Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Mekanika
Bahan
Karakteristik Bahan

Fakultas
Fakultas
Teknik
Perencanaan dan
Desain

Program
Studi

Teknik Sipil

Tatap
Muka

01

Kode MK

Disusun Oleh

MK11008

Retna Kristiana, ST, MM

Abstract

Kompetensi

Matakuliah Mekanika Bahan mengenai


prinsip-prinsip dan pengertian dasar
tentang sifat fisik dan mekanik bahan,
khususnya bahan konstruksi, cara-cara
analisis dan penjabaran teori-teori
yang mendasari perhitunganperhitungan mekanika bahan bahan
sebagai dasar suatu proses rancang
bangun dan penanganan bahan.

Mahasiswa dapat menjelaskan dasardasar kekuatan bahan, mampu


mengidentifikasi, menghitung dan
menganalisa fenomena gaya dan kerja
pada suatu komponen konstruksi dan
mampu melakukan perancangan suatu
konstruksi berdasarkan syarat-syarat
mekanika dan kekuatan bahannya.

Karakteristik bahan
Mekanika Bahan adalah Bagian dari Ilmu Teknik Sipil yang mempelajari kaidah fisika
tentang perilaku-perilaku suatu bahan apabila dibebani, terutama masalah gaya-gaya dalam
yang terjadi pada bahan tersebut.
Pada mata kuliah statika, telah mempelajari keseimbangan antara beban yang
bekerja pada suatu bangunan dan reaksi tumpuannya. Beban dan reaksi itu tergolong gaya
luar, dan oleh karena itu digunakan istilah Keseimbangan Luar.
Sebagai akibat beban dan reaksinya, bangunan mengalami deformasi atau
perubahan

bentuk.

Bahan

di

dalam

bangunan

memberi

perlawanan

terhadap

berlangsungnya deformasi itu, sehingga deformasi berhenti. Dengan demikian tercapai


Keseimbangan Dalam, dimana proses ini dihasilkan oleh tegangan di dalam bahan yang
membentuk gaya dalam.
Makin besar pembebanan, makin besar deformasi dan juga tegangannya, sampai
batas tertentu (teori kekenyalan).
Untuk menilai kokoh bangunan, kita menghitung tegangan maksimum yang
ditimbulkan oleh beban maksimum menurut rencana, dan melihat apakah besarnya tidak
melampui batas yang ditentukan, yaitu tegangan yang diperbolehkan.

A. MODULUS ELASTISTISITAS
Setiap bahan akan berubah bentuk jika mengalami pembebanan, dan regangan
yang timbul dapat diukur. Bila setelah pembebanan dihilangkan bahan tersebut kembali ke
bentuk asalnya, maka kejadian tersebut disebut elastik atau kenyal. Suatu beban batas di
mana beban yang menyebabkan adanya regangan sisa setelah beban dihilangkan dapat
ditentukan. Besarnya tegangan akibat beban tersebut disebut batas elastik atau batas
kenyal.
Tegangan yang terjadi pada struktur biasanya lebih kecil daripada tegangan batas
elastisnya, sehingga bahan dari bagian-bagian struktur (misalnya : baja, kayu, dan beton)
biasanya selalu dianggap masih bersifat elastis. Sifat bahan yang elastis ialah sifat bahan
yang akan berubah bentuk jika diberi beban, dan akan kembali ke bentuk semula jika beban
dihilangkan kembali. Sebagai contoh ialah diagram tegangan regangan pada gambar di
bawah ini.

1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Karakteristik bahan

Beberapa anggapan yang penting dapat di tarik dari gambar grafik di atas, yaitu :
a. Hukum Hooke menyatakan bahwa bila suatu bahan dibebani tanpa melewati batas
elastiknya maka perubahan bentuk yang dihasilkan adalah sebanding dengan besarnya
beban yang menyebabkannya, yaitu perubahan bentuk

perubahan bentuk

regangan dan beban

regangan atau

(sebanding) beban. Tetapi

tegangan, oleh karena itu tegangan

, dimana E dikenal sebagai modulus elastisitas,

Pada benda elastis, dikenal sebagai modulus Young .Satuan-satuan dari modulus adalah
sama dengan pada tegangan, yaitu beban/ satuam luas.

FA

L L0

F . L0
A.L

b. Batas sebanding/batas proporsional


Ini merupakan batas tegangan di mana hukum Hooke mulai tidak berlaku. Di bawah
batas ini bahan masih dalam keadaan elastik.
c. Batas elastik

1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Ini merupakan tegangan di mana pertambahan panjang tetap, tetap pada bahan setelah
beban dihilangkan. Setelah batas ini dilampui, bahan memiliki sebagian elastisitas tetapi
sifat plastik makin menonjol.
d. Batas luluh
Ini merupakan tegangan yang ditandai dengan bertambahnya regangan yang menyolok.
Adanya sedikit penurunan beban pada titik ini menyebabkan bertambahnya regangan,

Karakteristik bahan
memberikan titik luluh yang lebih rendah. Setelah mengalami proses luluh, bahan
mencapai tahapan plastik dan pada pembebanan selanjutnya batang uji akan
mengalamipenggentingan dan akhirnya patah.
e. Tegangan maksimum/kekuatan tertinggi
Diambil sebagai perbandingan dari besarnya beban pada saat penggentingan mulai,
dibagi dengan luas penampang melintang semula dari batang uji.

B. LUAS PENAMPANG
Proses keseluruhan dari desain sebuah balok memerlukan pertimbangan sejumlah
faktor seperti jenis struktur, bahan-bahan, beban-beban, dan keadaan lingkungan. Untuk
meminimumkan berat dan menghemat bahan, kita biasanya memilih suatu balok yang
mempunyai luas penampang paling kecil tetapi masih

tetap

memenuhi

modulus

penampang yang diperlukan (dan juga memenuhi semua persyaratan desain lainnya).
Tetapi dalam kebanyakan hal, tugas ini pada akhirnya tereduksi pada pilihan bentuk dan
ukuran balok yang khusus dimana tegangan-tegangan sebenarnya dalam balok tidak
melewati tegangan-tegangan izin.
Untuk memilih sebuah balok, maka ada baiknya ditentukan modulus tampang S
yang dikehendaki dengan membagi momen lentur maksimum dengan tegangan izin dalam

bahan,

.... (persamaan 1), dalam persamaan ini

adalah tegangan normal

maksimum yang diperkenankan, yang mana didasarkan pada sifat-sifat bahan dan besarnya
faktor keamanan yang diinginkan. Untuk menjamin bahwa tegangan izin tidak terlampaui
maka balok yang dipilih haruslah memiliki luas penampang yang memberikan modulus
tampang sekurang-kurangnya sama besar dengan persamaan 1.
Membandingkan berbagai bentuk penampang terhadap efisiensinya dalam lenturan,
juga merupakan salah satu hal yang penting pada saat mendesain balok.

1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Sebagai ilustrasi, tinjaulah penampang berbentuk persegi panjang dengan lebar b dan
tinggi h (Gambar a). Modulus penampangnya adalah

Karakteristik bahan
di

mana

A menunjukkan

penampang

luas

penampang.

Persamaan

persegi panjang dengan luas yang

ini

menunjukkan bahwa

ditentukan menjadi lebih efisien

apabila tinggi h dibesarkan (dan lebar b dikurangi untuk membuat luasnya konstan).
Tentu saja, ada batas praktek dalam memperbesar tinggi, karena balok menjadi tidak
stabil secara lateral apabila rasio tinggi terhadap lebar terlalu besar. Jadi , suatu balok
dengan penampang persegi panjang yang sangat tinggi akan gagal karena tekuk lateral
(ke samping), bukan karena tidak cukupnya kekuatan bahan.
Selanjutnya, membandingkan penampang lingkaran solid dengan diameter d (Gambar
b) dengan penampang bujursangkar yang luasnya sama. Sisi h dari bujursangkar yang
mempunyai luas sama dengan lingkaran adalah h = (d/2)

. Modulus penampang untuk

masing-masing bentuk penampang adalah

Hasil ini menunjukkan bahwa suatu balok berpenampang bujursangkar lebih efisien
dalam

menahan

lentur

dibandingkan balok berpenampang lingkaran

yang

luasnya

sama. Alasannya, tentu saja, bahwa lingkaran mempunyai bahan yang relatif lebih
banyak di dekat sumbu netral. Bahan ini mengalami tegangan yang lebih kecil, dan
oleh karena itu tidak berkontribusi banyak pada kekuatan balok.

C. TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL


Konsep paling dasar dalam mekanika bahan adalah tegangan dan regangan.
Konsep ini dapat diilustrasikan dalam bentuk yang paling mendasar dengan meninjau
sebuah batang prismatis yang mengalami gaya aksial.
1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Batang prismatis adalah sebuah elemen struktural lurus yang mempunyai


penampang konstan di seluruh pan jangnya, dan

gaya aksial adalah beban yang

mempunyai arah sama dengan sumbu elemen, sehingga mengakibatkan terjadinya tarik
atau tekan pada batang.
Untuk menyelidiki tegangan-tegangan internal yang ditimbulkan gaya-gaya aksial
dalam batang, dibuat suatu pemotongan garis khayal pada irisan mn pada Gambar Batang
Prismatik yang Dibebani Gaya Aksial. Irisan ini diambil tegak lurus sumbu longitudinal
batang. Karena itu irisan dikenal sebagai suatu penampang (cross section).

Karakteristik bahan

Gambar. Batang Prismatik yang Dibebani Gaya Aksial

1. TEGANGAN NORMAL
Setiap bahan akan mengalami perubahan bentuk bila mendapat beban, dan bila
perubahan bentuk ini terjadi, maka gaya internal di dalam bahan tersebut akan
menahannya. Gaya internal ini disebut tegangan.

1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus) terhadap
irisan yang mengalami tegangan, dan dilambangkan dengan

(sigma). Bila gaya-gaya luar

yang bekerja pada suatu batang sejajar terhadap sumbu utamanya dan potongan
penampang batang tersebut konstan, tegangan internal yang dihasilkan adalah sejajar
terhadap sumbu tersebut. Gaya-gaya seperti itu disebut gaya aksial (gaya-gaya ini
terdistribusi secara menerus diseluruh penampang batang), dan tegangan yang timbul
dikenal sebagai tegangan aksial/tegangan normal.

Karakteristik bahan
Tegangan normal dapat berbentuk:
1. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
Apabila sepasang gaya tarik aksial menarik suatu batang, dan akibatnya batang ini
cenderung menjadi meregang atau bertambah panjang. Maka gaya tarik aksial tersebut
menghasilkan tegangan tarik pada batang di suatu bidang yang terletak tegak lurus atau
normal terhadap sumbunya.

2. Tegangan Tekan (Compressive Stress)


Apabila sepasang gaya tekan aksial mendorong suatu batang, akibatnya batang ini
cenderung untuk memperpendek atau menekan batang tersebut. Maka gaya tarik aksial
tersebut menghasilkan tegangan tekan pada batang di suatu bidang yang terletak tegak
lurus atau normal terhadap sumbunya.

Setiap material adalah elastis pada keadaan alaminya. Karena itu jika gaya luar
bekerja pada benda, maka benda tersebut akan mengalami deformasi. Ketika benda
tersebut mengalami deformasi, molekulnya akan membentuk tahanan terhadap deformasi.
Tahanan ini per satuan luas dikenal dengan istilah tegangan. Secara matematik tegangan
bisa didefinisikan sebagai gaya per satuan luas.
Intensitas gaya (yakni, gaya per satuan luas) disebut tegangan (stress) dan lazimnya
ditunjukkan dengan huruf Yunani

1
3

(sigma). Dengan menganggap bahwa tegangan

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

terdistribusi secara merata pada seluruh penampang batang, maka resultannya sama
dengan intensitas kali luas penampang A dari batang. Selanjutnya, dari kesetimbangan
benda yang diperlihatkan pada Gambar Batang Prismatik yang Dibebani Gaya Aksial, besar
resultan gayanya sama dengan beban P yang dikenakan, tetapi arahnya berlawanan.
Sehingga diperoleh rumus :

P
A

Dimana,

= Tegangan (N/m2)

P = Gaya aksial (N)


A = Luas penampang(m2)
Pada sistem SI, satuan tegangan adalah pascal (Pa) yang sama dengan 1 N/m2.

Karakteristik bahan
Karena tegangan normal a diperoleh dengan membagi gaya aksial dengan luas
penampang, maka satuannya adalah gaya per satuan luas. Jika satuan USCS
digunakan, maka tegangan biasanya dinyatakan dalam pound per inci kuadrat (psi) atau
kip per inci kuadrat (ksi).
Sebagai contoh, misalkan batang mempunyai diameter d sebesar 2,0 in. dan beban P
mempunyai besar 6 kips. Dengan demikian, tegangan di batang adalah

Di dalam contoh ini tegangan adalah tarik dan bertanda positif. Apabila satuan SI
digunakan, gaya dinyatakan dalam newton (N) dan luas dalam meter kuadrat (m 2).
Dengan demikian, tegangan mempunyai satuan newton per meter kuadrat (N/m 2), yang
disebut juga pascal (Pa) .
2. REGANGAN NORMAL
Bila suatu bahan mengalami tegangan, maka bahan tersebut akan mengalami
perubahan bentuk. Ukuran perubahan bentuk ini dikenal sebagai regangan. Suatu batang
lurus akan mengalami perubahan panjang apabila dibebani secara aksial, yaitu menjadi
panjang jika mengalami tarik dan menjadi pendek jika mengalami tekan. Pada tarikan dan
tekanan, maka regangan dapat diartikan sebagai perubahan bentuk per satuan panjang.
Jika batang tersebut mengalami tarik, maka regangannya disebut regangan tarik,
yang menunjukkan perpanjangan bahan. Jika batang tersebut mengalami tekan, maka
regangannya adalah regangan tekan dan batang tersebut memendek. Regangan tarik

1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

biasanya bertanda positif dan regangan tekan bertanda negatif. Regangan

disebut

regangan normal karena regangan ini berkaitan dengan tegangan normal.

Karakteristik bahan
Misalnya di sepanjang batang yang mengalami suatu beban tarik aksial akan
teregang atau diperpanjang, sementara suatu kolom yang menopang suatu beban aksial
akan tertekan atau diperpendek. Perubahan bentuk total (total deformation) yang dihasilkan
suatu batang dinyatakan dengan huruf Yunani (delta). Jika panjang batang adalah L,
regangan (perubahan bentuk per satuan panjang) dinyatakan dengan huruf Yunani
(epsilon), maka:

Karena merupakan

rasio

antara

dua

panjang,

maka

regangan normal ini

merupakan besaran tak berdimensi, artinya regangan tidak mempunyai satuan. Dengan
demikian, regangan dinyatakan hanya dengan suatu bilangan, tidak bergantung pada
sistem satuan apapun. Harga numerik dari regangan biasanya sangat kecil karena
batang yang terbuat dari bahan struktural hanya mengalami perubahan panjang yang
kecil apabila dibebani.
Sebagai contoh, tinjau batang baja yang mempunyai panjang L sama dengan 2,0
m. Apabila dibebani tarik yang cukup besar, batang tersebut dapat memanjang sebesar
1,4 mm, yang berarti regangannya

1
3

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

D. STRUKTUR STATIS TAK TENTU (PERHITUNGAN DEFORMASI


DAN DESAIN)
Statis Tertentu (Statically Determinate) adalah gaya-gaya reaksi pada balok yang dapat
dianalisa dengan persamaan keseimbangan statis.
Statis Tidak Tentu (Statically Indeterminate) adalah gaya-gaya reaksi harus dianalisa
dengan persamaan keseimbangan statis dan persamaan-persamaan tambahan yang
berhubungan dengan perpindahan-perpindahan struktur.
STRUKTUR STATIS TAK TENTU
Dalam mata kuliah ini diskusi akan dititik beratkan pada apa yang disebut dengan efek
internal dari gaya-gaya yang bekerja pada benda (body). Benda sendiri tidak selamanya
dapat diangap sebagai kaku (rigid) mutlak seperti yang diasumsikan dalam statika.
Perhitungan perubahan bentuk (deformasi) berbagai benda dibawah berbagai pengaruh
pembebanan akan merupakan tema pokok kita dalam pembahasan kekuatan bahan.

Karakteristik bahan
Karena berhubungan dengan perpindahan-perpindahan struktur yang merupakan penyebab
perubahan bentuk (deformasi), maka perhitungan dalam mata kuliah ini dilakukan dengan
struktur statis tak tentu.
DEFORMASI
Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Selama deformasi, bahan menyerap
energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja. Sekecil apapun gaya yang bekerja, maka
benda akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan ukuran secara fisik ini
disebut sebagai deformasi.
Akibat gaya P searah batang, maka batang akan mengalami deformasi aksial dan
menimbulkan perpindahan translasi searah sumbu batang.

1
3

10

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Contoh Soal :
Menghitung deformasi normal pada struktur akibat pembebanan:
Hitung deformasi (penurunan) dititik A!

Karakteristik bahan
Jawab :
MB = 0

1
3

11

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

PERENCANAAN/DESAIN STRUKTUR
Tinjauan mendasar dalam perencanaan struktur adalah dengan menjamin kestabilan
struktur pada segala kondisi pembebanan. Pada struktur stabil, deformasi yang diakibatkan
oleh beban umumnya kecil, dan gaya internal yang timbul di dalam struktur mempunyai
kecenderungan mengembalikan bentuk struktur ke bentuk semula bila beban dihilangkan.
Sedangkan pada struktur tidak stabil, perubahan atau deformasi yang diakibatkan
oleh beban umumnya mempunyai kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur
tersebut dibebani.
Secara umum seluruh struktur mempunyai deformasi elastis yang kecil dibawah
beban kerja, namun bila terjadi deformasi yang besar diantara elemen struktur (balok-kolom)
maka akan terjadi ketidakstabilan struktur yang merupakan awal terjadinya keruntuhan. Pola
ini sering disebut sebagai mekanisme runtuh (collapse).

Karakteristik bahan
Terdapat beberapa metode untuk menjamin stabilitas struktur, agar diperoleh
deformasi yang kecil, antara lain :
1. Menggunakan batang atau bracing diagonal. Deformasi besar tidak akan terjadi kalau
elemen diagonal didesain cukup untuk memikul beban tersebut.
2. Menggunakan dinding geser (shear wall). Dinding geser merupakan elemen permukaan
kaku. Beton bertulang atau dinding pasangan batu bata dapat digunakan sebagai dinding
geser.

1
3

12

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

3. Membuat sambungan kaku di antara elemen struktur, berfungsi untuk mencegah


perubahan sudut yang besar. Metode ini dapat dipilih bila jarak/bentang diantara kolomkolom bebas dari penghalang-penghalang.
Sedangkan kriteria atau persyaratan desain struktur dapat dibagi dalam empat kategori,
yaitu:
1. Persyaratan Kegunaan (Functional requirements)
2. Persyaratan Estetika (Esthetic requirements)
3. Persyaratan Kemampuan layan (Serviceability requirements)
4. Persyaratan Pelaksanaan (Construction requirements)

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.

Analysis of Structures, Vazirani, VN dan Ratwani, MM, Khanna Publishers, Delhi, 1978.
Timoshenko, Young, D.H., 1992, Mekanika Teknik Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta.
Soemono, 1989, Tegangan 1. ITB, Bandung
M.J Smith, Ismoyo PH, 1985, Bahan Konstruksi dan Struktur Teknik, Erlangga, Jakarta
Umar Jalaluddin, 2009, Teori Mekanika dan Analisis Kekuatan Bahan, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.
6. Mekanika Bahan, Popov, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1982
7. Mekanika Bahan, Gere & Timoshenko, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987

1
3

13

Mekanika Bahan
Retna Kristiana, ST, MM

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai