Anda di halaman 1dari 52

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pertumbuhan dan Perkembangan saling berkaitan karena pertumbuhan
mempunyai dampak terhadap fisik seseorang, sedangkan perkembangan berkaitan
dengan pematangan dan penambahan kemampuan fungsi organ tubuh setiap
individu. Walaupun demikian kedua peristiwa tersebut terjadi secara sinkron pada
setiap individu. Proses itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar
terbagi dalam dua faktor yaitu faktor genetic dan faktor lingkungan. Dalam proses
tersebut anak memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu kebutuhan asuh
yang meliputi nutrisi, imunisasi, hygine, pengobatan dan tempat tinggal.
Kebutuhan asih yaitu kebutuhan emosi dan kasih sayang. Adapun kebutuhan asah
yaitu pemberian stimulus atau rangsangan.
Pencapaian Tumbuh Kembang dimulai pada masa prenatal, neonatal, masa
bayi, balita dan prasekolah. Dari masing-masing tahapan tersebut memiliki cirri
khas dalam anatomi, fisiologis, dan karakternya serta berlandaskan tahapan dalam
pencapaian tumbuh kembang anak. Anak mempunyai sifat-sifat karakter sendiri
yang berbeda dengan orang dewasa oleh karena itu semua perlu mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anak supaya tidak salah mengasuh dan merawat
anak serta mengetahui secara dini kelainan tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga dapat mengetahui tumbuh dan berkembangnya
secara optimal.
Upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak merupakan suatu pemikiran
dan pandangan serta semangat yang harus tumbuh dimasyarakat dan para

akademisi. Tiga tahun pertama usia anak merupakan periode emas atau masa kritis
untuk optimalisasi proses dan merupakan masa yang tepat untuk menyiapkan
seorang anak menjadi dewasa yang unggul dikemudian hari. Periode emas dapat
diwujudkan apabila anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh
kembang. Sebaliknya apabila pada masa ini anak tidak memperoleh makanan
sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis
yang akan mengganggu tumbuh kembang anak baik pada saat ini maupun masa
selanjutnya (Depkes RI, 2006).
Faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu
genetik dan lingkungan. Faktor genetic menentukan potensial anak, sedangkan
faktor lingkungan menentukan tercapai tidaknya potensial tersebut. Faktor
lingkungan besar sekali pengaruhnya pada fase-fase kehidupan anak yaitu
prenatal, kelahiran, dan pascanatal. Salah satu faktor lingkungan pasca natal
adalah gizi atau makanan yang memegang peranan sangat penting dalam tumbuh
kembang anak (Soetjiningsih,1995). Namun sebagian orang tua belum memahami
hal ini terutama orang tua yang tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif
rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit yang menimbulkan
gangguan fisik berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan yang termasuk
pertumbuhan dan serta perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai
pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai pengertian
yang sama. (Nursalam,2005).
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat menimbulkan berbagai
macam gambaran klinis contohnya gangguan pada motorik kasar, gangguan
motorik halus, gangguan bahasa, serta gangguan kepribadian, dan gangguan

psikologis sosial. Untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan dan


perkembangan dapat dilakukan skrining perkembangan dan pertumbuhan yang
relatif cepat dan sederhana. Skrining ini dapat dilakukan secara periodik.
Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat dengan
menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST). Kriteria yang dapat
dilihat dari masalah perkembangan potensial anak dibawah usia 6 tahun. Pada
masa prasekolah yaitu usia 35 tahun anak membutuhkan persiapan dalam
menghadapi kegiatan formal yang akan dijalaninya. Ciricirri anak usia
prasekolah yaitu perkembangan anak lebih matang yang mampu mengatur system
syaraf otot yang memungkinkan anak lebih lincah dan aktif bergerak, dengan
meningkatnya usia anak Nampak perubahanperubahan dari gerakan kasar
rmenjadi gerakan yang lebih halus. Dalam usia ini kemampuan berbahasa lisan
pada anak akan berkembang, karena selain terjadi pematangan pada organorgan
bicara dan fungsi berfikir juga dipengaruhi oleh lingkungan yang ikut
mengoptimalkan perkembangan anak seperti pemberian stimulus pada anak
(Gunarsa, 2008).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) memaparkan dari 500
anak yang dilakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan diperoleh 97
anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Survei yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (2008) dengan cara multi stage
random sampling di sebuah kelurahan di Jakarta Timur mendapatkan 25,5% anak
mengalami keterlambatan perkembangan.
Dari survey awal di wilayah kerja PPT Bintang Samudra kecamatan benowo
Surabaya yang peneliti dapatkan pada tanggal 25 Februari2014 diposyandu PPT

Bintang Samudra Kecamatan Benowo Surabaya dengan data balita usia 3-5 tahun
sebanyak 36 anak. Yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan normal
sebanyak 33 anak.
Berdasarkan data diatas maka salah satu upaya dalam menurunkan
hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3-5 tahun. Dalam upaya
mengoptimalkan tumbuh kembang anak adalah dengan memberikan penjelasan
serta motivasi kepada para ibu dan keluarga untuk memberikan nutrisi, imunisasi,
personal hygine, pengobatan dan tempat tinggal secara bersih dan baik. Dalam hal
ini peranan seorang bidan sebagai tenaga kesehatan sangatlah penting, karena
dengan berbagai upaya tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Gambaran pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3-5 tahun di PPT
Bintang Samudra Kecamatan Benowo Surabaya.
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimanakah Gambaran Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 3-5
Tahun di PPT Bintang Samudra Kecamatan Benowo Surabaya?

1.3
1.3.1

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia
3-5 Tahun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menggambarkan Pertumbuhan fisik pada balita usia 3-5 Tahun.
2. Menggambarkan Perkembangan fisik pada balita usia 3-5 Tahun.
1.4
1.4.1

Manfaat Penelitian
Teoritis
Pertumbuhan dan Perkembangan balita usia 3-5 tahun sebagai tambahan

teori mata kuliah Askeb Neonatus.


1.4.2 Praktis
1. Bagi Petugas Kesehatan

a. Menambah wawasan baru pada tenaga kesehatan dalam membantu


keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3-5 tahun.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan tumbuh kembang anak
usia 3-5 tahun.
2. Bagi institusi pendidikan
a. Memberikan masukan dalam kegiatan pembelajaran terutama tentang
pertumbuhan dan perkembangan balita.
b. Sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
kebidanan.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat melakukan intervensi dini terhadap pertumbuhan dan
perkembangan balita usia 3-5 tahun.
4. Bagi masyarakat
Untuk mengetahui adanya tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang
balita pada kelompok masyarakat disekitarnya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Konsep Dasar Pertumbuhan


2.1.1 Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang,
umur tulang dan keseimbangan metabolik (Ranuh, 1995).Pertumbuhan tidak
hanya bercirikan adanya perubahan ukuran, tetapi juga perubahan yang terjadi
berjalan secara proporsi.Tahapan pertumbuhan anak berjalan dengan pola tertentu

dan dimulai lahir hingga 1-2 tahun berjalan dengan kecepatan yang berbeda serta
setiap organ mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda pula.
Pertumbuhan fisik secara umum akan mulai melambat dan datar hingga
memasuki usia remaja. Pengaruh hormonal saat remaja, menyebabkan terjadi
percepatan pertumbuhan fisik pada usia 10-16 tahun. Tinggi badan anak
diharapkan mulai mencapai potensi tinggi genetiknya pada usia sekitar 18 tahun.
Pertumbuhan organ reproduksi mempunyai pola pertumbuhan yang relatif lambat
dibanding organ lainnya.Setelah memasuki masa remaja, pertumbuhan organ
reproduksi berjalan dengan kecepatan luar biasaoleh karena pengaruh hormonal
saat itu.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif,
sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan.Pertumbuhan
mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga
lebih banyak menyangkut perubahan fisik (Harlimsyah, 2007).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur
tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah
banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel (IDAI,2002,dikutip
oleh Nursalam 2005).
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Pola Pertumbuhan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya
pada akhirnya tidak selalu sama,karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor
(Nursalam,2005). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.

1. Faktor Dalam (Internal)


a. Ras, Etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras tau bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter rasa tau bangsa Indonesia atau sebaliknya
b. Keluarga
Adanya kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada
laki-laki.Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
lebih cepat.
e. Genetik
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom pada umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma.
2. Faktor Luar (Eksternal)
a. Faktor prenatal
1) Gizi ibu pada waktu hamil
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi perkembangan janin.
2) Toksin/zat kimia
Beberapa

obat-obatan

seperti

aminopterin,

thalidomide

dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis. Sehingga akan


kesulitan berbicara pada anak.
3) Endokrin

Insulin mulai diproduksi oleh janin yang berfungsi untuk pertumbuhan


janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein
janin.
4) Radiasi
Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformintas
anggota gerak, kelainan kongential mata, serta kelainan jantung.
5) Infeksi
Infeksi

pada

trimester

pertama

(Toksoplasma,Rubella,Citomegalo

dan

virus,

kedua
Herpes

oleh

TORCH

simpleks)

dapat

menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali,


retardasi mental dan kelainan jantung konginetal.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pascapersalinan
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit kronis atau kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, dan kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak.Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari.
4) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

5) Endokrin
Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6) Sosio ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut
menghambat pertumbuhan anak.
7) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat memengaruhi
tumbuh kembang anak.
8) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya dalam
keluarga,

misalnya

penyediaan

mainan,

sosialisasi

anak,

serta

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.


9) Obat-obatan
Pemakaian Kortikosteroid jangka panjang akan menghambat
pertumbuhan demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
2.1.3

hormon pertumbuhan.
Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik
1. Ukuran Antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuranukuran antropometrik yang dibedakan menjadi dua kelompok yang
meliputi :
a. Tergantung Umur (age dependence)
- Berat Badan (BB) terhadap umur
- Tinggi badan terhadap umur
- Lingkar kepala terhadap umur
b. Tidak Tergantung Umur
- BB terhadap TB
- LILA terhadap TB
- Lain-lain : LILA dibandingkan dengan standar atau
baku,

lipatan

kulit

pada

triset,

abdominal dibandingkan dengan baku.

subskapular,

10

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan


dengan suatu baku tertentu misalnya baku Harvard, NCHS atau baku
nasional. Di samping itu masih ada ukuran antropometrik lainnya,
yang dipakai untuk keperluan khusus, misalnya pada kasus-kasus
dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan,
antara lain Lingkar Dada, Lingkar Perut dan Lingkar Leher.
2.1.4 Tahap Pertumbuhan Balita
1. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dipakai
pada setiap kesempatan. Kesempatan memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator
yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh
kembang anak, sensitive terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran
objektif dan dapat diulangi serta dapat digunakan timbangan apa saja yang
relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya,
indikator berat badan ini tidak sensitive terhadap proporsi tubuh, misalnya
pendek-gemuk atau tinggi-kurus.
Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai
akibat masukan makanan dan minuman dengan keluaran melalui urin, feses,
keringat, dan bernafas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur
dan bersifat sangat individual. Bayi baru lahir cukup bulan, berat badan
waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Kenaikan berat badan jika
mendapatkan gizi yang baik diperkirakan sebagai berikut :
1) 700 1.000 gram/bulan pada Triwulan I.

11

2) 500 600 garam/bulan pada Triwulan II.


3) 350 450 gram/bulan pada Triwulan III.
4) 250 350 gram/bulan padaTriwulan IV.
Perkiraan berat badan berdasarkan umur :
1) 5 bulan : 2 x berat lahir
2) 1 tahun : 3 x berat lahir
3) 2 tahun : 4 x berat lahir
Memperkirakan kenaikan berat badan pada anak, dapat menggunakan
rumus dari Behrman sebagai berikut :
1) Baru lahir
2) 3 12 bulan
3) 1 6 tahun
4) 6 12 tahun

: 3,25 kg
: Umur (bulan) + 9
2
: Umur (tahun) x 2 + 8
: Umur (tahun) x 7 5
2

Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan bersifat sangat


individual, yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram
bahkan lebih sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian.
2. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropomerik kedua yang
terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa
pertumbuhan meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun
kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat
pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali,
selanjutnya melambat lagi, dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun.
Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas
tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian
tulang pada ujung atas dan bawahkorpus-korpus ruas tulang belakang,

12

sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5 mm. antara umur
30-45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut.
Rata rata kenaikan tinggi badan anak prasekolah adalah 6-8 cm per
tahun. Pada umur 3-15 tahun, terjadi pacu tumbuh (akselerasi) yang disebut
pacu tumbuh adolens. Pacu tumbuh adolen/sens pada anak laki laki
berbeda dengan perempuan, seperti halnya berta badan. Anak perempuan
umunya memulai pacu tumbuh tinggi badan pada umur 10,5 tahun dan
mencapai puncaknya pada 12 tahun di Inggris dan tiga bula lebih awal di
Amerika. Anak laki laki memulai pertumbuhan dan mencapai puncaknya
dua tahun kemudian. Namun, puncak anak laki laki lebih tinggi daripada
anak perempuan. Rata rata laju tumbuh tinggi badan anak laki laki 10,3
cm per tahun sedangkan pada anak perempuan adalah 9 cm per tahun.
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik
berdaarkan data tinggi badan orang tua dengan asumsi semua anak tumbuh
optimal sesuai dengan potensinya adalah sebagai berikut :
Tinggi badan (TB) anak perempuan :
(TB ayah 13 cm) + TB ibu

8,5 cm

2
Tinggi badan (TB) anak laki laki:
(TB ibu + 13 cm) + TB ayah
8,5 cm
2
Keterangan : 13 cm adalah rata rata selisih tinggi badan antara
orang
dewasa laki laki dan perempuan di Inggris dan 8,5 adalah nilai absolut
tentang tinggi badan.

13

Keuntungan indikator TB adalah pengukuran objektif dan dapat


diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan
indikator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat
sebagai perbandingan terhadap perubahan-perubahan relatif, seperti nilai BB
dan LILA.
Kerugian indikator TB adalah perubahan tinggi badan relatif pelan,
sukar mengukur tinggi badan yang tepat dan kadang-kadang diperlukan
lebih dari seorang tenaga. Di samping itu dibutuhkan dua macam teknik
pengukuran pada anak umur kurang dari dua tahun dengan posisi tidur
terlentang dan pada umur lebih dari dua tahun dengan posisi berdiri.
Panjang supinasi pada umumnya 1 cm lebih panjang, daripada tinggi berdiri
pada anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik
secara cermat.

14

Tabel 2.1 Standar Berat Dan Tinggi Badan Rata-Rata (Umur 0-5 Tahun,
jenis kelamin tidak dibedakan)
Umur
0 1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
1 tahun 3 bulan
1 tahun 6 bulan
1 tahun 9 bulan
2 tahun o bulan
2 tahun 3 bulan

Berat badan (gram)


Standar
Standar 80 %
3.400
2.700
4.300
3.400
5.000
4.000
5.700
4.500
6.300
5.000
6.900
5.500
7.400
5.900
8.000
6.300
8.900
7.100
9.300
7.400
9.600
7.700
9.900
7.900
10.600
8.500
11.300
9.000
11.900
9.600
12.400
9.900
12.900
10.500

Tinggi Badan(cm)
Standar
Standar 80%
50.5
40.5
55.0
43.5
58.0
46.0
60.0
48.0
62.5
49.5
64.5
51.0
66.0
52.5
67.5
54.0
70.5
56.5
72.0
57.5
73.5
58.5
74.5
60.0
78.0
62.5
81.5
65.0
84.5
67.5
87.0
69.5
89.5
71.5

2 tahun 6 bulan

13.500

10.800

92.0

73.5

2 tahun 9 bulan

14.000

11.200

94.0

94.0

3 tahun o bulan

14.500

11.600

96.0

77.0

3 tahun 3 bulan

15.000

12.000

98.0

78.5

3 tahun 6 bulan

13.500

12.400

99.5

79.5

3 tahun 9 bulan

16.000

12.900

101.5

81.5

4 tahun o bulan

16.500

13.200

103.5

82.5

4 tahun 3 bulan

17.000

13.600

105.0

83.5

4 tahun 6 bulan

17.400

14.000

107.0

85.5

4 tahun 9 bulan

17.900

14.400

108.0

86.5

5 tahun 0 bulan

18.400

14.700

109.0

87.0

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

15

3. Lingkar Kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intrakanial. Dipakai untuk
menafsirkan pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka
kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala yang lebih kecil dari
normal maka menunjukkan adanya rekardasi mental. Sebaliknya kalau ada
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan
meningkatkan volume kepala, sehingga lingkar kepala lebih besar dari
normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk lingkar kepala
adalah kurve lingkar kepala dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian
di dunia, dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku
bangsa, ras, maupun secara geografi.
Pertumbuhan lingkar kepala yang paling pesat adalah pada 6 bulan
pertama kehidupan yaitu dari 34 cm waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 4
bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54
cm. oleh Karena itu manfaat pengukuran lingkar kepala terbatas pada 6
bulan pertama sampai umur 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat,
kecuali diperlukan seperti kasus hidrosefalus. Lingkar kepala yang kecil
pada umumnya yaitu variasi normal, bayi kecil, keturunan, retardasi mental
dan kraniostenosis. Sedangkan lingkar kepala yang besar pada umumnya
disebabkan variasi normal, bayi besar, hidranensefali, tumor serebri,
keturunan,

efusi

subdural,

hidrosefalus,

penyakit

canavan,

dan

megalensefali.
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian
pula sebaliknya. Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester
ketiga kehamilan hingga 5 6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini,
terjadi pembelahan sel sel otak yang sangat cepat, setelah itu pembelahan

16

melambat dan terjadi pembesaran sel otak saja. Dengan demikian, pada
waktu lahir berat otak bayi adalah seperampat berat otak dewasa, tetapi
jumlah selnya sudah mencapai dua pertiga jumlah sel otak dewasa.
1. 6 9 kehamilan
= 3 gram / 24 jam
2. Lahir 6 bulan
= 2 gram / 24 jam
3. 6 bulan 3 tahun
= 0,35 gram / 24 jam
4. 3 6 tahun
= 0,15 gram / 24 jam
2.1.5 Indikator Pemantauan Pertumbuhan
Pertumbuhan bayi perlu dipantau untuk mendeteksi secara dini pola tumbuh
kembang anak.Dengan demikian kelainan apapun pada masa anak dapat segera
diketahui untuk kemudian ditangani.Deteksi dini dapat ditempuh melalui
pemeriksaan fisik rutin. Indikator yang diperiksa antara lain tinggi badan, berat
badan dan ukuran kepala.
Tinggi dan berat

badan

digunakan

untuk

mendeteksi

gangguan

pertumbuhan.Kelainan pertumbuhan anak yang dapat dijumpai adalah perawakan


pendek, perawakan tinggi, yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan
patologis, malnutrisi dan obesitas.Sementara itu lingkar kepala berhubungan
dengan perkembanagan volume otak. Standar acuan untuk mengetahui
pertumbuhan dan status gizi balita adalah berat badan menurut usia, berat badan
menurut tinggi badan, dan tinggi badan menurut usia. Parameter status gizi balita
yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut usia. Pedoman
yang digunakan adalah kurva pada KMS.
Dengan menggunakan KMS, pertumbuhan yang diharapkan pada anak
dengan status awal berat badan dan tinggi badan normal akan mengikuti pola
pertumbuhan standar dibawah ini. Pada status awal berat badan kurang dan tinggi
badan termasuk pendek, pola pertumbuhan yang diharapkan adalah di bawah
standar. Jika mengikuti pola pertumbuhan standar, bayi akan terlihat kegemukan.

17

Pada status awal berat badan kurang, tetapi tinggi badan normal, pola
pertumbuhan yang diharapkan adalah berada pada pola standar jadi, berat badan
anak harus terus dinaikkan hingga berada pada pola standar.Jika grafik
pertumbuhan menunjukkan kecenderungan untuk menurun maka penyebabnya
harus dicari.
2.1.6 Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan meliputi gangguan pertumbuhan diatas normal dan
gangguan pertumbuhan di bawah normal.Pemantauan berat badan menggunakan
kartu menuju sehat dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola
pertumbuhan anak.Apabila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan
anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal.Sementara itu apabila grafik
badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita
penyakit kronis, atau kelainan hormonal.Lingkar kepala juga menjadi salah satu
parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan anak.
(Soetjiningsih, 2003).
Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat.Jenis
gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak.Gangguan telinga atau tuli
pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal
antara lain adalah genetik dan infeksi yang terjadi selama kehamilan, Sedangkan
faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau
virus yang terkait dengan otitis media.
2.1.7 Ciri-ciri Pertumbuhan
Pertumbuhan anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

18

1. Pertumbuhan adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai


maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
perlambatan, serta laju yang berlainan diantara organ-organ.
3. Pola pertumbuhan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai (Soetjiningsih, 1995).
5. Perubahan proporsi tubuh yang daat diamati pada masa bayi dan dewasa.
6. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitive
pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.
7. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-masa
tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan
cepat dan masa prasekolah dan masa sekolah, dimana pertumbuhan
berlangsung lambat (Soetjiningsih,1995, dikutip oleh Nursalam 2005)
8. Pertumbuhan Normal pada balita 3-5 tahun meliputi berat badan 18,5-24 kg,
2.1.8

tinggi badan 96 109 cm, dan lingkar kepala 49 cm.


Stimulasi Pertumbuhan
Pada dasarnya anak membutuhkan beberapa kebutuhan dasar untuk dapat
tumbuh secara optimal.Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada masa awal
kehidupannya berdampak kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang sesuai
usianya bahkan bisa bertahan menjadi sebuah kecacatan permanen dalam
pertumbuhan seumur hidupnya. Untuk melaksanakan deteksi pertumbuhan secara
baik maka diperlukan pengetahuan tentang proses pertumbuhan anak yang wajar
dengan memberikan Pola Asah, Asih, dan Asuh.
1. Asuh
Kebutuhan fisik biomedis, meliputi nutrisi, imunisasi, hygiene, pengobatan,
pakaian, tempat tinggal, sanitasi, dan lingkungan.

19

2. Asih
Kebutuhan emosi atau kasih sayang.Pada tahun pertama kehidupan, hubungan
yang erat, mesra dan selaras antara ibu, pengganti ibu dengan anak merupakan
syarat mutlak untuk menjamin pertumbuhan anak yang selaras baik fisik,
mental maupun psikososial.Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun pertama
kehidupannya mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak, baik
fisik, mental, sosial dan emosi.
3. Asah
Kebutuhan akan stimulasi mental merupakan awal proses belajar pada anak
untuk

mengembangkan

mental

psikososial,

kecerdasan,

ketrampilan,

kemandirian, kreatifitas, agama, kepribadian, moral etika, dan produktivitas.


2.2 Konsep Dasar Perkembangan
2.2.1 Pengertian Perkembangan
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga

masing-masing

dapat

memenuhi

fungsinya.

Termasuk

juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan
dimana diferensasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prisnsip totalitas pada anak. Dari totalitas itu

20

bagianbagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam


perkembangan balita (Werner, 1957).
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan sistematis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayat atau dapat
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya. Seorang individu mengalami perkembangan
sejak konsepsi serta akan berlangsung selama hidupnya (Akhmad Sudrajat, 2008).
Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita, karena pada
masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa,
kreatifitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan dengan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan selanjutnya. Perkembangan moral
dan dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan
atau penyimpangan sekecil apapun bila tidak terdeteksi, apalagi tidak ditangani
dengan baik maka akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak.
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang.Sehingga hal ini
perlu mendapat perhatian.Perkembangan psikososial sangat dipengaruhi oleh
lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa
lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai
dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sementara itu
lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Kecerdasan pada setiap anak tidak sama perkembangannya. Ada anak yang
memiliki kepintaran di salah satu kecerdasannya, tetapi kurang pada kecerdasan

21

yang lain. Mungkin seorang anak bagus dalam pemecahan masalah, namun di sisi
lain kurang dalam bahasa. Seperti gagap atau mengalami keterlambatan bahasa
lainnya. Penyebabnya antara lain kebiasaan di lingkungan tumbuh kembang anak
terutama di rumah. Anak yang kurang bicara dan kurang mendapat stimulus dalam
hal berbicara akan mengakibatkan kurang dalam kemampuan bahasa.
Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan pada masa
tumbuh kembangnya karena faktor keturunan dan berbagai rangsangan dari
lingkungannya secara terus menerus.Diperlukan tiga kebutuhan pokok untuk
mengembangkan kecerdasan anak yaitu kebutuhan fisik, emosi, stimulasi dini.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberi secara bersamaan salah satu
caranya adalah dengan sering mengajak anak berbicara dan bermain,
mengajaknya bercakap-cakap membacakan cerita berulang-ulang dan mengajari
menyanyi.Cara tersebut efektif untuk dapat merangsang kecerdasan bahasa
anak.Cara ini juga bertujuan untuk merangsang perasaan dan fikiran, motorik
kasar, motorik halus, berbahasa dan kemandirian.
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor Genetik
Faktor genetik adalah modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Faktor ini meliputi faktor bawaan, jenis kelamin, serta ras dan
suku bangsa.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh dalam menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan.Faktor ini disebut juga milieu yaitu tempat anak tersebut hidup

22

dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar untuk perkembangan.Faktor


lingkungan meliputi faktor lingkungan prenatal dan postnatal.
2.2.3

Indikator Pemantauan Perkembangan


Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik atau
dianggap sebagai produk lingkungan. Model Biopsikososial pada perkembangan
anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan instrinsik dan ekstrinsik. Tinggi
badan misalnya adalah fungsi antara faktor genetik , kebiasaan makan dan
terpenuhinya makanann bergizi.
Gangguan perkembangan dapat menimbulkan manifestasi klinik yang
bermacam-macam. Manisfestasi klinik gangguan perkembangan tersebut yakni
gangguan motorik kasar, gangguan wicara, gangguan belajar, gangguan
psikologis, gangguan makan, gangguan buang air besar, kecemasan dan lain-lain.
Skrining perkembangan adalah prosedur yang relatif cepat dan sederhan. Bayi
atau anak dengan risiko tinggi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik rutin
harus dilakukan skrining secara periodik.Bayi atau anak dengan risiko rendah
dimulai dengan pertanyaan praskrining yang diisi atau dijawab oleh orang
tua.Apabila ada kecurigaan dalam perkembangan yang dijawab oleh orang tua
balita baru dilanjutkan dengan skrining.

2.2.4

Gangguan Perkembangan
Perkembangan yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal.Salah satu
penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskuler.Penyakit
neuro muskuler seperti muskuler distrofi merupakan gangguan perkembangan
motorik yang selalu didasari adanya penyakit tersebut.Faktor lingkungan serta
kepribadian anak juga memengaruhi keterlambatan dalam perkembangan anak.

23

Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan oleh berbagai


faktor yaitu faktor genetik, gangguan pendengaran, kurangnya interaksi anak
dengan lingkungan, muturasi yang terlambat dan faktor keluarga.Gangguan bicara
juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan
serebral palsi.Selama tahap perkembangan anak juga dapat mengalami berbagai
gangguan yang terkait dengan gangguan psikiatri.
2.2.5

Ciri-ciri Perkembangan
1. Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
perlambatan, serta laju perkembangan yang berlainan diantara organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
2.2.6 Stimulasi Perkembangan
Stimulasi perkembangan dilandasi dengan prinsip-prinsip, sebagai berikut
Dilandasi rasa cinta dan kasih sayang, Anak akan meniru segala perilaku orangorang yang dekat dengannya, maka berikan selalu contoh perilaku yang baik,
Dilakukan dengan cara bermain bervariasi menyenangkan tanpa paksaan dan
hukuman dan disesuaikan dengan kelompok umur anak, Dilakukan setiap hari
secara bertahap dan berkelanjutan yang mencakup 4 aspek kemampuan dasar
ditujukan untuk merangsang kemampuan sebagai berikut :
1. Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak, melakukan pergerakan
sikap dan tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan
melompat.

24

2. Motorik Halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil.Tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan mewarnai.
3. Kemampuan Bicara atau Bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan memberikan respon terhadap
suara ,berbicara, berkomunikasi,dan mengikuti perintah.
4. Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak berpisah dengan
2.3

ibu, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkuungannya.


Konsep Dasar Balita
2.3.1 Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah
bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak
akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
2.3.2 Karakteristik Balita

25

Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1
3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut
yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya
dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu,
pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa
perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
memprotes sehingga mereka akan mengatakan tidak terhadap setiap ajakan.
Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap
makanan.Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relatif lebih banyak
mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (BPS,
1999).
2.3.3

Balita Usia 3-5 Tahun


Tahapan perkembangan anak semakin menunjukan independensinya.Mulai
lebih atensi dengan teman-temannya atau orang dewasa diluar anggota keluarga.
Semakin banyak bertanya tentang kejadian-kejadian disekitarnya karena usia 3-5
tahun adalah masa prasekolah.

26

Interaksi

aktif

dengan

anggota

keluarga

yang

lain

membentuk

personalisasinya dan mempunyai cara sendiri untuk berfikir dan bertindak. Mulai
bisa menggunakan peralatan semacam gunting dan pisau.Menunjukkan rasa ingin
tahu tentang identitas kelamin. Optimalisasi pada usia prasekolah mempunyai
peran penting tersendiri terutama dalam kesiapan anak untuk memasuki sekolah
dan juga untuk menghasilkan dampak jangka panjang yang positif dalam proses
belajar anak.
Berkomunikasi sesuai tahapan usia perkembangan anak dapat mendeteksi
dan stimulasi dini perkembangan secara individual. Usia 3-5 Tahun dalam
perkembangan inisiatif, Kemampuan bicara meningkat dan disertai fantasi tampak
lebih mandiri. Berkomunikasi dengan bahasa sederhana dan melibatkan
permainan bersama serta dorong untuk berbicara atau bertanya tentang hal yang
ingin diketahuinya.
2.4

Konsep Dasar DDST

2.4.1 Pengertian Denver Developmental Screening Test


Denver developmental screening test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun.
Dalam perkembangannya DDST mengalami beberapa kali revisi dan standarisasi
dari DDST dan DDST-R (Revised Denver Developmental Screening Test).
Perbedaan Denver II dengan skrining terdahulu terletak pada item-item tes,
bentuk, interpretasi dan rujukan.
2.4.2 Manfaat Denver developmental screening test

27

Manfaat DDST bergantung pada umur anak.Pada bayi tes ini dapat
mendeteksi berbagai masalah neurologis seperti serebral palsi.Pada anak, tes ini
dapat membantu meringankan permasalahan akademik dan sosial.
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut :
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan.
4. Memastikan dan memantau anak yang diduga mengalami kelainan
perkembangan.
2.4.3 Penilaian Denver developmental screening test
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan
umur anak 0-6 tahun dan terbagi dalam 4 sektor yaitu sebagai berikut :
1. Kepribadian/ tingkah laku sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Gerakan Motorik Halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu
serta melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja
dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
a) Membuat gambar tempelan
Bantu anak untuk memotong gambar gambar dari sebuah
majalah yang tidak terpakai. Kemudian buat gambar tempelan
menggunakan lem kertas. Jelaskan kepada anak apa yang sedang kita
kerjakan.
b) Memilih dan mengelompokkan benda benda menurut jenisnya. Berikan
kepada anak berbagai benda yang berlainan jenisnya dengan jumlah tiap

28

jenis lebih dari satu. Minta anak untuk mengelompokkan benda menurut
jenisnya. Mula mula dibatasi hanya dua jenis saja.
c) Mencocokkan gambar dengan benda
Tunjukkan kepada anak mengenai gambar bola dan bentuk bola
yang sesungguhnya. Jelaskan mengenai kegunaan benda itu.
d) Konsep jumlah
Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam
jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya. Katakan kepada anak berapa jumlah
benda dalam satu kelompok dan bantu untuk menghitunggnya.
e) Bermain / menyusun balok balok
Buat atau beli satu set mainan balok untuk anak. Anak akan
bermain dengan balok itu selama bertahun tahun. Bila anak bertambah
besar tambahkan jumlah baloknya
3. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, apakah itu
lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, pantomime atau
seni. Bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk paling efektif dalam
komunikasi, juga paling penting dan paling digunakan.
4. Perkembangan motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan perkembangan pergerakan dan sikap
tubuh.Aktivitas motorik yang mencangkup keterampilan otot-otot besar seperti
merangkak, berjalan, berlari, melompat, atau berenang.
Dorong anak agar mau untuk memanjat, berlari, melompat, melatih
keseimbangan badan, dan bermain bola.
a) Latihan menghadapi rintangan

29

Ajak anak untuk bermain ular naga, merangkak di kolong meja, berjinjit
dan mengelilingi kursi, melompat di atas bantal, dan lain lain.
b) Melompat jauh
Usahakan agar anak mau untuk melompat sejauh sejauhnya dengan
kedua kakiya secara bersamaan. Letakkan sebuah handuk tua di lantai lalu ajari
anak untuk melompatinya. Selain itu, dapat juga dengan membuat garis di
tanah dengan sebuah kapur tulis dan minta anak untuk melompatinya.

c) Melempar dan menangkap


Tunjukkan kepada anak bagaimana cara melempar sebuah bola besar ke
arah kita. Kemudian lemparkan kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat
menangkapnya.
2.4.4 Penentuan Umur Denver developmental screening test
Menentukan umur menggunakan patokan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

1 bulan = 30-31 hari


1 Tahun = 12 bulan
Umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah
Umur lebih dari atau sama dengan 15 hari dibulatkan keatas
Apabila anak lahir premature maka dilakukan pengurangan umur, misalnya

premature 6 minggu maka dikurangi 1 bulan 2 minggu.


6. Apabila anak lahir maju atau mundur 2 minggu tidak dilakukan penyesuaian
umur.
2.4.5 Langkah Pemeriksaan Denver developmental screening test
Pemeriksaan dilakukan secara kontinyu, anak didampingi ibu atau
pengasuh, anak dan ibu dalam keadaan santai, satu formulir digunakan untuk
beberapa kali pada satu klien.Posisi anak pada saat pemeriksaan anak duduk
dikursi, lengan diatas meja.

30

Pemeriksaan ini dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari


tahap perkembangan yang telah dicapai anak. Penggunaan alat bantu stimulasi
adalah yang sederhana, suasana nyaman, bervariasi, memperhatikan gerakan
spontan anak, dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan. Pada saat tes
pemeriksaan hanya memakai satu alat saja sesuai tugas pada item tersebut
sehingga konsentrasi anak tidak pecah.
2.4.6 Pemberian Skor Denver Developmental Screening Test
Pada setiap item perlu mencantumkan skor diarea kotak yang berwarna
putih (dekat tanda 50%), dengan ketentuan sebagai berikut :
1.

L = Lulus/ Lewat (P = Pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau
orang tua atau pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat

menyelesaikan item tersebut (item yang bertanda L)


2. G = Gagal (F = Fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau
orang tua melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan
item tersebut (item yang bertanda L)
3. M = Menolak (R = Refusal). Anak menolak untuk melakukan tes untuk item
tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa
yang harus dilakukannya (khusus item tanpa tanda L)
4. Tak = Tak ada kesempatan (No = No Opportunity). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan (khusus item yang
bertanda L).
2.4.7 Interpretasi Denver Developmental Screening Test
Butir-butir pada formulir uji diatur dalam format yang sama dengan
DDST-R.Standar batang distribusi diperbarui dengan standardisasi data baru tetapi
tetap dibagi menurut persentil 25,50,75,90. Format uji ini berisi mekanisme

31

pembuatan kisaran karakteristik perilaku anak (kepatuhan, minat pada


sekelilingnya, rasa takut, dan rentang perhatian)
Untuk menentukan area relatif kemajuan dan area keterlambatan, butir-butir
yang mencukupi harus disiapkan untuk menentukan tingkat dasar maupun puncak
dari setiap sektor. Dengan memberikan skor pada setiap item sebagai lulus, gagal,
menolak, atau tidak ada kesempatan dan menghubungkan skor-skor tersebut
dengan usia anak, setiap butir tes dapat diinterpretasikan seperti yang dijelaskan
dalam kotak terlampir. Untuk menapis hanya keterlambatan perkembangan, hanya
butir-butir yang seluruhnya terletak pada sebelah kiri garis usia anak yang
diberikan. Kriteria perujukan berdasarkan pada ketersediaan sumber-sumber
dalam komunitas.

32

Tabel 2.2 Interpretasi Skor Denver II


No
1.

Interpretasi Skor Denver II


Lanjut

2.

OK

3.

Peringatan

4.

Terlambat

Keterangan
Butir secara keseluruhan dilewati pada
sebelah kanan dari garis usia (dilewati oleh
kurang dari 25% anak pada usia yang lebih
tua daripada usia anak)
Butir yang dilewati, gagal, atau menolak
bersilangan dengan garis usia antara persentil
ke 25 dan ke 75
Butir yang gagal atau ditolak bersilangan
dengan garis usia pada atau diantara persentil
ke 75 dan ke 90
Butir secara keseluruhan gagal dilewati pada
sebelah kiri garis usia, menolak pada sebelah
kiri garis usia dapat juga dianggap terlambat,
karena alasan menolak mungkin akibat
ketidakmampuan melakukan tugas.

Tabel 2.3 Interpretasi Uji


No
1.

Interpretasi Uji
Normal

2.

Dicurigai

3.

Tidak dapat diuji

Keterangan
Tidak ada keterlambatan dan maksimal hanya
ada satu peringatan.
Satu atau lebih keterlambatan dan atau dua
atau lebih peringatan
Menolak satu atau lebih butir seluruhnya
pada sebelah kiri garis usia atau lebih dari
satu butir yang bersilangan dengan garis usia
pada area 75 % sampai 90 %

33

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual Gambaran Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Usia 3-5 Tahun dengan menggunakan DDST.
Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
1. Faktor Internal :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ras/Etnik atau bangsa


Keluarga
Jenis Kelamin
Genetik
Usia
Kelainan Kromosom

Pertumbuhan dan
Perkembangan
Balita usia 3-5
Tahun

2. Faktor External :

a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
c.

Faktor Prenatal
Gizi
Toksin
Endokrin
Radiasi
Infeksi
Faktor Persalinan
Faktor Pasca Persalinan
1. Gizi
2. Kelainan Kongenital
3. Lingkungan Fisik
4. Psikologis
5. Endokrin
: Diteliti
6. Sosio Ekonomi : Tidak Diteliti
7. Lingkungan Pengasuhan
: Mempengaruhi
Gambar8.3.1Stimulasi
Kerangka Konseptual Gambaran Pertumbuhan dan Perkembangan
9. Obat-obatan
Balita Usia
3-5 Tahun dengan menggunakan DDST.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bawasannya yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada balita itu ditentukan oleh dua faktor yaitu,
faktor-faktor pengaruh yaitu Faktor Internal yang terwujud dalam ras/etnik atau

34

bangsa, keluarga, jenis kelamin, genetik, usia, kelainan kromosom. Faktor


External yang terwujud dalam faktor prenatal, faktor persalinan, dan faktor
pascapersalinan.

BAB 4
METODE PENELITIAN
1

Jenis dan Desain Penelitian


Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif, yaitu suatu metode

dalam meneliti yang bertujuan melakukan eksplorasi terhadap fenomena


kesehatan masyarakat yang berupa resiko maupun efeknya. Sehingga hanya
menggambarkan saja sekilas mungkin tanpa mencoba menganalisis bagaimana

35

dan mengapa fenomena tersebut terjadi.


Jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan cross sectional, yang
menekan pada rancangan penelitian dimana faktor efek dan faktor resiko di teliti
pada waktu yang bersamaan.
2

Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah balitausia 3-5 tahun di

PPT PAUD Bintang Samudra Surabaya Sebanyak 40 anak.


3

Sampel
Sampel

adalah

bagian

dari

populasi

yang

dipilih

dengan

samplingtertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam,


2011).
4.3.1

Besar Sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel. Untuk

menentukan besarnya sampel, peneliti mengacu pada rumus (Nursalam, 2011)

Pada penelitian ini sampel adalah balita usia 3-5 tahun di PPT PAUD
Bintang

Samudra
n=

Surabaya.

N
1+N (d2)

n=
=

40
1 + 40 (0,05)
40
1 + 40 (0,0025)

40
1 + 0,1

Rumus

menghitung

besar

sampel

36

40
1,1

36

Keterangan :
N = Besar Populasi keseluruhan
n =Besar Sampel keseluruhan
d = Tingkat Kepercayaan/Ketepatan yang diinginkan yaitu = 0.05

4.3.2

Cara Pengambilan Sampel / Teknik Sampling


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara pemilihan sampel dengan

tehnik sampling non-probabilistik sampling dengan teknik karena mengingat


bahwa desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah deskriptif.
Pengambilan sampel non-probabilistik dengan menggunakan sampling aksidental,
yang mana cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu
(Hidayat, 2011).
4 Identifikasi Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok

yang

berbeda

dengan

yang

dimiliki

oleh

kelompok

lain

(Notoadmojo,S : 2010). Variabel yang digunakan adalah variabel dependen


( Terikat).
4.4.1

Variabel Dependen
Variabel dependen ( terikat ) merupakan faktor utama yang ingin

menjelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh faktor lain (Robbins,2009).


Dalam

penelitian

ini

variabel

dependennya

adalah

pertumbuhan

dan

37

perkembangan.
5

Definisi Operasional
Definisi operasional menunjuk kepada gejala kemana ide mengacu dan

dari mana definisi itu diabstrak. Definisi operasional merupakan definisi yang
menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasional yang lengkap
tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki
rujukan-rujukan empiris (artinya kita harus menghitung, mengukur, atau dengan
cara lain, dapat mengumpulkan informasi melalui penalaran kita). (Bambang H,
2010)
Tabel 4.1 Definisi Operasional Gambaran Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Usia 3-5 tahun dengan menggunakan DDST di PPT PAUD Bintang
Samudra Surabaya.
Variabel

Pertumbuhan

Definisi
Operasional

Parameter

Berat Badan

Bertambahnya
jumlah dan
besar sel
diseluruh
bagian tubuh.
Tinggi Badan
Pertumbuhan
bersifat
irreversible
(tidak dapat
dibalik) serta
kuantitatif
Lingkar Kepala
sehingga
indikatornya
dapat diukur
misalnya
tinggi badan,
berat badan
dan lingkar
kepala.
1. Motorik Kasar

Alat
ukur
Timbangan
Berat
Badan

Meteran
tinggi

Metline

Lembar

Skala
Data

Skor

1.Kurang : < 18,5


Ordinal 2.Normal: 18,5-24
3.Kelebihan berat
badan : 25-29

Ordinal 1. Kurang :< 96


cm
2. Normal : 96
cm 109 cm
3. Lebih : > 109
cm
1. Kurang : < 49
Ordinal
cm
2. Normal : 49
cm
3. Lebih : > 49
cm

1. L= Lulus

38

Perkembangan

6
4.6.1

Bertambahnya 2. Motorik Halus


3. Bahasa
kemampuan
4. Sosialisasi
atau fungsi
dan
semua system
Kemandirian
organ tubuh
akibat
bertambahnya
kematangan
fungsi system
organ tubuh.
Perkembangan
bersifat
reversible
(dapat dibalik)
misalnya
kemampuan
motorik kasar,
motorik halus,
bahasa dan
kemandirian

DDST

Ordinal

2. G = Gagal
3. M = Menolak
4. TAK = Tak
Ada
Kesempatan

Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis data


Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada objek

dan pengumpulan karakteristik objek yang diperlukan dalam suatu penelitian


(Bambang H, 2010). Dalam penelitian ini istrumen yang digunakan adalah lembar
DDST yang diberikan kepada orang tua responden.

39

4.6.2

Pengolahan data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh


dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, di antaranya (Hidayat, 2011) :
1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh

atau

dikumpulkan.

Editing

dapat

dilakukan

pada

tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


2 Coding
Coding adalah usaha pengkasifikasian jawaban menurut kriteria tertentu.
Klasifikasi ini ditandai dengan memindahkan data daftar yang akan
memberikan informasi data yang diubah menjadi bentuk angka untuk
mempermudah perhitungan selanjutnya.
3 Skoring
Pengolahan data dilakukan pada semua jenis kuesioner, akan tetapi pada
variabel karakteristik tidak diberi skor, karena karakteristik tiap orang
berbeda-beda.
4 Tabulating
Penyusunan data merupakan pengorganisaian data agar dengan mudah dapat
dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisis.
Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel-tabel, mulai dari penyusun tabel
utama yang berisi seluruh data informasi dikumpulkan dengan daftar
pertanyaan sampai tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan setelah

40

berbentuk tabel, maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam
bentuk tulisan.
Interpretasi jumlah responden digunakan kriteria sebagai berikut :
90% - 100%

: Mayoritas

70% - 89%

: Sebagian besar

51% - 69%

: Lebih dari setengah

50%

: Setengah

26% - 49%

: Hampir setengah

<25 %

: Sebagian kecil (Arikunto,2002)

4.6.3 Analisa Data


Setelah data yang dikumpulkan dikelola, tahap selanjutnya data diulas
secara deskriptif dengan menggunakan kontigensi dalam bentuk tabel. Analisis
deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan
meringkas

data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik

(Nursalam,2011). Analisis pada penelitian ini dengan menggunakan distribusi,


frekuensi, tabulasi dan scoring.
7 Masalah Etik
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan
manusia.
4.7.1

Lembar Persetujuan (Informend Consent)


Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar

responden mengetahui tujuan penelitian dan dampak yang akan terjadi selama
dalam pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, mereka harus

41

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika tidak, peneliti harus


menghormati hak-hak klien.
4.7.2

Tanpa Nama (Anonimity)


Nama responden tidak perlu dicantumkan pada lembar pengumpulan data.

4.7.3

Kerahasiaan (Confidentiality)
Informasi yang telah dikumpulkan dari subyek kerahasiaan oleh peneliti.

Kerangka Operasional
Pada Kerangka kerja operasional akan disajikan alur penelitian dan variabel

yang akan digunakan dalam penelitian ini.


Populasi balita usia 3-5 tahun di PPT PAUD Bintang
Samudra Surabaya sejumlah 40 orang
Teknik Sampling
Sampling aksidental
Sampel :
Besaran sempel berjumlah 36 anak
Pengumpulan data
Lembar DDST, Timbangan, MeteranTinggi Badan
dan Metlin.
Analisa Data
Tabulation, Scoring, Distribusi Frekuensi

Kesimpulan

Gambar 4.1 Bagan Kerangka Operasional Gambaran Pertumbuhan dan


Perkembangan Balita usia 3-5 tahun di PPT PAUD Bintang
Samudra Surabaya

42

BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1

Data Umum

5.1.1

Umur Balita
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur balita di PPT PAUD Bintang Samudra
pada bulan April 2014
Umur
3
4
5
Total

Frekuensi (f)
2
16
18
36

Persentase (%)
5,6
44,4
50
100

Tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 balita yang berumur
5 tahun sebanyak 18 (50%) balita.
5.1.2

Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin balita di PPT PAUD Bintang
Samudra pada bulan April 2014
Jenis Kelamin
Laki laki
Perempuan
Total

Frekuensi (f)
14
22
36

Persentase (%)
38,8
61,2
100

Tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 balita yang jenis
kelaminnya perempuan sebanyak 22 (61,2%) balita

43

5.2

Data Khusus

5.2.1

Pertumbuhan Balita

5.2.1.1 Berat Badan


Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berat badan balita di PPT PAUD Bintang
Samudra pada bulan April 2014
BeratBadan
Kurang
Normal
Kelebihan
Obesitas
Total

Frekuensi (f)
12
24
0
0
36

Persentase (%)
33,3
66,7
0
0
100

Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 balita, sebagian


besar berat badan normal sebanyak 24 (66,7%) balita.
5.2.1.2 Tinggi Badan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi tinggi badan balita di PPT PAUD Bintang
Samudra pada bulan April 2014
TinggiBadan
Kurang
Normal
Lebih
Total

Frekuensi (f)
2
34
0
36

Persentase (%)
5,6
94,4
0
100

44

Tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 balita, sebagian


besar yang mempunyai tinggi badan normal sebanyak 34 (94,4%) balita.

5.2.1.3 Lingkar Kepala


Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi lingkar kepala balita di PPT PAUD Bintang
Samudra pada bulan April 2014
LingkarKepala
<49
49
>49
Total

Frekuensi (f)
2
30
4
36

Persentase (%)
5,6
83,3
11,1
100

Tabel 5.5diatas dapat diketahui bahwa dari 36 balita, sebagian


besar yang mempunyai lingkar kepala yang normal sebanyak 30 (83,3%)
balita.
5.2.2

Perkembangan Balita
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perkembangan Balita di PPT PAUD
Bintang Samudra pada bulan April 2014
Perkembangan
Lulus
Gagal
Menolak
Tidak Ada
Kesempatan
Total

Frekuensi (f)
33
1
2
0

Persentase (%)
91,7
2,8
5,5
0

36

100

45

Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 balita, sebagian


besar perkembangan balita yang mengalami kriteria lulus 33 (91,7%)
balita.

BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Pertumbuhan Balita
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa pertumbuhan berat badan paling
banyak dengan berat badan normal sebanyak 24 (66,7%). Sedangkan tabel 5.4
tinggi badan balita paling banyak dengan tinggi badan normal 34 (94,4%) dan
tabel 5.5 lingkar kepala balita 3-5 tahun paling banyak dengan lingkar kepala
normal sebanyak 30 (83,35).
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang,
umur tulang dan keseimbangan metabolik (Ranuh, 1995). Pertumbuhan tidak
hanya bercirikan adanya perubahan ukuran, tetapi juga perubahan yang terjadi
berjalan secara proporsi. Tahapan pertumbuhan anak berjalan dengan pola tertentu
dan dimulai lahir hingga 1-2 tahun berjalan dengan kecepatan yang berbeda serta
setiap organ mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda pula.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif,
sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan
mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga
lebih banyak menyangkut perubahan fisik (Harlimsyah, 2007).

46

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur


tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah
banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel (IDAI,2002,dikutip
oleh Nursalam 2005).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor dalam (Internal)
meliputi Ras Etnik atau bangsa keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, kelainan
kromosom. Faktor luar (Eksternal) meliputi faktor prenatal dan faktor persalinan.
Berdasarkan uraian di atas rata-rata balita di PPT PAUD Bintang Samudra
memiliki pertumbuhan normal. Pertumbuhan normal pada balita dapat kita deteksi
melalui indikator berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala, dengan
mengetahui indikator tersebut kita dapat mendeteksi dini adanya gangguan
pertumbuhan pada balita.
Hasil Antopometri ketika melakukan penelitian, ada beberapa balita yang
mengalami pertumbuhan yang terlambat dikarenakan memberikan jajanan yang
sering disajikan sehingga diwaktu jadwal makan anak sudah merasa kenyang dan
makan utama sering terabaikan. Dampaknya kecukupan gizi pada balita menjadi
kurang sehingga pertumbuhan menjadi terhambat. Dari hasil penelitian tentang
pertumbuhan maka peneliti akan memberikan penyuluhan pada ibu balita tentang
gizi yang sesuai dengan umur balita usia 3-5 tahun.
6.2 Perkembangan Balita
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 36 balita, sebagian besar
perkembangan balita yang mengalami kriteria lulus sebanyak 33 (91,7%) , kriteria
gagal sebanyak 1 ( 2,8 %), dan yang mengalami kriteria menolak sebanyak 2
(5,5%) sedangkan perkembangan yang mengalami kriteria yang tak ada
kesempatan sebanyak 0 ( 0 %).

47

Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002). Faktor yang
mempengaruhi perkembangan balita meliputi faktor genetik dan faktor
lingkungan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan sistematis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayat atau dapat
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya. Seorang individu mengalami perkembangan
sejak konsepsi serta akan berlangsung selama hidupnya (Akhmad Sudrajat, 2008).
Perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan
dimana diferensasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prisnsip totalitas pada anak. Dari totalitas itu bagian
bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam perkembangan
balita (Werner, 1957).
Berdasarkan uraian di atas rata-rata balita di PAUD BINTANG Samudra
memiliki perkembangan normal. Perkembangan normal pada balita dapat kita
deteksi dengan mengunakan DDST (Denver Developmental Screening Test),

48

dengan mengetahui perkembangan balita tersebut tidak memiliki keterlambatan


dalam perkembangan.
Hasil Pengamatan ketika melakukan penelitian ibu maupun pengasuh
balita ternyata masih kurang memahami tentang perkembangan balita dan sangat
jarang untuk melakukan stimulasi bahkan tidak pernah mendeteksi perkembangan
balitanya. Dilihat dari pengamatan yang diteliti maka peneliti memberikan
penyuluhan pada ibu balita tentang perkembangan balita yang normal, agar ibu
dapat memantau perkembangan balita sejak dini dan di latih untuk melakukan
kegiatan kecil yang sesuai dengan umur balita usia 3-5 tahun.

49

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1

Kesimpulan

7.1.1 Balita usia 3 dan 5 tahun yang mengalami pertumbuhan fisik tinggibadan
normal sebanyak 34 balita (94,4%) di PPT PAUD Bintang Samudra.
7.1.2 Balita usia 3 dan 5 tahun tahun yang mengalami perkembangan normal
sebanyak 33 balita (91,7%) di PPT PAUD Bintang Samudra
7.2

Saran
Berdasarkan Kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran antara lain :

7.2.1

Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan Institusi untuk memberikan informasi sebaik-baiknya
dan sebanyak mungkin kepada masyarakat khususnya mahasiswaD-III
Kebidanan sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi

7.2.2

Bagi Tempat Penelitian


Diharapkan PPT PAUD Bintang Samudra untuk meningkatkan
perkembangan balita dengan melatih perkembangan motorik halus, motorik

50

kasar, bahasa dan kemandirian balita dengan menggunakan alat peraga yang
sesuai dengan kebutuhan perkembangan balita

7.2.3

7.2.4

Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat memantau tentang pertumbuhan dan
perkembangan anaknya usia 3-5 Tahun.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menindak lanjuti dari hasil penelitian ini serta
menambah dan melengkapi semua kekurangan yang ada dengan
menggunakan metode yang lebih baik, dengan responden yang lebih
banyak.

51

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB.2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta.


Direktorat Kesehatan Gizi, Departemen kesehatan RI.2011. Seputar Dunia Anak.
http://www.Seputarduniaanak.blogspot.com/2011/beratbadandantinggibad
anidealuntukanak.html. (diakses 10 Maret 2014)
Frankenburg WK, Fandal AW, Kemper MB (1981). Denver Developmental
Screening Test, in Frankenburg et.al.(Eds): Pediatric Developmental
Diagnosis,1st.Ed.New York.
Hidayat,AAA.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika,
Jakarta.
Husaini MA, Husaini YK Standart antropometri dan norma pertumbuhan
Indonesia, Naskah lengkap pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Kesehatan Anak FKUI : Masalah penyimpangan pertumbuhan somatik
pada anak dan remaja, Jakarta 16-17 Februari,1993.
Iskandar Z.lubis (1991). Strategi kelangsungan hidup dan perkembangan anak,
Bagian I-IV, Kuliah Pengayaan Dasar Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran USU.
Judarwanto, Widodo, Bagaimana Memonitor Pertumbuhan Anak Sejak Bayi.
1 Agustus 2009.
Marimbi, Hanum.2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Melly Budiman.1991. Perkembangan Psikososial pada anak, buku ajar Ilmu
Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
Moersintowarti,B.Narendra.2005. Pengukuran Antropometri Pada Penyimpangan
Tumbuh Kembang Anak. Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, FK
Unair RSU Dr. Soetomo, Surabaya.
Moersintowati BN.1987. Penggunaan Kartu Menuju Sehat dan DDST, dalam
Deteksi dini kelainan tumbuh kembang anak, Pendidikan Kedokteran
berkelanjutan Lab. Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD.
Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kemba ng Anak. EGC,Jakarta
Subbagian Pediatri Sosial/Tumbuh Kembang.2004. Pemantauan Perkembangan
DENVER II. Bagian IKA/INSKA Fak.Kedokteran UGM , Yogyakarta
Tim Perumus IDAI.1991. Pokok-pokok pikiran Ikatan Dokter Anak Indonesia
tentang kerangka umum pengembangan kualitas tumbuh kembang anak

52

Indonesia dalam rencana pembangunan jangka panjan kedua tahun 19942018 (Yang berkaitan dengan lingkungan hidup), Seminar Pengaruh
Lingkungan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan anak, Jakarta.
Titi S.Sularyo.(1993). Pertumbuhan Linier anak dan upaya pemantauannya
dengan minat pada perawakan perdek atau terlalu pendek, Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXVIII,FKUI.
Egi Komara Yudha,2008. Buku ajar keperawatan pediatric wong,Ed.6, Vol.1.
EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai