TINJAUAN PUSTAKA
Sementara itu teknik pengecoran Mesopotamia diteruskan juga ke eropa, dan dalam tahun
1.500-1.400 sebelum masehi, barang barang seperti mata bajak, pedang, mata tombak, perhiasan,
tangki dan perhiasan makam dibuat di Spanyol, Swiss, Jerman, Ustria, Norwegia, Denmark,
Swedia, Inggris dan Prancis. Teknik pengecoran di india dan cina diteruskan ke jepang dan asia
tenggara, sehingga di jepang banyak arca-arca budha dibuat antara tahun 600-800 sebelum
masehi.
Penggunaan besi dimulai dengan penempaan , sama halnya dengan tembaga. Orang
orang asiria dan mesir mempergunakan perkakas besi dalam tahun 2.800-2.700 sebelum masehi.
Kemudian, dicina dalam tahun 800-700 sebelum masehi, ditemukan cara membuat coran dari
besi kasar yang mempunyai titik cair rendah dan mengandung fosfor tinggi dengan
mempergunakan tanur beralas datar.
Teknik produksi ini kemudian diteruskan ke negara-negara disekitar laut tengah. Di
yunani, 600 tahun sebelum masehi, arca-arca raksasa Epaminondas atau Hercules. Berbagi
senjata, dan perkakas dibuat dengan jalan pengecoran. Di india di jaman itu, pengecoran besi
kasar dilakukan dan diekspor ke mesir dan eropa. Walaupun demikian baru pada abad ke 14
pengecoran
besi
kasar
dilakukan
secara
besar
besaran,
yaitu
ketika
jerman
dan
italiameningkatkan tanur beralas datar yang primitip itu menjadi tanur tiap berbentuk silinder,
dimana pencairan dilakukan dengan jalan meletakkan biji besi dan arang batu berselang seling.
Produk-produk yang dihasilkan pada waktu itu ialah: meriam, peluru, tungku, pipa dan lain lain.
Cara pengecoran pada waktu itu adalah menuangkan secara langsung logam cairyang didapat
dari bijih besi, kedalam cetakan,
Coran dibuat dari logam yang dicairkan, dituang kedalam cetakan, kemudian dibiarkan
mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui
bagaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan. Hal ini terjadi karena kira-kira
tahun 4.000 sebelum masehi, sedangkan tahun yang lebih tepat tidak diketahui orang.
Awal penggunaan logam oleh manusia adalah ketika orang membuat perhiasan dari emas
atau perak tempaan , dan kemudian membuat senjata atau mata bajak dengan menempa tembaga,
hal itu dimungkinkan karena logam logam ini terdapat dialam dalam keadaan murni, sehingga
dengan mudah orang dapat menempanya.
Kemudian secara kebetulan orang menemukan tembaga mencair, selanjutnya mengetahui
cara untuk menuang logam cair kedalam cetakan, dengan demikian untuk pertama kalinya orang
dapat membuat coran yang berbentuk rumit, contohnya perabot rumah, perhiasan dan hiasan
makam. Coran tersebut dibuat dari perunggu yaitu suatu paduan tembaga, timah dan timbal yang
titik cairnya lebih rendah dari titik titik cair tembaga.
2.2.2 Pengetahuan Pengecoran
Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan logam dan
menuangkan ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda
dengan bentuk rumit. Benda berlubang yang sangat besar yang sangat sulit atau sangat mahal
jika dibuat dengan metode lain, dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan teknik
pengecoran yang tepat.
Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti, besi, baja
paduan tembaga (perunggu, kuningan, perunggu aluminium dan lain sebagainya), paduan ringan
(paduan aluminium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal paduan
seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung
molibdenum, khrom, dan silikon), dan sebagainya.
Pengecoran logam merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua yang dipelajari oleh
manusia. Ilmu pengecoran logam terus berkembang dengan pesat. Berbagai macam metode
pengecoran logam telah ditemukan dan terus disempurnakan, diantaranya adalah sentrifugal
casting, investment casting, dan sand casting serta masih banyak metode-metode lainnya.
Pengecoran adalah membuat komponen dengan cara menuangkan bahan yang dicairkan kedalam
cetakan. Bahan disini dapat berupa metal maupun non metal. Untuk mencairkan bahan
diperlukan furnace (dapur kupola). Furnace adalah sebuah dapur atau tempat yang dilengkapi
dengan heater (pemanas). Bahan padat dicairkan sampai suhu titik cair dan dapat ditambahkan
campuran bahan seperti chroum, silikon, titanium, magnesium, dan aluminium.
Aplikasi dari proses pengecoran sangat banyak salah satunya dapat ditemukan dalam
pembuatan komponen permesinan. Proses pengecoran dilakukan melalui beberapa tahap mulai
dari pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair kedalam cetakan
pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Hasil pengecoran disebut dengan coran
atau benda cor. Proses pengecoran bisa dibedakan atas 2 yaitu proses pengecoran dan proses
percetakan. Proses pengecoran tidak menggunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan
sedangkan proses percetakan adalah logam cair ditekan agar mengisi rongga-rongga cetakan.
cetakan untuk kedua proses ini berbeda dimana proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari
pasir sedangkan proses percetakan cetakan dibuat dari logam. Proses pengecoran ada dua macam
yang disebut sand casting dan die casting adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Sand Casting
Adalah proses penuangan logam cair dengan gaya gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu
cetakan, kemudian dibiarkan membeku, sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk
cetakannya. adapun keuntungan dan kerugian sand casting sebagai berikut.
Keuntungannya:
a) Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk bagian dalam
b) Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan;
c) Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat
d) Dapat digunakan untuk berbagai rmacam logam.
e) Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi massal.
Kerugiannya:
Setiap metode pengecoran memiliki kelemahan sendiri sendiri, tetapi secara umum dapat
disebutkan sebagai berikut.
Keterbatasan sifat mekanik antara lain:
a) Sering terjadi porositas.
b) Dimensi benda cetak kurang akurat.
c) Permukaan benda cetak kurang halus.
d) pada saat penuangan logam panas.
e) Masalah lingkungan.
1.1 Contoh produk coran:
a. Perhiasan,
b. Patung,
c. Blok mesin
d. Pipa, dan lain-lain
b. Untuk cetakan tertutup (lihat gambar 2.2.b) logam cair dituang hingga memenuhi
sistem saluran masuk.
- Setelah dingin benda cor dilepaskan dari cetakannya;
- Untuk beberapa metode pengecoran diperlukan proses pengerjaan Lanjut.
a. Memotong logam yang berlebihan,
b. Membersihkan permukaan,
c. Memeriksa produk cor,
d. Memperbaiki sifat mekanik dengan perlakuan panas (heat treatment)
e. Menyesuaikan ukuran dengan proses pemesinan
Gambar 2.1. Jenis bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, b (cetakan tertutup)
2. Die Casting
Die-casting adalah suatu proses pengecoran dengan menginjeksi logam cair kedalam
cetakan kemudian mempertahankan pemberian tekanan selama pembekuan proses ini
berlangsung dalam ruang tertutup. Die casting menggantikan cetakan pasir non-permanen atau
cetakan keramik dengan Die yang dapat menghasilkan ribuan part sebelum diganti.
Die-casting kadang disebut Pressure die casting merupakan proses pengecoran
bertekanan tinggi (0.7MPa 700 Mpa) menggunakan piston untuk menyuntikkan logam cair ke
dalam die. Untuk menaikan kecepatan proses pembekuan, maka die-set didinginkan dengan air.
Keuntungan:
Die Casting memiliki keuntungan dan kerugian yang dapat dilihat sebagai berikut:
a) Dapat membuat benda berdinding tipis dan berukuran presisi
b) Kualitas permukaan yang baik
e) Baut
b) Patung,
f) Pipa
c) Blok mesin,
g) Mur
d) Rangka mesin,
d. Cetakan dibuka
e. Piston mendorong produk cor keluar cetakan.
2.3 Chamber (wadah panas):
a. Logam cair ditekan ke dalam die-cavity melalui gooseneck dan nosel
b. Pressure : rata-rata 15 Mpa (5000psi)
c. Cylcle time 200-300 shots/jam
d. Digunakan untuk low melting point alloyzinc: magnesium, tin dan lead
2.2.3. Pembuatan Coran
Untuk membuat coran, harus dilakukan beberapa proses seperti pencairan, pembuatan
cetakan, penuangan, pembongkaran dan pembersihan coran. Untuk mencairka logam bermacam
macam dapur yang dipakai. Umumnya kupola (dapur induksi frekwensi rendah) dipergunakan
untuk besi cor, dapur busur listrik (dapur induksi frekwensi tinggi) digunakan untuk baja tuang
dan dapur krus untuk paduan tembaga atau coran paduan ringan, karena dapur ini dapat
memberikan logam cair yang baik dan sangta ekonomis untuk logam logam tersebut.
Cetakan biasanya dibuat dengan cara memadatkan pasir. Pasir yang yang dipakai adalah
pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung. Biasanya dicampurkan pengikat
khusus seperti air-kaca, semen, resin furan resin fenol (minyak pengering) dan bentonit karena
penggunaan zat-zat tersebut memperkuat cetakan atau mempermudah pembuatan cetakan.
Selaian dari cetakan pasir, dapat juga dipergunakan cetakan logam. Pada penuangan, logam cair
akan mengalir melalui pintu cetakan, maka bentuk pintu cetakan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu aliran logam cair. Pada umumnya logam cair dituangkan dengan
pengaruh gaya berat, walaupun dapat juga dipergunakan tekanan pada logam cair selama atau
setelah penuangan. Pengecoran cetak adalah suatu cara pengecoran dimana logam cair ditekan
kedalam cetakan logam dengan tekanan tinggi.
Pengecoran tekanan rendah adalah suatu cara pengecoran dimana diberikan tekanan yang
sedikit lebih tinggi dari tekanan atmosfir pada permukaan logam dalam dapur, tekanan ini
mengakibatkan mengalirnya logam cair keatas melalui pipa kedalam cetakan. Pengecoran
sntrifugal adalah suatu cara pengecoran dimana cetakan diputar dan logam cair dituangkan ke
dalamnya, sehingga logam cair tertekan oleh gaya sentrifugal dan kemudian membeku. Coran
berbentuk pipa dibuat dengan jalan tersebut. Setelah penuangan , coran dikeluarkan dari cetakan
dan dibersihkan, bagian bagian yang tidak perlu dibuang dari coran. Kemudian dilakukan
pemeriksaan dengan penglihatan terhadap rupa, kerusakan, dan dilakukan pemeriksaan dimensi.
Aluminium adalah salah satu diantara logam ringan yang saat ini kita kenal. Merupakan
konduktor panas yang baik dan kuat. Dapat dicor menjadi bermacam macam bentuk dan
mempunyai sifat tahan korosi. Jenis Aluminium dibedakan berdasarkan kemurnian atau
persentase aluminium murni dalam komposisi kimia materialnya. Pengelompokan ini diatur oleh
Aluminium Association.
2.3.2. Sifat-Sifat Aluminium
Semua sifat-sifat dasar aluminium, tentu saja, dipengaruhi oleh efek dari berbagai elemen
aluminium paduan. Unsur-unsur paduan utama dalam pengecoran aluminium paduan dasar
adalah tembaga, silikon, magnesium, seng, kromium, mangan, timah dan titanium.
Aluminium dasar paduan mungkin secara umum akan ditandai sebagai sistem eutektik,
mengandung bahan intermetalik atau unsur-unsur sebagai fase berlebih.
Aluminium telah menjadi salah satu logam industri yang paling luas penggunaannya di
dunia. Aluminium banyak digunakan di dalam semua sektor utama industri seperti angkutan,
konstruksi, listrik, peti kemas dan kemasan, alat rumah tangga serta peralatan mekanis. Adapun
sifat-sifat aluminium antara lain sebagai berikut:
1. Ringan.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Kuat.
4. Mudah dibentuk.
5. Konduktor listrik.
6. Konduktor panas.
7. Memantulkan sinar dan panas.
8. Non magnetik.
9. Tidak beracun.
10. Memiliki ketangguhan yang baik.
11. Dapat diproses ulang.
12. Menarik.
2.3.3 Paduan Aluminium
Proses pengecoran aluminium batangan dapat dilakuakan dengan peleburan dan
selanjutnya dicetak kebentuk yang kita inginkan. Tapi aluminium murni memiliki sifat coran
mekanis yang jelek, maka dipergunakan aluminium alloy untuk memperbaiki sifat tersebut,
untuk memperbaiki sifat mekanis yang jelek itu maka dibutuhkann padua aluminium seperti
Magnesium, tembaga, mangan, nikel, silicon dan sebagainya.
Perlakuan panas pada aluminium paduan dilakukan dengan memanaskan sampai terjadi
fase tunggal kemudian ditahan beberapa saat dan diteruskan dengan pendinginan cepat hingga
tidak sempat berubah ke fase lain. Jika bahan tadi dibiarkan untuk jangka waktu tertentu maka
terjadilah proses penuaan (aging). Perubahan akan terjadi berupa presipitasi (pengendapan) fase
kedua yang dimulai dengan proses nukleasi dan timbulnya klaster atom yang menjadi awal dari
presipitat. Presipitat ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Proses ini merupakan
proses age hardening yang disebut natural aging. Jika setelah dilakukan pendinginan cepat
kemudian dipanaskan lagi hingga di bawah temperatur solvus (solvus line) kemudian ditahan
dalam jangka waktu yang lama dan dilanjutkan dengan pendinginan lambat di udara disebut
proses penuaan buatan (artificial aging).
2.3.4 Klasifikasi Aluminium
Standarisasi aluminium digunakan untuk menggolongkan logam aluminium paduan
berdasarkan komposisi kimia, penetapan standarisasi logam aluminium menurut American
Society for Materials (ASTM) mempergunakan angka dalam menetapkan penggolongan
aluminium paduan.
Adapun caracara yang ditentukan ASTM dalam menetapkan penggolongan aluminium paduan
sebagai berikut :
1. Aluminium murni (kandungan aluminium sebesar 99%) 1xxx
2. Copper 2xxx
3. Manganase 3xxx
4. Silicon 4xxx
5. Magnesium 5xxx
6. Magnesium dan silicon 6xxx
7. Zincum 7xxx
8. Elemen elemen yang lain 8xxx
Keterangan kode:
1. Angka pertama menunjukkan jenis jenis unsur paduan yang terdapat pada
logam
aluminium.
2. Angka kedua menunjukkan sifat khusus misalnya : angka kedua menunjukkan
(0) maka tidak memerlukan perhatian khusus dan jika angka kedua
(1) sampai dengan sembilan (9) memerlukan perhatian
bilangan nol
khusus.
modifikasi
dan
khusus dan
khusus dan
kadar
kadar
kadar
1. Pusat massa
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1,
M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
X = ( Mi . Xi)/(Mi)
Y = ( Mi . Yi)/(Mi)
2. Titik berat
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2,........., Wi ;
yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
X = ( Wi . Xi)/(Wi)
Y = ( Wi . Yi)/(Wi)
Garis lurus
yo = 1/2 AB
Busur lingkaran
yo = AB/AB . R
Keterangan
z = di tengah-tengah AB
AB
tali
AB
busur
R
Busur
setengah
lingkaran
yo = 2.R/p
Y= AB/AB.2/3.R
AB
= jari-jari lingkaran
R = jari-jari lingkaran
A
Juring lingkaran
busur
AB
tali
=
busur
busurAB
R = jari-jari lingkaran
Setengah lingkaran
yo = 4.R/3
R = jari-jari lingkaran
Selimut
setengah
yo = 1/2 R
R = jari-jari lingkaran
Selimut limas
yo = 1/3 t
t = tinggi limas
Selimut kerucut
yo = 1/3 t
t = tinggi kerucut
Setengah bola
yo = 3/8 R
R = jari-jari bola
Limas
yo = 1/4 t
t = tinggi limas
Kerucut
yo = 1/4 t
t = tinggi kerucut
bola
Dalam menyelesaikan persoalan titik berat benda, terlebih dahulu bendanya dibagi-bagi
sesuai dengan bentuk benda khusus yang sudah diketahui letak titik beratnya, kemudian baru
diselesaikan dengan rumusan yang ada.
2.6 Shape Factor
Faktor bentuk yang digunakan dalam aliran lapisan batas untuk menentukan sifat aliran.
di mana H adalah faktor bentuk, adalah ketebalan perpindahan dan adalah ketebalan
momentum. Semakin tinggi nilai H, semakin kuat gradien tekanan merugikan. Sebuah gradien
tekanan merugikan tinggi dapat sangat mengurangi jumlah Bilangan Reynolds di mana transisi
ke dalam turbulensi dapat terjadi.
Secara konvensional, H = 2.59 (Blasius lapisan batas) khas dari aliran laminar, sedangkan H =
1,3-1,4 khas dari aliran turbulen.
Ketebalan lapisan batas, , adalah jarak di boundary layer dari dinding ke titik di mana kecepatan
aliran telah dasarnya mencapai kecepatan 'aliran bebas',. Jarak ini didefinisikan normal dinding,
dan titik di mana kecepatan aliran pada dasarnya bahwa aliran bebas lazim didefinisikan sebagai
titik di mana:
Untuk lapisan batas laminar atas piring datar, solusi Blasius memberikan:
Untuk lapisan batas turbulen atas piring datar, ketebalan lapisan batas diberikan oleh
Ketebalan kecepatan juga dapat disebut sebagai rasio Soole, meskipun gradien ketebalan
lebih dari jarak akan merugikan sebanding dengan yang ketebalan kecepatan
boundary layer adalah lapisan cairan di sekitar langsung dari permukaan loncat di mana efek dari
viskositas yang signifikan . Dalam atmosfer bumi , lapisan batas planet adalah lapisan udara
dekat tanah yang terkena panas diurnal , kelembaban atau mentransfer momentum ke atau dari
permukaan . Pada sayap pesawat lapisan batas adalah bagian dari aliran dekat dengan sayap , di
mana pasukan kental mendistorsi sekitarnya aliran non - kental. Lihat bilangan Reynolds.
Lapisan batas laminar dapat longgar diklasifikasikan menurut struktur dan keadaan di
mana mereka diciptakan . Lapisan geser tipis yang berkembang pada tubuh berosilasi adalah
contoh dari lapisan batas Stokes , sedangkan lapisan batas Blasius mengacu pada solusi
kesamaan terkenal dekat plat datar terpasang diadakan di arus searah mendekat . Ketika berputar
cairan dan pasukan kental yang seimbang dengan efek Coriolis (bukan inersia konvektif ) ,
sebuah bentuk lapisan Ekman . Dalam teori perpindahan panas , lapisan batas termal terjadi .
Permukaan dapat memiliki beberapa jenis lapisan batas secara bersamaan.
Shape factor atau faktor bentuk merupakan fungsi dari bentuk penampang. Shape factor
dapat dihitung sebagai berikut:
Mp
K=
My
Mp = momen plastis penampang
My = momen leleh
Secara fisik, shape factor menunjukkan tingkat efisiensi penampang ditinjau dari
perbandingan kapasitas maksimum atau plastis terhadap kapasitas lelehnya.