Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 Mata Kuliah Biobiopestisida

Kelompok 1
Anggota:
1315105010
Nia
1315105010
Misbahul Munir
1315105010
Rizki Kholidul A. F 131510501020
Teknik aplikasi biobiopestisida dalam system pertanian berkelanjutan
Bab 1 Pendahuluan
Biobiopestisida atau biopestisida hayati adalah biopestisida yang bahan utamanya
bersumber atau diambil dari bahan hayati atau mahluk hidup seperti mikroorganisme, bakteri,
cendawan, nematoda, atau virus. Biobiopestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan atau
penyakit yang mengganggu, merusak, atau menyerang pada tanaman atau tumbuhan.
Biobiopestisida tidak mengadung zat racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan. Hal ini tentunya berbeda dengan biopestisida yang berbasis bahan kimia yang
mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Berdasarkan asalnya,
biobiopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni biopestisida nabati dan biopestisida hayati.
Biopestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik berupa jamur,
bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya (penyebab penyakit
tanaman) atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi serangga ( hama )
maupun nematoda (penyebab penyakit tanaman).
Seiring berkembangnya zaman dan kebutuham pangan yang semakin meningkat, maka
diperlukan sitem pertanian yang dapat berkelanjutan serta ramah lingkungan, oleh sebab itu
pemerintah sekarang sedang menggalakkan system pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan
digambarkan sebagai kemampuan untuk menyediakan kebutuhan pokok masyarakat atau manusia
yang dapat dipertahankan keberlanjutnya sampai ke masa yang akan datang tanpa menimbulkan
efek negative yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, teknik aplikasi biobiopestisida yang baik dan
benar akan sangat penting dan perlu diperhatikan agar mampu mengendalikan hama dan penyakit
secara efektif dan efisien serta tidak menimbulkan residu bagi ekosisitem pertanian.
Bab 2 Pembahasan
2.1 Teknik aplikasi biobiopestisida

Gambar 1 Penggunaan biopestisida yang berlebihan adalah berbahaya


Cara menggunakan biopestisida yang baik agar tidak terjadi resistensi OPT terhadap
biopestisida Ada lima cara tepat aplikasi biopestisida secara bijaksana yaitu tepat jenis dan mutu,
tepat waktu, tepat dosis, tepat cara, dan tepat sasaran.
1. Tepat jenis dan mutu
Menggunakan biopestisida yang terdaftar/diijinkan
Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah, mudah terurai, selektif
Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan label yang lengkap

Masih berlaku/tidak kadaluarsa


Biopestisida kontak/racun kontak (lambung) tidak sesuai untuk hama yang berada dalam jaringan
tanaman. Untuk hama yang berada dalam jaringan tanaman (penggerek batang padi dapat
dikendalikan secara efektif menggunakan jenis insektisida sistemik).
2. Tepat waktu, ditentukan dengan memperhatikan:
Ambang pengendalian yang berlaku. Menunda waktu aplikasi biopestisida, sehingga apabila
populasi hama sangat tinggi akan kurang efektif, mahal, dan memicu kekebalan hama terhadap
biopestisida. Musuh alami banyak yang mati, sehingga setelah residu biopestisida habis, larva yang
baru menetas menjadi berkembang cepat tanpa musuh alami.
Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi
Keadaan cuaca yang memungkinkan. Tidak melakukan aplikasi biopestisida pada saat banyak
embun masih menempel di tanaman (terlalu pagi, matahari belum terbit). Embun yang menempel di
daun akan mengencerkan konsentrasi biopestisida yang diaplikasikan sehingga menjadi tidak efektif
dan menimbulkan kekebalan hama sasaran terhadap biopestisida yang diaplikasikan.
Waktu yang tepat untuk mengaplikasikan biopestisida adalah ketika hama berada pada stadium
rentan. Larva ulat grayak diaplikasi biopestisida ketika masih berada dalam stadium /instar 1-2.
3. Tepat dosis:
Jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik dengan biopestisida pada dosis
(konsentrasi dan jumlah volume cairan semprot) yang dianjurkan sesuai alat aplikasi yang akan
digunakan. Konsentrasi biopestisida dinyatakan dalam volume formulasi biopestisida di dalam satu
liter air. Tepat dosis, konsentrasi yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya. Dosis
aplikasi dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif biopestisida yang digunakan pada areal seluas
satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot per satuan luas tertentu. Dosis yang kurang akan
menyebabkan hama yang diaplikasi tidak mati, bahkan akan menjadi kebal karena kemampuannya
beradaptasi terhadap biopestisida yang kurang efektif tersebut.
4. Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk dan jenis formulasi
Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran yang dituju
Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan operator terjamin maka penyemprotan harus
dilakukan tidak berlawanan dengan arah angin.
5. Tepat sasaran, hal yang perlu diperhatikan:
keefektifan biopestisida terhadap jenis hama yang akan diaplikasi
gunakan biopestisida yang sesuai dengan hama sasaran. Tidak semua biopestisida efektif untuk
semua
B. Cara menanggulangi resistensi/kekebalan OPT terhadap biopestisida
Hama / patogen penyebab penyakit, mempunyai banyak strain/ras/biotipe yang masing-masing
mempunyai kemampuan berbeda untuk beradaptasi terhadap lingkungan biotik (faktor biotik: jenis
tanaman inang, musuh alami, vektor/serangga pembawa), dan lingkungan abiotik (faktor abiotik:
biopestisida, faktor cuaca, senyawa pengusir/penarik hama). Aplikasi biopestisida yang tidak
dilakukan melalui 5 tepat akan memicu berkembangnya generasi strain/ras/biotipe yang tahan
terhadap biopestisida tersebut. Satu macam biopestisida yang digunakan terus menerus akan
menyebabkan timbulnya strain/ras/biotipe opt yang mampu beradaptasi menjadi kebal terhadap
biopestisida tersebut. Untuk menghindari terjadinya kekebalan opt terhadap biopestisida tersebut,
perlu dilakukan variasi (selang-seling) penggunaan/aplikasi biopestisida yang berbeda, baik
formulanya maupun bahan aktifnya.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai