Anda di halaman 1dari 36

DIAPER

RASH

a r i 1 1 06 0 53174
nd
Andini Wula 1 1 0 6 00 4784
s Kh arisma B
Be n in g t y a
11 0 6 023070
HG Ira Rahmawa
t i
1 1 0 6 008681
a r
5 Septiani Anw 1 0 6 089193
a n ju n g 1
Yuli Mirani T 1 06 016033
i 1
Zuriati Rahm
TUJUAN PRESENTASI

• Mahasiswa dapat memahami konsep


diaper rash.
• Mahasiswa dapat memahami asuhan
keperawatan pada pemenuhan kebutuhan
integritas kulit pada klien diaper rash.
OUTLINE
Definisi

Asuhan Etiologi
keperawatan

Manifestasi
Komplikasi
Klinis

Patofisiologi
N I S I
DE F I
Diaper rash atau dermatitis popok merupakan
sebuah inflamasi akut pada area diaper atau area
yang tertutupi oleh popok yang terjadi akibat kontak
berkepanjangan dan berulang dengan iritan (Pott,
2011).
LOG I
ET I O
Kurangnya menjaga
Iritasi atau gesekan
(friction) antara
Kelembab hygiene atau
kebersihan area
popok dengan kulit. an diaper/popok.

Jarangnya mengganti popok Infeksi Reaksi alergi


atau terlalu lama tidak segera
mikroorganisme
mengganti popok setelah
buang air kecil atau buang air (terutama infeksi terhadap bahan
besar. jamur dan bakteri). popok.

Detergen atau sabun


yang masih
menempel pada
popok kain.
PATOFISIOLOGI 1

Popok yang sudah penuh,


PH feses yang meningkat,
penggantian popok yang lama
atau jarang, dan area diaper yang
feses yang cair dan
tidak bersih. banyak.

Menyebabkan area diaper


Gesekan atau friksi
atau popok semakin
antar kulit meningkat.
basah, lembab dan hangat.

Merusak kulit sampai ke

Abrasi meningkat lapisan kulit stratum


korneum.

Resiko infeksi Mungkin digaruk


O GI 2
I S I OL
AT O F
P
Akan
Akan dipecah
dipecah oleh
oleh enzim
enzim
Urine yang dikeluarkan Menyebabkan PH di
urease
urease feses
feses menjadi
menjadi
mengandung
mengandung urea
urea area
area popok
popok meningkat
meningkat
amonia
amonia

Meningkat
Meningkat permeabilitas
permeabilitas
Meningkat
Meningkat aktivitas
aktivitas enzim
enzim
kulit
kulit terhadap
terhadap garam
garam
fekal
fekal (protease,
(protease, lipase)
lipase)
empedu
empedu

Kerusakan abrasi Jumlah mikroba


Erupsi yang berlebihan meningkat

Inflamasi kronis
L O GI3
O FI S IO
PAT

Penggunaan Jika masih terdapat

popok kain sabun atau detergen

Akibat

Mencuci atau membilas Menyebabkan iritasi


yang tidak bersih kulit pada anak
L O GI 4
T OFI S IO
PA

Popok kain yang dilapisi Menyebabkan sirkulasi


plastik yang ketat udara menjadi berkurang

Membuat area menyebabkan


kelembaban meningkat
diapers basah

Gesekan atau friksi Abrasi


antar kulit meningkat meningkat

Merusak kulit sampai ke


Mungkin
lapisan kulit stratum
digaruk korneum

Resiko infeksi
MANIFESTASI KLINIS SECARA UMUM
Ruam kemerahan atau lecet pada kulit di daerah yang
ditutupi popok.

Terlihat rewel, terutama saat penggantian popok.

Bayi juga menangis saat kulit di daerah yang ditutupi


popok dicuci atau disentuh.

Terdapat bercak-bercak kemerahan pada daerah pantat


karena iritasi popok.

Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di


dubur.

Lesi pada kulit yang meliputi area kulit pada lipatan-


lipatan kulit.

Lesi dengan batas yang menonjol atau cembung.


MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN JENISNYA

Dermatitis popok iritan.


Dijumpai pada balita yang masih menggunakan popok.
Gejala klinis berupa bercak kemerahan, lembab, dan kadang bersisik
pada daerah bokong dan genitalia yang lebih menonjol.
Kelainan ini dapat tidak bergejala hingga terasa perih pada kelainan yang
luas.

Dermatitis popok candida.


Ditandai dengan bercak kemerahan yang lebih terang, dan bintik-bintik yang
dapat dijumpai di daerah selangkangan.
Kadang dijumpai juga bercak keputihan pada mukosa mulut.
Infeksi jamur candida sering dijumpai pada dermatitis popok yang telah
berlangsung lebih dari 3 hari (biasanya dipicu oleh keadaan diare), dan akan
bertambah seiring dengan keparahan dermatitis popok yang terjadi.
MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN DERAJAT

Tanda dan gejala awal kelainan ini berupa bintik-bintik kemerahan ringan di

Derajat ringan. kulit daerah sekitar popok yang bersifat terbatas, disertai dengan lecet-lecet
ringan atau luka pada kulit. Anak merasa umumnya baik dan mungkin
mengalami sensasi menyengat ketika keluarnya urin atau feces.

Pada derajat sedang, dapat berupa kemerahan dengan atau tanpa bintil-

Derajat sedang. bintil yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet yang
meliputi permukaan yang luas. Pada tingkatan ini bayi akan merasa nyeri
dan tidak nyaman.

Pada diaper dermatitis yang parah, ditemukan kemerahan yang hebat


Derajat berat. disertai dengan bintil-bintil, pernanahan dan meliputi daerah kulit yang
luas. Bila sudah dalam keadaan demikian bayi harus mendapat
perawatan intensif.
A S I
P L IK
KOM Infeksi
Erosi sampai ulserasi dengan tepi
lesi
lesi yang
yang meninggi
meninggi (Jacquet
(Jacquet
bakteri.
Erosive
Erosive Diaper
Diaper Dermatitis),
Dermatitis), papul
papul
dan nodul pseudoverukosa serta
nodul dan plak keunguan
(Granuloma Gluteal Infantum).

Pembengkaka
n kelenjar
getah bening.

Retensio
urine.

Disuria.
P E NG K A J IA N

• Identitas pasien:
-Nama
-Jenis kelamin
-Tanggal lahir atau usia
-Tanggal MRS
-BB/PB
-Diagnosa medis
• Identitas keluarga.
JI A N
PE N G KA

 Keluhan utama seperti gatal dan nyeri sehingga


bayi menangis.
 Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya
ruam, lesi, gatal, ataupun demam.
 Riwayat kesehatan dahulu.
 Riwayat keluarga. Kaji adanya anggota keluarga
yang memiliki gejala yang sama dan terutama
adanya riwayat keluarga dengan atopi yaitu
kecenderungan genetik untuk mengembangkan
penyakit alergi seperti dermatitis.
JI A N
PEN GKA

o Onset atau puncak timbulnya ruam dan


penyebarannya.
o Riwayat alergi seperti terhadap sabun atau
detergen, makanan, obat, dsb.
o Riwayat penggunaan popok termasuk pola
kebersihan popok termasuk cara ibu mencuci
popok kain, jenis popok yang digunakan seperti
daya serapnya, dan frekuensi penggantian
popok.
o Riwayat adanya diare dan durasinya.
K A JI AN
PE NG
PEMERIKSAAN FISIK:
-Keadaan umum seperti status mental.
-Head to toe terutama kulit di lipatan paha, bawah
perut, kemaluan, dan bokong bayi. Kaji dan catat
penyebaran ruam (bintil-bintil merah) dan jenis lesi
yang muncul termasuk lesi primer dan sekunder.
Kaji adanya tanda dan gejala ruam popok yang
muncul seperti eritema atau kemerahan dan lecet.
-Tanda-tanda vital:
Tekanan darah
Denyut nadi
Suhu tubuh. Perhatikan adanya peningkatan
suhu yang dapat menandakan infeksi.
Frekuensi napas
A JI A N
G K
PE N
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Infeksi akibat Candida albicans dapat didiagnosa
dengan menggunakan tes kalium hidroksida (KOH)
ataupun kultur. Hitung darah lengkap terutama
leukosit diperlukan untuk menentukan adanya
infeksi.
g n os a
Dia a n
er a w a t
K e p

Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan


dengan kerusakan kulit/jaringan.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan


kerusakan permukaan kulit karena destruksi
jaringan.

Gangguan mobilitas fisik, kerusakan



Gangguan Rasa Nyaman, Nyeri
Diagnosa Berhubungan dengan Kerusakan
Kulit/Jaringan.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Tujuan selama 2×24 jam diharapkan nyeri dapat
teratasi.


Nyeri berkurang / terkontrol
Kriteria Hasil ●
Ekspresi wajah rileks.
e n s i
n t e rv a n
I w a t
p e r a
e
K Intervensi Rasional
1. Pastikan ibu mengganti 1. Supaya permukaan tidak
popoknya secara rutin. dalam keadaan lembab/
2. Membasuh pantat bayi dan basah.
mengeringkanya. 2. Untuk mencegah
3. Melepas popok dan terjadinya iritasi pada kulit
membiarkan kulitnya bayi.
terkena angin. 3. Mempercepat
penyembuhan ruam
popok.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 24 jam terlihat hasil :

Memperlihatkan penurunan nyeri.

Wajah terlihat rileks.

Evaluasi

Gangguan Integritas Kulit Berhubungan
Diagnosa dengan Kerusakan Permukaan Kulit
karena Destruksi Jaringan.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Tujuan selama 2×24 jam diharapkan masalah
dapat teratasi.


Menunjukan regenerasi jaringan.
Kriteria Hasil ●
Mencapai penyembuhan tepat waktu.
Interv
ensi
Ke p e
r aw a t
Intervensi Rasional
an
1. Berikan perawatan ruam 1. Menyiapkan jaringan baru
popok dengan tepat dan dan menurunkan infeksi.
tindakan kontrol infeksi. 2. Menurunkan
2. Tinggikan area graft bila pembengkakan/mengatasi
mungkin. resiko pemisahan graft.
3. Pantau kondisi luka yang 3. Memberikan informasi dasar
terjadi akibat ruam popok. tentang kebutuhan
4. Cuci sisi dengan sabun regenerasi kulit.
ringan, cuci dan minyaki 4. Kulit graft baru dan sisi
dengan krim. donor yang sembuh
memerlukan perawatan
khusus.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 24 jam terlihat hasil :

Regenerasi jaringan sudah terbentuk.

Penyembuhan ruam tepat waktu.

Evaluasi

Gangguan Mobilitas Fisik,
Diagnosa
Kerusakan.


Setelah dilakukan tindakan kep. selama 2×24
Tujuan jam diharapkan gangguan mobilitas fisik
dapat teratasi.


Menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktifitas.

Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya
Kriteria Hasil kontraktus.

Menunjukan teknik / perilaku yang mampu melakukan aktivitas.
e n si
n te r v a n
I aw a t
p e r
Ke Intervensi Rasional
1. Pertahankan posisi tubuh 1. Meningkatkan fungsional
tepat dan dukungan. pada ekstremitas.
2. Lakukan rehabilitasi pada 2. Akan lebih mudah
penerima. membuat partisipasi.
3. Bersihkan daerah luka 3. Eksisi dini untuk
dengan cepat. menurunkan jaringan
parut serta resiko infeksi.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan
dalam  x 24 jam, terlihat hasil:

Anak dapat melakukan aktivitas

Anak menunjukkan perasaan nyaman.

Evaluasi
Manajemen Terapi
Diaper Rash
gi s
ol o
rm ak
Fa
No n

Udara Barrier ointments

Cleansing dan pengobatan Penggantian


anti kandida Diaper
Farmakologis
Kortikosteroid topikal. Yang dianjurkan adalah yang berpotensi ringan (mis : krim Hidrokortison 1% - 2½ %) dan umumnya diberi untuk
jangka waktu 3 – 7 hari. Penggunaan steroid poten merupakan indikasi kontra karena dapat menimbulkan efek samping yang cukup banyak.

Antifungal topikal. Nistatin atau imidazol terbukti aman dan efektif untuk pengobatan DP kandida klotrimazol dan
mikonazol nitral juga dapat digunakan.

Anti bakterial. Bila terjadi infeksi ataupun infeksi sekunder pada DP dapat diberikan beberapa anti mikroba,
termasuk benzalkonium chlorida dan triklosan.
• Penggunaan bedak talkum tidak dianjurkan
karena beberapa produknya dapat menyebabkan
iritasi. Penggunaan bedak bayi dapat
menimbulkan talcum powder granuloma karena
potensi toksiknya, corn starch powder dapat
menginhibisi pertumbuhan candida albicans
tetapi bila memasuki saluran nafas bayi dapat
menimbulkan pneumonia aspirasi.
KESIMPULAN
Diaper rash atau dermatitis popok merupakan sebuah inflamasi akut
pada area diaper atau area yang tertutupi oleh popok yang terjadi akibat
kontak berkepanjangan dan berulang dengan iritan. Area yang tertutupi
popok tersebut yaitu disekitar alat kelamin, bokong, pangkal paha bagian
dalam (lipatan paha), dan sekitar pinggang. Diaper rash bisa disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya: adanya gesekan, kelembaban yang
tinggi, kurangnya menjaga higiene atau kebersihan area diaper/popok,
amonia urine yang dapat meningkatkan pH di area popok, pH urine,
konsistensi feses, dan frekuensi urine dan feses, dan masih banyak lainnya.
Penyebab tersebut dapat memberikan tanda-tanda klinis yang berbeda
bayi atau anak berupa ruam kemerahan, terlihat rewel, menangis, awal
ruam biasanya timbul di daerah kelamin, lesi pada kulit yang meliputi area
kulit pada lipatan-lipatan kulit. Untuk menghindari terjadinya diaper rash
yang lebih luas, harus diperhatikan lebih lagi agar diaper rash yang terjadi
tidak menyebabkan berbagai komplikasi pada anak atau bayi.
DA F TA R
S T AK A
PU
Brooker, Chris. (2009). Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Gupte, Suraj. (2004). Speaking of: child care everything you wanted
to know. New Delhi: Sterling Publishers.
Hockenberry, Marilyn. J., Wilson, David. (2007). Wong’s nursing care
of infants and children, eight edition. St. Louis: Mosby Elsevier.
Indivara, Nadia. (2009). 200 tips ibu smart anak sehat. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Anggrek.
Suranto, Adji. (2010). Jangan panik bunda. Jakarta: Penebar Plus.
Weller, Barbara. F. (2005). Kamus saku perawat, edisi 22. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
FT AR
DA A
S TA K
P U
Behrman., Kliegman. & Arvin. (2000). Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Daili, E.S., Menaldi, S.L., & Wisnu, I.M. (2005). Penyakit kulit yang umum di
Indonesia. Jakarta: PT Medical Multimedia Indonesia.
Hockenberry, Marilyn. J., Wilson, David. (2007). Wong’s nursing care of infants
and children, eight edition. St. Louis: Mosby Elsevier.
Marzuki, Hadi. (2013). Ruam popok (dermatitis popok/diaper rash). Diambil dari:
<http://www.analisadaily.com/news/63457/ruam-popok-dermatitis-
popokdiaper-rash>
Sihombing, D.A. (2012). Dermatitis popok. Medan: RSU Pirngadi Medan.
Silmiaty, Ilmi. (2011). Dermatitis popok. Diambil
dari:<http://www.mitrakeluarga.com/cibubur/dermatitis-popok/>.
Tanjung, Chairiyah. Dermatitis popok.pdf

Anda mungkin juga menyukai