pendapatan
dari mereka yang memiliki kekuatan politik yang lemah kepada mereka yang
memiliki kekuatan politik lebih besar.

LO-2. BAGAIMANA TEORI DAN REGULASI


AKUNTANSI DAN PRAKTIK AUDIT

DIAPLIKASIKAN

PADA

Pada bagian sebelumnya, telah dipelajari sejumlah teori regulasi, yang telah
diusulkan dan digunakan untuk menjelaskan regulasi akuntansi dan audit. Pada
Penerapannya, akan dipertimbangkan kepentingan umum, pemahaman dan teori
atas kepentingan pribadi pada praktiknya. Sampai sejauh mana teori-teori ini
6 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

menjelaskan dan memprediksi regulasi akuntansi dan audit seperti yang diamati di
pasar modal.

1) Penerapan teori kepentingan publik


Di bawah teori kepentingan umum, pemerintah turut campur tangan dalam
regulasi pelaporan keuangan dan menanggapi kegagalan pasar untuk kepentingan
umum'. Argumen dasarnya adalah bahwa mekanisme pasar telah gagal dan
tindakan pemerintah diperlukan untuk merespon kegagalan pasar. Pengenalan
Undang-Undang Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat pada tahun 2002 setelah
runtuhnya Enron Corporation dan perusahaan audit Arthur Andersen dapat
dilihat dari sudut pandang 'kepentingan umum'. Pelaporan keuangan baru dan tata
kelola perusahaan dipersyaratkan, diperkenalkan, serta standar baru dan struktur
pengawasan untuk auditor diciptakan. Canada, Kuhn dan Sutton berpendapat
bahwa UU Sarbanes-Oxley dibuat, demi kepentingan publik, salah satu alasannya
adalah perlindungan terbesar dalam pasar keuangan dan terkait perilaku
perusahaan di masa lampau.
Contoh sebelumnya adalah pemerintah Australia menetapkan Accounting
Standards Review Board (ASRB) pada tahun 1984. Intervensi pemerintah dalam
proses penyusunan standar akuntansi dipandang sebagai respon yang baik dari
kegagalan di pasar untuk informasi akuntansi, hal ini dibuktikan dengan sejumlah
besar runtuhnya perusahaan bahkan setelah auditor telah bersertifikat dan diyakini
sebagai 'benar dan adil'. Demikian pula, tuntutan untuk standar akuntansi yang
lebih ketat atau untuk perubahan dalam proses penyusunan standar akibat
runtuhnya perusahaan besar di tahun 1330-an akhir dan di tahun 2000-an awal
(Enron dan Worldcom di Amerika Serikat, HIH, dan OneTel di Australia)
dipandang sebagai diperlukan dalam kepentingan publik.
Runtuhnya korporasi dianggap menunjukkan bahwa ada pelanggaran serius
terhadap kondisi persaingan usaha. Pelanggaran tersebut berasal dari asimetri
informasi antara pemberi informasi (manajemen perusahaan dan akuntans
profesional) dan pengguna laporan keuangan eksternal (investor) yang tidak tahu
apa informasi akuntansi yang mereka butuhkan dan / atau tidak dapat menentukan
nilai informasi akuntansi yang mereka terima. Selain itu, informasi keuangan dapat
dilihat sebagai 'barang publik' yang telah menyebabkan perbedaan antara biaya
marjinal dan manfaat untuk (a) para pengguna informasi keuangan dan produsen
(b) informasi (manajemen perusahaan). Sebelum intervensi pemerintah (misalnya
pembentukan ASRB), standar tidak didukung oleh legislatif dan teori kepentingan
publik berpendapat bahwa hal ini tidak dapat disangkal untuk menemukan bahwa
jumlah informasi yang dihasilkan oleh entitas perusahaan mengalami kekurangan
'kualitas yang diperlukan untuk keputusan investasi dan alokasi sumber daya yang
optimal dalam perekonomian '.
Dengan demikian, dalam rangka mengakomodasi kepentingan umum, maka
dari itu kerangka teori menunjukkan intervensi pemerintah dalam proses
penyusunan standar akuntansi adalah untuk memperbaiki kegagalan di pasar untuk
informasi akuntansi. Pada saatnya nanti, kepentingan umum akan terlayani oleh
kembalinya kepercayaan di pasar modal oleh investor.
7 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

Dengan berfokus pada perlunya intervensi pemerintah di pasar untuk


melindungi konsumen, teori kepentingan publik pada umumnya mengabaikan
penemuan banyak studi atas penelitian yang menunjukkan bahwa manajer badan
usaha memiliki kekuasaan yang kuat untuk 'membenarkan' pasar tentang persepsi
kegagalan kegiatan bisnis mereka. Hal ini dapat dicapai melalui tidak dibatasinya
pengungkapan secara sukarela karena luasnya informasi yang dapat melindungi
pengguna atas informasi keuangan yang diberikan. Misalnya, kekuatan pasar akan
memberikan tekanan pada perusahaan-perusahaan untuk mengurangi kualitas
produk perusahaan, kelangsungan hidup masa depan perusahaan, dan kemampuan
manajemen pada saat ini untuk memastikan pengembalian yang tepat untuk
investor. Hal ini menyatakan bahwa kegagalan dapat mengurangi ketidakpastian
dan menyebabkan perusahaan yang sedang dilihat sebagai 'lemon'. Pada saatnya,
dapat mengakibatkan biaya tambahan untuk perusahaan dalam bentuk, contohnya,
biaya bunga yang lebih tinggi, peningkatan persyaratan keamanan untuk pinjaman
dan peningkatan ancaman pengambilalihan dari pesaing. Dengan demikian, kita
menemukan contoh dimana kita dapat menerapkan teori kepentingan umum, tetapi
tidak dapat dipastikan bahwa teori ini adalah satu-satunya penjelasan untuk
mengamati perilaku.
Penerapan teori capture.
Walker berpendapat bahwa meskipun pemerintah Australia awalnya
memperkenalkan ASRB untuk memastikan perlindungan 'kepentingan umum, ia
percaya bahwa teori capture lebih berlaku dalam menjelaskan peristiwa. Dia
berpendapat bahwa dewan berhasil dicapture oleh profesi akuntansi, yang diatur di
industri. Sinyal utama pengcapturean, menurut Walker, berpusat pada kegiatankegiatan seperti fakta bahwa 'karena proses' ketentuan yang ditinggalkan demi
'jalur cepat' persetujuan standar yang disampaikan oleh Australian Accounting
Research Foundation (AARF). Selanjutnya, sejumlah perselisihan antara ASRB
dan AARF diselesaikan dalam mendukung yang terkini dan AARF (didanai oleh
profesi) bergabung dengan ASRB (didanai oleh pemerintah). ASRB resmi memiliki
kekuatan untuk mempertimbangkan standar yang diserahkan kepadanya dari
sumber manapun. Ini merupakan upaya untuk memperluas penerimaan politik
standar yang disetujui; Namun, hanya satu dari 23 standar yang disetujui berasal
dari sumber di luar profesi. Dengan demikian, seperti dengan standar biasa, dapat
dikatakan bahwa mekanisme 'proses hukum' dalam ASRB gagal untuk mencapai
tujuannya.
Pada dasarnya, argumen Walker adalah bahwa profesi akuntansi diperlukan
untuk melegitimasi standar akuntansi (yaitu, memastikan kepatuhan dengan
standar) yang hanya dapat dicapai oleh standar yang memiliki 'kekuatan hukum'
dengan memastikan bahwa standar akuntansi yang didukung oleh undang-undang.
Namun, profesi akuntansi memiliki kepentingan ekonomi dalam mempertahankan
proses penetapan standar, yang tidak ingin dilepaskan begitu saja kepada
pemerintah. Pada saatnya, satu-satunya cara profesi dan pemerintah bisa
melegitimasi standar akuntansi dan memelihara kepentingan ekonomi adalah untuk
'mengcapture' ASRB, badan yang memiliki kekuasaan untuk membuat standar
akuntansi wajib bagi entitas perusahaan. Di bawah tampilan capture, intervensi
peraturan dalam proses penetapan standar akuntansi yang telah dirancang, untuk
kerangka teori kepentingan umum, dan melindungi kepentingan publik. Namun,
penelitian Walker menggambarkan profesi akuntansi sebagai kelompok elite yang,
8 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

pada dasarnya, tidak bertanggung jawab kepada kepentingan umum, yang


berusaha dan mencapai kontrol proses penetapan standar untuk keuntungan
sendiri, dan hanya dibatasai oleh rasa takut intervensi pemerintah.
Harmonisasi akuntansi internasional telah menimbulkan pertanyaan baru
dalam kaitannya dengan penerapan teori capture. Sementara ada dukungan luas di
Australia untuk harmonisasi standar akuntansi, penerapan standar internasional
sangat mencerminkan kepentingan dan preferensi perusahaan besar, Australian
Securities Exchange (ASX) dan bagian dari profesi akuntan. CLERP 1 diarahkan
pembuat standar untuk memiliki fokus komersial dan menjadi responsif terhadap
kebutuhan bisnis, yang mencerminkan respon pemerintah untuk lobi terhadap
Australian Accounting Standard Board (AASB) untuk membuat standar oleh
sektor korporasi. ASX adalah pendukung kuat dari adopsi awal standar
internasional, hal ini dimungkinkan karena melihat manfaat bagi perusahaan ASX
dan terdaftar mengalir dari penggunaan standar internasional. Di satu sisi,
kepentingan semua pihak ini telah dikalahkan oleh peristiwa internasional. Setelah
menggunakan pengaruh mereka dan mencapai preferensi mereka untuk adopsi
standar internasional, mereka sekarang dalam posisi telah lepas tangan
menghadapi pengaruh atas proses pengembangan standar-standar tersebut. Hal ini
tidak memungkinkan bahwa pihak-pihak seperti (perusahaan besar, profesi
akuntansi dan ASX) dapat mempengaruhi standar akuntansi Australia di masa
depan dengan cara yang sama seperti yang telah mereka lakukan di masa lalu. Tak
satu pun dari mereka berada dalam posisi untuk mengendalikan atau 'mengcapture'
proses penetapan standar pasca tahun 2005.
Dengan Australia dan keputusan Eropa untuk mengadopsi standar
internasional, dan misi IASB bahwa standar akan diadopsi di semua negara di
seluruh dunia, fokus capture peraturan telah bergeser ke IASB. Zeff mencatat
bahwa IASB berada di bawah 'aliran pandangan mendesak dari asosiasi
perdagangan, perusahaan-perusahaan besar dan bank-bank di negara-negara
Eropa. Dia menjelaskan bahwa ada banyak kelompok yang sangat peduli dengan
output IASB, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa pengcapturean oleh salah
satu kelompok tidak akan mungkin. Namun, gagasan bahwa IASB telah 'dicapture'
oleh FASB telah ditandai. Masalah standar IASB yang dekat dengan US Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) tidak menimbulkan pertanyaan
pengaruh US GAAP pada standar IASB. Zeff melaporkan bahwa perbedaan
pendapat di Eropa pada IFRS 8, yang erat mengikuti standar FASB, telah
mengangkat lagi pertanyaan apakah konvergensi antara IASB dan FASB baik untuk
Eropa.
2) Penerapan teori kepentingan pribadi
Teori kepentingan pribadi memberikan pendekatan lain untuk memahami
perilaku suatu pihak dengan insentif untuk mempengaruhi regulasi pelaporan
keuangan. Rahman berusaha untuk menerapkan teori kepentingan pribadi dari
Stigler, Posner dan Peltzman ke pembentukan ASRB tersebut. Kesimpulan dari
Rahman adalah bahwa ada beberapa keterbatasan dalam penelitian Walker. Dia
menegaskan bahwa peninjauan secara sistematis terhadap organisasi dan fungsi
Dewan menunjukkan bahwa Dewan tergantung pada dan rentan terhadap pengaruh
dari beberapa kelompok kepentingan. Jadi, sementara Rahman menegaskan
9 | Page
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

pengaruh profesi akuntansi pada persiapan dan peninjauan standar, ia juga


menemukan bahwa pihak lain menjamin peran penting yang memungkinkan
mereka untuk terus meneliti dan mempengaruhi kegiatan Dewan. Partai-partai ini
termasuk Dewan Menteri yang memiliki kewenangan dasar. Dewan harus beroperasi
dengan gagasan bahwa semua standar akuntansi yang disetujui yang harus
mendapat persetujuan politik. Ini tersirat bahwa konsekuensi dari minimal politik
standar.
Rahman menemukan bahwa Dewan juga tergantung pada National
Companies and Securities Commission (NCSC) untuk penegakan standar. Ada
atau tidak adanya standar yang menghambat administrasi dari efisiensi hukum
perusahaan dengan demikian bertanggung jawab untuk menerima perhatian dari
NCSC (sekarang Australian Securities and Investments Commission atau
ASIC). Selanjutnya, Rahman berpendapat bahwa Walker gagal untuk menyebutkan
kehadiran sejumlah eksekutif perusahaan di Dewan ASRB. Hal ini sangat penting,
mengingat bahwa terutama manajer perusahaan dan direksi yang dibutuhkan untuk
memenuhi standar akuntansi wajib hadir pada pengenalan ASRB tersebut. Dengan
demikian, sektor ini yang, dalam kenyataannya, 'diatur industri. Auditor atau profesi
akuntan secara keseluruhan pada akhirnya terpengaruh hanya karena mereka
secara aktif terlibat dalam persiapan dan otentikasi dari laporan keuangan
perusahaan. Representasi besar eksekutif perusahaan di dewan itu dibuat,
mungkin, untuk membantu mengamankan kepentingan kelompok partai yang telah
diatur.
Dari perspektif ini, profesi akuntansi tidak 'mengcapture' proses penetapan
standar di Australia. Sebaliknya, dapat dikatakan bahwa kelompok produsen, yang
terorganisasi dengan baik dan mampu memegang pengaruh politik yang signifikan
dibandingkan dengan baik profesi akuntan atau 'pengguna' kelompok yang lebih
besar tapi lebih menyebar, menjadi ekstensif terlibat dalam, dan akhirnya dikontrol,
perdebatan tentang proses regulasi penetapan standar dilaukan di tahun 1980-an.
Perdebatan itu dilakukan untuk mencapai suatu bentuk tertentu dari intervensi
peraturan yang 'mengamankan mereka dari over-deregulasi. Bukti lainnya dari
kekuatan lobi kelompok preparers perusahaan (manajer / direktur G 1OO
perusahaan publik) dapat dilihat pada tekanan kelompok ini untuk menekankan
profesi akuntan secara efektif menarik Pernyataan Konsep akuntansi (SAC) 4
Definisi dan Pengakuan Unsur Laporan Keuangan pada awal tahun 1990an. Contoh
lainnya pengaruh oleh pihak dari sektor korporasi terlihat di CLERP 1 proposal
pemerintah untuk merestrukturisasi proses penetapan standar yang diadopsi pada
tahun 2005 berikut standar akuntansi internasional.
Keterbatasan teori regulasi ini adalah bahwa mereka tidak saling eksklusif,
yaitu, peristiwa dijelaskan oleh satu teori dapat dijelaskan sama baiknya dengan
teori lain. Tidak jelas bahwa penjelasan tunggal dapat dipertahankan. Sebagai
contoh, dalam kaitannya dengan Undang-Undang Sarbanes-Oxley dapat
dikatakan bahwa pemerintah AS terpaksa mengambil tindakan setelah runtuhnya
Enron, untuk menunjukkan bahwa Pemernitah tanggap dan serius mengenai
kecukupan tata kelola perusahaan, pelaporan keuangan pengawasan dan audit.
Dengan demikian, teori bunga swasta mungkin berlaku juga untuk menjelaskan
kejadian yang diamati. Teori kepentingan pribadi memiliki banyak pendukung
karena mengakui dasar kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat dalam regulasi.
10 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

Hal ini juga cocok dengan pandangan bahwa penetapan standar adalah proses
politik.
3) Pengaturan standar sebagai proses politik
Pengaturan standar dipandang sebagai proses politik karena memilki potensi
untuk secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok
kepentingan. Oleh karena itu kelompok ini berusaha untuk mempengaruhi
pengenalan regulasi. Model perilaku politik adalah ringkasan dari 'pilihan publik'
atas teori regulasi. Hal ini digunakan oleh Watts dan Zimmerman yang
berpendapat bahwa proses politik hanyalah sarana mengejar kelompok dengan
perbedaan kepentingan. Individu atau kelompok dipengaruhi secara berbeda oleh
peraturan akuntansi. Sebagai contoh, sebuah pengakuan melarang standar beban
piutang tak tertagih mungkin disambut oleh perusahaan yang meminjam dan dekat
dengan kesepakatan pinjaman yang mempengaruhi mereka. Di sisi lain, bank-bank
besar dengan profil publik yang tinggi mungkin menolak untuk standar ini karena
menyebabkan keuntungan mereka meningkat, understated risiko mereka, dan
meningkatkan eksploitasi yang jelas terhadap pelanggan mereka. Di hadapan
kepentingan yang beragam dan seringkali bertentangan, sebuah badan pembuat
keputusan - kelompok peraturan - harus menjaga keseimbangan antara mereka
dengan membuat pilihan politik. Bagi mereka keputusan yang mereka buat harus
diterima oleh orang-orang yang terkena dampak, badan pengawas perlu mandat
untuk melakukan pilihan sosial; yaitu, perlu legitimasi politik. Gerboth memperkuat
pandangan ini:
. . . politisasi akuntansi aturan pembuatan [adalah] tidak hanya tak terelakkan.
Masyarakat berkomitmen untuk legitimasi otoritas demokratis, hanya secara politis
bertanggung jawab terhadap lembaga dan memiliki hak untuk memerintahkan orang lain
mematuhi aturan.

Menanggapi ketidakpuasan masyarakat dengan pengaturan standar oleh


badan akuntansi profesional, pemerintah di banyak negara telah menyiapkan
pembuat standar independen dalam upaya untuk menghasilkan standar kualitas
tinggi yang memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan pengguna laporan
keuangan. Pengaturan standar 'karena proses' harus memungkinkan para
pemangku kepentingan untuk berkontribusi terhadap penetapan standar, tetapi
juga mencegah satu pihak, seperti profesi akuntansi, mendominasi proses.
Kerangka kerja konseptual, sebelumnya dikembangkan di Amerika Serikat,
Inggris, Kanada dan Australia, berusaha untuk menyediakan batang tubuh
pengaturan standar dengan kerangka kerja pengembangan standar akuntansi.
Independensi pembuat standar nasional telah sukses diterapkan dalam
memproduksi standar akuntansi konseptual untuk mencapai tujuan. Standar baru
yang telah memperluas batas-batas tradisional pelaporan keuangan termasuk yang
menggabungkan nilai wajar dengan metode pengukuran. Namun, ada suatu contoh
yang jelas di mana kemajuan menuju posisi konseptual lebih disukai lambat laun
atau di mana politik melobi telah 'tergelincir' oleh standar akuntansi. Sebuah contoh
kebijakan lama adalah masalah penyewaan. Pada G4 + 1 yang melakukan studi di
tahun 1396 yang merekomendasikan pemanfaatan hak milik yang melekat dalam
semua sewa. Pembuat standar telah menyatakan preferensi untuk mengenali sewa
di neraca, tetapi sejauh tidak mampu untuk mengamankan standar yang dapat
memuaskan untuk mencapai tujuan ini. IASB/FASB memiliki penelitian bersama
saat ini pada akuntansi sewa, yang melibatkan peninjauan kembali yang
11 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

komprehensif dari semua aspek akuntansi sewa guna usaha dan diperkirakan akan
menyebabkan perubahan mendasar dalam akuntansi untuk sewa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan pendekatan umum baru untuk
akuntansi sewa yang akan memastikan bahwa semua aset dan kewajiban yang
timbul dalam kontrak sewa diakui di neraca.

LO-3. KERANGKA PELAPORAN


DENGAN PENGATURAN

KEUANGAN

YANG

BERKENAAN

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada berbagai pihak dalam suatu
lingkungan pelaporan keuangan. Termasuk di dalamnya adalah pihak yang
menyiapkan laporan keuangan (direksi perusahaan beserta para eksekutif dan
manajernya) dan auditor eksternal serta para pembuat kebijakan seperti
pemerintah, grup perusahaan sektor privat, dan bursa efek. Aktivitas pihak-pihak ini
akan dipengaruhi lingkungan terjadinya laporan keuangan yang mencakup aspek
hukum atau legal, ekonomi, politik dan sosial. Suatu karakteristik spesifik yang
berhubungan dengan lingkungan akan membentuk suatu kerangka yang disebut
regulatory framework of financial reporting atau kerangka pelaporan keuangan
yang berkenaan dengan pengaturan. Meskipun kerangka ini bervariasi untuk setiap
negara, namun ada kesamaan elemen yang dimiliki oleh kerangka-kerangka
tersebut. Elemen kerangka yang dimaksud akan dibahas selanjutnya, sekaligus
akan ditunjukkan bagaimana elemen tersebut mempengaruhi output dari proses
pelaporan keuangan yaitu laporan keuangan.
1) Persyaratan Undang-undang
Ada berbagai macam motivasi bagi manajer untuk secara sukarela
memberikan informasi keuangan dan memberikan akses agar informasi tersebut
diverifikasi secara independen melalui proses audit, yang salah satunya disebabkan
hal tersebut diatur dalam peraturan perundang-undangan. Di berbagai negara
undang-undang perusahaan mensyaratkan bagi para manajer untuk menyediakan
laporan keuangan yang telah diaudit. Persyaratan tersebut bisa saja sedikitnya
mencakup laporan apa saja yang harus disediakan dan frekuensi penyediaan
laporan, atau bisa juga mencakup informasi lain berkaitan dengan laporan yang
disediakan, misalnya peraturan di Australia yang mengharuskan perusahaan harus
mengungkap informasi mengenai kinerja lingkungan mereka. Di beberapa negara
lain, terutama di Amerika, persyaratan-persyaratan ini lebih banyak diatur dalam
undang-undang pasar modal dibanding di dalam undang-undang perusahaan.
Persyaratan tambahan dalam paragraf di atas berasal dari standar akuntansi
tertentu dan di banyak negara standar-standar ini memiliki kekuatan hukum.
Sebagai contoh, perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa yang menyusun laporan
keuangan konsolidasi diwajibkan oleh hukum untuk menggunakan standar IASB
yang diadopsi oleh Uni Eropa. Di Australia, undang-undang perusahaan
mengharuskan semua entitas pelaporan untuk mengikuti standar akuntansi
berbasis IASB yang disahkan secara hukum. Undang-undang perpajakan juga
menjadi salah satu hal yang mempengaruhi akuntansi keuangan di beberapa
negara, terutama di Perancis dan Jerman. Di negara-negara ini, untuk pelaporan
entitas tunggal, aturan akuntansi keuangan sama dengan aturan pajak. Hukum
perusahaan, sebaliknya, merupakan bagian dari sistem hukum yang lebih luas,
12 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

yang kemungkinan akan mencakup cara memantau kepatuhan sesuai dengan


persyaratan undang-undang. Sebagai contoh, FEE melaporkan bahwa banyak
negara-negara Eropa memiliki badan yang bertanggung jawab untuk memeriksa
pengajuan rekening. Selain itu, sistem peradilan memberikan sanksi dan hukuman
yang mendorong kepatuhan terhadap hukum perusahaan.
2) Tata Kelola Perusahaan
Elemen lain yang juga penting dalam kerangka peraturan suatu negara
adalah sistem tata kelola perusahaannya. Sebagian tata kelola ini diturunkan dari
hukum yang mengharuskan direksi untuk melakukan hal tertentu dalam hal
manajemen perusahaan mereka. Misalnya keharusan untuk menyelenggarakan
RUPS dan pengungkapan hal-hal penting seperti remunerasi direksi adalah tata
kelola dasar yang tercakup dalam undang-undang perusahaan. Namun begitu tidak
menutup kemungkinan adanya tambahan panduan dan aturan yang muncul baik
dari rekomendasi sukarela perusahaan maupun aturan listing bursa saham.
Panduan tata kelola perusahaan bisa muncul dalam bentuk best practice yang
mendorong direksi mengadopsi mekanisme terbaik yang sesuai keadaan
perusahaan mereka. The International Federation of Accountants (IFAC) adalah
contoh badan di Inggris yang mengeluarkan rekomendasi tata kelola perusahaan
ini. Persyaratan pemerintah berkaitan dengan pelaporan keuangan dapat
dipaksakan melalui peraturan listing bursa saham seperti yang terjadi di Inggris dan
Australia.
3) Auditor dan Pengawasan
Auditor merupakan salah satu profesi yang memiliki fungsi cukup vital dalam
memberikan keyakinan atas kualitas informasi dalam laporan keuangan
perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, sudah sewajarnya ada aturan yang
mengatur profesi auditor. Salah satu bentuk umum aturan tersebut adalah syarat
keahlian dan pengalaman sebelum melakukan praktek, serta keanggotaan pada
asosiasi profesi dan komitmen pada kode etik profesi. Auditor mau tidak mau akan
memaksakan diri mengikuti serangkaian aturan tersebut untuk mempertahankan
posisinya agar dapat terus menjalankan profesinya tersebut. Sebagai contoh
berbagai peraturan pada profesi akuntan merupakan bentuk awal dari pengawasan
oleh auditor. Pada masa lalu peran pengawasan ini secara serius dilakukan oleh
suatu bada profesional yang mencurahkan sumber daya cukup besar dalam
menciptakan standar baik pada level nasional maupun internasioanl, sedangkan
pada saat ini banyak badan yang mewakili auditor di berbagai negara mengadopsi
standar internasiona (ISA) untuk menunjukkan komitmen akan kualitas layanan
audit yang baik.
Meskipun profesi audit mengembangkan sendiri aturan-aturan mereka,
terdapat beberapa contoh utama di masa lalu ketika tanggung jawab pengaturan
berada di tangan otoritas negara. Sebagai contoh di Perancis dan Italia tanggung
jawab tersebut ada di badan penegak aturan independen (pengatur pasar modal),
dengan di perancis khususnya badan ini bekerja sama dengan badan yang mewakili
auditor dalam proses pengawasan aktifitas auditor. Tanggung jawab yang diletakkan
pada badan pemerintah akan memberikan pengaturan yang lebih independen
(paling tidak secara teori). Pilihan ini juga mencerminkan perbedaan ekonomi atau
politik dalam pendekatan pengelolaan pasar modal. Dalam beberapa tahun terakhir,
13 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

banyak negara telah memperkenalkan badan hukum yang bertanggung jawab atas
pengawasan auditor, seperti yang akan dibahas dalam bagian akhir bab ini.
4) Badan Penegak Hukum yang Independen
Sebuah studi oleh FEE mencakup badan penegakan independen sebagai
bagian dari sistem penegakan yang menyeluruh atas persyaratan pelaporan
keuangan. Peran badan ini dalam peraturan pelaporan keuangan adalah untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang mengatur pembuatan laporan
keuangan, yang terdapat dalam hukum, dan standar akuntansi. Sebuah badan
penegakan independen merupakan perpanjangan lodgement supervision yang
merupakan bagian dasar kerangka pengaturan. Pembentukan badan penegakan
independen juga masih merupakan hal baru, terkait dengan pengadopsian IFRS di
tahun 2005.
Regulator pasar modal adalah bentuk paling umum badan penegakan
independen. Contohnya termasuk AMF di Perancis, Consob di Italia, Autoriteit
Financiele Markten (atau AFM, Otoritas Pasar Keuangan) di Belanda, SEC di Amerika
Serikat dan ASIC di Australia. Badan penegakan independen mungkin saja memiliki
tugas dan kekuasaan yang luas dalam kaitannya dengan regulasi pasar sekuritas,
jauh melampaui pemantauan pelaporan keuangan. Namun demikian, badan-badan
tersebut bisa sangat aktif dalam menegakkan persyaratan pelaporan keuangan
yang terkandung dalam hukum dan akuntansi.
Di beberapa negara, bursa saham mengambil peran sebagai regulator pasar.
Sebagai contoh, bursa saham terlibat (atau telah terlibat) dalam pemantauan
pelaporan keuangan di Swiss, Swedia dan Norwegia. Bentuk lain dari badan
penegakan independen adalah review panel, seperti Financial Reporting Review
Panel (FRRP) yang dimiliki Inggris. FRRP dibentuk pada tahun 1991 dengan kuasa
untuk menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang perlu
mendapat perhatian. Pendekatan lain diambil oleh Jerman setelah mereka
mengadopsi IFRS. Mereka membuat sebuah sistem penegakan dua lapis, yang
terdiri dari panel review ((the Financial Reporting Enforcement Panel or FREP),
yang bertanggung jawab kepada departemen pemerintah (the Federal Institute
for the Oversight of Financial Services). Bentuk lain dari kerangka pengaturan
yang timbul karena adopsi IFRS adalah munculnya sistem untuk mengkoordinasikan
penegakan hukum. Sebuah organisasi supranasional, International Organization of
Securities Commission (IOSCO) membuat suatu sistem untuk anggota mereka dan
organisasi penegak independen lain untuk berbagi informasi dan berkonsultasi
dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konvergensi. Setiap regulator nasional
mempertahankan kemampuan untuk menangani masalah mereka sendiri,
sedangkan sistem bertujuan untuk memfasilitasi konsistensi dan memberikan titik
acuan untuk keputusan peraturan di masa depan.

LO-4. STRUKTUR LEMBAGA PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI DAN


STANDAR AUDIT
Dalam diskusi mengenai kerangka pengaturan mengenai akuntansi
keuangan, penyusunan laporan keuangan biasanya berasal dari peraturan
perundang-undangan dan standar akuntansi yang berlaku. Di bagian ini akan
14 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

dijelaskan mengenai proses terbentuknya badan pengaturan standar internasional


dan proses pengaturan akuntansi internasional dan standar akuntansi.
1) Latar Belakang
Perkembangan standar akuntansi internasional diawali secara resmi dengan
berdirinya International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973 di
London. Komite ini terdiri atas perwakilan dari badan-badan akuntansi professional
di sembilan Negara (Australia, Kanada, Perancis, Jepang, Meksiko, Belanda, UK dan
Irlandia, serta US dan Jerman Barat). Tujuan dari dibentuknya komite ini adalah
untuk membangun sebuah standar akuntansi untuk sektor privat yang dapat
digunakan secara global.
Sebelum tahun 2005, terdapat International Accounting Standards (IAS) yang
sangat berpengaruh dan diadopsi oleh negara-negara yang belum memiliki badan
standar akuntansi nasional seperti Indonesia dan Papua Nugini hingga negara yang
sudah memiliki standar nasional seperti Singapura dan Hong Kong. Perusahaan
menggunakan IAS untuk menyediakan informasi tambahan dengan format yang
lebih transparan dan dapat dibandingkan (comparable) bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam pasar modal.
Penggunaan IASC terus mengalami peningkatan namun memiliki batasan
karena posisi IASC bukan sebagai badan penyusun standar yang independen. IASC
kemudian mengalami restrukturisasi pada tahun 2001 melalui pembentukan badan
independen yang bernama International Accounting Standards Board (IASB). Dewan
IASB terdiri atas 14 orang anggota tetap (full-time members) yang dipilih karena
keahlian dan pengalamannya dalam akuntansi dan penyusunan standar. Dewan
tersebut didukung oleh staf teknik yang berkedudukan di London. The IASC
Foundation kemudian menjadi badan pengawas bagi IASB dan dibentuk juga komite
interpretasi (interpretations committee). Tugas dari IASB adalah melakukan
pemutakhiran IAS yang masih berlaku dan menyusun International Financial
Reporting Standards (IFRS).
Kedudukan IASB menjadi semakin penting seiring dengan keputusan Komisi
Eropa (European Commission) pada tahun 2002 untuk menerapkan standar IASB
pada tahun 2005. Komisi Eropa mengumumkan bahwa seluruh perusahaan yang
terdaftar sebagai negara anggota Uni Eropa harus menyiapkan akun konsolidasian
berdasarkan standar IASB. Perubahan yang mendasar ini merupakan langkah yang
penting dalam mendorong penyusunan informasi keuangan yang lebih transparan
dan dapat dibandingkan oleh perusahaan-perusahaan Eropa yang terdaftar. Hal ini
terdorong oleh keinginan untuk mengembangkan sebuah pasar modal yang
terunifikasi di Eropa.
2) The IASB and FASB Convergence Program
Pada tahun 2002 dilakukan program konvergensi IASB dan FASB yang dikenal
dengan nama Norwalk Agreement. Konvergensi ini menuntut IASB dan FASB untuk
mengidentifikasi perbedaan antara standar yang mereka miliki, untuk meninjau
kembali solusi yang tersedia, dan untuk memilih langkah yang lebih baik. Beberapa
15 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

perbedaan timbul karena perbedaan pokok di antara dua jenis standar tersebut. US
GAAP dideskripsikan sebagai standar berbasis peraturan sementara IAS disusun
dengan tujuan berbasis prinsip akuntansi.
Keterlibatan Amerika Serikat yang lebih besar menjadikan proses penyusunan
standar internasional didominasi oleh IASB dan FASB. Proses konvergensi hanya bisa
dilakukan dalam bentuk dialog dua arah antara IASB dan FASB karena kerumitan
konvergensi akan bertambah seiring bertambahnya pihak yang terlibat. Terkait
pihak yang terlibat, IASB memiliki kebijakan yang memperbolehkan badan
penyusun standar nasional untuk berkontribusi dalam proses penyusunan standar.
Badan standar nasional ini berpartisipasi dalam pekerjaan IASB melalui proyek
penelitian, kelompok kerja, serta proyek kerja sama. IASB masih bergantung pada
kontribusi penyusun standar nasional meskipun belum ada kepastian mengenai
batasan sejauh mana kontribusi tersebut mempengaruhi keputusan akhir IASB.
Sejak tahun 2005, badan dari uni eropa seperti badan penyusun standar nasional
dan EFRAG lebih aktif dalam proses pengembangan standar akuntansi. Dengan
mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan oleh standar terhadap
perekonomian, perdebatan yang kuat pun terjadi membahas mengenai isi dari
standar IASB dan arah dari penyusunan standar.
3) Accounting Standards for The Public Sector
Akuntansi sektor publik memiliki perbedaan dengan akuntansi sektor swasta
dalam hal tujuan dan para pemilik kepentingan (stakeholders). Namun,
perkembangan standar akuntansi sektor publik tidak bisa dipisahkan dari sektor
swasta karena pada mulanya berpedoman pada IASB dengan perubahan yang
disesuaikan dengan kebutuhan sektor publik. Terkait dengan standar akuntansi
sektor publik ini, Australia dan New Zealand berusaha menyusun sebuah standar
yang dapat diterapkan baik di sektor swasta maupun publik. Standar tersebut
dikenal dengan istilah standar sektor netral (sector neutral standards).
4) International Auditing Standards
Secara historis, auditing merupakan bidang ilmu yang bersifat selfregulated atau tidak diatur oleh pemerintah dan berkembang secara independen.
Sekumpulan masyarakat profesional akuntansi pada abad kesembilan belas
diketahui mendorong lahirnya profesi di bidang pemeriksaan dan menyediakan
pelatihan untuk para anggotanya. Pembentukan masyarakat ini terjadi pada saat
Undang-Undang Perusahaan (Companies Acts) yang disetujui di Britania Raya
mensyaratkan pemeriksaan sehingga menghasilkan sumber penghasilan yang
signifikan bagi akuntan. Pemeriksaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan
pengguna laporan keuangan serta klien dan perundang-undangan hanya perlu
melakukan kodifikasi atas praktik-praktik terbaik pemeriksaan.
Pada tahun 1939, American Insitute of Accountants menyusun standar audit
yang pertama sedangkan standar audit di Australia diterbitkan oleh badan
profesional akuntansi melalui AARF. Profesi bertanggung jawab untuk menjaga
16 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

standar etik, termasuk menghukum anggota yang tidak mematuhi standar


akuntansi dan pemeriksaan. Namun, bentuk regulasi seperti ini menjadi lemah jika
tidak ada syarat hukum bagi akuntan untuk menjadi anggota dari badan
profesional. American Institute of CPAs (AICPA) memulai sistem peer reviews pada
tahun 1960-an meskipun status tersebut masih bersifat kesediaan (voluntary)
hingga tahun 1989.
Kasus Enron dan kasus besar lainnya di awal tahun 2000-an menjadi dasar
justifikasi bagi pemerintah untuk ikut campur dalam penyusunan standar
pemeriksaan di Amerika Serikat dan Australia. Sejak pemberlakuan Sarbanes-Oxley
Act pada tahun 2002, review atas firma audit di Amerika Serikat diatur oleh sebuah
badan pemerintah, yaitu the Public Company Accounting and Oversight Board
(PCAOB). PCAOB juga bertanggung jawab untuk menyusun standar pemeriksaan
atas pemeriksaan perusahaan publik. Di Australia, standar pemeriksaan telah
memiliki payung hukum melalui Undang-Undang Perusahaan (Corporates Act) pada
tahun 2001 dan memulai mengikuti CLERP 9 sejak 1 Juli 2006.
Meskipun saat ini standar pemeriksaan disusun oleh badan pemerintah,
tujuan awal lebih diarahkan pada penulisan ulang standar agar bisa digabungkan ke
dalam peraturan perundang-undangan dan bukan untuk mengganti isi dari standar
tersebut. Badan pemerintah yang bertugas untuk menyusun standar pemeriksaan
sebagian besar masih dikontrol oleh profesi auditor melalui lembaga-lembaga
profesi auditor. Hal ini dianggap mengancam kewenangan pemerintah dalam
mengatur regulasi mengenai standar pemeriksaan. Badan pemerintah kemudian
membentuk dewan yang bertugas untuk meningkatkan keyakinan bahwa standar
pemeriksaan dibuat secara transparan dan merefleksikan kepentingan umum,
dengan input dari publik dan regulator, dan untuk memfasilitasi regulasi
pemeriksaan.
Pemerintah mempercayai bahwa standar akuntansi dan standar pemeriksaan
merupakan hal yang penting di mana hal ini didukung oleh beberapa hasil
penelitian para ahli. Salah satunya adalah Francis, Khurana, dan Pereira yang
mengumpulkan bukti mengenai kualitas pemeriksaan, kekuatan dari pelaksanaan
pemeriksaan, dan kualitas dari standar akuntansi. Peneliti tersebut menemukan
bahwa kualitas akuntansi dan pemeriksaan yang bagus lebih mungkin terdapat
pada perusahaan di negara yang menerapkan perlindungan yang kuat bagi
investor.

17 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

RINGKASAN
Teori terkait Peraturan Relevan dengan Akuntansi dan Audit
Tujuan dari teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang
ada di alam nyata. Dalam bagian ini dibahas mengenai pembentukan teori
akuntansi yang menjelaskan baik praktik dalam akuntansi keuangan maupun audit.
Teori ekonomi termasuk theory of efficient markets dan agency theory dapat
digunakan untuk memahami lingkungan di mana laporan keuangan dibuat. Teroriteori ini membantu dalam memahami fungsi dari laporan keuangan dan biaya atas
pembuatannya. Teori khusus tentang regulasi juga memberikan kita pandangan
mengenai bagaimana dan mengapa ada peraturan mengenai laporan keuangan.
Public interest theory menyatakan bahwa pemerintah atau lembaga di
bawahnya membuat peraturan guna menaggulangi kegagalan pasar (market
18 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

failure). Peraturan ditujukan untuk melindungi kepentingan individu atau


masyarakat secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan laporan keuangan,
peraturan diasumsikan akan meningkatkan arus informasi sehungga meningkatkan
efisiensi pasar. Dalam teori ini pemerintah adalah pihak yang independen. Lembaga
yang berada di bawah pemerintah akan menerima perintah (request) dari legislatif
yang berkepentingan (enterpreneural politician) dan kelompok kepentingan publik
untuk mengintervensi pasar. Dalam hal ini kedua pihak yang memberi perintah
dapat diperdebatkan, apakah kebijakan itu adalah untuk kepentingan publik atau
demi kepentingan individu atau kelompok. Namun secara garis besar, perintah
mengenai intervensi diklaim merupakan kepentingan publik secara keseluruhan.
Pembentukan peraturan bukannya tanpa biaya. Dibutuhkan perpindahan
kekayaan yang tidak sedikit dan dampaknya akan berpengaruh terhadap pihak
yang diatur dalam peraturan tersebut. Capture theory menyatakan bahwa pihak
yang menginginkan kemampuan untuk mengatur akan mencari bagaimana cara
untuk mengendalikan pemerintah dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap
peraturan tersebut. Teori ini berasumsi bahwa individu adalah economic rationalist
dan mereka selalu mengejar kepentingan pribadi. Dengan demikian, mereka akan
melindungi dan meningkatkan kekayaan mereka dengan cara mengendalikan
peraturan itu sendiri. Sebagai contoh, mereka mendapatkan kendali dengan cara
menguasai aktivitas dan agenda badan pembuat regulasi atau dengan memastikan
bahwa kinerja dari badan tersebut tidak efektif (dinetralkan).
Teori ketiga dalam hal ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Private
interest theory menyatakan bahwa berbeda dari dua teori sebelumnya, pemerintah
adalah pihak yang tidak independen. Pemerintah memiliki kekuatan untuk
memaksa dan akan menggunakan kemampuannya ini untuk mencapai tujuan
pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa politikus bukanlah pihak
yang netral, tetapi mereka menggunakan kemampuannya untuk memaksimalkan
kemungkinan terpilih di periode selanjutnya. Pemerintah tidak membuat aturan
demi kepentingan publik, melainkan respons atas kepentingan kelompok tertentu
dengan kekuatan sebagai pemilih yang terbesar. Dalam capital market kelompok
yang biasanya memiliki dana dan sumber daya terbesar yang dapat melobi
pemerintah guna menjadikan aturan yang menguntungkan biasanya berasal dari
sektor korporasi atau perusahaan besar.
Bagaimana Teori dan Regulasi diaplikasikan pada Akuntansi dan Praktik
Audit
Bagian ini menjelaskan teori mana saja yang dapat diaplikasikan dalam
praktik nyata, mencakup kepentingan publik, capture, dan kepentingan individual.
Berdasarkan hasil pengamatan, pemerintah di banyak negara telah mengintervensi
proses pengaturan akuntansi dan pembuatan standar akuntansi. Meskipun standar
pada dasarnya di bawah kendali sektor privat, proses pengesahannya biasanya ada
pada kendali pemerintah. Sebagai contoh di Australia standar akuntansi dibuat oleh
ikatan profesi akuntansi. Pemerintah mengintervensi pembuatan standar akuntansi
pada tahun 1980-an dengan membuat badan yang bertanggung jawab terhadap
pengumuman atas standar akuntansi kepada publik. Telah disiunggu sebelumnya
bahwa badan tersebut adalah bentuk kekuasaan dari pihak yang membuat
19 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

peraturan. Pihak atau kelompok inilah yang mendapatkan benefit atas dibentuknya
aturan yang menguntungkan kepentingannya.
Bagian akhir dari bagian ini adalah sifat politik atas regulasi dan aturan baku.
Stephen Zeff menyatakan bahwa sturan baku adalah proses politik yang tidak dapat
dielakkan. Pandangan ini tidak hanya berlaku di US, tetapi juga di Negara lain.
Penerapan standar IASB di Uni Eropa telah membawa proses politisasi atas standar
akuntansi ke level yang baru. Zeff menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok
yang terlibat, dengan tujuan yang berbeda dan perbedaan kultur, yang menjadikan
proses penyerapan standar akuntansi IASB menjadi lebih panjang dan lebih rumit.
Adopsi atas IAS 39 di Eropa telah disajikan di awal untuk mengilustrasikan isu yang
terkait.
Kerangka aturan untuk Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan tidak terjadi di ruang hampa, di mana faktor lainnya
dianggap ceteris paribus. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatan
informasi keuangan. Di bagian ini dijelaskan mengenai beberapa elemen kunci yang
dapat ditinjau dari kerangka pelaporan di beberapa Negara. Tujuan dari penjelasan
ini adalah menyediakan pro forma dalam kerangka aturan dan untuk
menunjukkan
bagaimana
elemen-elemen
tersebut
dapat
mempengaruhi
pembuatan laporan keuangan. Pertama, terkait dengan kebutuhan perundangundangan, di mana sebuah aturan membutuhkan persiapan dan audit atas laporan
keuangan. Peraturan tersebut dapat disisipkan dalam perundang-undangan yang
mencakup perusahaan, pasar sekuritas dan hukum perpajakan. Syarat umum yang
mempengaruhi persiapan dari laporan keuangan adalah kewajiban untuk
mempersiapkan seluruh kegiatan akuntansi (sesuai dengan standar akuntansi dan
syarat
legal
lainnya),
untuk
diaudit
oleh
auditor
eksternal
dan
mempresentasikannya lepada badan pemerintah. Kemudian terkait dengan tata
kelola pemerintah. Beberapa praktik tata kelola korporasi harus tunduk kepada
aturan, di mana beberapa lainnya merefleksikan rekomendasi best practice yang
dirumuskan oleh sektor privat. Sebagai contoh sebelumnya adalah tujuan EU dalam
tata kelola perusahaan dan contoh terbaru adalah kode pemerintahan yang telah
diadopsi di UK dan Australia.
Kepatuhan terhadap syarat laporan keuangan dicetuskan oleh auditor
eksternal dan badan penyelenggara independen. Di banyak negara auditor
dianggap sebagai pihak yang paling penting untuk mempromosikan kepatuhan
terhadap standar akuntansi. Hasil dari penerapan standar IASB di 2005, banyak
negara membentuk bedan penyelenggara independen. Ketika di mana sebagian
orang mempertimbangkan bahwa badan tersebut adalah pemborosan (mereka
sering digambarkan sebagai audit atas auditor), banyak juga pihak yang
berkomentar bahwa harus ada penyelenggara yang menjaga konsistensi atas
penerapan IFRS. Sebuah perdebatan pula ketika ada atau tidaknya koordinasi
kepada penyelenggara akan berpengaruh terhadap ketercapaian dari adopsi atas
standar internasional. Telah dijelaskan pula mengenai badan yang telah terbentuk
dan mekanisme koordinasi penyelenggaraan yang telah terjadi. Evaluasi atas peran
dan efektivitas dari badan-badan tersebut semoga dapat terjadi di masa
mendatang.
20 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

Struktur Lembaga Penetapan Standar Akuntansi dan Auditing


Di bagian akhir dari bab ini disediakan overview mengenai pembentukan dari
badan internasional yang menyediakan standar akuntansi dan standar audit. Telah
disampaikan latar belakang dari proses pengembangan dari standar akuntansi
internasional, dimulai sejak terbentuknya IASC pada tahun 1973 kemudian IASB
pada tahun 2001. Isu penting yang dikemukakan adalah: IOSCO membantu dalam
membuat standar inti (core standard), keputusan EU untuk mengadopsi standar
IASB di tahun 2005, dan keterlibatan yang lbih besar US pada standar akuntansi
internasional, dihasilkan dari proyek konvergensi IASB/FASB, yang terjadi pada
tahun 2002.
Telah disampaikan pula pengaturan mengenai standar audit. Badan akuntansi
professional juga telah memiliki sejarah yang tinggi mengenai keterlibatan mereka
terhadap pengaturan standar, yang berseberangan dengan sejarah syarat legal dari
audit. Peraturan terhadap proses audit terjadi meskipun terbukti bahwa audit pada
dasarnya tidak memerlukan regulasi. Badan akuntansi professional menulis tentang
standar auditing pertama, namun pemerintah telah menggunakan teori kegagalan
pasar sebagai dalih untuk membuat regulasi tentang standar audit di US dan
Australia. Akan tetapi, standar audit Australia didasari oleh standar audit
internasional yang ditulis oleh badan yang dikendalikan oleh auditor praktisi. Badan
pemantau telah dibentuk guna memastikan bahwa standar merefleksikan
kepentingan publik dan tidak terkait dengan sudut pandang pemerintah. Penelitian
empiris mendukung peran dari standar akuntansi dan standar auditing dan
efektivitas atas penyelenggaraannya dalam pembangunan pasar keuangan di
seluruh dunia.

21 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

DAFTAR PUSTAKA
Jayne Godfrey, et.al. 2010. Accounting Theory 7th Edition. Australia : John Wiley
&Sons

22 | P a g e
CHAPTER 3

T E O R I A KU N TA N S I

Anda mungkin juga menyukai