Anda di halaman 1dari 8

Fiqih : Jihad dan Kesehatan Mental

Disusun oleh :
Dessy Anwar

1111070000085

Cheryl Raisa

1111070000086

Shavira Sabrina

1111070000087

Ridwan Baidui

1111070000088

Romizah

1110070000161

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

A. Pendahuluan
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjukpetunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di
dalam sumber ajaranya, alquran dan hadist tampak ideal dan agung. Di dalam Alquran dan Hadist Allah memerintahkan berjihad untuk menegakkan syariat islam
sebagaimana yang telah di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun Allah juga
memerintahkan untuk saling mengasihi dan menghormati antar umat beragama.
penyalahartian jihad dikalangan masyarakat kini membuat resah umat muslim. Karena
sering kali terorisme di indonesia bahkan di dunia diatas namakan jihad. Sedangkan
jihad yang sesungguhnya ialah sesuai menurut aturan Allah SWT.
B. Pengertian
Arti jihad, didalam bahasa Indonesia ialah berjuang, bersungguh-sungguh,
perjuangan, kesungguh-sungguhan. Dengan cara-cara yang sesuai dengan garis
perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah
berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan
Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik
manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di
bumi.
Arti kata Jihad sering di salahpahami oleh orang yang tidak mengenal prinsip-prinsip
agama Islam sebagai 'perang suci' (holy war); istilah untuk perang adalah Qital, bukan
Jihad. Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah yang
membahayakan eksistensi ummat (antara lain berupa serangan-serangan dari luar).
Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras" , namun
bukan harus berarti "perang dalam makna "fisik". Jika sekarang jihad lebih sering
diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus berarti perjuangan fisik.
Jika mengartikan jihad hanya sebagai peperangan fisik dan extern, untuk membela
agama, akan sangat ber-bahaya, sebab akan mudah di-manfaat-kan dan rentan
terhadap fitnah. Jika mengartikan Jihad sebagai "perjuangan membela agama" , maka
lebih tepat bahwa berJihad adalah: "perjuangan menegakkan syariat Islam". Sehingga
berjihad haruslah dilakukan setiap saat, 24 jam sehari, sepanjang tahun, seumur hidup.


Artinya : Dan mereka berjuang dijalan Allah dengan perjuangan yang sesungguhsungguh.

Ar-Raghib mengatakan : Al-Jihad dan Al-Mujahadah adalah menghabiskan


segala kemampuan dalam menghadapi musuh. Selanjutnya olehnya dikatakan : AlJihad tiga macam yaitu menghadapi musuh yang nampak nyata, melawan syetan dan
melawan hawa nafsu.
Ibnu Qaiyim, didalam kitabnya Zadul Maad perjuangan melawan hawa nafsu
(jihad) didahulukan daripada jihad-jihad yang lainnya karena apabila orang tidak
dapat menaklukan hawa nafsunya, pastilah ia akan meninggalkan apa yang
diperintahkan dan akan mengerjakan apa yang dilarang. Bahkan para ulama sepakat,
jihad melawan hawa nafsu adalah termasuk jihad akbar, dan melawan musuh
dinamakan jihad ashghar (kecil, lebih kecil).
Selanjutnya dalam firman Allah yang lainnya mengenai jihad ialah dalam surat AtTaubah (9) ayat 41 :



Artinya : Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa
berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
Demikian pula surat Al-Anfal (8) ayat 72 :



Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain
lindung-melindungi.
Al-Qurthubiy mengatakan tentang jihad adalah suatu syarat untuk agar taat
kepada perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang olehnya, artinya lawanlah
hawa nafsumu dalam taat kepada Allah dan hendaklah dirimu melawan nafsumu itu.
Dan lawanlah syetan dalam mengembalikan kekhawatirannya, dan perbuatan orang
aniaya dalam mengembalikan kedzalimannya, dan lawanlah orang-orang kafir
didalam mereka mengembalikan kekafiran.
Singkatnya jihad itu adalah berjuang dijalan Allah untuk menyebarkan,
menegakkan dan mempertahankan agama islam. Jihad itu adalah amar maruf nahi
mungkar (memerintahkan kebajikan dan melarang kemunkaran).

C. Dasar Hukum
Dasar hukum untuk berjihad yang berupa perang ada dalam surat Al-Baqarah
(2) ayat 193 :




Artinya : Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
Juga didalam surat At-Taubah (9) ayat 36 :


Artinya : Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang
yang bertakwa.
Dari firman-firman tersebut diatas, jelas kewajiban melakukan jihad dan
perang, dengan syarat-syarat seperti tercantum didalam ayat-ayat tersebut.
Dan jelas pula, kewajiban perang itu wajib. Tetapi para ulama mengemukakan :
1. Fardhuain, jadi setiap orang wajib melakukannya.
2. Fadhu kifayah, artinya apabila sebagian sudah mengerjakannya sudah cukup.
Mereka yang wajib ikut berperang adalah : beragama islam, baligh, berakal, orang
merdeka (bukan budak), laki-laki, sehat, badan, dan sanggup berperang.
Orang perempuan ikut kemedan perang juga diperbolehkan tetapi tidak wajib. Hadist
berikut ini menjelaskan :
Dari ummi Athiyyah r.a. berkata : saya dulu pernah berperang bersama Nabi
s.a.w, tujuh kali, aku menggantikan mereka dalam kendaraan mereka, aku membuat
untuk mereka makanan dan kuobati orang-orang yang luka dan aku mengurusi
mereka orang-orang yang sakit.
Akan tetapi bagi orang perempuan, hadist berikut ini menjelaskan kedudukan orang
perempuan.
Dari Aisyah r.a. berkata : Ya Rosulullah, apakah atas orang-orang
perempuan wajib jihad ? Nabi menjawab : Ya, yaitu suatu jihad yang
didalamnya tidak ada peperangan, yaitu Haji dan Umrah.

Disamping itu ada pula orang yang dilarang ikut berperang yaitu orang yang
mempunyai hutang, kecuali apabila diizinkan oleh orang yang menghutangkannya.
Sebab, hak anak Adam wajib ditunaikan, dan mati dimedan perang tidak dapat
menghapus hutang.
D. Macam-macam Jihad
Seperti yang sebelumnya dikemukakan diatas, macam-macam jihad ada tiga yaitu :
1. Jihad melawan musuh yang nyata
2. Jihad melawan hawa nafsu
3. Jihad melawan setan
Jihad melawan nafsu dan setan ini termasuk jihad akbar. Orang melakukan jihad
dengan jiwanya, tenaganya dan hartanya.
Imam Al-Mawardiy dalam kitabnya Al-Ahkamus Shulthaniyah, membagi jihad yang
dilakukan terhadap orang yang sesama islam tiga macam :
1. Jihad terhadap mereka yang murtad
2. Jihad terhadap mereka yang berselisih faham tentang agama
3. Jihad terhadap mereka yang memisahkan diri dari agama
Adapula jihad macam lain, yaitu ar-ribath yang diartikan sebagai
mempertahankan batas-batas negara.

E. HUKUM DANKEWAJIBAN JIHAD (QITAL) KITAB FIQH


WAJIB dalam Kondisi DEFENSIF
:
..

Musuh telah memasuhi Negeri Islam, menguasai tanahnya meskipun sejengkal Atau
musuh menyakiti dan membahayakan jiwa kaum muslimin, harta dan kehormatan
merekaAtau memaksakan akidah mereka kepada kaum muslimin, memfitnah dan
memaksa pindah agama

JIHAD TOLB (offensif)


:

Bukanlah sebuah kewajiban untuk memerangi orang Kafir jika kaum muslimin dalam
kondisi aman terhadap gangguan mereka, karena diwajibkannya Jihad dalam kondisi
takut atas gangguan dan permusuhan dari mereka.(Ini pendapat : Ibnu Umar, Amru
bin Dinar,juga fuqoha Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad, dan Imam
Ibnu Taimiyah, Imam Hasan Al Banna dan Syaikh Al Qaradhawi)
DALIL TIDAK WAJIBNYA JIHAD OFFENSIF
Allah Taalaberfirman:
Allah tidakmelarangkamuuntukberbuatbaikdanBerlakuadilterhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu.

Sesungguhnya

Allah

menyukaiorang-orang

yang

Berlaku

adil.Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadika nsebagai kawanmu orangorang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan Barang siapamenjadikan mereka
sebagai kawan, Maka merekaItulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Mumtahanah
(60): 8-9)
Fardu Kifayah atau Ain
. :
..
Menjadi Fardhu Ain dalam Kondisi sebagai berikut : Musuh memasuki negeri muslim
dan sudah ada didepan mataPerintah dan mobilisasi umum dari pemimpinPasukan
yang ada masih membutuhkan bantuan tenaga spesialis

F. DUA HAL YANG DISEPAKATI TENTANG JIHAD


Wajib berjihad saat Musuh datang menyerangWajib mempersiapkan Kekuatan Militer
sebaik mungkin{[ } :

60]dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya
G. ADAB & ETIKA
Mendahulukan Ijin Orang Tua Dari Abu Said, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam pernah menolak seseorang yang berhijrah dari Yaman dengan meninggalkan
kedua orang tuanya. Beliau bertanya, apakah kamu punya seseorang di Yaman. Dia
menjawab,

Kedua

orang

tuaku.

Beliau

bertanya

lagi,

Apakah

kedua

mengizinkanmu? dia menjawab, Tidak. Beliau bersabda, Kembalilah kepada


keduanya dan mintalah izin darinya. Jika keduanya mengizinkanmu, boleh kamu
berjihad. Jika tidak, maka berbaktilah kepada keduanya.(Imam Ahmad, Abu Dawud,
dan Ibnu Hibban )*dalam kondisi fardhu kifayah
Tidak Melampaui Batas



Berperanglah dengan nama Allah fi sabilillah, perangilah orang-orang yang kafir
terhadap Allah, berperanglah dan jangan melampaui batas, jangan mencincang, dan
jangan membunuh anak-anak. (HR. Muslim& Abu Daud)Nabi SAW, bersabda: Jika
salah seorang kalian berperang, hindarilah memukul wajah. (HR. Bukhari)
Tidak Membunuh Sipil
Dari Rabbah bin Rabi' r.a, ia berkata, "Kami bersama Rasulullah saw. dalam sebuah
peperangan. Beliau melihat orang-orang berkumpul mengelilingi sesuatu. Lalu beliau
mengutus seseorang untuk melihatnya. Beliau berkata, 'Coba lihat mengapa mereka
berkumpul?' Tak lama kemudian orang itu kembali dan berkata, 'Mereka berkumpul
menyaksikan mayat seorang wanita yang terbunuh.' Beliau berkata, 'Bukan mereka
yang harus dibunuh!' Ketika itu pasukan dipimpin oleh Khalid bin al-Walid. Lalu
Rasulullah saw. mengutus seseorang dan bersabda, 'Katakanlah kepada Khalid,
janganlah membunuh wanita dan jangan membunuh pegawai/buruh'," (Abu Daud,
Ibnu Majah)

H. APA DAN BAGAIMANA BENTUK JIHAD SEKARANG?


Jihad kita hari ini terus mendoakan dan mendukung JIHAD FI SABILILLAH yang
ada di negeri-negeri muslimin yang terjajah ( Palestina, Iraq, Afghanistan)
Menyiapkan diri baik secara pribadi maupun sebagai warga negara Indonesia, sistem
pertananan keamanan dan persenjataan yang kuat dan profesional.Melakukan upaya
optimal sesuai bidang dan spesialisasi masing-masing dalam rangka menegakkan
nilai-nilai islam ditengah masyarakat.
Sesungguhnya inilah (bentuk) jihad pada zaman ini bagi barang siapa yang memiliki
niat untuk bergabung bersama kendaraan para mujahidin, atau bersemangat
mendapatkan keutamaan jihad fi sabilillah, baik dengan harta maupun jiwa, atau
dengan tenaga dan kesungguhan. Inilah jihad kita hari ini, jihad yang besar dan
panjang masanya

Anda mungkin juga menyukai