(Syamsuni, A. 2006)
Tipe-tipe emulsi
Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi
ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air sebagai fase eksternal.
Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke
dalam minyak. Air sebagai fase internal, minyak sebagai fase eksternal.
(Syamsuni, A. 2006)
Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan
Creaming : terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu nagian mengandung fase dispersi lebih
banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya jika dikocok perlahan
akan terdispersi kembali.
Koalesensi dan cacking (breaking) : pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak
dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini
a.
b.
c.
sifatnya irreversible.
Komponen emulsi
A. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri atas
:
a. Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair lainnya.
b. Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar ( bahan
c.
Bentonit
: Cara Pembuatan 5% bentonit yang digunakan
Emulgator buatan/sintesis
Tween
: Ester dari sorbitan dengan asam lemak disamping mengandung ikatan eter
dengan oksi etilen, berikut macam-macam jenis tween :
a. Tween 20
: Polioksi etilen sorbitan monolaurat, cairan seperti minyak.
b. Tween 40
: Polioksi etilen sorbitan monopalmitat, cairan seperti minyak.
c. Tween 60
: Polioksi etilen sorbitan monostearat, semi padat seperti minyak.
d. Tween 80
: Polioksi etilen sorbitan monooleat, cairan seperti minyak.
Span
: Ester dari sorbitan dengan asam lemak. Berikut jenis span :
a. Span 20
: Sorbitan monobiurat, cairan
b. Span 40
: Sorbitan monopulmitat, padat seperti malam
c. Span 60
: Sorbitan monooleat, cair seperti minyak
B. Komponen Tambahan yaitu bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya : pewarna, pengaroma, perasa, dan pengawet
Metode Pembuatan Emulsi
Metode GOM kering 4:2:1
~ GOM dicampur minyak sampai homogen
~ Setelah homogen ditambahkan 2 bagian air, campur sampai homogen
Metode GOM basah
~ GOM dicampur dengan air sebagian
~ Ditambahkan minyak secara perlahan, sisa air ditambahkan lagi
Metode botol
~ GOM dimasukkan ke dalam botol + air, dikocok
~ Sedikit demi sedikit minyak ditambahkan sambil terus dikocok.
(Ansel, Howard. 2005)
Stabilitas Emulsi
Jika didiamkan tidak membentuk agregat
Jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan membentuk emulsi lagi
Jika terbentuka gregat, jika dikocok akan homogen kembali.
Evaluasi Sediaan Emulsi
Organoleptis
: Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan emulsi pada penyimpanan
pada suhu endah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.
hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udaa pada waktu penuangan dan
diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata
larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun volume wadah
yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume
kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan
pengujian terdadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30
wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera pada etiket.
Penentuan viskositaas: Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran viskositas dilakukan dengna
viskometer brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).
Daya hantar listrik : Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian
dihubungkan dengan rangkaian arus listrik. Jika mampu menyala maka emulsi tipe minyak
dalam air. Jika sistem tidak menghantarkan listrik maka emulsi tipe air dalam minyak.
Metode pengenceran : Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian
diencerkan dengan air. JIka dapat diencerkan maka emulsi tipe minyak dalam air dan sebaliknya.
Metode percobaan cincin: Jika satu tetes emulsi yang diuji diteteskan pada kertas saring maka
emulsi minyak dalam air dalam waktu singkat membentuk cincin air disekeliling tetesan.
Metode warna
: Beberapa tetes larutan bahan pewarna lain ( metilen ) dicampurkan ke
dalam contoh emulsi. Jika selurih emulsi berwarna seragam maka emulsi yang diuji berjenis
minyak dalam air, oleh karena air adalah fase luar. Sampel yang diuji bahan warna larut sudan III
dalam minyak pewarna homogen pada sampel berarti sampel tipe air dalam minyak karena
pewarna pelarut lipoid mampu mewarnai fase luar.
Contoh Resep
Resep standart
Fornas hal 13
R/ Oleum Ricini
PGA
Sach. Alb
30
10
15
Aqua ad
250
Resep rancangan
R/ Oleum Ricini
PGA
30
10
Sach. Alb
15
Pengaroma jeruk
10 gtt
Pewarna kuning
qs
Aqua ad
250
S.1.dd.1.c.o.n
Monografi :
a) Oleum Ricini / Minyak Jarak (FI IV. Halaman 631)
Pemerian : cairan kental, transparan, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, bebas dari bau
asing dan tengik; rasa khas.
Kelarutan : larut dalam etanol; dapat bercampur dengan etanol mutlak, dengan asam asetat glasial, dengan
kloroform dan dengan air.
Khasiat
: laksativum / pencahar.
b) Gom Arab / Acasia (FI IV. Halaman 718)
Pemerian
: serbuk, putih atau putih kekuningan; tidak berbau.
Kelarutan : larut hampir semua dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam
jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucilage, tidak berwarna / kekuningan,
kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut
dalam eter dan etanol. Terdiri dari 40% PGA yang dilarutkan dalam 1,5 bagian air.
c) Sacharum Album (FI III. Halaman 334)
Pemerian
: hablur tidak berwarna, serta warna putih, tidak berbau rasa manis.
Kelarutan
: larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol 95% P.
Perhitungan Bahan
a) Oleum Ricini
b) PGA
Bahan :
Ol. Ricini
PGA
Botol 50 mL
Sach Alb
Etiket putih
Aquadest
Cara pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan, dikalibrasi botol 30 mL.
2. Dibuat korpus emulsi dengan cara digerus 1,2 g PGA dalam mortir, ditambahkan 2,4 mL
ol.ricini, diaduk sampai terbentuk korpus emulsi dan tidak ada tetes minyak di mortir.
3. Ditambahkan sisa ol.ricini sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai dimortir tidak terlihat tetes
4.
minyak.
Ditimbang sach alb 1,8 g diletakkan di cawan, ditambahkan aquades 1 mL air diaduk ad
Resep standart
FMS hal 47
R/ Benzyl Benzoat
14
Emulgide
1,750
Ol. Sesami
1,750
Aq.ad
70
s.u.e
Resep Rancangan
R/ Ol. Olivae
14
Triethanolamine
Acid Stearic
1,4
5,6
Pengaroma Jeruk
q.s
Pewarna Kuning
q.s
Aqua ad
70
s.u.e
Monografi
a) Ol. Olivae/Ol. Olivarum (FI IV. Halaman 630)
Pemerian : minyak, berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau dan rasa khas lemah dengan
rasa ikutan agak pedas.
Kelarutan : sukar larut dalam etanol; bercampur dengan eter, dengan kloroform, dan dengan karbon
disulfida
Bobot jenis : 0,910 0,915
b) Triethanolamin (FI IV. Halaman 1203)
Pemerian
: cairan tidak berwarna; berbau kuat amoniak.
Kelarutan : sukar larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan eter, dan dengan air dingin.
c) Acidum stearicum/Asam stearate (FI III. Halaman 576)
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak
lilin.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%), dalam 2 bagian kloroform P,
dalam 3 bagian eter P.
d) Ol. Sesami (FI III. Halaman 459)
Pemerian
: cairan kuning pucat, bau lemah, rasa tawar.
Kelarutan
: sukar larut dalam etanol (95%) P.
Khasiat
: emolien.
Bobot jenis : 0,916 0,921.
Kesulitan
Usulan
: karena bobot jenisnya mendekati 1 maka diukur dalam mL supaya lebih mudah dalam
mengukur.
Perhitungan bahan
a) Ol. Olivae
= 14 / 70 x 30 = 6 ml
b) Triethanolamine
= 1,4 / 70 x 30 = 0,6 ml
c) Acid stearic
d) Ol. Sesami
= 1,750 / 70 x 30 = 0,75 ml
e) Aqua
= 30 (6+0,6+2,4+0,75)
= 30 9,75
=20,25 mL
Alat dan bahan
Alat :
Bahan :
Ol. Olivae
Triethanolamine
Botol 50 mL
Acid Stearic
Cawan penguap
Pengaroma Jeruk
Pewarna Kuning
Aquades
Cara pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan, dikalibrasi botol 30 ml.
2. Disiapkan mortir panas, disisihkan.
3. Ditimbang acid stearic 2,4 g, diukur ol. Sesami 0,75 mL dimasukkan ke cawan penguap, dilebur
di water bath ad leleh.
4. Setelah leleh dimasukkan ke mortir panas, diaduk.
5. Diukur triethanolamine 0,6 mL ditambahkan sedikit aquades, dimasukkan ke dalam mortir panas
no.4, diaduk kuat ad homogen.
6. Ditambahkan ol. Olivae 6 mL dalam campuran no.5 sedikit demi sedikit dimortir panas, diaduk
ad homogen dan dingin.
7. Ditambahkan aquades untuk mengencerkan, diaduk ad homogen.
Pembahasan :
Pada saat pembuatan emulsi ol.olivarum dilakukan langkah langkah sesuai dengan
langkah - langkah yang ada di cara pembuatan di atas. Hasilnya sediaan yang dibuat tercampur
secara homogen. Warna dan aroma sediaan yang dibuat juga sudah sesuai. Tetapi sediaan yang
dibuat terlalu kental hampir menyerupai krim. Hal ini terjadi karena jumlah triethanolamine dan
acid stearic terlalu banyak. Jumlah triethanolamine dan acid stearic yang digunakan adalah 1,4
dan 5,6 dalam 30 mL sedangkan menurut sumber jumlah triethanolamine dan acid stearic yang
digunakan adalah 1 dan 4 dalam 150 mL. Maka cara pembuatan yang dirancang seperti di atas
bisa digunakan untuk membuat emulsi ol.olivarum yang baik. Hanya saja jumlah perbandingan
triethanolamine dan acid stearic yang digunakan perlu dirubah (disesuaikan) supaya tidak terlalu
kental.
SEMOGA BERMANFAAT,,,,,
Diposkan oleh ria anita di 03.31
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Kuliah Farmasi
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda