Anda di halaman 1dari 3

Tugas-1 MK.

Pertanian Industrial
(KELOMPOK 3)
Ketua:
Anggota:

Rizki K. A. F
Sandi Abdilah W
Prasetyo Unggul Y.
Dwi Novitasari
Rizki Kholidul A. F
Elis Susanti
M Sholehuddin

131510501020
131510501017
131510501018
131510501019
131510501020
131510501021
131510501022

Struktur Organisasi Dan Manajemen Perkebunan Kakao Radjamandala,


PTPN VIII Bandung Jawa Barat
Bab 1 Pendahuluan
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
mempunyai nilai ekonomis untuk dikembangkan. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas
ekspor yang cukup potensial sebagai penghasil devisa negara. Kakao menduduki urutan ke 3 pada
sub sektor perkebunan setelah kelapa sawit dan karet. Kakao juga memiliki pasar yang cukup stabil
dan harga yang relatif mahal. Sehingga peningkatan kualitas hasil selalu dilakukan agar kakao tetap
penting sebagai mata dagang non migas. Pada masa yang akan datang, komoditi biji kako
diharapkan menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi perkebunan lainnya, seperti kelapa
sawit dan karet. Setidaknya perkebunan kakao dapat menyediakan lapangan kerja bagi penduduk di
sentra produksi.
Upaya peningkatan produksi kakao mempunyai arti yang strategis karena pasar ekspor biji
kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih belum tergarap. Dengan kondisi
harga kakao dunia yang relatif stabil dan cukup tinggi maka perluasan areal perkebunan kakao
Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut dan hal ini perlu mendapat dukungan agar kebun yang
berhasil dibangun dapat memberikan produktivitas yang tinggi. Luas perkebunan kakao di
Indonesia terus meningkat sepanjang 5 tahun terakhir. Pada tahun 2007 luas perkebunan kakao di
Indonesia mencapai 1379279 Ha. Luas perkebunan ini mengalami pertumbuhan sebesar 6.8 persen
menjadi 1473259 Ha. Luas perkebunan kakao kembali bertambah menjadi 1592982 Ha atau
tumbuh 8.1 persen pada tahun berikutnya. Secara rata-rata pertumbuhan luas perkebunan kakao di
Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2009 adalah 8.1 persen.
Manajemen agroindustri adalah penerapan ilmu manajemen dalam industri pertanian agar
dapat dilakukan secara efisien. Fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing,
koordinasi, pengarahan dan pengawasan harus dijalankan pada setiap tahapan kegiatan agroindustri.
Tahapan dalam agroindustri terdiri dari input, proses produksi dan output. Tahapan input meliputi
bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan. Tahapan proses
produksi mencakup teknologi yang digunakan, kapasitas mesin dan proses produksinya, sedangkan
tahapan output meliputi kuantitas dan kualitas produk termasuk menjaminan kualitas produknya
(Handary, Bambang, dan Purnaweni, 2012).
Perkebunan Rajamandala merupakan salah satu perkebunan yang bernaung dibawah PTP
XII Rayon III C. Pada tahun 1976 perkebunan Rajamandala digabung dengan perkebunan Vada
(berdiri tahun 1928) dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Tahun 1996 PTP XI, XII,
XIII berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1996. Tahun 1997 Perkebunan
Rajamandala digabungkan kedalam dua perkebunan ya itu Perkebunan Rajamandala (Kab,
Bandung) ke Perkebunan Panglejar, sedangkan Perkebunan Vada dan Perkebunan Pangkalan (Kab.
Cianjur) ke Perkebunan Gedeh berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.SK/D.I/85/III/1997.

Bab 2. Pembahasan
2.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam perkebunan kakao rajamandala secara sederhana digambarkan


seperti bagan diatas, dimana secara umum sub bagian dalam perkebunan dibuat berdasarkan
aktifitas yang dilakukan yaitu dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian teknis dan bagian non teknis.
Pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab dari struktur organisasi tersebut sebagai berikut:
a. Pimpinan bertugas dalam mengawasi dan memantau bagian teknis yang terdiri dari 3 orang
pekerja
b. Pimpinan juga bertanggung jawab dalam bagian non teknis perkebunan ini yang meliputi aktifitas
pemasaran dan penjualan biji kakao kering yang difermentasi, aktifitas adminstrasi umun dan
keuangan.
c. Bagian teknis bertugas dan bertanggung jawab dalam hal teknis yang meliputi (1) pekerjaan
perawatan tanaman sehari-hari yang meliputi pemangkasan secara berkala, pemberian pupuk secara
berkala, pencegahan dan pembasmian hama, penyakit dan gulma. (2) pekerjaan panen dan tindakan
pasca panen yang meliputi pemetikan buah dari batang pohon kakao, pemeraman buah, pemecahan
buah, fermentasi biji, perendaman dan pencucian biji, pengeringan biji, pengelompokan biji
bedasarkan mutu dan penyimpanan biji digudang (Sarbaman dan Herman 2010).

Gambar 1. Perkebunan Kakao


2.2 Manajemen dalam operasi
Aktifitas operasi normal yang dilakukan dalam perkebunan kakao setelah penanaman bibit
umumnya sama seperti aktifitas operasi pada perkebunan komoditas lain, Aktifitas tersebut dibagai
atas dua jenis yaitu aktifitas teknis dan aktifitas nonteknis. Aktifitas teknis yaitu pekerjaan
perawatan tanaman sehari-hari yang meliputi pemangkasan secara berkala, pemberian pupuk secara
berkala, pencegahan dan pembasmian hama, penyakit dan gulma. Aktifitas teknis yang kedua yaitu
pekerjaan panen dan tindakan pasca panen yang meliputi pemetikan buah dari batang pohon kakao,

pemeraman buah, pemecahan buah, fermentasi biji, perendaman dan pencucian biji, pengeringan
biji, pengelompokan biji bedasarkan mutu dan penyimpanan biji digudang. Sedangkan aktifitas
nonteknis yaitu aktifitas pemasaran dan penjualan biji kakao kering yang difermentasi, aktifitas
adminstrasi umun dan keuangan.
Perkebunan Rajamandala dipimpin oleh seorang kepala tanaman selaku Wakil Manajer.
Dalam menjalankan tugasnya, kepala tanaman dibantu beberapa kepala bagian. Kepala bagian itu
terbagi menjadi kepala bagian teknis dan pengolahan serta kepala administrasi. Selain itu terdapat
Asisten Kepala Teknis dan Pengolahan serta Asisten Kepala Administrasi yang bertanggung jawab
langsung kepada kepala bagian. Kepala bagian teknis dan pengolahan beserta jajarannya memiliki
tugas bertanggung jawab atas segala kegiatan budidaya kakao dari mulai penanaman, mendapatkan
produk, kegiatan pasca panen hingga siap disimpan. Bagian teknis dan pengolahan juga
bertanggung jawab atas kegiatan perawatan tanaman untuk menjaga agar tanaman tetap dalam
kondisi optimum tanpa ada serangan OPT maupun kekurangan hara sehingga mampu menghasilkan
produk yang maksimum. Selain itu kepala teknis dan pengolahan juga bertanggung jawab atas dua
kegiatan yaitu kegiatan yang menyangkut bangunan pabrik, mesin-mesin pengolahan, kendaraan
dan bangunan serta kegiatan pengolahan biji kakao. Dalam pelaksanaan tugasnya, kepala bagian
teknis dan pengolahan bertanggung jawab langsung kepada Manajer. Kepala Administrasi
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi dan kepegawaian serta pembukuan kebun.
Bagian administrasi terdiri atas Bagian Umum, Bagian Gudang, dan Tata Buku Induk (Tabin).
Perkebunan Rajamandala membedakan hubungan kerja atas pegawai staf, pegawai bulanan,
harian tetap dan harian lepas. Pegawai staf terdiri dari kepala tanaman dan kepala bagian.
Pengangkatan pegawai staf dilakukan oleh Direksi, sedangkan pegawai bulanan diangkat oleh
Direksi atas usulan Manajer. Pegawai harian tetap dan lepas diangkat oleh Manajer. Jaminan sosial
bagi staf, pegawai bulanan dan karyawan harian tetap berupa tunjangan pensiun berdasarkan masa
kerja dan tingkat upah, hak cuti, perawatan kesehatan, pakaian kerja dan penghargaan masa kerja.
Sistem upah Perkebunan Rajamandala berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Terdapat dua sistem pengupahan yaitu system upah harian yang diberikan berdasarkan
jumlah hari kerja yang bersangkutan disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR) dan
sistem upah borongan yang diberikan berdasarkan volume kerja. Fasilitas-fasilitas yang diberikan
karyawan perkebunan yaitu perumahan, sarana pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak (TK) dan
Sekolah Dasar (SD), tempat peribadatan, sarana kesehatan, koperasi, serta sarana olahraga dan
kesenian.
Kesimpulan
Secara umum, sistem manajemen di Perkebunan Rajamandala dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu bagian teknis dan pengolahan serta bagian administrasi. Bagian teknis dan pengolahan
bertugas menghasilkan biji kakao basah hingga produk yang telah diolah. Sedangkan bagian
administrasi adalah bagian yang berkaitan dengan pembukuan dan juga penanganan terhadap
pegawai yang bekerja dalam perusahaan. Sistem upah Perkebunan Rajamandala berdasarkan
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Terdapat dua sistem pengupahan yaitu system upah
harian yang diberikan berdasarkan jumlah hari kerja yang bersangkutan disesuaikan dengan Upah
Minimum Regional (UMR) dan sistem upah borongan yang diberikan berdasarkan volume kerja.
Daftar Pustaka
Ernah, S.P. 2010. Penentuan Saat Optimum Peremajaan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L)
Perkebunan Panglejar Bagian Radjamandala, Ptpn Viii Bandung Jawa Barat. Semarang:
Pustaka Unpad.
Sarbaman, D. dan Herman. 2010. Proses strategi pengembangan perkebunan kakao berkelanjutan di
Sumatera Barat. Perspektif, (9) 2: 94-105.

Anda mungkin juga menyukai