From SpeedyWiki
Jump to: navigation, search
Tabel 1: Klasifikasi SNR_Margin (Signal-to-Noise Margin)
-------------------------------- Makin TINGGI makin BAIK
-------------------------------------------------------29,0 dB ~ ke atas = Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 28,9 dB = Excellent (bagus) Koneksi stabil.
11,0 dB ~ 19,9 dB = Good (baik) Sinkronisasi sinyal ADSL dapat berlangsung lancar.
07,0 dB ~ 10,9 dB = Fair (cukup) Rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada jaringan.
00,0 dB ~ 06,9 dB = Bad (buruk) Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (ter-putus).
-------------------------------------------------------Tabel 2: Klasifikasi Line Attenuation (Redaman pada Jalur)
---------------------------------- Makin RENDAH makin BAIK
---------------------------------------------------------00,0 dB ~ 19,99 dB = Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 29,99 dB = Excellent (bagus)
30,0 dB ~ 39,99 dB = Very good (baik)
40,0 dB ~ 49,99 dB = Good (cukup)
50,0 dB ~ 59,99 dB = Poor (buruk) Kemungkinan akan timbul masalah koneksi (tidak lancar, dsb).
60,0 dB ~ ke atas = Bad (amburadul) Pasti akan timbul banyak gangguan koneksi (sinyal hilang, tidak bisa connect, dsb).
---------------------------------------------------------Referensi:
Disarikan dari berbagai sumber
AT&T|Alcatel|Cisco|ComCast|Verizon|BellSympatico|Whirpool|DSLReports|WebA
Contents
1 PENGANTAR SINGKAT
1.1 Apa tujuan posting ini?
1.2 Di mana nilai SNR Margin (SNRM) dan Line Attenuation (LA) dapat diperoleh?
1.3 PENTING !
1.4 Contoh kasus: Koneksi sering terputus, lambat, tidak bisa connect, dsb.
1.5 NOTE:
2 SNR Margin (SNRM)
2.1 Signal-to-Noise Ratio (SNR)
2.2 Signal-to-Noise Margin (SNRM)
2.2.1 DownStream SNRM dan UpStream SNRM.
2.3 TIPS
3 Line Attenuation (LA)
3.1 TIPS
4 CATATAN TAMBAHAN
5 GLOSSARY
6 Referensi
7 Pranala Menarik
[edit] Di mana nilai SNR Margin (SNRM) dan Line Attenuation (LA) dapat diperoleh?
Jika mode pemakaian modem menggunakan PPPoE / PPPoA (alias Routing Mode, atau tidak di-Bridge), nilai SNRM dan LA dapat diketahui melalui halaman
manajemen (web management interface) modem/router ADSL masing. Biasanya pada bagian yg berkaitan dgn "Statistic", "Diagnostic", "Connection Log", "DSL
Status", dan semacamnya.
Kalau di-Bridge, anda harus masuk ke modem/router melalui fasilitas Telnet dan memakai instruksi CLI (Command Line Interface) untuk menampilkan
data/informasi yg diinginkan. Detail dan syntax perintah mungkin berbeda untuk tiap merk dan model (karena perbedaan chipset, firmware, dsb). Lihat user manual
dan/atau handbook CLI yg diterbitkan pembuat modem/chipset/firmware.
Tip: Kalau tidak mau repot, reset modem/router-nya dan connect kembali dgn mode Router atau Bridge+Route (PPPoE/PPPoA), pokoknya asal jangan mode
Bridge murni.
[edit] PENTING !
ReSet (hard reset; cold reset) tidak sama dengan ReBoot atau ReStart. Me-reset modem/router ADSL akan menghapus SEMUA konfigurasi user dan
mengembalikan setting ke factory default. Sebelum me-Reset modem, catat dulu:
Nomer VPI dan VCI (data konfigurasi dasar koneksi ADSL TelkomSpeedy)
Nomer Account (14xxXXxxXXxx@telkom.net) dan Password TelkomSpeedy.
Administrator UserName dan Administrator Password dari modem/router ADSL.
Data di atas dibutuhkan unt bisa connect lagi dgn mode Router ataupun Bridge+Route.
[edit] Contoh kasus: Koneksi sering terputus, lambat, tidak bisa connect, dsb.
Bila perolehan nilai SNRM dan LA kita ternyata pada level cukup untuk memperoleh koneksi yg normal, kemungkinan letak sumber masalah bisa diredusir dgn
[untuk sementara] mengesampingkan hal yg berkaitan langsung dgn komponen primer pada infrastruktur jaringan, baik itu primary hardware kita sendiri ataupun
milik provider.
Yang namanya "komunikasi" selalu melibatkan lebih dari satu partisipan (minimal dua). Sepanjang jalur (medium) komunikasi-nya oke, bila ada kelambatan atau
hambatan lainnya, bisa jadi disebabkan karena masalah "persepsi" (kompatibilitas software, perbedaan protokol komunikasi, dsb). Ini menyebabkan message (isi
pesan yg hendak dikomunikasikan) harus di-retransmit ber-ulang; dan pihak penerima otomatis harus decoding/recoding ber-ulang juga -- terjadilah
perlambatan, atau malah gagal sama sekali karena kedua partisipan akhirnya "menyerah" (berhenti bertukar sinyal/data). Di mata user hal tsb sama dengan koneksi
lambat (karena tersita pengulangan proses transmisi), atau gagal connect (tujuan koneksi tidak tercapai). Kita bisa lihat dalam kasus ini permasalahannya tidak
pada gangguan medium namun lebih pada "tata-cara" berkomunikasi.
[edit] NOTE:
Bagi yg masih awam dgn dunia teknologi informasi, bila anda belum dapat menangkap maksud tersembunyi dari berbagai analogi yg terkandung dalam paragraf di
atas, sekedar beberapa keterangan singkat berikut ini mungkin bisa membantu.
Protocol: Browsing, Download, Chatting, Transfer File, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya via Internet, dapat terselenggara berkat adanya standar "tatacara berkomunikasi" yg disebut "protocol" dan "sub-protocol". Tanpa standarisasi aturan tsb berbagai macam mesin tidak akan dapat saling berhubungan
atau mengerti apa yg harus dikerjakan.
Coding/Decoding: Sinyal (code) dan Data (informasi) harus disampaikan dalam format, susunan dan ukuran yang "telah disepakati", dalam arti "dimengerti"
oleh semua pihak/perangkat yg terlibat.
Transmit/Re-transmit: Sinyal & Data boleh (dan harus) dikirim ulang jika penerima melaporkan apa yg telah diterimanya sampai saat itu tidak/belum sesuai
dgn segala yg telah disepakati ketika pertama kali kontak (handshake). Tergantung bagaimana penulisan kode software-nya, frekuensi & format transmisi
dapat berubah. Frekuensi bisa dipercepat atau diperlambat. Format bisa dipendekkan, dipanjangkan, dirubah bentuk dan/atau susunannya, dsb.
Di antara Pengirim (initiator) dan Penerima (receptor) bisa terdapat lebih dari satu Perantara (mediator). Salah satu mediator itu misalnya adalah mesin yg
secara generik disebut Router -- tugasnya memilih/menganalisa/memformat-ulang/menyampaikan bit yg melaluinya ke pihak berikutnya (yg bisa merupakan
Router atau mesin jenis lainnya). Setelah pesan diterima, receptor wajib memberitahu initiator bahwa pesan telah diterima dgn baik (ACKnowledge). Jalur
yg harus dilalui [biasanya] sama dng jalur pengiriman, namun tidak tertutup kemungkinan mempergunakan jalur lain (bisa lebih jauh atau lebih dekat). Ada
bermacam jenis Router. Mediator jenis lain misalnya adalah Proxy, Switch, dsb.
Bila Sinyal dan/atau Data yg dikirim initiator -- sengaja atau tidak -- berisi kode yg "tidak dikehendaki" oleh penerima (atau mediator), komunikasi sangat
mungkin akan diputuskan. Alamat pengirim akan dicatat, dan transmisi selanjutnya dari sumber tsb tidak akan diproses.
Mengapa anda tidak bisa connect, atau connect-nya tidak lancar, padahal jalur komunikasi oke? Apakah komputer anda bersih dari malware? Apakah kebetulan
anda mendapat "identitas/alamat bekas" dari user lain yg sebelumnya telah di-filter? Apakah di tengah jalan transmisi anda dialihkan ke mediator "gadungan" tanpa
sepengetahuan anda? Apakah ada aspek tertentu pada receptor/mediator yg telah diubah pemiliknya oleh karena satu dan lain alasan sehingga "tidak seperti
biasanya"? Salah setting software? Software lain berperilaku "egois" dan menghalangi komponen lainnya?
modem/router ADSL, yang dilapokan oleh alat itu sebenarnya adalah nilai SNRM, bukan nilai SNR [kecuali kalau disebutkan demikian secara spesifik pada
manual peralatan].
Mengapa ketika kecepatan koneksi kita ditingkatkan dari 384 kbps menjadi 1000 kbps ternyata SNRM yang dilaporkan modem menurun, padahal perangkat
koneksi dan perkabelan tidak ada yang diganti? Misalkan diketahui bahwa kecepatan sebesar 384 kbps membutuhkan tingkat SNR sebesar 20 dB. Diketahui
bahwa ternyata nilai SNR sebenarnya dari jalur yang dipakai tersebut adalah 45 dB. Diketahui pula bahwa untuk meningkatkan kecepatan dari 384 kbps menjadi
1000 kbps dibutuhkan peningkatan SNR dari 20 dB menjadi 30 dB.
Maka sekarang dapat dihitung bahwa nilai SNRM nya bukan lagi 25 dB melainkan 15 dB, yaitu
SNRM (1000 kbps) = SNR_Sebenarnya - SNR_yg_Dibutuhkan pada 1000 kbps = 45 dB - 30 dB = 15 dB
SNRM (384 kbps) = SNR_Sebenarnya - SNR_yg_Dibutuhkan pada 384 kbps = 45 dB - 20 dB = 25 dB
[edit] TIPS
1. Bersihkan soket telp. Air seni dan kotoran hewan lainnya akan menimbulkan oksidasi logam dan jamur yg membuat kelembaban meningkat.
2. Jangan taruh soket telp di lantai atau menanamnya di tembok yg lembab.
3. Hindari jaringan kabel telp yg banyak sambungan (di dalam maupun di luar rumah). Kalau perlu ganti dgn satu lajur utuh dari tiang telp sampai ke modem.
Permintaan penggantian kabel dapat diajukan ke kantor Telkom setempat, biasanya dgn menghubungi nomer 117 (namun bisa segera dilaksanakan atau
tidak tergantung persediaan kabel luar setempat).
Kabel listrik bertegangan tinggi yg melintang relatif dekat dgn jaringan kabel telp bisa menjadi sumber gangguan. Pemasangan kabel yg ceroboh (kendor di
terminal) juga akan menimbulkan masalah.
1. Jangan taruh telp atau memasang kabelnya terlalu dekat dgn sumber radiasi elektromagnetis (speaker, AC, dsb) dan sumber gelombang radio (microwave;
antena in-door, wireless handset transceiver, dsb). Untuk perkabelan, beri jarak minimal 30cm (1 feet); taruh lebih jauh lagi kalau ada sambungan kabel
terbuka (segera dibungkus isolator).
2. Jangan meletakkan handphone yg dalam keadaan aktif dekat dgn perangkat komputer, apalagi modem! Ini cenderung selalu disepelekan ... rasakan sendiri
akibatnya... tongue
3. Ganti trafo lampu neon tua, apalagi kalau sudah mengeluarkan bunyi.
4. Jangan meletakkan stabiliser [terutama stabilizer elektromekanis; stavol] dekat dgn perangkat komputer (kurang dari 1 m).
Selain panjang, diameter kabel (0,3~0,6 mm) juga berpengaruh, demikian pula dgn kondisinya (oksidasi, lembab/basah, sambungan kendor, banyak
sambungan, dsb).
[edit] TIPS
1. Periksa/test splitter dan/atau micro-filter. Angkat gagang telp. Dengarkan suara nada pilih. Suara berdenging atau kemerosok di pesawat telp dapat menjadi
salah satu indikasi kerusakan splitter. Kemudian tekan tombol 0 dan simak. Tak boleh ada suara apapun di sini.
2. Jangan pakai splitter bermutu rendah, karena malah lebih sering menimbulkan gangguan daripada melaksanakan tugas sebenarnya (memisahkan frekuensi
rendah dgn frekuensi tinggi). Frekuensi Rendah unt dilalui sinyal analog (voice); Frekuensi Tinggi unt sinyal digital ADSL.
3. Radiasi elektromagnetik (EMI/EMR/EMP) yg diakibatkan oleh sambaran petir di dekat jaringan kabel Telkom, PLN, atau disekitar tempat tinggal kita,
dapat merusakkan rangkaian elektronik splitter. Jika kekuatannya cukup besar, ekses akan tembus ke UPS/Stabilizer, pesawat telepon/PABX,
modem/router, mainboard + peripherals komputer, dan peralatan elektronik lainnya.
[edit] GLOSSARY
Marning = Jagung goreng, keras seperti beras mentah (mungkin lebih tepat unt konsumsi kuda drpd homo sapiens ...) big_smile
Kulakan [bhs Jawa] = beli untuk dijual lagi
EMI = ElectroMagnetic Interference (gangguan elektro-magnetis; berbahaya unt semua jenis peralatan elektronik).
Latency (round-trip time; delay) = Total waktu yg diperlukan suatu sinyal unt menuju ke sasaran dan kembali lagi ke pembangkitnya.