Anda di halaman 1dari 24

Pengertian dan Definisi

Penggunaan Lahan

POKOK BAHASAN

PENGERTIAN DAN DEFINISI

Tata Guna Lahan (Land Use)


Pengembangan Lahan

Tuhan masih
menciptakan
segalanya sampai
saat ini, kecuali
LAHAN
3

PENDAHULUAN

Terminologi lahan dan tanah sering


membingungkan.
Lahan (land) adalah hamparan yang ada
dipermukaan bumi
Tanah (soil) adalah materi/ benda dari
bumi yang terdiri dari bermacam-macam
komposisi/ bahan padat
Setiap kegiatan manusia memerlukan
ruang dan salah satu ruang tersebut
adalah lahan
Pada kenyataannya, setiap
4
pembangunan fisik memerlukan lahan.

LAHAN & PEMBANGUNAN


PERUMAHAN PERMUKIMAN
Kepemilikan
Lahan

Pembanguna
n Ekonomi
Masyarakat

Pembangunan
Perumahan &
Permukiman

PENGERTIAN DAN DEFINISI


TATA GUNA LAHAN
LAND USE
At territorial scales involving large land areas, there
is a strong predisposition to think of land in term of
yield of raw materials required to sustain people
and their activities.
At these scales, land is a resource, and land
use mean resource use
(Chapin, 1979)
Pada skala teritorial yang melibatkan lahan yang luas, ada
kecenderungan kuat untuk memikirkan tanah dalam hal hasil bahan
baku yang diperlukan untuk mempertahankan orang-orang dan
kegiatan mereka.
Pada skala ini, "tanah" adalah "sumber daya", dan "penggunaan lahan"
berarti "penggunaan sumber daya"
6

IN THE RESOURCE USE CONTEXT


Land is classified into such categories as a
mining, agriculture, grazing and forestry and
measurements are made in terms of tons,
barrels, bushels or thousands of board feet
as yields from the earth.
(Chapin, 1979)
Tanah diklasifikasikan ke dalam kategori seperti pertambangan,
pertanian, penggembalaan dan kehutanan dan pengukuran dilakukan
dalam hal ton, barel, gantang atau ribuan kaki persegi sebagai hasil
dari bumi. "
(Chapin, 1979)
7

IN THE URBAN LAND USE CONTEXT


Land is classified into such categories as
processing, distribution, services, housing,
recreation, transportation, and other
activities of urbanized society, and
measurement are made in acres of ground
area or square feet of floor area.
(Chapin, 1979)
Tanah diklasifikasikan ke dalam kategori seperti
pengolahan, distribusi, jasa, perumahan, rekreasi,
transportasi, dan kegiatan masyarakat lainnya urbanisasi,
dan pengukuran dibuat dalam hektar kawasan tanah atau
kaki persegi luas lantai.
8

UU Penataan Ruang, no 26 tahun


2007
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang
daratan , lautan dan udara sebagai
kesatuan wilayah ,tempat manusia dan
makhluk lainnya hidup dan melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktural dan
pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak.
Penataan Ruang adalah proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan
dan pengendalian ruang
9
Rencana Tata Ruang adalah hasil

PERENCANAAN TATA RUANG


(PENATAAN RUANG )

Penataan berdasarkan fungsi utama


kawasan meliputi kawasan lindung
dan kawasan budidaya.
Penataan ruang berdasarkan aspek
administratratip meliputi ruang
wilayah nasional ,wilayah propinsi
,wilayah kabupaten /kotamadya
Penataan ruang berdasarkan fungsi
kawasan dan aspek kegiatan meliputi
kawasan pedesaan,perkotaan ,dan
kawasan tertentu
10

Penataan ruang secara umum memiliki


pengertian sebagai suatu proses yang meliputi
proses perencanaan, pelaksanaan atau
pemanfaatan tata ruang dan pengendalian
pelaksanaan atau pemanfaatan ruang yang
harus terkait satu sama lain. Jadi di dalam
penataan ruang terkandung pengertian
mengenai tata ruang.
Tata ruang terkait dengan suatu penataan
segala sesuatu yang berada di dalam ruang
sebagai wadah penyelenggara kehidupan. Tata
ruang pada hakekatnya merupakan lingkungan
fisik yang mempunyai hubungan
Organisatoris/fugsional antara berbagai macam
obyek dan manusia yang terpisah dalam
ruang11

Konsepsi tata ruang ini, menurut


Foley (1964), tidak hanya
menyangkut suatu wawasan yang
disebut sebagai wawasan spasial
tetapi menyangkut pula aspek-aspek
non-spasial atau a-spasial. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa
struktur fisik sangat ditentukan dan
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
non-fisik seperti organisasi
fungsional, pola sosial-budaya dan
nilai kehidupan komunitas (Wheaton,
12
1967 dan Porteous, 1977).

Berdasarkan konsepsi penataan ruang


tersebut, maka di dalam UU No. 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang disebutkan
secara lebih spesifik bahwa penataan
ruang adalah suatu upaya untuk
mewujudkan tata ruang yang terencana,
dengan memperhatikan keadaan
lingkungan alam, lingkungan buatan,
lingkungan sosial, interaksi antar
lingkungan, tahapan dan pengelolaan
pembangunan, serta pembinaan
kemampuan kelembagaan dan sumber
daya manusia yang ada dan tersedia,
dengan selalu mendasarkan pada kesatuan
wilayah nasional dan ditujukan bagi
sebesarbesarnya kemakmuran 13rakyat,

14

PENGERTIAN DAN DEFINISI


PENGEMBANGAN LAHAN
LAND DEVELOPMENT
Land development has been defined as
purposive and premeditated material
change in, or intensification of, the use of
parcel of land, brought about by investment
of labour and capital of land
(McNamara, 1983)
Pengembangan lahan telah didefinisikan sebagai sengaja
dan direncanakan perubahan materi dalam, atau
intensifikasi, penggunaan sebidang tanah, dibawa oleh
investasi tenaga kerja dan modal tanah"
15

LAND DEVELOPMENT
Implementing the development and improvement
of land involves political, economic, and esthetic
considerations as well as engineering realities.
A project may involve entrepreneurs, financiers,
politicans, public agents, architects, landscape
architects, geologists, enviromentalist, and
construction contractors as well as engineers.
(Colley, 1993)
Melaksanakan pembangunan dan perbaikan lahan melibatkan pertimbangan
politik, ekonomi, dan estetis serta realitas rekayasa.
Sebuah proyek mungkin melibatkan pengusaha, pemodal, politisi, dinas,
arsitek, arsitek lansekap, ahli geologi, ahli lingkungan, dan kontraktor
konstruksi serta ahli teknik.
16

Development only becomes feasible when


planning permission is obtained, physical
and infrastructureal constrains are
overcome, and land passes to (or is already
in) active ownership.
(Adams, 1994)
Pembangunan hanya menjadi layak ketika merencanakan
izin diperoleh, kendala fisik dan infrastruktur diatasi, dan
tanah lolos ke (atau sudah dalam) kepemilikan aktif.

17

Management
Processes
Monitoring
& control
Plan

planning

Do

initiating

Act

Check

closing

executing

18

LANDOWNERSHIP
Research has also drawn a clear
distinction between active and passive
behaviour in land ownership.
Landowners may be defined as active in
the development process if they develop
their own land, enter into joint venture
development or market their land for
others to develop.
In contrast, passive landowners may
respond to offers from potential
developers (or fail to respond to such
offers) but would otherwise hold
on to
19
land without development

Penelitian juga telah menarik perbedaan yang jelas antara


perilaku aktif dan pasif dalam kepemilikan tanah.
Pemilik lahan dapat didefinisikan sebagai aktif dalam
proses pembangunan jika mereka mengembangkan lahan
sendiri, masuk ke dalam pengembangan usaha patungan
atau pasar tanah mereka bagi orang lain untuk
berkembang.
Sebaliknya, pemilik tanah pasif dapat menanggapi
tawaran dari pengembang potensial (atau gagal untuk
merespon tawaran tersebut), tetapi kalau tidak berpegang
pada tanah tanpa pengembangan

20

PLANNING CYCLE & MANAGEMENT


Langkah I

Langkah VI

Identifikasi
permasalahan :
- Lingkungan
(biotik &
abiotik, alam
& buatan )
- Sosial dan
ekonomi

Proses
Monitoring
dan Evaluasi

Langkah V

Implementasi
Program :
- Prosedur
Pelaksanaan
- Insentif
- Disinsentif

Langkah
II

Menentukan
Tujuan dan
Sasaran

Langkah IV

Legalisasi
Peraturan
Kelembagaa
n
Pendanaan
Kegiatan

Langkah III

Perencanaan :
- Penentuan
Program
- Penentuan
Kelembagaan
- Penentuan
21 Arah dan
Strategi

22

TERIMA
KASIH.
23

REFERENSI

Adam, David, 1994, Land for


Industrial Development, ch.6, pp.
130-167.
Colley, B C, 1993, Practical Manual of
Land Development, McGraw-Hill,
pp.1

24

Anda mungkin juga menyukai