Anda di halaman 1dari 2

Geofisika Eksplorasi Metode Seismik Refleksi

Nurul Muchlisa Rachman. 471413013


Salah satu metoda geofisika yang sering digunakan dalam eksplorasi adalah metode seismik refleksi.
Ada tiga tahapan pada metoda ini yaitu:
-

Akuisisi. Merupakan pengambilan data lapangan yang hasilnya berupa rekaman hasil respon dari
gelombang seismik yang dikirim ke dalam bumi. Proses perekamannya dilakukan di permukaan bumi.
Pengolahan. Merupakan pengolahan data dari lapangan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk
penampang seismik yang siap diinterpretasi
Interpretasi. Merupakan menterjemahkan data seismik ke dalam bahasa geologi dengan menerapkan
konsep konsep geologi.

1. Instrumen
- Vibroseis

seismik
seismik.

refleksi

Peralatan lapangan yang digunakan dalam geofisika metode


salah satunya yaitu vibroseis (vibrator) sebagai sumber
Penggunaan vibroseis ini didasarkan karena vibroseis
menghasilkan frekuensi yang dapat dikontrol sehingga
lebih mudah dalam pengolahan data. Energi gelombang
yang dihasilkan oleh sumber seismik dalam survei seismik
pantul (refleksi) akan menyebar ke segala arah. Gelombang
dari sumber tersebut akan masuk ke dalam tanah dan oleh
lapisan batuan (reflektor) sebagian lagi akan dibiaskan ke
dalam tanah dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke atas
permukaan tanah.
Gambar 1. Vibroseis truck

Geophone

Gambar 2. Geophone
Hasil pantulan akan terekam dalam alat perekam (geophone).

2. Pengolahan data
Pengolahan data seismik gelombang-S menggunakan software VISTA 6.27 Seismik Data Processing.

3. Interpretasi
Dari hasil pengolahan data menunjukkan reflektor yang sangat jelas terlihat pada raw data seismik.
Hasil ini sangat berbeda dengan pengambilan data gelombang primer yang selalu disertai dengan gelombang
permukaan (ground roll). Pada penampang dapat dilihat beberapa reflektor pada waktu 100 250 ms dan 350
450 ms yang muncul pada setiap shot point. Hal ini menunjukkan bahwa reflektor ini benar benar merupakan
hasil refleksi dari batas perlapisan batuan dari bawah permukaan.
Fenomena kondisi geologi yang terekam oleh data seismik menunjukkan sebagian besar daerah
penelitian memiliki bidang lemah. Pendugaan menggunakan metode seismik bersifat kualitatif karena
diinterpretasi melalui gambaran penampang visual dari nilai cepat rambat gelombangnya. Hasil interpretasi
menunjukkan bahwa di bawah permukaan terdapat bidang bidang lemah berupa ketidakmenerusan yang
menunjukkan pergerakan relatif naik dan turun. Bidang bidang lemah tersebut pada umumnya terletak pada
kedalaman kurang dari 50 meter.
Berdasarkan interpretasi data yang telah dilakukan pada penelitian di daerah Porong dan sekitarnya
didapatkan bahwa daerah tersebut dengan radius kurang dari 10 km dari pusat semburan memiliki potensi
pergeseran vertikal baik penurunan maupun pengangkatan. Asumsi yang digunakan bahwa bidang lemah akan
mengarah ke pusat semburan belum terlihat secara jelas tetapi kecenderungan pergeseran vertikal berpola barat
laut tenggara dan utara selatan dengan jarak pergeseran relatif antara 0.1 m 1.4 m.

Gambar 3. Contoh interpretasi bidang lemah dari penampang seismik


Referensi:
Buletin Geologi Tata Lingkungan Vol. 20. No. 1 April 2010. Pendugaan Pergeseran Vertikal Di Daerah Porong
dan Sekitarnya dengan Seismik Gelombang S (Shear Wave)
Majalah Ilmiah MEKTEK. Tahun VII No. 3, September 2005

Anda mungkin juga menyukai