Pertanian Industrial
(KELOMPOK 3)
Ketua:
Anggota:
Rizki K. A. F
Sandi Abdilah W
Prasetyo Unggul Y.
Dwi Novitasari
Rizki Kholidul A. F
Elis Susanti
M Sholehuddin
131510501020
131510501017
131510501018
131510501019
131510501020
131510501021
131510501022
Bab 2. Pembahasan
2.1 Struktur Organisasi
pemeraman buah, pemecahan buah, fermentasi biji, perendaman dan pencucian biji, pengeringan
biji, pengelompokan biji bedasarkan mutu dan penyimpanan biji digudang. Sedangkan aktifitas
nonteknis yaitu aktifitas pemasaran dan penjualan biji kakao kering yang difermentasi, aktifitas
adminstrasi umun dan keuangan.
Perkebunan Rajamandala dipimpin oleh seorang kepala tanaman selaku Wakil Manajer.
Dalam menjalankan tugasnya, kepala tanaman dibantu beberapa kepala bagian. Kepala bagian itu
terbagi menjadi kepala bagian teknis dan pengolahan serta kepala administrasi. Selain itu terdapat
Asisten Kepala Teknis dan Pengolahan serta Asisten Kepala Administrasi yang bertanggung jawab
langsung kepada kepala bagian. Kepala bagian teknis dan pengolahan beserta jajarannya memiliki
tugas bertanggung jawab atas segala kegiatan budidaya kakao dari mulai penanaman, mendapatkan
produk, kegiatan pasca panen hingga siap disimpan. Bagian teknis dan pengolahan juga
bertanggung jawab atas kegiatan perawatan tanaman untuk menjaga agar tanaman tetap dalam
kondisi optimum tanpa ada serangan OPT maupun kekurangan hara sehingga mampu menghasilkan
produk yang maksimum. Selain itu kepala teknis dan pengolahan juga bertanggung jawab atas dua
kegiatan yaitu kegiatan yang menyangkut bangunan pabrik, mesin-mesin pengolahan, kendaraan
dan bangunan serta kegiatan pengolahan biji kakao. Dalam pelaksanaan tugasnya, kepala bagian
teknis dan pengolahan bertanggung jawab langsung kepada Manajer. Kepala Administrasi
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi dan kepegawaian serta pembukuan kebun.
Bagian administrasi terdiri atas Bagian Umum, Bagian Gudang, dan Tata Buku Induk (Tabin).
Perkebunan Rajamandala membedakan hubungan kerja atas pegawai staf, pegawai bulanan,
harian tetap dan harian lepas. Pegawai staf terdiri dari kepala tanaman dan kepala bagian.
Pengangkatan pegawai staf dilakukan oleh Direksi, sedangkan pegawai bulanan diangkat oleh
Direksi atas usulan Manajer. Pegawai harian tetap dan lepas diangkat oleh Manajer. Jaminan sosial
bagi staf, pegawai bulanan dan karyawan harian tetap berupa tunjangan pensiun berdasarkan masa
kerja dan tingkat upah, hak cuti, perawatan kesehatan, pakaian kerja dan penghargaan masa kerja.
Sistem upah Perkebunan Rajamandala berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Terdapat dua sistem pengupahan yaitu system upah harian yang diberikan berdasarkan
jumlah hari kerja yang bersangkutan disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR) dan
sistem upah borongan yang diberikan berdasarkan volume kerja. Fasilitas-fasilitas yang diberikan
karyawan perkebunan yaitu perumahan, sarana pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak (TK) dan
Sekolah Dasar (SD), tempat peribadatan, sarana kesehatan, koperasi, serta sarana olahraga dan
kesenian.
Kesimpulan
Secara umum, sistem manajemen di Perkebunan Rajamandala dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu bagian teknis dan pengolahan serta bagian administrasi. Bagian teknis dan pengolahan
bertugas menghasilkan biji kakao basah hingga produk yang telah diolah. Sedangkan bagian
administrasi adalah bagian yang berkaitan dengan pembukuan dan juga penanganan terhadap
pegawai yang bekerja dalam perusahaan. Sistem upah Perkebunan Rajamandala berdasarkan
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Terdapat dua sistem pengupahan yaitu system upah
harian yang diberikan berdasarkan jumlah hari kerja yang bersangkutan disesuaikan dengan Upah
Minimum Regional (UMR) dan sistem upah borongan yang diberikan berdasarkan volume kerja.
Daftar Pustaka
Ernah, S.P. 2010. Penentuan Saat Optimum Peremajaan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L)
Perkebunan Panglejar Bagian Radjamandala, Ptpn Viii Bandung Jawa Barat. Semarang:
Pustaka Unpad.
Sarbaman, D. dan Herman. 2010. Proses strategi pengembangan perkebunan kakao berkelanjutan di
Sumatera Barat. Perspektif, (9) 2: 94-105.