Anda di halaman 1dari 21

Dwiputra Mahardika (030.10.

090)
Satria Adji Hady Prabowo (030.10.247)

Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada tenggorokan
terutama pada usia muda. Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil
oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada penderita
tonsilitis akut. Ketidak tepatan terapi antibiotik pada penderita tonsilitis akut akan
merubah mikroflora pada tonsil, merubah struktur pada kripta tonsil dan adanya
infeksi virus menjadi faktor predisposisi bahkan faktor penyebab terjadinya
tonsilitis kronis.

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Agama
Status pernikahan

: Tn. K
: 17 tahun
: Laki-laki
:: SMA
: Mahasiswa
: Islam
: Belum menikah

Keluhan Utama: Rasa mengganjal di tenggorok


Keluhan Tambahan: tidak ada
RPS: OS datang ke poliklinik THT RSUD Kerawang dengan keluhan rasa mengganjal
di tenggorok yang dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, rasa mengganjal di tenggorok
dirasakan terus menerus dan semakin berat sejak 2 minggu terakhir. OS juga
mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan, rasa kering, dan gatal pada
tenggorokan, batuk, pilek dan demam yang dirasakan OS terutama ketika serangan.
Keluhan-keluhan tersebut dirasakan hilang timbul sejak 5 tahun lalu, akan tetapi
ketika pemeriksaan, OS tidak mengeluhkan hal-hal tersebut tadi. OS juga
mengeluhkan saat tidur mendengkur (ngorok), rasa tercekik saat tidur dan terbangun
tiba-tiba karena sesak nafas, kadang dirasakan OS selama 2 minggu terakhir. Dalam 5
tahun ini, OS mengaku telah mengalami serangan 3-4 kali dalam setahun, keluhankeluhan yang dirasakan saat serangan tersebut dirasakan terutama setelah OS
mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau minuman dingin dan terkadang keluhan
tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Riwayat merokok disangkal oleh OS

Keluhan batuk, pilek, hidung tersumbat, demam, bersin-bersin dan sakit kepala/
sakit didaerah wajah dan rasa adanya cairan yang mengalir di tenggorokan
disangkal oleh OS. Keluhan nyeri pada telinga, telingga terasa mendengung dan
rasa penuh di telinga disangkal oleh OS. Keluhan gangguan suara/suara serak,
sukar membuka mulut, sesak nafas disangkal oleh OS. Keluhan jantung berdebar
serta nyeri persendian tidak ada. Mata merah, mata berair, gatal-gatal dan
kemerahan di kulit juga disangkal oleh OS.
Sebelumnya OS sering berobat karena keluhan yang sama ke puskesmas saat
serangan timbul (keluhan nyeri tenggorok), puskesmas mengatakan bahwa OS
memiliki sakit amandel diberikan beberapa jenis obat, salah satunya antibiotik,
namun keluhannya hanya hilang sementara kemudian muncul kembali. Sekitar 2
tahun yang lalu saat serangan, OS berobat ke dokter spesialis THT, saat itu OS
tidak dianjurkan untuk dilakukan operasi, hanya diberikan antibiotik, namun OS
mengaku tidak teratur meminumnya.

OS mengeluhkan penyakit/keluhan yang sama sejak 5 tahun yang lalu, yang


dirasakan hilang timbul, dengan frekuensi 3-4 kali per tahun.
Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis dan asthma disangkal oleh OS.
Riwayat alergi obat, makanan, debu/ udara dingin disangkal oleh OS.
Riwayat dirawat di RS, operasi THT disangkal oleh OS

KEADAAN UMUM
Kesadaran
: Compos mentis
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 86x/menit
Suhu
: 36.2C
Pernapasan
: 20x/menit
Berat badan
: 60 kg

Bentuk
Tanda peradangan
Vestibulum
Cavum nasi
Konka inferior
Meatus nasi inferior
Konka medius
Meatus nasi medius
Septum nasi
Pasase udara
Daerah sinus frontalis
Daerah sinus maksilaris

: Normal, tidak ada deformitas


: Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-)
: Hiperemis -/-, sekret -/: Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/: Eutrofi/eutrofi
: Eutrofi/eutrofi
: Eutrofi/eutrofi
: Sekret -/: Deviasi -/: Hambatan -/: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)
: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

Dinding pharynx
: merah muda, hiperemis (+), granular (-)
Arkus pharynx
: simetris, hiperemis (-), edema (-)
Tonsil :
T3/T3
hiperemis +/+
permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+
Kripta melebar +/+
Detritus +/+
Perlengketan -/ Uvula
: letak di tengah, hiperemis (-)
Gigi
: gigi geligi lengkap,caries (-)
Lain-lain
: radang ginggiva (-), mukosa pharynx tenang, post nasal
drip (-)

Leher
Kelenjar limfe submandibula
Kelenjar limfe servikal

: tidak teraba membesar


: tidak teraba membesar

Maksilo Fasial
Parese nervus cranial
Bentuk

: tidak ada
: Deformitas (-); Hematom (-)

Pemeriksaan

Laboratorium darah

Hemoglobin
: 14,8 mg/dl
Hematokrit
: 43 g%
Leukosit
: 8.800/uL
Trombosit
: 237.000/uL
Masa perdarahan
: 230
Masa pembekuan
: 510

Kesan:

dalam batas normal

Dari anamnesis didapatkan :

OS, laki-laki usia 17 tahun datang dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok
yang dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, dirasakan terus menerus dan semakin berat
sejak 2 minggu terakhir. Dalam 5 tahun ini, OS mengaku telah mengalami
serangan 3-4 kali per tahun, keluhan-keluhan yang dirasakan saat serangan: rasa
sakit di tenggorok, nyeri menelan, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan, batuk,
pilek dan demam. Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul sejak 5 tahun lalu,
dirasakan terutama setelah OS mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau
minuman dingin dan keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan, akan
tetapi saat ini OS tidak merasakan keluhan tersebut. OS juga mengeluhkan saat
tidur mendengkur (ngorok), rasa tercekik saat tidur dan terbangun tiba-tiba karena
sesak nafas kadang dirasakan OS selama 2 minggu terakhir. Sebelumnya OS sering
berobat karena keluhan yang sama ke puskesmas saat serangan timbul, dikatakan
bahwa OS memiliki sakit amandel diberikan beberapa jenis obat, namun
keluhannya hanya hilang sementara kemudian muncul kembali. Sekitar 2 tahun
yang lalu saat serangan, OS berobat ke dokter spesialis THT, saat itu OS tidak
dianjurkan untuk dilakukan operasi, hanya diberikan antibiotik, namun OS
mengaku tidak teratur meminumnya.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan :


tonsil hipertrofi dengan ukuran T3/T3
tonsil hiperemis +/+
permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+
Kripta melebar +/+
Detritus +/+

Diagnosis Banding:
Tonsilitis kronis hipertrofi
Tonsilofaringitis kronis

Diagnosis Kerja:
Tonsilitis kronis hipertrofi

Dasar diagnosis:
Diagnosis kerja tonsilitis kronis hipertrofi diambil berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang didapatkan pada OS.
Anamnesis:
Rasa mengganjal di tenggorok yg dirasakan akibat tonsil yang membesar
Selama 5 tahun terakhir OS telah mengalami keluhan-keluhan peradangan
tonsil, yang hilang timbul dengan frekuensi 3-4 kali per tahun. Keluhan:
rasa sakit di tenggorok
nyeri menelan
rasa gatal di tenggorokan
kadang disertai batuk pilek dan demam
Tonsilotis Kronis: peradangan tonsil lebih dari 3 bulan, setelah serangan tonsilitis
akut yang berulang-ulang.
Riwayat kebiasaan: OS suka mengkonsumsi gorengan, makanan pedas dan minuman
dingin (menjadi faktor predisposisi timbulnya tonsilitis)

Dengan keluhan yang sama, riwayat pengobatan ke puskesmas dan ke dokter


spesialis THT, di diagnosis sakit amandel, diberikan antibiotik namun OS
tidak teraktur meminumnya terapi tonsilitis tidak adekuat, menjadi faktor
predisposisi tonsilitis kronik)
Pemeriksaan fisik tenggorok:
tonsil T3/T3
hiperemis +/+
permukaan mukosa tidak rata +/+
Kripta melebar +/+, detritus +/+

Medikamentosa:
Antibiotik: Cefixime 2x100 mg, selama 7-10 hari
Anti inflamasi: Metil prednisolon 3x2 mg selama 5 hari
Analgetik: asam mefenamat 3x500 mg selama 5 hari
Vitamin C 2x500 mg
Diberikan sebelum pasien menjalani operasi tonsilektomi

Operatif: Tonsilektomi

Setelah dilakukan operasi, pasien disarankan untuk:


Jaga kebersihan mulut
Makan makanan lunak selama kurang lebih 1 minggu
Makan makanan bergizi untuk meninggkatkan daya tahan tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan
Hindari makanan pedas, makanan berminyak dan minuman dingin
Kontrol ke poliklinik THT

Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam

: ad bonam
: ad bonam
: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai