Anda di halaman 1dari 2

Hansel F Khorasani

1011012
DEFINISI BETON PRATEGANG
Yang bersumber dari beberapa peraturan:
1. Menurut PBI 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan
tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang
sedemikian rupa hingga tagangan-tegangan akibat beton-beton
dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
2. Menurut Draft konsesus pedoman beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan
tegangan dalam untuk mengurangi tegangan terik potensial dalam
beton akubat pemberian beban yang bekerja.
3. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal
dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai pada batas tertentu
Dalam C.E.B (Comite Europeen du Beton) ditentukan 3 kelas beton
prategang:
Kelas 1

: seluruh bagian konstruksi dalam tegangan tekan pada

beban kerja
Kelas 2
: konstruksi monolit yang memperkenankan adanya
tegangan terik yang terbatas, tapi tidak boleh terlihat retak pada

beban kerja
Kelas 3
: boleh terjadi retak rambut pada beban kerja, tapi

besarnya lendutan dibatasi


Kelas 2A
: adalah sub kelas yang merupakan kombinasi dari dua
kelas, yaitu kelas 1 pada beban kerja yang terdiri dari beban tetap
dan beban hidup, tetapi juga seperti kelas 3 pada beban ekstrim.
Karena sifat dari beton prategang, retak rambut akan menutup
kembali pada beban kerja yang biasa.
Sehingga desain untuk beban kerja biasa disesuaikan dengan

persyaratan beton kelas 1, dan untuk beban ekstrim pada beton kelas 3.
Dalam hal ini, kelas 1 disebut : fully prestressed

Hansel F Khorasani
1011012
Pada mulanya, dalam perhitungan full stressed timbul kesulitan saat
menghitung struktur statis

tak tentu, karena pemberian pratekan

menimbulkan gaya tambahan yang sulit diperhitungkan. Padaa 1951 Yves


Guyon berhasil memberikan solusi atas masalah tersebut. Perkembangan
beton pratekan berlanjut dengan dikemukakan Load Balancing Theory
oleh

Tung

Yen

Lin

pada

1963.

Teori

tersebut

telah

mendorong

perkembangan penggunaan beton pratekan yang sangat pesat. P.W.


Abeles dari Inggris kemudian memperkenalkan penggunaan partial
prestressing yang mengijinkan tegangan tarik terbatas pada beton.
Secara garis besar, pembagian dalam beton prategang sebagai berikut:
-

Pretensioning
Post tensioning

: kabel ditarik dahulu sebelum di cor


: kabel ditarik setelah beton cukup keras (setelah

cor)
- Full prestressing

: pemberian pra tegangan bias

penuh, tidak boleh ada bagian tarik.


: pemberian pra tegangan

- Partial prestressing

sebagian, boleh ada bagian tarik.

Anda mungkin juga menyukai