Anda di halaman 1dari 21

Masalah Pangan dan Gizi

Kkelompok 1
NUROPIK AJIRIA (811416049)
NURLILA PUSPITA ASWIN (811416058)
Permasalahan dalam Bidang Pangan
dan Gizi
• Permasalahan pangan didefinisikan sebagai
suatu kondisi ketidakmampuan untuk
memperoleh pangan yang cukup dan sesuai
untuk hidup sehat dan beraktivitas dengan
baik untuk sementara waktu dalam jangka
panjang
PERMASALAHAN PANGAN

• Permasalahan yg • Permasalahan
bersifat kronis yg bersifat
sementara
Jenis-jenis Masalah Gizi Makro dan
Mikro
• Gizi Makro :
• Gizi Mikro :
Karbohidrat,protein,lemak
Fe,Zn,Iodium,mineral

Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama


yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro

di Indonesia masih menghadapi empat masalah gizi utama


yaitu kurang kalori protein dan obesitas (masalah gizi
ganda), kurang Vitamin A, gangguan akibat kurang iodium
(GAKI), anemia zat besi.
DETERMINAN MASALAH PANGAN
Ada tiga hal penting yang
Mempengaruhi
tingkat permasalahan pangan, yaitu :
• Kemampuan penyediaan pangan
kepada individu/rumah; Permasalahan pangan tidak
• Kemampuan individu / rumah hanya ditentukan oleh tiga
tangga untuk mendapatkan pilar tersebut namun oleh
pangan; sejumlah faktor berikut:
• Proses distribusi dan pertukaran • Sumber Daya Lahan
pangan yang tersedia dengan • Infrastruktur
sumber daya yang dimiliki oleh
individu/rumah tangga. • Teknologi Sumber Daya
Manusia
• Energy
• Modal
• Lingkungan
Determinan Masalah Gizi
• faktor yang mempengaruhi masalah gizi,

Faktor Manusia Penyakit Infeksi

Faktor
sumber/agent

Faktor
Ketersediaan bahan lingkungan/environment
makanan yang (fisik, biologis, ekonomi,
kurang dipasaran bencana alam)
Faktor demografi juga memperngaruhi
masalah gizi
laju pertumbuhan
pertambahan jumlah
penduduk yang
penduduk,
tinggi,

besarnya proporsi
penduduk usia
muda,

penyebaran perubahan susunan


penduduk yang tidak penduduk
merata, dan
Ketersediaan Pangan Pertanian
kaitannya dengan gizi
• Hubungan gizi dan pertanian
Pertanian berpengaruh terutama terhadap gizi melalui
produksu pangan untuk keperluan rumah tangga,
kinerja produksi pangan akan mempengaruhi pangan
yang tersedia di masyarakat. Jika pangan diproduksi dala
m jumlah dan ragam yang cukup uang untuk membeli
keperluan pangan yang tidak ditanam
ditempatnya,maka masyarakat tidak akan banyak terjadi
kurang gizi. Bila pangan cukup tersedia maka orang akan
cenderung mengkonsumsu makanan yang sehat.
zat gizi yang bermanfaat bagi
pertumbuhan kesehatan manusia.
• Berkaitan dengan fungsi tubuh,pangan dapat berperan
sebagai zat sumber kalori energy (karbohidrat,lemak,dan
protein), sumber zat pembangun,dan sumber zat
pengatur. Oleh karena itu pangan dikatakan mempunyai
fungsi sebagai triguna makanan
• Pada beberapa komoditas pertanian terdapat juga
komponen kimia alami yang apabila termakan oleh
manusia dapat mengganggu proses metabolisme dalam
tubuh kita. Komponen tersebut dinamakan zat anti
gizi,misalnya antitrypsin pada kedelai dapat menggangu
penyerapan protein pada tubuh kita, HCN ( asam sianida)
pada beberapa jenis singkong dapat menimbulkan
keracunan bila langsung dimakan
Faktor yang mempengaruhi
ketersediaan pangan
Laju
Beralihnya
pertumbuhan
petani yang Beralihnya
penduduk yang
menanam fungsi lahan
tidak seimbang
tanaman pertanian
dengan laju
pangan ke menjadi tempat
peningkatan
tanaman pemukiman
produksi
perdagangan
pangan
Pengembangan Pangan dan Perbaikan
Gizi
Kegiatan Pengembangan Pangan
Pokok Lokal ini bertujuan
untuk:
• Mengembangkan pangan
pokok sumber karbohidrat
dengan berbagai bentuk • Peningkatan
olahannya yang dapat kesadaran masyarakat
disandingkan dengan untuk mengkonsumsi
beras/nasi, yang berbahan pangan lokal dapat
baku sumber pangan lokal. diupayakan melalui
• Membangun kesadaran gerakan/kampanye
masyarakat untuk kembali diversifikasi pangan
pada pola konsumsi pangan dengan menggunakan
pokok asalnya melalui berbagai media dan
penyediaan bahan pangan kegiatan yang massif
pokok selain beras serta dan efektif.
sosialisasi dan promosi
diversifikasi pangan.
Strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan
program pengembangan pangan pokok lokal ini adalah
a. Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Salah
satu faktor penting yang menyebabkan belum
maksimalnya pencapaian gerakan penganekaragaman
b. Pengembangan Bisnis dan Industri Pangan Lokal
Keberhasilan program pengembangan pangan pokok local
ditentukan juga oleh ketersediaan aneka ragam bahan
pangan
dan perilaku konsumen dalam mengonsumsi aneka ragam
pangan. Efektivitas akan tercapai apabila upaya
internalisasi didukung dan berjalan beriringan dengan
pengembangan usaha pangan local
Proses internalisasi penganekaragaman konsumsi
pangandilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu :
• advokasi, kampanye, promosi, dan sosialisasi
tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi seim
bang, dan aman kepadaaparat pada berbagai
tingkatan dan masyarakat;
• pendidikan konsumsi pangan melalui pendidikan form
al dannon-formal/penyuluhan.Bagian dari proses
internalisasi adalah dengan
meningkatkan peran kelompok wanita dan pengemba
ngan pangan.
Program Pengembangan Pangan Pokok Lokal
dilaksanakan dengan kegiatansebagai berikut:

• identifikasi calon penerima subsidi


• pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (rumah ta
ngga miskin penerima Raskinumlah dan lokasinya);
• identifikasi pangan local
• identifikasi potensi bahan baku (jumlah dan lokasi
produksi), kegiatan ini dilakukan dengan pencarian data
sekunder
tentang potensi bahan pangan lokal yang berpotensi untuk
dikembangkan;
• identifikasi calon produsen/penghasil produk, yaitu UKM
yangdapat memproduksi dengan kriteria produk sesuai
dengan yangtelah ditentukan;c.pembuatan rancangan
produk pangan lokal:
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN
1. Kelembagaan Pertanian
permasalahan yang masih melekat pada sosok petani dan
kelembagaan petani di Indonesia adalah:
• Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani
terhadap masalah manajemen produksi maupun jaringan
pemasaran.
• Belum terlibatnya secara utuh petani dalam kegiatan
agribisnis. Aktivitas petani masih terfokus pada kegiatan
produksi (on farm).
• Peran dan fungsi kelembagaan petani sebagai wadah
organisasi petani belum berjalan secara optimal.
Kebijakan-Kebijakan yang Sudah Dilakukan Oleh
Pemerintah Era Orde Baru dan Reformasi dalam
Pembangunan Pertanian
• Kebijakan Pertanian di Era Orde Baru
• REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun)

• Revolusi Hijau
• Pembangunan Irigasi dan Produksi Padi

• BIMAS, INMAS, INSUS dan Panca Usaha


Pertanian
Kebijakan Pertanian di Era Reformasi

•SRI (System of Rice


Intensification)

•Pembangunan Pertanian
Lahan Beririgasi
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pertanian dari
Masa ke Masa
1. Orde Baru
Kelebihan : Kekurangan :
• Terciptanya kestabilan ekonomi • Timbulnya kesulitan untuk
Indonesia dengan adanya REPELITA
• Berkembangnya kemampuan petani
mengatasi dampak dari
dalam hal pengolahan lahan kemajuan pengolahan
maupun produksi bahan pangan tanaman yang lebih modern
menjadi lebih modern • Petani menjadi tertinggal
• Terjadinya peningkatan produksi kerena kurangnya
hasil pertanian yang menjadikan penyuluhan
Indonesia berhasil bangkit dari
masalah kebutuhan pangan dengan pertaniankepada para
menciptakan swasembada pangan petani
• Terciptanya kualitas sumber daya • Terjadi keterbelakangan
manusia yang lebih kompeten dan subsektor selain pangan
menghasilkan
dikarenakan pemerintah
lebih mengutamakan
kemajuan dalam produksi
tanaman pangan
2. Reformasi
Kekurangan :
Kelebihan :
• Pada program yang dijalankan • Petani belum siap
pemerintah tentng program SRI dengan beberapa
dapat dilihat beberapa kelebihan di
antaranya: kebijkan dari
• SRI hanya membutuhkan benih yang pemerintah yang
jauh lebih sedikit dianggap terlalu sulit
• Produktifitas dengan sistem SRI dan merepotkan
telah terbukti secara signifikan
meningkat • Dalam permasalahan
• Sistem pengairan yang intermitten / irigai petani menjadi
terputus sampai kondisi tanah
kering meretak akan memperbaiki kebingungan akibat
lingkungan mikro bagi tanah tidak memahami
sehingga secara pasti akan penduan yang tidak
memperbaiki kondisi tanah
• Penggunaan air yang jauh lebih pasti dalam sistem
sedikit dibanding dengan sistem pembagian air
konvensional akan memperbaiki
efisiensi pengairan dan dengan
demikian memiliki potensi bagi
perluasan areal irigasi
Solusi
• Pada kebijakan pemerintah tentang REPELITA dan
Revolusi Hijau yang bertujuan meningkatkan
ketahanan pangan dengan meningkatkan
produktifitas tanaman pangan menuju swasembda
pangan mengakibatkan permasalahan pada
keterbelakangan produktifitas subsektor tanaman
selain tanaman pangan seperti hortikultura.
Seharusnya peningkatan produktifitas dari tanman
pangan juga diimbangi dengan peningkatan
produktifitas tanaman lainnya seperti tanaman
hortikultura.

Anda mungkin juga menyukai