Anda di halaman 1dari 11

JANTUNG

Anatomi Jantung
Jantung merupakan sebuah organ berotot yang
bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, besarnya kurang
lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya dan beratnya kira-kira 250-300
gram. Bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis, di bagian bawah
agak runcing yang disebut apeks kordis. Fungsi
jantung adalah mengatur distribusi darah ke
seluruh bagian tubuh.
Letak jantung di dalam rongga dada
sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada , diatas diafragma, dan pangkalnya
terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI
dua jari di bawah papilla mamae.
Jantung mempunyai empat ruang yaitu
atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah
atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan
sebelah bawah jantung. dan mempunyai dinding lebih tebal karena harus
memompa darah ke seluruh tubuh.
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dan
kaya CO2 dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian
atas) dan vena cava inferior (kaki sampai dada bagian bawah). Atrium kiri
berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru (vena
pulmonal). Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan
darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh.
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu katup yang menghubungkan antara atrium
dengan
ventrikel
dinamakan
katup
atrioventrikuler,
sedangkan
katup
yang
menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal dinamakan katup semilunar. Katup ini
berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang
jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi
atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau
diastolik.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup
trikuspid yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium kanan dengan ventrikel kanan,
katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara

atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau
bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang
menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup
semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri
dengan asendence aorta yaitu katup aorta.
Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium. Pericardium
berfungsi sebagai barier terhadap infeksi dari paru dan mediastinum.
Perikardium ini terdiri dari dua lapisan:
1. Pericardium Fibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada,
diafragma dan pleura.
2. Pericardium Serosa, yaitu lapisan dalam dari pericardium terdri dari
lapisan parietalis; melekat pada pericardium fibrosa dan lapisan viseralis
yang melekat pada jantung yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat ronggga yang disebut rongga
pericardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan
pericardium kurang lebih 10-30 ml yang berguna untuk mengurangi gesekan
yang timbul akibat gerak jantung.
Lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :
Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung
atau pericardium visceral
Miokardium, yaitu jaringan utama otot
jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.
Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian
dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel
sel yang berhubungan langsung dengan
darah dan bersifat sangat licin untuk aliran
darah, seperti halnya pada sel-sel endotel
pada pembuluh darah lainnya.
Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang
terjadi dalam jantung selama peredaran darah.
Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu
kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik).
Curah jantung (Cardiac Output/ CO)
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel
per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan
oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian
akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang
dipompakan pada setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan

demikian curah jantung = volume sekuncup (Stroke volume / SV) x frekuensi


denyut jantung per menit.(heart rate / HR)
Denyut Jantung dan Daya pompa Jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh
sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut
jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung
dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi,
cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen
(O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida (CO 2) juga meningkat
sehingga kecepatan jantung bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya
pompa 20-25 liter/menit.
HIPERTENSI
Hipertensi atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah
penyakit kronis yang paling banyak dijumpai. Orang bisa menderita
hipertensi selama beberapa tahun tanpa mengalami gejala. Tekanana darah
yang tidak terkontrol dengan baik akan meningkatkan masalah kesehatan
yang serius termasuk serangan jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi biasanya akan berkembang selama beberapa
tahun, dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan. Beruntung tekanan
darah tinggi dapat dengan mudah terdeteksi. Dan sekali orang mengetahui
dirinya menderita tekanan darah tinggi, dia dan dokter akan berusaha
mengendalikan tekanan darah tersebut.
Insiden Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada
pria. Klasifikasi Hipertensi Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa
berusia 18 tahun keatas menurut Joint National Committee (JNC 8) on
Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood pressure,
Kategori
Normal
Pre-hipertensi
Stadium 1
Stadium 2

Tekanan Darah
Sistolik
<120 mmHg
120-139 mmHg
140-159 mmHg
160 mmHg

Tekanan Darah
Diastolik
80 mmHg
80-89 mmHg
90-99 mmHg
100mmHg

Klasifikasi
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :
1. Hipertensi primer ( esensial):
Hipertensi primer adalah suatu peningkatan persisten tekanan
arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal. Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan

mencakup + 90% dari kasus hipertensi. Cenderung berkembang secara


bertahap selama bertahun-tahun.
Hipertensi primer biasanya tidak menimbulkan gejala sampai
setelah menahun. Penemuan hipertensi biasanya terjadi pada saat
pemeriksaan rutin atau kunjungan ke dokter.
2. Hipertensi sekunder :
Hipertensi sekunder adalah hipertensi persisten akibat kelainan
dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya
diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi
Berbagai kondisi dan pengobatan dapat menyebabkan hipertensi
sekunder adalah
- Masalah ginjal
- Tumor adrenal gland
- Pengobatan tertentu seperti pil KB, obat-obat pilek, dekongestan, pereda
nyeri
- Kelainan pembuluh darah congenital
- Obat obatan lain seperti kokain dan amphetamine
Berdasarkan bentuk hipertensi,yaitu hipertensi diastolic,campuran,dan
sistolik.
1. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
2. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu
peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol.
3. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan
tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya
ditemukan pada usia lanjut.
Faktor Risiko terjadinya hipertensi:
- Usia, dengan pertambahan usia risiko terkena tekanan darah tinggi
juga meningkat
- Ras
- riwayat keluarga
- Obesitas
- Kurang aktivitas fisik
- Merokok
- Terlalu banyak garam (sodium). Terlalu banyak sodium pada makanan
sehari hari dapat menyebabkan tubuh anda menahan cairan yang
meningkatkan tekanan darah.
- Terlalu sedikit potassium. Potasium membantu menyeimbangkan
jumlah sodium di sel, jika tidak terdapat cukup potassium dalam
makanan, akan terjadi penumpukan sodium dalam darah
- Alkohol
- Stres
- Kolesterol tinggi
- Diabetes

Penyakit ginjal

Tanda dan Gejala Hipertensi


Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun yang disebut silence diseases. Gejala bila ada
menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas
sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
bersangkutan.
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahuntahun berupa
- Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intrakranium.
- Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.
- Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat.
- Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus.
- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler
- kelemahan, napas pendek, frekuensi jantung meningkat, ansietes,
depresi, obesitas, pusing, sakit kepala, tekanan darah meningkat.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi antara lain :
- Stroke
- Infark miokard
- Gagal ginjal
- Ensefalopati (kerusakan otak)
- Kejang
- angina pectoris
- hipertropi ventrikel kiri menyebabkan kegagalan jantung kongestif
- kerusakan ginjal permanen menyebabkan kegagalan ginjal
Terapi Hipertensi
Terapi pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi, ini berarti tekanan
darah harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu fungsi,
ginjal, otak, jantung maupun kualitas hidup.
1. Terapi non farmakologi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
pasien dengan jalan memperbaiki pola hidup pasien. Modifikasi pola hidup
terbukti dapat menurunkan tekanan darah lain penurunan tekanan darah
pada kasus obesitas, diet asupan kalium dan kalsium, pengurangan
asupan natrium, melakukan kegiatan fisik, dan mengurangi konsumsi
alcohol.

Tabel Manajemen terapi hipertensi menurut JNC VII (U.S.


Department of Health and Human Services, 2003).
KLASIFIKASI MODIFIKASI GAYA
TERAPI OBAT-OBATAN
TEKANAN
HIDUP
DARAH
Normal
Dianjurkan
Tidak ada obat antihipertensi
yang dianjurkan
Pre hipertensi
Ya
Hipertensi stage
Ya
Kebanyakan memakai diuretik
1
thiazide.
Dapat
juga
dipertimbangkan
ACEI,ARB,BB,CCB
atau
kombinasi
Hipertensi stage
Ya
Kebanyakan
memakai
2
kombinasi 2 obat. Biasanya
diuretik thiazide dan ACEI atau
ARB, atau BB dan CCB
* ACEI= Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor. ARB= Angiotensin
Receptor Blocker, BB= Beta Blocker, CCB= Calcium Channel Blocker
2. Terapi farmakologi
Prinsip pemberian obat pada pasien usia lanjut:
1) Sebaiknya dimulai dengan satu macam obat dengan dosis kecil.
2) Penurunan tekanan darah sebaiknya secara perlahan,untuk penyesuaian
autoregulasi guna mempertahankan perfusi ke organ vital.
3) Regimen obat harus sederhana dan dosis sebaiknya sekali sehari.
4) Antisipasi efek samping obat.
5) Pemantauan tekanan darah itu sendiri di rumah untuk evaluasi efektivitas
pengobatan
Pilihan pengobatan yang dianjurkan dalam pengobatan hipertensi :
Pada hipertensi stadium 1 kebanyakan pengobatannya hanya menggunakan
satu macam obat sedang pada hipertensi stadium 2 cenderung
menggunakan kombinasi pengobatan.
Obat-Obat Antihipertensi
Obat-obat antihipertensi yang sering digunakan diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Diuretik
Khasiat diuretik berawal dari efeknya meningkatkan ekskresi natrium,
klorida, dan air, sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel.
Tekanan darah turun akibat berkurangnya curah jantung, sedangkan
resistensi perifer tidak berubah pada awal terapi. pada pemberian kronik,
volume plasma kembali tetapi masih kira-kira 5% dibawah nilai sebelum
pengobatan curah jantung kembali mendekati normal.

Contoh :
Diuretik kuat : furosemid,torsemid
Diuretic hemat kalium : Bumetamid
Diuretic thiazide : spironolakton, Hidroklortiazid
2. -Bloker (beta-bloker).
Mekanisme kerja beta-bloker sebagai antihipertensi masih belum jelas,
diperkirakan ada beberapa cara, cara pertama adalah pengurangan denyut
jantung dan kontraktilitas miokard menyebabkan denyut berkurang. Refleks
baroreseptor serta hambatan reseptor B2 Vaskuler menyebabkan resistensi
perifer menurun, mungkin sebagai penyesuaian terhadap pengurangan
curah jantung yang kronik. Cara yang kedua adalah hambatan sekresi renin
melalui reseptor B1 di ginjal.
Contoh : propranolol, atenolol, bisoprolol
3. - Bloker (Alfa-bloker).
Antagonis adrenoreseptor memblok reseptor adrenergic dipembuluh
darah sehingga vasodilatasi. obat ini tidak menimbulkan toleransi pada
penggunaan janka panjang sebagai antihipertensi. Alfa bloker merupakan
satu-satunya golongan antihipertensi yang memberikan efek positif terhadap
lipid darah (menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida dan meningkatkan
kolesterol HDL). Alfa bloker juga dapat menurunkan resistensi insulin
(disamping penghambat ACE), memberikan sedikit efek bronkodilatasi dan
mengurangi serangan asma akibat latihan fisik, dan tidak berinteraksi
dengan AINS. Karena itu, alfa bloker dianjurkan penggunaanya pada
penderita hipertensi yang disertai diabetes, dislipidemia, obesitas, gangguan
resistensi perifer, asma, dan perokok.
Contoh : doxazosin, prazosin, terazosin
4. Antagonis kalsium (Calsium Channel Blocker)
Pada otot jantung ada otot vaskuler, ion kalsium terutama berperan
dalam peristiwa kontraksi. Meningkatnya kadar ion kalsium dalam sitosol
akan meningkatkan kontraksi. Obat antihipertensi golongan antagonis
kalsium bekerja dengan jalan memblok kanal kalsium yang terletak pada
otot polos sehingga mencegah terjadinya vasokonstriksi.
Antagonis kalsium makin banyak digunakan karena efek sampingnya
pada kardiovaskuler, bronkus, dan metabolism tubuh lebih kecil
dibandingkan dengan beta bloker. Berdasarkan efek tersebut, antagonis
kalsium ini terutama digunakan pada hipertensi, apabila diuretic dan atau
beta bloker kurang efektif. Golongan obat antihipertensi ini menurunkan
darah secara efektif, dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik serta
menekan kejadian stroke. Indikasi terutama hipertensi sistolik pada lansia.
Sasaran terapi hipertensi dengan menggunakan amlodipine adalah pada
otot polos vascular. Karena mekanisme kerja amlodipine sebagai inhibitor
influx kalsium ( slow channel blocker atau antagonis ion kalsium) dan
menghambat masuknya ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung

dan otot polos vascular. Ion kalsium berperan dalam kontraksi otot polos. Jadi
dengan terhambatnya pemasukan ion kalsium mengakibatkan otot polos
vaskuler mengalami relaksasi. Dengan demikian menurunkan tahanan
perifer dan menurunkan tekanan darah. Sehingga efek samping yang
tersering timbul adalah pembengkakan kaki
Efek kerja Amlodipine lama di dalam tubuh sehingga dosisnya hanya
sekali sehari saja. Merupakan antihipertensi yang dapat bekerja pula sebagai
obat angina dan antiaritmia, sehingga merupakan obat utama bagi penderita
hipertensi yang juga penderita angina.
Penderita hipertensi yang tidak cukup terkontrol jika hanya menggunakan
anti hipertensi tunggal akan sangat menguntungkan dengan pemberian
amlodipine yang dikombinasikan dengan diuretik thiazida, inhibitor adrenoreseptor, atau inhibitor angiotensin converting enzyme. Amlodipin
juga diindikasikan untuk pengobatan iskemia myokardial, baik karena
obstruksi fixed (angina stabil), maupun karena vasokonstriksi (angina varian)
dari pembuluh darah koroner. Amlodipin dapat digunakan sebagai
monoterapi atau kombinasi dengan obat-obat anti angina lain, terutama
pada penderita angina yang sukar disembuhkan dengan nitrat dan atau
dengan -blocker pada dosis yang memadai.
Dibagi atas 2 golongan:
1. Dihidropiridin
Short acting : nifedipine
Long acting
: amlo, felo, nife, nikar -DIPIN
2. Non dihidropiridin
Contoh
: diltiazem, verapamil
5. Penghambat Enzim konversi Angiotensin (ACE-inhibitor)
Mekanisme kerja penghambat ACE adalah mengurangi pembentukan
angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldostero
yang enyebabkan terjadinya ekresi natrium dan air, serta retensi kalium.
Akibatnya terjadi penurunan tekanan darah akibat penghambat ACE disertai
dengan penurunan resistensi perifer.
Contoh : captopril, lisinopril, enalapril
Lisinopril adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
dan menghambat angiotensin, suatu vasokonstriktor yang kuat. Lisinopril
mengatur mekanisme fisiologik yang spesifik, yakni system renin angiotensin
aldosterone, yang berperan dalam pengaturan tekanan darah. Awal
kerjanya mulai dalam waktu 2 jam, setelah pemberian per oral, efek puncak
tercapai 7 jam setelah dosis per oral dan efek berlanjut selama 24 jam
setelah dosis tunggal harian. Data memperlihatkan efeknya tidak lenyap
selama terapi jangka panjang lama. Peninggian tekanan darah secara tiba
tiba tidak terjadi bila pengobatan dengan penghambat ACE dihentikan
secara mendadak. Penderita payah jantung kongestif yang diobati dengan
lisinopril mendapat keuntungan khususnya dari pengurangan beban hulu
( preload) dan beban hilir (afterload) dari jantung , yang terlihat sebagai

peningkatan curah jantung, tanpa disertai reflex takikardia. Lisinopril tidak


dimetabolisme di hati dalam jumlah yang nyata, ikatan plasma protein
hampir tidak ada dan diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah ke
dalam urin. Lisinopril memperkecil kemungkinan timbulnya hypokalemia dan
hiperurikemia akibat pemakaian tiazid.
Jadi ACE bisa digunakan untuk mengobati hipertensi, gagal jantung
kongestif dan untuk memperbaiki kualitas hidup setelah serangan jantung
Efek samping yang sering terjadi adalah batuk tetapi jauh lebih jarang
dibandingkan dengan golongan ACE Inhibitor generasi terdahulu. Dapat juga
mual, muntah dan rash
6. Obat Antihipertensi Kerja Sentral
Kelompok ini termasuk metildopa, yang mempunyai keuntungan karena
aman bagi pasien asma, gagal jantung, dan kehamilan. Klonidin mempunyai
kerugian
karena
penghentian
pengobatan
secara
tiba-tiba
bisa
menyebabkan krisis hipertensif.
7. Antagonis Reseptor Angiotensin II.
Merupakan kelompok obat yang memodulasi system RAAS (Renin
Angiotensin Aldosteron System) dengan cara menginhibiisi ikatan
angiotensin II dengan reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara
spesifik.Semua kelompok ARB memiliki afinitas yang kuat dibandingkan
dengan Angiotensin II dalam berikatan dengan AT1. Maka tidak dianjurkan
menggunakan ACEI dan ARB bersama sama karena akan memperkuat efek
samping. ARB juga mampu mengurangi berlanjutnya kerusakan organ target
jangka panjang.
Macam macam ARB : Valsartan, Telmisartan, Losartan, Irbesartan,
Olmesartan, Candesartan, Eprosartan.
Losartan Merupakan salah satu ARB yang diindikasikan untuk
hipertensi. Selain itu juga dapat memperlambat progresivitas nefropati
diabetic dan kelainan ginjal lain pada pasien DM tipe 2.
Metabolisme terjadi di hepar dengan bantuan enzim sitokrom P450.
Diekskresikan 13-25% melalui ginjal dan 50-60% melalui bilier

8. Vasodilator
Obat antihipertensi golongan ini dapat mengembangkan dinding - dinding
arteriol sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah
menurun.
Contoh : hidralazin, dihidralzin, minoksidil
Lifezar
Komposisi : Losartan potassium merupakan generasi I dari ARB
Mekanisme kerja
meng-antagonis angiotensin II dengan jalan menghambat reseptor
Angiotensin II tipe 1 (AT1) menghambat efek vasokonstriksi dan
sekresi aldosteron
Losartan menghambat efek pressor dari angiotensin I
Tidak terlihat adanya rebound effect setelah pemutusan terapi yang
mendadak
Indikasi :
- Hipertensi
- Lini pertama untuk kasus Hipertensi dengan gangguan kardiovaskular
- Cocok untuk Hipertensi dengan disertai kondisi Diabetes Mellitus dan
penyakit ginjal
Dosis :
- Lifezar 50 mg : 1-2 tablet, 1 x per hari
- Lifezar 100 mg : 1 tablet, 1 x per hari
- Efek antihipertensi maksimum dicapai dalam 3 6 minggu setelah
inisiasi terapi
Kontraindikasi
Pasien yang hipersentif terhadap obat ini dan komponen lainnya dalam
formulasi tersebut.
Hipotensi
Sediaan : tablet 50 mg dan 100 mg
Kemasan : 1 box terdiri dari 3 strip (@ strip 10 tab)
Tagline Lifezar : The Right Dosage When Endpoint Matters
Kompetitor LIfezar : angioten, insaar, acetensa

Theravask
Komposisi : Amlodipine besylate
Mekanisme kerja
- Bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium melewati slow
channel pada membran sel
- Bekerja mengurangi masuknya Ca++ ke dalam miokardium dan otot polos
pembuluh darah
- Pada pasien HT, amlodipine memvasodilatasi pembuluh darah
penurunan TD.
Indikasi :

Hipertensi dan terapi lini pertama iskemia miokard karena angina stabil dan
atau angina Prinzmetal atau angina varian.

Dosis :

Untuk hipertensi dan angina : awal 5 mg 1 kali/hari. Maksimal 10 mg/hari. Untuk


pasien berat badan rendah, rapuh, usia lanjut atau gangguan fungsi hati : awal 2.5
mg 1 kali/hari. Untuk angina stabil kronik atau angina vasospastik : 5-10 mg.

Kontraindikasi
Pasien yang hipersentif terhadap obat ini dan komponen lainnya dalam
formulasi tersebut.
Hipotensi
Sediaan : tablet 5 mg dan 10 mg
Kemasan : 1 box terdiri dari 3 strip (@ strip 10 tab)
Efek Samping : Sakit kepala, kelelahan, rasa panas dan kemerahan pada wajah,
pusing, edema, mual, palpitasi, nyeri perut, somnolen

Tagline Theravask :

Cardio ProtectionNeed Not Be Expensive


Cardio Protection..Tidak Perlu Mahal

Kompetitor Theravask : Tensivask, Divask, Norvask

Anda mungkin juga menyukai