L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tetapi ukurannya bervariasi,
bervakuolisasi.
LLA 5 kali lebih sering daripada LMA dengan perkiraan 70-80% leukemia
pada anak merupakan leukemia jenis LLA. (Gurney et al, 1995; Pui, 1997,
2000; Zipf et al, 2000). Selain itu LLA juga memiliki tingkat kesembuhan
kira-kira 75-80% (Pui et al, 2003)
2. ETIOLOGI ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKIMIA
Penyebab Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) sampai saat ini belum
jelas, diduga kemungkinan karena virus (virus onkogenik) dan faktor lain
yang mungkin berperan, yaitu:
1.
Faktor Predisposisi
a) Penyakit defisiensi imun tertentu, misalnya agannaglobulinemia;
kelainan kromosom, misalnya sindrom Down (risikonya 20 kali lipat
populasi umumnya); sindrom Bloom.
b) Virus
Virus sebagai penyebab sampai sekarang masih terus diteliti. Kita
tahu bahwa virus disebut HTLV-1 (manusia sel T leukemia virus)
meningkatkan risiko mengembangkan jenis langka dewasa sel T
leukemia.Sel leukemia mempunyai enzim trankriptase (suatu enzim
yang diperkirakan berasal dari virus). Limfoma Burkitt, yang diduga
disebabkan oleh virus EB, dapat berakhir dengan leukemia.
c) Radiasi ionisasi
Terdapat bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi pada ibu
selama kehamilan dapat meningkatkan risiko pada janinnya. Baik
dilingkungan kerja, maupun pengobatan kanker sebelumnya.
Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzene, arsen, kloramfenikol,
fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
d) Herediter
obat
karsinogenik
seperti
diethylstilbestrol
f) Merokok dan Alkohol
Sebuah tinjauan studi (analisis meta) pada tahun 2009
menunjukkan bahwa rokok dalam rumah oleh orang tua dapat
meningkatkan risiko ALL pada anak-anak mereka. Ini termasuk
merokok oleh ayah dalam waktu sebelum konsepsi. Data dari studi
ESCALE Perancis pada tahun 2013 menunjukkan bahwa minum
lebih dari 2 cangkir kopi sehari dapat sedikit meningkatkan risiko
anak ALL. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada hal ini.
2.
Faktor Lain
a)
Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia
b)
c)
penderita
agranulositosis
kelainan
kongenital
kongenital,sindrom
dengan
ellis
aneuloidi,
van
misalnya
greveld,penyakit
retrovirus
tipe
yaitu
jenis
virus
RNA yang
menemukan
bahwa
keterpaparan
terhadap
medan
jumlah
produksi
eritrosit
yang
akan
menyebabkan
menurun,
lesu,
pucat,
dispneu
dan
letargi
yang
akan
DIAGNOSTIK
ACUTE
LYMPHOBLASTIC
LEUKIMIA
Secara umum diagnosis penyakit leukemia (kanker darah)
dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, antara lain:
Pemeriksaan fisik : dokter memeriksa pembengkakan nodus-nodus
getah bening, limpa, dan hati.
Pasien
dengan
leukemia
pada
umumnya
mengalami
biopsy
(Biopsi
sumsum
tulang):
dokter
Prosedur
memakan
waktu
kira-kira
30
menit
dan
ada
beberapa
pemeriksaan
penunjang
diantaranya
termasuk
transfusi
sel
darah
merah
dan
trombosit.
yang
disebut
pneumocystis
selama
pengobatan
mereka.
Sitogenetik
adalah
komponen
yang
paling
penting
untuk
yang
menggunakan sel induk atau sumsum tulang dari saudara yang cocok
atau saudari pilihan dan dianggap terapi standar untuk ALL. Pasienpasien
muda
dengan
ALL
sangat
berisiko
tinggi
membutuhkan
langkah-
oleh
merokok.
Dapat
dilakukan
dengan
memberikan
sekunder
bertujuan
untuk
menghentikan
termasuk
transplantasi
sumsum
tulang,
B. THALASSEMIA
1. DEFINISI THALASSEMIA
Talasemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang
diturunkan. Pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat
dan Itali antara
produksi
hemoglobin.
Thalassemia
menyebabkan
tubuh
mensintesa lebih sedikit sel-sel darah merah yang sehat dan hemoglobin
kurang dari biasanya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Azhar
Ibrahim Kharza, thalassemia merupakan suatu kelainan bawaan sintesis
hemoglobin (Hb). Kelainan ini bervariasi, dari asimtomatik sampai parah,
dan bervariasi sesuai dengan rantai hemoglobin darah yang terpengaruh.
Rantai yang mengalami kelainan mempengaruhi usia onset gejala (Thalassemia mempengaruhi janin, -Thalassemia mempengaruhi bayi
yang baru lahir).
2. ETIOLOGI THALASSEMIA
Thalassemia terjadi akibat adanya perubahan pada gen globin
pada kromosom manusia. Gen globin adalah bagian dari sekelompok
gen yang terletak pada kromosom 11. Bentuk daripada gen beta-globin ini
diatur oleh locus control region (LCR). Berbagai mutasi pada gen atau
pada unsur-unsur dasargen menyebabkan cacat pada inisiasi atau
pengakhiran transkripsi, pembelahan RNA yang abnormal, substitusi, dan
frameshifts. Hasilnya adalah penurunan atau pemberhentian daripada
penghasilan
rantai
beta-globin,
sehingga
menimbulkan
sindrom
baik).
Seorang
carrier
thalassemia
jarang
memerlukan
anak hanya menjadi carrier penyakit ini. Kemungkinan lain adalah anak
mendapatkan gen globin normal dari kedua orang tuanya.
b. Umur
Thalassemia mayor terjadi bila kedua orang tua carrier
thalassemia. Anak-anak dengan thalassemia mayor tampak normal saat
lahir, tetapi akan menderita kekurangan darah pada usia antara 3-18
bulan. Penderita memerlukan transfusi darah secara berkala seumur
hidupnya. Apabila penderita thalassemia mayor tidak dirawat, maka hidup
mereka biasanya hanya bertahan antara 1-8 tahun.
Pada thalassemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala
tersebut telah terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun. Sedangkan
pada thalassemia minor gejalanya lebih ringan, biasanya anak baru dating
berobat pada umur sekitar 4-6 tahun.
c. Riwayat keluarga thalassemia.
Thalassemia diwariskan dari orang tua kepada anak-anak
mereka melalui gen hemoglobin yang bermutasi. Karena ini adalah
penyakit turunan maka setidaknya tidak perlu menunggu gejala itu muncul
bila memang orang tua memiliki riwayat dengan penyakit ini. Bagi orang
tua yang hidup dengan thalasemia hendaknya segera memeriksakan
kondisi kesehatan anaknya karena bukan tidak mungkin apa yang
diidapnya sekarang menurun ke anak.
d. Keturunan ras tertentu.
Thalassemia cenderung lebih sering terjadi pada orang-orang
Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
4. EPIDEMIOLOGI THALASSEMIA
Di seluruh dunia, thalassemia adalah suatu penyakit yang
umum terdapat pada manusia. Thalassemia mengenai seluruh kelompok
dibagi
kepada
tiga
kategori
5. PATOFISIOLOGI THALASSEMIA
Hemoglobin post natal ( Hb A )
Rantai alfa
Rantai beta
Defisiensi rantai
beta
Thalassemia beta
Defisiensi sintesa
rantai beta
Hiperplasia
Menstimuli
alfa
Sumsum tulang
Perubahan
Kerusakan pem
Hemopoiesis
eritropoiesis
SDM rusak
Sintesa rantai
extramedular
Splenomegali
Skeletal
limfadenopati
bentukan Hb
Anemia
Hemolisis
Hemokromatosis
Hemolisis
Maturasi Sexual
Hemosiderosis
Fibrosis
Anemia berat
& pertumbuhan
Terganggu
Kulit kecoklatan
Pembentukan eritrosit
oleh sumsum tulang
disuplay dari
transfusi
Fe meningkat
Hemosiderosis
Jantung
Liver
Gagal
Kandung empedu
Sirosis
Kolelitiasis
pancreas
limpa
Diabetes
Splenomegali
Jantung
tersebut
dapat
disebabkan
oleh
adanya
kelainan
Eritrosit abnormal cepat dihancurkan oleh limpa dan hati dengan bantuan
makrofag sehingga semakin banyak eritrosit abnormal maka kerja limpa
akan semakin berat. Hal inilah yang menyebabkan adanya splenomegali.
Selain destruksi eritrosit di limpa juga terdapat di hati. Selain itu
sebagai kompensasi atau umpan balik dari penurunan kadar hemoglobin
akibat oksigenasi ke jaringan kurang merangsang terjadinya eritropoesis
6-8 kali lipat oleh sumsum tulang. Untuk menunjang dan membantu kerja
sumsum tulang dalam eritropoesis sehingga terbentuk eritropoesis
ekstramedular pada limpa dan hati sehingga merupakan salah satu
penyebab hepatosplenomegali. Pada pasien hemoglobinopati anemia sel
sabit tidak ditemukan hepatomegali di mana limpa mengecil dikarenakan
terjadinya infark. Selain itu makrofag di limpa lebih aktif dibandingkan
makrofag pada hati.
Penyebab lain hepatomegali pada pasien disebabkan oleh
pemberian obat penambah darah dan penyerapan besi meningkat akibat
peningkatan eritropoesis di mana mengandung preparat besi (sulfas
ferrosus) sehingga terjadi penimbunan cadangan besi berlebih. Padahal
hati secara normal berfungsi sebagai sintesis ferritin (simpanan besi) dan
transferin (protein pengikat besi) dan sebagai tempat penyimpanan
terbesar cadangan besi dalam bentuk ferritin dan hemosiderin.
Adanya hepatomegali dan splenomegali pada pasien dapat
mengakibatkan penurunan imunitas tubuh sehingga tubuh rentan
terhadap infeksi mikroorganisme. Limpa sebagai tempat sintesis limfosit
dan sel plasma (bahan antibodi) merupakan salah satu pertahanan
imunitas tubuh. Hati sebagai tempat yang sering dilalui mikroorganisme
patogenik
yang
akan
dihancurkan
sebelum
memasuki
saluran
keterlambatan
menarse
dan
gangguan
perkembangan
sifat
seks
yang telah agak besar menunjukkan gejala-gejala fisik yang unik berupa
hambatan pertumbuhan, anak menjadi kurus bahkan kurang gizi, perut
membuncit
akibat
hepatosplenomegali
dengan
wajah
yang
khas
mongoloid, frontal bossing, mulut tongos (rodent like mouth), bibir agak
tertarik, maloklusi gigi.
Gejala klinis Thalasemia minor
Penderita yang menderita thalasemia minor, hanya sebagai carrier
dan hanya menunjukkan gejala-gejala yang ringan. Orang dengan anemia
talasemia minor (paling banyak) ringan (dengan sedikit menurunkan
tingkat hemoglobin dalam darah). Situasi ini dapat sangat erat
menyerupai dengan anemia kekurangan zat besi ringan. Namun, orang
dengan talasemia minor memiliki tingkat besi darah normal (kecuali
mereka miliki adalah kekurangan zat besi karena alasan lain). Tidak ada
perawatan yang diperlukan untuk thalassemia minor. Secara khusus, besi
tidak perlu dan tidak disarankan.
Pemeriksaan fisis
-
Pucat
Gangguan pertumbuhan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Darah tepi :
-
anisositosis
berat
dengan
makroovalositosis,
mikrosferosit, polikromasi,basophilic stippling, benda HowellJolly, poikilositosis dan sel target. Gambaran ini lebih kurang
khas.
b.
Retikulosit meningkat.
Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis)
c.
Pemeriksaan lain :
-
5.
Diagnosis banding
Thalasemia minor :
-
Anemia sideroblastik
8. PENATALAKSANAAN THALASSEMIA
1. Tranfusi darah
Trannfusi
darah
sangat
dibutuhkan
pada
penderita
Untuk
portable
pump.
Efek
samping
obat
ini
adalah
Skrining
merupakan
pemantauan
perjalanan
penyakit
dan
ini
dapat
mengakibatkan
gangguan
fungsi
alat
tersebut