Kelompok 6
●
Demam dan gejala-gejala
●
Kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan
lemah), hipotensi (< 20 mmHg), sianosis
lainnya. perdarahan: uji sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-
tornikuet positif tanda dini renjatan), anak tampak gelisah
Derajat II Derajat IV
●
Derajat I disertai ●
Syok berat (DSS), nadi tidak
perdarahan spontan di dapat diraba dan tekanan darah
kulit, dan tempat lainnya tidak terukur.
Manifestasi Klinis (1)
Demam
●
Demam akut, gejala tidak spesifik, anoreksia,
lemah, nyeri punggung, nyeri tulang sendi
dan kepala. Biasanya berlangsung 2-7 hari.
Uji torniquet positi
Perdarahan
●
Umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam.
●
Uji torniquet positif (terdapat lebih dari 20 ptekiae
dalam diameter 2,8 cm).
●
Petekie, purpura, ekimosis, epitaksis dan
perdarahan gusi, mimisan, hematemesis melena.
Manifestasi Klinis (2)
Hepatomegali
●
Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan
tanpa disertai ikterus.
Renjatan ( Syok )
●
Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada
hari ke-3 dan ke-7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau
pada periode demam biasanya mempunyai prognosa buruk.
Pembawa virus dengue,
butuh 8-12 hari
penggandaan virus dalam
kelenjar ludah nyamuk
Menggigit
Sebelum demam,
kulit
virus sudah dalam
penderita
darah 1-2 hari
Aedes
aegypti
betina Penderita dalam
(vektor) kondisi viremia 4-
7 hari
Nyamuk jantan
lebih menyukai Demam
aroma manis
pada tumbuhan Berdarah
Dengue
ditandai
dengan
Trombositopenia
Viremia Hepatomegali Petekie
Dapat terjadi pada Perdarahan
Ekimosis
Proses Bereaksi
infeksi dengan Gastrointestinal
Volume
antibodi
Anoreksia muntah Nyeri sirkulasi
membentuk
Hipertermi kolik
Sistem Komplemen
Ketidakseimbangan Suplai O2 ke
melepaskan
nutrisi: kurang dari jaringan
Histamin kebutuhan
menyebabkan
Permeabilitas
kapiler
Penumpukan Nyeri
Nyeri Akut
Perembesan plasma asam laktat sendi.otot
ke ruang ekstrasel
Ketidakseimban Gangguan
Kekurangan volume gan perfusi Asam Basa
cairan jaringan perifer
Gangguan
pertukaran gas
Intoleransi
aktivitas
Pengkajian: Anamnesis (1)
1. Identitas klien
2. Keluhan utama seperti demam
tinggi dan lemas
3. Riwayat penyakit sekarang status
kesadaran, manifestasi lain
seperti ada tidaknya pendarahan
4. Riwayat penyakit DBD
5. Kondisi Lingkungan, padat atau
renggang, bersih atau kotor
Pengkajian: Anamnesis (2)
Pada pemeriksaan
laboratorium darah pasien DBD
menurut Nursalam (2005) akan
dijumpai : hemoglobin menurun
N: 11-13 dan Ht meningkat ,
trombositopenia (< 100.000 / uL
Pengkajian: Pemeriksaan
Diagnostik (2)
• Pengkajian
– Identifikasi sumber potensial dan
tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien
– Kaji riwayat keperawatan
– Mengkajii adanya peningkatan suhu
tubuh, tanda perdarahan, mual,
muntah, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-
tanda syok (denyut nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kulit dingin dan
lembab, terutama pada ekstremitas,
sianosis, kecemasan , penurunan
kesadaran).
Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
Faktor yang berhubungan:
1. Peningkatan permeabilitas kapiler
2. Perdarahan
3. Muntah
4. Demam
Batasan karakteristik: peningkatan suhu tubuh, turgor kulit rendah, membran mukus
kering, penurunan berat badan
Kolaborasi:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermi
Faktor yang berhubungan: proses infeksi virus
Batasan karakteristik: peningkatan suhu tubuh
Tujuan/kriteria evaluasi: demam pada anak akan hilang setelah dilakukan perawatan. Suhu tubuh
normal
NOC: Termoregulasi
Intervensi Rasional
1. Kaji suhu tubuh Memberikan informasi pada setiap tindakan
yang dilakukan
2. Berikan kompres pada kening dan ketiak Pada kening dan ketiak terdaat embuluh darah
besar dan juga memiliki permukaan yang
cukup luas, jika di beri kompres hangat akan
mudah diserap tubuh
3. Lepaskan pakaian yang basah karena Pakaian yang basah akan mengganggu
keringat. Berikan pakaian yang menyerap kenyamanan pasien
keringat
4. Tingkatkan intake cairan; dorong klien Intake cairan yang cukup, mengurangi risiko
untuk minum 1500-2000 ml per hari dehidrasi
5. Catat intake dan ouput cairan per jam Pengkajian rutin terhadap kecukupan cairan
(intake) dan eliminasi
6. Ajarkan orang tua untuk mengukur suhu Mengajarkan kemampuan orang tua dalam
dan melaporkan setiap peningkatan suhu merawat anaknya dan membantu dalam
setelah pasien pulang memonitor hipertermi
Kolaborasi:
Pemberian obat penurun panas (antipiretik) dan Parasetamol sangat dianjurkan dalam hal ini
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Faktor yang berhubungan: proses infeksi (demam, nyeri sendi, hepatomegali)
Batasan Karakteristik: perubahan selera makan, sikap melindungi area nyeri.
Tujuan/kriteria hasil : anak akan menunjukkan rasa sakit yang berkurang
NOC: kontrol nyeri
Intervensi Rasional
NIC: manajemen nyeri
1. kaji tingkat nyeri dengan cara Informasi yang akurat dalam pengkajian nyeri
megobservasi (tangisan, meringis, ekspresi dapat meningkatkan efektivitas pengobatan
nyeri); gunakan skala nyeri dan dapatkan yang dilakukan
informasi yang berhubungan dengan nyeri
anak dari orangtua
2. jelaskan kepada orag tua alasan Mendukung pemahaman dan kerja sama antar
ketidaknyamanan pada anak; meminta perawat-keluarga; memberikan data pengkajian
informasi pada orang tua tentang ekspresi yang akurat
anak saat nyeri
Kolaborasi:
2. Berikan makanan dalam keadaan hangat Makanan hangat akan mengurangi rasa mual.
Sedangkan porsi sedikit tetapi sering,
dengan porsi sedikit tetapi sering
digunakan untuk menghindari muntah
3. Berikan minum air hangat ketika pasien Minuman hangat akan membantu relaksasi
perut ketika merasa mual disertai dengan
merasa mual
keinginan untuk muntah
5. Menimbang berat badan setiap hari pada Untuk memantau apakah ada perbaikan
terhadap terapi yang diberikan atau tidak.
waktu yang sama
Kolaborasi:
Pemberian terapi anti-emetik Antiemetik merupakan agen farmakologi yang
membantu mengurangi rasa mual
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
program diet (makan)
Diagnosa Keperawatan: ketidakefektifan perfusi jaringan prifer
Faktor yang berhubungan: perdarahan, hipovolemi
Batasan karakteristik: perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas, rambut,
kelembaban, kuku, sensasi,suhu), waktu pengisian kapiler >3 detik, penurunan nadi.
Tujuan/kriteria evaluasi: klien akan menunjukan asupan makanan, cairan, dan zat gizi yang
adekuat
Intervensi Rasional
1. Lakukan penkajian komprehensif terhadap Merupakan pengkajian awal terhadap
gangguan sirkulasi perifer
sirkulasi perifer (nadi perifer, pengisian
kalpiler, warna dan sushu ekstremitas)
2. Pantau status cairan (intake dan output) Pengkajian rutin terhadap kecukupan cairan
(intake) dan eliminasi
Kolaborasi:
Intervensi Rasional
Cek tanda vital Kelemahan berhubungan dengan
hemodinamik
Catat takipnea, dysrhythmias, dyspnea,
diaphoresis, and pallor
Catat adanya sianosis pada daerah Mengindikasikan oksigenasi yang tidak adekuat/
oral. hypoxemia.
Kolaborasi
Pantau AGD Data awal terjadinya asidosis
• Fase demam
Prinsip tatalaksana DBD pada
intinya adalah untk mencegah
dehidrasi. Manifestasi seperti rasa
haus juga dapat timbul akibat dari
demam tinggi, anoreksia, dan
muntah. Jenis minuman yang
dianjurkan adalah jus buah, air
the manis, sirup, susu, serta
larutan oralit. Hal ini berguna
untuk mengganti cairan yang
hilang akibat kebocoran plasma.
• Obat-obatan seperti parasetamol
direkomendasikan dengan dosis
10-15 mg/kgBB/kali. Jangan
diberikan ibuprofen atau asetosal
karena dapat merangsang
terjadinya perdarahan.
Parasetamol (tiap kali pemberian
Umur (tahun)
Dosis Tablet (1 tab=500 mg)
<1 60 1/8
1-3 60-125 1/8 - ¼
4-6 125-250 ¼- ½
7-12 250-500 ½-1
Tatalaksana Medis