Keperawatan Dewasa V
Kelas D
Focus Group 4
Sumber: http://die13proffesionalnursing.blogspot.com/2010_11_11_archive.html
Sistem tubuh yang berperan dalam proses eliminasi fekal (defekasi) adalah
sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan kolon. Usus halus
terdiri atas duodenum, jejunum dan ileum dengan panjang kurang lebih 6 m,
diameter 2,5 cm. Usus halus berperan dalam absorpsi Na, Cl, K, Mg, HCO 3 dan
Ca, sedangkan kolon merupakan bagian bawah atau bagian ujung dari saluran
pencernaan yang dimulai dari katup ileum-sekum ke anus yang meliputi sekum,
kolon asenden, kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid, rektum dan
anus
yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 m atau 5060 inci dengan
diameter 6 cm.
Dinding kolon tersusun dari dua lapisan otot polos. Sel-sel mukosa pada
kolon menyekresi mukus yang berfungsi untuk melicinkan jalannya chyme
(kimus). Bagian akhir dari kolon adalah rektum dan terdapat anus pada bagian
distalnya. Fungsi kolon adalah untuk mengonsentrasikan kimus menjadi massa
yang lebih padat melalui penyerapan air yang lebih banyak lalu diekskresikan oleh
tubuh dalam feses.
Pola defekasi atau eliminasi fekal sangat bersifat individual atau
bergantung pada individunya, waktu defekasi bervariasi dari beberapa kali sehari
hingga dua atau tiga kali perminggu. Begitu pula dengan jumlahnya, jumlah feses
yang dikeluarkan saat defekasi bervariasi setiap orang. Penundaan keinginan
defekasi
yang
berulang
dapat
menyebabkan
ekspansi
rektum
untuk
Klien
yang
mendapatkan
anestesia
regional
atau
spinal
Normal
Abnormal
Kemungkinan Penyebab
Warna
Konsistensi
Bentuk
Jumlah
Memiliki bentuk,
lunak, semipadat,
lembab
Diare
Silindris yang
Feses pendek,
berdiameter sekitar 2,5 berbentuk seperti
cm pada orang deawasa pensil atau
menyerupai
benang
Bervariasi sesuai diet
(sekitar 100-400 g/hari)
Karakteristi
k
Bau
Unsur Pokok
Normal
Berbau: dipengaruhi
makanan dan flora
bakteri
Sejumlah kecil bagian
makanan kasar yang
tidak tercerna, massa
bakteri yang mati dan
sel-sel epitel, lemak,
protein, unsur kering
dari cairan lambung.
Abnormal
Kemungkinan Pennyebab
Tajam
Infeksi, darah
Pus
Mucus
Parasite
Darah
Lemak dalam
jumlah besar
Terdapat benda
asing
Infeksi bakteri
Kondisi inflamasi
Perdarahan gastrointestinal
Malabsorpsi
Tertelan secara tidak sengaja
untuk
defekasi;
mengharapkan
Rasional
Monitoring
Tanpa pertanyaan langsung, klien
menanyakan pertanyaan spesifik
mungkin tidak menghubungkan
terkait asupan makanan, perjalanan kegiatan terakhir atau pengobatan
terakhir yang dilakukan, dan
dengan permulaan terjadi diare.
penggunaan obat resep.
Dengan hati-hati gambarkan durasi Diare sering membatasi diri, tidak
dan banyaknya diare serta gejala
memerlukan intervensi medis. Jika klien
yang berhubungan.
telah mencret satu atau dua kali tanpa
gejala terkait, maka observasi lanjut
dapat dilakukan sebelum
merekomendaskan langkah-langkah
khusus.
Observasi bangku klien untuk
Perubahan karakter feses mungkin dapat
steatorrhea (besar, tinja berbau
memberikan petunjuk dasar penyebab.
busuk) dan terdapat darah, pus, atau
lender. Periksa feses karena
terdapat darah.
Amati dan catat frekuensi dan
Hal tersebut memberikan tolak ukur
karakteristik pergerakan usus.
untuk kefektivan pengobatan
Ukur lingkaran perut dan auskultasi Hal tersebut mengindikasikan
suara usus setiap pergerakan yang
keefektivan dan kemungkinan
ditunjukkan.
komplikasi pada pengobatan, seperti
konstipasi dan keracunan megakolon.
2.
3.
4.
5.
Intervensi Keperawatan
Rasional
Edukasi Kesehatan
6. Ajarkan klien untuk mengenali
Supaya klien dapat mengetahui dan
penyakitnya seperti penyebab,
mencegah keparahan diare.
makanan, dan minuman yang aman
dikonsumsi.
7. Ajarkan klien tentang pentingnya
Supaya klien memahami pentingnya
Rasional
Monitoring
Tindakan ini memberikan informasi tentang
kebiasaan usus klien dan realita konstipasi
sebagai fisiologis vs masalah perasaan klien.
Tindakan ini memberikan petunjuk tentang
kemungkinan
penyebab
terjadinya
konstipasi.
Intervensi Keperawatan
Rasional
3. Evaluasi klien dengan faktor lain Klien mungkin membutuhkan laksatif
yang
memungkinkan atau pelembut feses ketika terdapat faktor
berkontribusi terjadi
yang berkontribusi terjadinya konstipasi.
konstipasi, seperti penggunaan
obat analgesik, resep obat tidur,
hemoroid, dan oprasi perianal.
4. Kaji lingkar dan bentuk perut, Klien dengan konstipasi memungkinkan
suara usus, kesakitan, dan suara perut buncit, pengurangan suara usus,
perkusi.
danm beberapa kesakitan pada perut.
Edukasi Kesehatan
5. Ajarkan klien dan keluarga Agar klien dapat mengurangi konsumsi
tentang pentingnya makanan makanan yang tidak berserat.
berserat.
6. Diskusikan tentang hubungan Untuk mendorong klien melakukan
aktivitas dengan pola defekasi.
aktivitas, seperti jalan kaki, lari pagi, dan
lain-lain.
7. Jelaskan mengenai pola defekasi Untuk mendorong klien agar segera
yang benar dan pergerakan kolon melakukan defekasi ketika terjadi
yang normal.
keinginan untuk melakukan defekasi.
Terapi Mandiri
8. Jika diduga terdapat impaksi, Impaksi feses terasa keras atau tinja
lakukan pemeriksaan rektum.
berwarna putih di dalam rektum.
Penghilang
digital
impaksi
feses
menmjadi penting dilakukan.
9. Berikan cairan tambahan untuk Status hidrasi yang baik membantu
mempertahankan asupan minimal eliminasi fekal menjadi normal.
2500 mL per hari.
10. Dorong klien untuk minum Tindakan
ini
membantu
untuk
segelas air hangat pada sarapan mengembangkan pola eliminasi alami; air
pagi. Berikan waktu khusus untuk hangat memberikan setengah stimulasi
eliminasi fekal.
untuk peristaltik usus.
11.
Dorong
klien
untuk Aktivitas menstimulasi peristaltik dan
melakukan aktivitas yang bisa kekuatan otot perut, membantu eliminasi.
dilakukan.
12. Berikan makanan seperti, buah Makanan
tersebut
tidak
hanya
prem, atau jus prem, jika mereka mengandung
serat,
tetapi
juga
tidak kontraindikasi.
memberikan efek iritasi pada usus,
menstimulasi evakuasi.
Terapi Kolaboratif
Intervensi Keperawatan
13. Konsultasikan dengan ahli
gizi untuk memberikan
menu dengan serat tinggi,
jika klien toleransi dengan
menu tersebut.
14.
Jika terindikasi,
konsultasikan dengan
layanan utama tentang
penggunaan laksatif besar,
pelembut feses, atau laksatif
lain yang diperlukan.
Rasional
Serat alami menambah besar feses dan
memiliki efek stimulan.
c. Inkontinensia
Perawat bertanggung jawab dalam mengkaji klien dengan inkontinensia
fekal dan mengadakan program training usus.
Tabel 4. Penatalaksanaan Keperawatan pada Klien Inkontinensia
Intervensi Keperawatan
1. Ajarkan caregivers untuk
Rasional
Menempatkan klien pada posisi normal
untuk defekasi pada waktu yang
konsisten setiap hari menstimulasi
refleks defekasi dan membantu
membangun kembali pola evakuasi
feses.
Tindakan ini membantu menstimulasi
evakuasi. Pertama pola eliminasi
regular dibentuk, hal itu memungkinkan
penghentian penggunaan suppositoria.
Tindakan ini membantu klien merasa
diterima ketika klien merasa tidak
diterima.
Tindakan ini membantu mengurangi
sifat malu klien ketika caregivers atau
pengunjung memasuki ruangan.
Medikasi (obat)
Bulking agents
Psyllium (Metamucil, Effersyllium,
Perdiem, Fiber),
Benefiber (with guar gum),
Metilselulosa (Citrucel),
Kalsium polikarbopil (FiberCon).
Laktulosa
(Chronulac)
Keterangan
Agen bulking mengandung serat yang
dapat menyerap air. Agen bulking apat
dikonsumsi sekitar 8 ons per sendok teh
atau 14 sendok teh
Keterangan
(Oral Masyarakat mengenalnya dengan oralit.
Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Baughman, Diane C. (2000). Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku untuk
Brunner dan Suddarth, diterjemahkan oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Berman, Audrey et all. (2002). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, edisi 5,
diterjemahkan oleh Eny Meiliya, Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti,
2009. Jakarta: EGC.
Berman, Audrey et all. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep,
Proses, & Praktik, edisi 7 volume 2, diterjemahkan oleh Eny Meiliya, Esty
Wahyuningsih, dan Devi Yulianti. Jakarta: EGC.
Brooker, Chris. (2005). Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Liingstones Mini
Encyclopaedia of Nursing 1st Edition), diterjemahkan oleh Hartono et al.
Jakarta: EGC Medical Publisher.
Brunner,& Suddarth. (2010). Handbook for Brunner & Suddarths textbook of
Medical Surgical Nursing 12th Edition. Philadelphia. Lippincott Williams
& Wilkins.
Escott-Stump, Sylvia. (2008). Nutrition and Diagnosis-Related Care, sixth
edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Manurung,
Santa.,
Suratun,
dkk.
(2008).
Klien
Gangguan
Sistem