Anda di halaman 1dari 18

I.

Latar Belakang
Menurut Undang Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 Pasal 1

yang disempurnakan oleh Undang Undang No. 32 Tahun 2009, keduanya


mendefinisikan pengertian lingkungan hidup adalah sebagai berikut: Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan
keseejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Gorontalo merupakan provinsi
yang mempunyai beberapa sungai besar diantaranya Sungai Bone, Sungai
Paguyaman, Sungai Taluduyunu, dll. Sungai adalah aliran air yang besar dan
memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir
(muara). Sungai Bone merupakan salah satu sungai terbesar yang ada di Provinsi
Gorontalo dengan panjang 119.13 Km2 yang melintasi Bone Bolango dan hingga
Kota Gorontalo serta merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di sekitar
sungai termasuk manusia yang menggunakan sungai Bone sebagai sumber air untuk
kebutuhan sehari hari.
Akan tetapi belakangan ini sungai Bone mulai tercemarkan karena aktivitas
manusia sendiri

seperti

aktivitas

pertambangan,

membuang

sampah yang

menyebabkan air sungai Bone itu sendiri membahayakan kesehatan masyarakat yang
tinggal di sekitar bantaran sungai yang masih menggunakan air sungai sebagai
sumber air bagi mereka. Maka dari itu diadakan penelitian tentang kehidupan
masyarakat dan lingkungan di daerah bantaran sungai Bone untuk melihat kondisi
sungai dan kondisi masyarakat serta menganalisis masalah yang ada di daerah
bantaran Sungai Bone.
Kecamatan Kabila salah satu daerah yang di Kabupaten Bone Bolango yang
dilalui oleh sungai Bone. Adapun beberapa desa yang dilalui oleh sungai antara lain
Padengo, Oluhuta, Tumbihe, dan Pauwo. Oleh karena itu, penelitian ini diadakan di
empat desa tersebut sebagai sampel karena wilayahnya berdekatan dengan sungai

Bone dan hamper semua masyarakat yang ada di empat desa tersebut masih
menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari hari.
II.

Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut


1. Mengidentifikasi masalah masalah yang ada di sekitar bantaran sungai Bone
2. Mengidentifikasi penyebab dari masalah masalah tersebut
3. Mengajukan solusi untuk masalah masalah tersebut
III.
Metodelogi
Metode pelaksanaan penelitian ini diawali dengan observasi hingga
mengumpulkan informasi dengan cara melakukan wawancara dengan masyarakat
setempat.
1. Observasi
Observasi dilakukan di Kecamatan Kabila tepatnya di empat desa yang
dilalui oleh sungai Bone yaitu desa Padengo, desa Oluhuta, desa Tumbihe,
dan desa Pauwo. Observasi dilakukan selama satu hari di ke empat desa
tersebut untuk mengetahui kondisi masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran
sungai Bone.

Gambar 1. Peta daerah penelitian sepanjang Sungai Bone di Kecamatan Kabila, Bone
Bolango
2. Wawancara
Sebelum melakukan interview, kami membuat questioner yang meliputi
pertanyaan pertanyaan seputar masalah yang terdapat pada masyarakat yang
tinggal di sekitar bantaran Sungai Bone. Masyarakat yang di interview
merupakan random sampling di setiap desa khususnya masyarakat yang
tinggal berdekatan dengan bantaran sungai.
Total sampel yang diambil adalah 50 keluarga di empat desa tersebut. Data
dari interview merupakan data yang berhubungan dengan kesehatan,
pekerjaan, social, dan ekonomi.

Gambar 2. Wawancara dengan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai


Bone
IV.
Hasil dan Pembahasan
1. Data hasil wawancara
4

Berdasarkan hasil wawancara dengan 50 sampel di dapatkan data dari setiap keluarga
di setiap desa antara lain:
a. Desa Padengo

Tabel 1. Tabel data hasil wawancara di Desa Padengo dengan 17 sampel keluarga di
lingkungan 3 sekitar bantaran Sungai Bone

Tempat sampah
Populasi penduduk di lingkungan 3 Desa Padengo adalah 197 keluarga. Dari
17 keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase tempat sampah dari

masyarakat adalah; membuang sampah ke sungai (12%), membakar sampah


(88%). Dari analisis data wawancara masyarakat di padengo yang tinggal di
dekat sepanjang Sungai Bone dominan membakar sampah adalah (88%).

Gambar 3. Persentase Tempat sampah masyarakat di lingkungan 3 Desa


Padengo

Toilet
Populasi penduduk di lingkungan 3 Desa Padengo adalah 197 keluarga. Dari
17 keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase tempat sampah dari
masyarakat adalah; tidak mempunyai toilet (24%), mempunyai toilet (76%).
Dari analisis data wawancara masyarakat di padengo yang tinggal di dekat
sepanjang Sungai Bone dominan mempunyai tolet (76%).

Gambar 4. Persentase toilet masyarakat di lingkungan sekitar bantaran Sungai


Bone

b. Desa Tumbihe

Tabel 2. Data hasil wawancara dari 8 keluarga sebagai sampel di lingkungan 3


sekitar bantaran Sungai Bone
-

Tempat Sampah
Populasi penduduk di lingkungan 3 Desa Tumbihe adalah 233 keluarga. Dari
8 keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase tempat sampah dari
masyarakat adalah; membuang sampah ke sungai (0%), membakar sampah
(100%). Dari analisis data wawancara masyarakat di padengo yang tinggal di
dekat sepanjang Sungai Bone dominan membakar sampah adalah (100%).

Gambar 5. Persentase Tempat sampah masyarakat di lingkungan 3 Desa


Tumbihe

Toilet
Populasi penduduk di lingkungan 3 Desa Tumbihe adalah 233 keluarga. Dari
8 keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase toilet yang dimiliki oleh
masyarakat adalah; tidak mempunyai toilet (0%), mempunyai toilet (100%).

Dari analisis data wawancara masyarakat di padengo yang tinggal di dekat


sepanjang Sungai Bone dominan mempunyai toilet adalah (100%).

Gambar 6. Persentase toilet yang dimiliki masyarakat di lingkungan 3 Desa


Tumbihe.

c. Desa Oluhuta
Tabel 3. Data hasil wawancara dari 11 keluarga di Desa Oluhuta

Tempat sampah

Populasi penduduk di lingkungan 3 Desa Tumbihe adalah 82 keluarga. Dari 11


keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase tempat sampah dari masyarakat
adalah; membuang sampah ke sungai (0%), membakar sampah (100%). Dari analisis
data wawancara masyarakat di Oluhuta yang tinggal di dekat sepanjang Sungai Bone
dominan membakar sampah adalah (100%).

Gambar 7. Persentase Tempat sampah masyarakat di lingkungan 3 Desa


Oluhuta

Toilet
Populasi penduduk di lingkungan 3 Desa Oluhuta adalah 82 keluarga. Dari 8
keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase toilet yang dimiliki oleh
masyarakat adalah; tidak mempunyai toilet (27%), mempunyai toilet (73%).
Dari analisis data wawancara masyarakat di Oluhuta yang tinggal di dekat
sepanjang Sungai Bone dominan mempunyai toilet di rumah adalah (73%).

10

Gambar 8. Persentase toilet yang dimiliki masyarakat di lingkungan 3 Desa


Oluhuta.

d. Desa Pauwo

11

Tabel 4. Data hasil wawancara dari 14 sampel di Desa Pauwo


-

Tempat sampah

Populasi penduduk di lingkungan 4 Desa Pauwo adalah 82 keluarga. Dari 11 keluarga


yang diambil sebagai sampel, persentase tempat sampah dari masyarakat adalah;
diangkut oleh truk sampah (7%), membakar sampah (93%). Dari analisis data
wawancara masyarakat di Pauwo yang tinggal di dekat sepanjang Sungai Bone
dominan membakar sampah adalah (93%).

Gambar 9. Persentase Tempat sampah masyarakat di lingkungan 4 Desa


Pauwo
-

Toilet

12

Populasi penduduk di lingkungan 4 Desa Pauwo adalah 303 keluarga. Dari 14


keluarga yang diambil sebagai sampel, persentase toilet yang dimiliki oleh
masyarakat adalah; tidak mempunyai toilet (14%), mempunyai toilet (86%). Dari
analisis data wawancara masyarakat di Pauwo yang tinggal di dekat sepanjang Sungai
Bone dominan mempunyai toilet di rumah adalah (86%).

Gambar 10. Persentase Toilet masyarakat di lingkungan 4 Desa Pauwo

V.

DISKUSI

13

Berdasarkan observasi dan interview yang telah dilakukan di empat desa,


khususnya di area bantaran Sungai Bone ditemukan beberapa masalah yang krusial
yaitu sampah dan minimnya fasilitas umum, salah satu fasilitas yang kurang yaitu
toilet umum dan tempat pengelolaan sampah, dimana hal ini mempengaruhi banyak
aspek kehidupan masyarakat mulai dari aspek pendidikan, kesehatan hingga ekonomi,
ditambah lagi dengan kurangnya perhatian masyarakat untuk menyelesaikan masalah
yang ada, memperburuk masalah. Tentunya dalam hal ini perlu adanya penanganan
dari pemerintah, terutama pemerintah setempat, demi terwujudnya lingkungan hidup
yang sehat dan dapat memberikan pengaruh peningkatan setiap aspek kehidupan
masyarakat.
Dalam penelitian ini kami menyarankan beberapa solusi yang dapat dilakukan
pemerintah Kabupaten Bone Bolango untuk mengatasi masalah fasilitas umum dan
pengelolaan sampah bagi masyarakat di empat desa khususnya di area bantaran
sungai bone, dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan melalui program Win Win Solution. Program ini
adalah program yang dilakukan dalam jangka waktu enam bulan sekali di setiap
kecamatan, dimana masyarakat disetiap desa dalam satu kecamatan wajib mengikuti
kompetisi pengelolaan sampah yang baik dan benar demi terwujudnya lingkungan
hidup yang sehat. kompetisi ini memerlukan kerja sama antara masyarakat dan aparat
desa yang akan memantau pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan
masyarakat desa setiap minggu dari bulan pertama hingga bulan keenam. Penilaian
dilakukan oleh aparat kecamatan pada bulan keenam dengan menggunakan 2 standar
penilaian yaitu, lingkungan yang bersih dan pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Pada bulan keenam desa yang mencapai standard dan memenangkan kompetisi
diapresiasi dengan diberikan pembangunan atau peningkatan fasilitas umum yang
berguna bagi kehidupan masyarakat di lingkungan desa tersebut.
Program Win Win solution diharapkan dapat memberikan motivasi dan
sosialisai pengelolaan sampah dan lingkungan yang baik dan benar bagi masyarakat
14

yang berada di Kabupaten Bone Bolango serta menjadi program yang berkelanjutan
di daerah Kabupaten Bone Bolango.

VI.

KESIMPULAN
15

Kecamatan Kabila salah satu daerah yang di Kabupaten Bone Bolango yang
dilalui oleh sungai Bone. Adapun beberapa desa yang dilalui oleh sungai antara lain
Padengo, Oluhuta, Tumbihe, dan Pauwo. Oleh karena itu, penelitian ini diadakan di
empat desa tersebut sebagai sampel karena wilayahnya berdekatan dengan sungai
Bone dan hamper semua masyarakat yang ada di empat desa tersebut masih
menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari hari.
Masalah utama yang terdapat di empat desa yang dijadikan sampel adalah
sampah dan toilet. Dalam penelitian ini kami menyarankan beberapa solusi yang
dapat dilakukan pemerintah Kabupaten Bone Bolango untuk mengatasi masalah
fasilitas umum dan pengelolaan sampah bagi masyarakat di empat desa khususnya di
area bantaran sungai bone, dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan melalui program Win Win Solution.
Program ini adalah program yang dilakukan dalam jangka waktu enam bulan sekali di
setiap kecamatan, dimana masyarakat disetiap desa dalam satu kecamatan wajib
mengikuti kompetisi pengelolaan sampah yang baik dan benar demi terwujudnya
lingkungan hidup yang sehat. kompetisi ini memerlukan kerja sama antara
masyarakat dan aparat desa yang akan memantau pengelolaan sampah dan kebersihan
lingkungan masyarakat desa setiap minggu dari bulan pertama hingga bulan keenam.
Penilaian dilakukan oleh aparat kecamatan pada bulan keenam dengan menggunakan
2 standar penilaian yaitu, lingkungan yang bersih dan pengelolaan sampah yang baik
dan benar. Pada bulan keenam desa yang mencapai standard dan memenangkan
kompetisi diapresiasi dengan diberikan pembangunan atau peningkatan fasilitas
umum yang berguna bagi kehidupan masyarakat di lingkungan desa tersebut.

16

UCAPAN TERIMA KASIH


Program KKS Kolaborasi di desa Botutonuo, kecamatan Kabila Bone, kabupaten
Bone Bolango didukung oleh pemerintah kabupaten Bone Bolango, Universitas
Negeri Gorontalo dan Universitas Ehime, Jepang. Ucapan terimakasih dihaturkan
kepada Prof. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd (Rektor Universitas Negeri
Gorontalo), Prof. Masayuki Sakakibara, Phd (Universitas Ehime, Jepang), Prof. Dr.
Fenty U. Puluhulawa, SH, M.Hum (Kepala Pusat Penelitian UNG), Dr. rer. nat.
Mohamad Jahja (UNG), Yayu Indriati Arifin, S.Pd., M.Si., Ph.D (UNG), Mahasiswa
Universitas Ehime (Gaku Shimada, Hiromu Okada, Akira Fukunaga, Shouki
Kitagawa, Aira Sakabe, Akari Nishimada), dan Pemerintah Desa serta masyarakat
Desa Botutonuo yang rela menyempatkan waktunya untuk diwawancarai. Saya juga
berterima kasih kepada Hiromasa Watanabe, M.Sc, Hendra Prasetia, M.Sc, Nurfitri
Gafur atas kontribusinya selama melakukan pekerjaan lapangan dan arahan dalam
diskusi.

DAFTAR PUSTAKA

17

Badan pusat statistik Kabupaten Bone Bolango. Kabupaten Bone Bolango Dalam
Angka 2016. Publ. 7504.1601. Cv.Grafika Karya. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bone Bolango.
BPS Kabupaten Bone Bolango. Kecamtan Kabila Bone Dalam Angka 2016.
Publ.75046.1616. Cv.Grafika Karya. BPS Kabupaten Bone Bolango.

18

Anda mungkin juga menyukai