Anda di halaman 1dari 4

Aldy Fahriza Noor

Evaluasi Lingkungan Kelas D

ARTIKEL

7 Masalah Lingkungan Di Kabupaten Malang


KBR, Jakarta - Kabupaten Malang, Jawa Timur kini masih berbenah untuk mengatasi
permasalahan lingkungan. Setidaknya ada 7 permasalahan lingkungan yang dihadapi kabupaten
seluas 351.872,62 ha itu.
Malang menghadapi masalah pengendalian pencemaran udara yang disebabkan pengelolaan
sampah yang belum tertangani secara optimal. Selain itu pelayanan persampahan karena
keterbatasan infrastruktur dan jangkauan juga jadi masalah.
Lainnya adanya degradasi kualitas lingkungan akibat alih fungsi lahan yang kurang
memperhatikan aspek-aspek ekologis. Meski mempunyai luasan kawasan yang sebagian besar
kawasan dataran tinggi, ternyata Malang juga masih kekurangan ruang terbuka hijau. Selain itu
adanya menurunan kualitas air baku DAS Brantas.
Sehingga kebutuhan air bersih untuk daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM karena
terkendala oleh kondisi geografis wilayah. Terakhir karakter masyarakat yang beragam dan
berada pada fase transisi antara kebiasaan hidup di perkotaan dan perdesaan.
Perilaku masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat aktivitas keseharian
menimbulkan dampak negatif bagi kualitas air sungai. Air limbah domestik yang dihasilkan dari
aktivitas masyarakat menambah beban pencemaran bagi sungai, sehingga diperlukan upaya
untuk merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Dengan

permasalahan

itu,

Malang

mempunyai

terobosan

untuk

memperbaiki

tata

lingkungannya. Ada 8 hal yang dilakukan Kabupaten Malang untuk menanggulangi masalah
lingkungan.
Pertama, membangun Kampung Mandiri Energi Pro Iklim di Desa Talangagung Kepanjen.
Kampung ini berdiri Desember 2011. Kawasan ini merupakan pengendalian, pengembangan dan
pemanfaatan gas methane (CH4) sampah dari TPA dengan memasang sistem jaringan instalasi

perpipaan gas methane (CH4) ditransmisi dan didistribusi langsung ke rumah warga
(pengembangan dari sistem ampul yang pernah dilakukan). Sehingga masyarakat sekitar TPA
dapat secara langsung memanfaatkan gas methane (CH4) sebagai bahan bakar alternatif untuk
kompor gas sebagai kebutauhan memasak sehari-hari dengan efektif, efisien dan aman.
Kedua, membangun TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen. Ini adalah Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) yang mengelola sampahnya secara aman dan tidak mencemari lingkungan dan
minimal pengolahannya menggunakan metoda urug terkendali (sistem controlle landfill). Di sana
Pemerintah Kabupaten Malang telah mengembangkan inovasi pengelolaan sampah dengan
teknologi terapan yang sederhana dan aplikatif berupa alat AMeG (accumulator of methane gas)
yang dapat menangkap, memurnikan dan memanfaatkan gas methane (CH4) sampah menjadi
berbagai energi alternatif seperti bahan bakar gas methane (CH4), energi listrik, penggerak motor
diesel dsb.
Ketiga, Pemerintah Kabupaten Malang bersama kader lingkungan telah mengembangkan inovasi
pengelolaan sampah dengan teknologi terapan yang sederhana dan aplikatif berupa alat alat
penangkapan gas metan dengan bambu petung dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TPA
Paras sebagai energi alternatif (energi baru terbarukan) untuk kebutuhan memasak sehari - hari.
Sampai saat ini sudah terpasang sebanyak 155 sambungan rumah yang dikelola oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM). Juga berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan untuk
mengurangi efek rumah kaca/pemanasan global (global warming).
Keempat, membangun taman-taman. Seperti Taman Kanjuruhan, Taman Metro, Taman TPA
Talangagung, Taman Puspa, dan Taman Kehati.
Kelima, membentuk Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sumber Maron. Ini
dilatarbelakangi minimnya akses masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan air bersih dan masih
belum terjangkau oleh layanan PDAM. Sampai sekarang telah melayani 1.530 SR, 7.560 jiwa.
Keenam, membangun Desa Konservasi dan Mandiri Energi Dusun Bendrong, Desa Argosari
Kecamatan Jabung. Desa ini memiliki potensi populasi sapi perah dari tahun ke tahun semakin
bertambah banyak.
Terakhir, membuat sejuta biopori. Ini sudah dilakukan sejak Desember 2013. Progres sampai
sekarang telah ada sekitar 12.000 lubang biopori di kawasan pemukiman, perkantoran, sekolah

sekolah (didukung dengan Instruksi Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Konservasi Air dan Sampah Organik melalui Gerakan Sejuta Biopori di Wilayah Kabupaten
Malang).
Untuk melaksanakan itu semua, Kabupaten Malang mengalokasikan anggaran Pro-Lingkungan
pada tahun 2013 sebesar Rp. 56.235.431.899 dari total APBD belanja langsung Rp.
990.366.398.011,60.

Sementara

tahun

2014

anggaran

Pro-Lingkungan

sebesar

Rp.

104.056.070.420 dari total APBD belanja langsung sebesar Rp 1.188.344.656.572 atau sebesar
8,76 persen.
Sumber: http://www.portalkbr.com/berita/nasional/3371578_4202.html

Review
7 Masalah Lingkungan Di Kabupaten Malang
Permasalahan Lingkungan menjadi sebuah masalah yang umum yang terjadi di Indonesia. Salah
satunya adalah masalah pengelolaan udara yang disebabkan oleh penanggulangan dan pelayanan
sampah di perkotaan yang belum optimal. Pelayanan sampah tersebut bermasalah karena
keterbatasan infrastruktur yang ada dan jangkauan pelayanan yang masih tergolong kecil.
Masalah lainnya, adalah adanya penurunan kulaitas lingkungan akibat alih fungsi lahan yang
tidak memperhatikan aspek ekologis lahan tersebut.
Sehingga akibatnya, kabupaten malang kekurangan ruang terbuka hijau dan kualitas air
baku di Daerah Aliran Sungai Brantas menjadi berkurang. Akibatnya kebutuhan air bersih untuk
daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM menjadi terkendala oleh kondisi geografis
wilayah. Selain itu karakter masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai sumber
aktivitas dan kehidupan yang utama menimbulkan dampak negatif baru bagi kualitas air sungai,
oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat.
Dari permasalahan diatas, Kabupaten Malang mempunyai beberapa solusi untuk memperbaiki
tata lingkungan yang ada. Diantaranya
1. Membangun Kampung mandiri Energi Pro Iklim di Desa Talangagung, Kepanjen. Dalam
rangka pengendalian, Pengembangan, dan pemanfaatan gas methane(CH4) sampah dari

TPA dengan memasang sistem jaringan instalasi perpipaan gas methane (CH4) yang
didistribusikan langsung ke rumah masing-masing warga.
2. Membangun TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen. Ini adalah tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) yang mengelola sampahnya secara aman dan tidak mencemari lingkungan
dan minimal pengolahannya menggunakan metode Controlled landfill.
3. Pemerintah kabupaten malang dengan kader lingkungan telah mengembangkan inovasi
pengelolaan sampah dengan teknologi terapan yang sederhana dan aplikatif berupa alat
yang dapat menangkap dan mengubah gas methan dari bambu petung dan dimanfaatkan
oleh TPA paras sebagai energy alternative untuk memasak sehari-hari.
4. Membangun taman-taman seperti Taman Kanjuruhan, Taman Metro, Taman TPA
Tulungagung dan lain-lain sebagai ketersediaan RTH di Kabupaten Malang.
5. Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sumber Maron untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap air bersih.
6. Membangun Desa Konservasi dan Mandiri Energi Dusun Bendrong, Desa Argosari
Kecamatan Jabung yang memiliki potensi populasi sapi perah yang berkembang dari
tahun ke tahun
7. Membuat sejuta biopori yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Malang agar dapat
menkonservasi air dan sampah organic secara efektif.
Untuk Melaksanakan hal tersebut Kabupaten Malang mengalokasikan anggaran ProLingkungan pada tahun 2013 sebesar Rp. 56.235.431.899 dari total APBD belanja langsung Rp.
990.366.398.011,60. Kemudian pada tahun 2014 anggaran Pro-Lingkungan sebesar Rp.
104.056.070.420 dari total APBD dengan belanja langsung sebesar Rp 1.188.344.656.572 atau
sebesar 8,76 persen dari persen pendapatan APBD.

Anda mungkin juga menyukai