IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. AS
Umur
: 39 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Suku
: Melayu
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak napas sejak 2 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
muntah.
10 hari SMRS pasien post melahirkan anak ke-3 secara normal di tolong oleh
bidan di rumahnya.
Sejak 7 bulan SMRS, pasien mengeluhkan batuk berdahak, dahak berwarna
kuning kehijauan, dahaknya kental, sering keringat malam hari, keringat
dingin, demam, berat badan menurun, nafsu makan menurun,riwayat kontak
dengan orang yang menderita batuk lama disangkal, benjolan di daerah leher
dan ketiak disangkal.
Riwayat DM disangkal
Riwayat Kebiasaan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: Komposmentis
TD
: 110/70
HR
: 110x/menit
: 37,4C
BB
: 35kg
RR
: 32x/menit
Kepala
Thorax
:
Inspeksi
Aukultasi :
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Extremitas
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
3
Hb
: 10,8 gr%
Ht
: 32vol%
Leukosit
: 10.400/mm3
Trombosit
: 451.000 /mm3
Eosinofil
:1
Basofil
:0
Netrofil batang : 0
Netrofil segmen : 90
Limfosit
:4
Monosit
:4
Ro Thorak
Terapi
O2 4L/menit
Ivfd RL 126tpm
Follow up
Tanggal 11-9-2014
O : Ttv
HR : 96 x/m,
RR : 28 x/m,
TD : 100/60 mmHg, T : 36,7
Thorak paru :
Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), whezing (-/-)
hasil labor : hasil SPS (+/+/+)
Rontgen : TB paru
P : IVFD : RL 16 tpm
Ceftriaxone 1gr/12 jam
Nebul ventolin / 8jam
Ambroxol 3x30mg
Rencana pemeriksaan faal ginjal dan hati
Diet ML
Tanggal 12-9-2014
S : Sesak(+), pucat (+), keringat dingin (+), menggigil (+), batuk (+)
Ambroxol 3x30mg
Omeprazol 1x20mg
Tanggal 13-9-2014
Pasien meninggal dunia dengan diagnosis : TB paru BTA Positif kasus baru +
pneumonia +sepsis+ syok septik + gagal ginjal akut
Tangga/jam
12/1/2014
TD
90/60mmH
HR
88x/m
RR
28x/m
T
36,6
Terapi
Oksigen 3L/m
06.00 wib
08.00 wib
g
90/60mmH
85x/m
36x/m
36,5
Oksigen 3L/m
10.00 wib
g
80/50mmH
36
NRM 8L/m
40x/m
Ivfd RL guyur
Syring pump
11.45 wib
vascon
Pasien tiba2 apnue, reflek pupil dilatasi maksimal, nadi tida teraba,
a.carotis tidk teraba, EKG flat. Pasien dinyatakan meninggal dihadapan
keluarga pasin.
TINJAUAN PUSTAKA
A. TB Paru
1.1 Definisi TB Paru
Definisi kasus Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosa. Suspek TB adalah seseorng dengan gejala atau tanda
TB. Gejala umum TB paru adalah batuk produktif lebih dari 2minggu disertai gejala
pernapasan (sesak napas, nyeri dada, hemoptisis) dan/atau gejala tambahan (tidak
nafsu makan, penurunan berat badan, keringat malam dan mudah lelah). Dalam
menentukan suspek TB paru harus dipertimbangkan faktor seperti usia, imunitas,
status HIV atau prevalensi HIV dalam populasi.1
Kasus TB paru adalah :1
Kasus TB pasti yaitu pasien TB dengan ditemukan Mycobacterium
tuberculosis yang diidentifikasi dari spesimen klinik (jaringan, cairan tubuh,
usap tenggorokan, dll) dan kultur. Pada negara dengan keterbatasan kapasitas
laboratorium dalam mengidentifikasi M. Tuberculosismaka kasus TB paru
dapat ditegakkan apabila ditemukan satu atau lebih dahak BTA positif.
Seorang pasien yang setelah dilakkan pemeriksaan penunjang untuk TB paru
sehingga didiagnosa TB oleh dokter maupun petugas kesehatan dan diobati
dengan paduan dan lama pengobatan yang lengkap.
Klasifikasi Tuberkulosis
Kasus TB diklasifikasikan berdasarkan :
Letak anatomi penyakit : TB paru dan TB ekstra paru
Hasil pemeriksaan dahak atau bekteriologi :TB paru BTA positif, TB paru BTA
negatif dan kasus bekas TB
Riwayat pengobatan sebelumnya : Pasien baru, dan pasien dengan riwayat
pengobatan sebelumnya,
Status HIV
Fibrotik
Kalsifikasi
Penebalan pleura
1.3 Diagnosis TB Paru
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari,
yaitusewaktu - pagi - sewaktu (SPS). Diagnosis TB Paru pada orang dewasa
ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional,
penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama.
Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan
sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.3
Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru,
sehingga sering terjadi overdiagnosis.Gambaran kelainan radiologik paru tidak selalu
menunjukkan aktifitas penyakit.
1.4 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan TB paru adalah :
Menyembuhkan pasien dan mengembalikan kualitas hidup dan produktivitas
Mencegah kematian karena penyakit TB paru aktif dan efek lanjutannya
Mencegah kekambuhan
Mengurangi transmisi atau penularan kepada orang lain
Mencegah terjadinya resistensi obat dan penularannya.
Pengobatan TB paru terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif dan fase
lanjutan. Pada umumnya lama pengobatan 6-8 bulan.
Pengobatan TB paru standar dibagi menjadi :
Pasien Baru
Paduan obat yang dianjurkan 2RHZE/4RH dengan pemberian obat dosis
setiap hari. Bila menggunakan OAT program, makan pemberian setiap hari
pada fase intensif dilanjutkan dengan pemberian dosis tiga kali seminggu pada
fase lanjutan 2RHZE/4R3H3.
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Dosis OAT
Oba
Dosis
Dosis
Dosis
Dosis
(mg/kgB
yang
maks/hr
(mg/kgBB
B/Hari)
dianjurk
R
H
Z
E
S
8-12
4-6
20-30
15-20
15-18
Dosis (mg/kgBB/hari)
/hari)
an
Harian(
Intermiten
mg/kgB
(mg/kgBB/
B/hari)
10
5
25
15
15
hari)
10
10
35
30
15
600
300
1000
<40
40-60
>60
300
300
750
750
Sesuai
450
300
1000
1000
750
600
300
1500
1500
1000
BB
Dosis OAT Kombinasi dosis tetap
Fase intensif
Fase lanjutan
10
BB
2-3 bulan
Harian
(RHZE)
Harian
(RH)
150/75/400/275
150/75
2
3
4
5
2
3
4
5
30-37
38-54
55-70
>70
4 bulan
3x/minggu
(RH)
150/150
2
3
4
5
Pengobatan
Lengkap
Adalah
pasien
yang
telah
menyelesaikan
Gagal : Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
Default (Putus berobat) : Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturutturut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.
Pindah: Adalah pasien yang pindah berobat ke unit lain dan hasil
pengobatannya tidak diketahui
B. Pneumonia
2.1 Definisi
11
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada salah satu atau kedua paruparu yang terjadi pada kantong udara (alveolus)), dimana alveolus tersebut berisi
cairan atau nanah sehingga menyebabkan sesak napas, batuk berdahak, demam,
menggigil, dan kesulitan bernapas. Infeksi tersebut disebabkan oleh berbagai
organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur.4
2.2 Gejala Pneumonia
Tanda dan gejala pneumonia bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang
berat, tergantung pad faktor-faktor seperti jenis kuman penyebabnya, usia, dan
kondisi kesehatan secara keseluruhan. Tanda dan gejala pnemonia ringan sering kali
mirip dengan flu atau commom cold, namun kunjungan sembuh atau bertahan lama.
Ciri-ciri dan gejala pneumonia antara lain :
Sesak napas
Mual muntah
Sakit kepala
12
Pneumonia ini didapat dirumah sakit adalah infeksi bakteri yang terjadi pada
orang yang selama 48 jam atau lebih di rawat di rumah sakit karena penyakit
lainnya. Pneumonia ini bisa lebih serius karena biasnya bakteri penyebabnya
lebih resisten terhadap antibiotik.
Pneumonia Aspirasi
Pneumonia
yang
terjadi
ketika
seseorang
menghirup
makanan,
Gejala klinis sepsis biasnya tidak spesifik, biasanya didahului oleh tandatanda sepsis non spesifik meliputi demam, menggigil, dan gejala kontitutif seperti
malaise, lelah, gelisah dan kebingungan. Gejala tersebut tidak khusu untuk infeksi
dan dapat dijumpai pada banyak macam kondisi inflamasi non infeksius. Tempat
nfeksi yang paling sering yaitu paru, traktus digestiv, traktus urinari, kulit, jaringan
lunak dan saraf pusat. Adapun Komplikasi yang terjadi yaitu :4
Perdarahan usus
Gagal hati
Gagal jantung
Kematian
3.3 Penatalaksanaan
Tiga prioritas utama dalam terapi sepsis :
14
I. Hipovolemia
Kehilangan cairan pada ruang ketiga, ekstravaskular
Kerusakan jaringan (pankreatitis), hipoalbuminemia, obstruksi
usus
Kehilangan darah
Kehilangan cairan ke luar tubuh
Melalui saluran cerna (muntah, diare, drainase), melalui saluran
kemih (diuretik, hipoadrenal, diuresis osmotik), melalui kulit
(luka bakar)
II. Penurunan curah jantung
Penyebab miokard: infark, kardiomiopati
Penyebab perikard: tamponade
Penyebab vaskular pulmonal: emboli pulmonal
Aritmia
Penyebab katup jantung
III. Perubahan rasio resistensi vaskular ginjal sistemik
Penurunan resistensi vaskular perifer
Sepsis, sindrom hepatorenal, obat dalam dosis berlebihan
(contoh: barbiturat), vasodilator (nitrat, antihipertensi)
Vasokonstriksi ginjal
Hiperkalsemia, norepinefrin, epinefrin, siklosporin, takrolimus,
amphotericin B
15
16
idiopatik
V. Obstruksi dan deposisi intratubular
Protein mieloma, asam urat, oksalat, asiklovir, metotreksat,
sulfonamida
AKI pascarenal
4.3 Diagnosis
Anamnesis
Pada pasien yang memenuhi kriteria diagnosis AKI sesuai dengan yang telah
dipaparkan di atas, pertama-tama harus ditentukan apakah keadaan tersebut memang
merupakan AKI atau merupakan suatu keadaan akut pada penyakit ginjal kronik
(PGK). Beberapa patokan umum yang dapat membedakan kedua keadaan ini antara
lain riwayat etiologi PGK, riwayat etiologi penyebab AKI, pemeriksaan klinis
(anemia, neuropati pada PGK) dan perjalanan penyakit (pemulihan pada AKI) dan
ukuran ginjal. Patokan tersebut tidak sepenuhnya dapat dipakai. Misalnya, ginjal
umumnya berukuran kecil pada PGK, namun dapat pula berukuran normal bahkan
membesar seperti pada neuropati diabetik dan penyakit ginjal polikistik. (Kasper et al,
2005) Upaya pendekatan diagnosis harus pula mengarah pada penentuan etiologi,
tahap AKI, dan penentuan komplikasi.4
Kalsifikasi RIFLE :6
Stage
GFR Criteria
UO Criteria
17
Risk
Injury
baseline
Or
GFR decreased >50%
SCr increased >3 times UO <0,3 ml/kg/h 24 h
Failure
baseline
Or anuria 12 h
Or
GFR decreased 75%
Or
SCr 4mg/dL:
Loss of fuction
ESRD
18
iskemia menjadi tinggi bila upaya pemulihan status hemodinamik tidak memperbaiki
tanda AKI.
Diagnosis AKI renal toksik dikaitkan dengan data klinis penggunaan zat-zat
nefrotoksik ataupun toksin endogen (misalnya mioglobin, hemoglobin, asam urat).
Diagnosis AKI renal lainnya perlu dihubungkan dengan gejala dan tanda yang
menyokong seperti gejala trombosis, glomerulonefritis akut, atau hipertensi maligna.
AKI pascarenal dicurigai apabila terdapat nyeri sudut kostovertebra atau suprapubik
akibat distensi pelviokalises ginjal, kapsul ginjal, atau kandung kemih. Nyeri
pinggang kolik yang menjalar ke daerah inguinal menandakan obstruksi ureter akut.
Keluhan terkait prostat, baik gejala obstruksi maupun iritatif, dan pembesaran prostat
pada pemeriksaan colok dubur menyokong adanya obstruksi akibat pembesaran
prostat. Kandung kemih neurogenik dapat dikaitkan dengan pengunaan antikolinergik
dan temuan disfungsi saraf otonom.
Pemeriksaan Penunjang
Dari pemeriksaan urinalisis, dapat ditemukan berbagai penanda inflamasi
glomerulus, tubulus, infeksi saluran kemih, atau uropati kristal. Pada AKI prarenal,
sedimen yang didapatkan aselular dan mengandung cast hialin yang transparan. AKI
pascarenal juga menunjukkan gambaran sedimen inaktif, walaupun hematuria dan
piuria dapat ditemukan pada obstruksi intralumen atau penyakit prostat. AKI renal
akan menunjukkan berbagai cast yang dapat mengarahkan pada penyebab AKI,
antara lain pigmented muddy brown granular cast, cast yang mengandung epitel
tubulus yang dapat ditemukan pada ATN; cast eritrosit pada kerusakan glomerulus
atau nefritis tubulointerstitial; cast leukosit dan pigmented muddy brown granular
cast pada nefritis interstitial.
PEMBAHASAN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
didukung dengan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis pasien mengalami sesak
19
napas sejak 2 hari SMRS, disertai batuk 7 bulan, batuk berdahak (+), dahak berwarna
putih(+), dahak menjadi kental (+), demam(+), nafsu makan menurun(+), BB
menurun(+), riwayat mengkonsumsi obat 6 bulan(-), riwayat kontak dgn penderita tb
paru (-). Dari hasil anamnesis ini keluhan yang dirasakan pasien mengarah ke suspek
TB paru BTA positif kasus baru dan pneumonia. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
TD: 90/60mmhg, nadi : 100x/m, nafas : 40x/m, suhu : 36,80c, pada auskultasi
ditemukan suara nafas bronkovesikuler, rhonki (+), whezing (+), redup 1/3 atas
paru(+). Dari hasil pemeriksaan fisik pasien mengarah ke TB paru, sepsis dan syok
septik. Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit meningkat (+), sputum
BTA (+/+/+). Hasil foto rontgen ditemukan adanya fibroinfiltrat di apek kanan
atas,.infiltrat parakardial kiri Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang maka ditegakkan diagnosis TB paru BTA positif kasus baru + pneumonia
+sepsis+ syok septik +gagal ginjal akut
Daftar abnormalitas masalah :
Dari anamnesis :
1. Sesak napas sejak 2 hari
2. Batuk berdahak sejak 7 bulan
3. Dahak berwarna putih kental
4. Dahak berubah menjadi kuning kental
5. Demam
6. Nafas bunyi (mengi)
6. BB badan menurun
7. Nafsu makan menurun
8. Riwayat OAT(-)
Dari pemeriksaan fisik : TD : 90/60mmHg
HR : 100x/m
RR : 40/m
Perkusi
Auskultasi : ronkhi pada sisi kanan dan kiri whezing pada 1/3
bawah pada sisi kanan kiri
Pemeriksaan penunjang :
Leukosit meningkat
Faal ginjal meningkat
20
dokter
Menjelaskan pada pasien untuk menggunakan masker selama di rumah
berobat ke dokter.
Menjelaskan pada pasien untuk beristirahat dan menkonsumsi makanan sehat
dan bergizi.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di
Indonesia. Jakarta: 2011.
2. Depkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana tuberkulosis.
Jakarta : Departeman Kesehatan RI, 2013
3. Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi II. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2008.
4. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II-III Edisi IV. FKUI, Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, 2006.
5. Hughes MD. Classification System of Acute Kidney Injury. Chief Editor: Vecihi
batuman MD. 2012.
22