Anda di halaman 1dari 2

Aborsi bisa terjadi karena banyak alasan.

Bisa jadi karena kehadiran bayi tersebut di luar


pernikahan, masalah ekonomi, ataupun masalah kesehatan ibu. Apapun alasannya, setelah
melakukan aborsi wanita pasti mengalami perubahan tak hanya segi fisik namun juga secara
psikis.
Perubahan fisik dalam tubuh wanita yang pernah melakukan aborsi adalah:
1. Usus dan rahim robek atau bolong, jika melakukan aborsi melalui pemasukan batang ke
vagina.
2. Rahim jadi kering, jika melakukan kuret lebih dari 3 kali
3. Jaringan sehat di rahim berubah jadi jaringan ikat, jika melakukan kuret
4. Bisa muncul tumor di rahim, jika aborsinya tidak bersih
5. Pendarahan di vagina yang terus menerus, jika ada sisa janin atau plasenta yang tidak bersih.
6. Infeksi yang bisa terjadi di vagina, leher rahim, rahim sampai usus, jika alat aborsinya tidak
steril.
Perubahan mental wanita yang pernah melakukan aborsi adalah:
1. Menjadi lebih tertutup dan menarik diri dari kehidupan sosial
2. Mudah trauma dan sering mimpi buruk
3. Depresi dan sering mencoba bunuh diri
4. Jadi sulit menikmati hubungan seks.
1. Pendarahan hebat.

Jika leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbukan pendarahan yang dapat
berbahaya bagi keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan
pendarahan tersebut
2. Infeksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam rahim atau
sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.
3. Aborsi tidak sempurna.
Adanya bagian dari janin yang tersisa di dalam rahim sehingga dapat menimbulkan
perdarahan atau infeksi.
4. Sepsis (keracunan darah)
Biasanya terjadi jika aborsi menyebabkan infeksi tubuh secara total yang kemungkinan
terburuknya menyebabkan kematian.
5. Kerusakan leher rahim.
Kerusakan ini terjadi akibat leher rahim yang terpotong, robek atau rusak akibat alat-alat
aborsi yang digunakan.
6. Kerusakan organ lain.
Saat alat dimasukkan ke dalam rahim, maka ada kemungkinan alat tersebut menyebabkan
kerusakan pada organ terdekat seperti usus atau kandung kemih.

7. Kematian.
Meskipun komplikasi ini jarang terjadi, tapi kematian bisa terjadi jika aborsi menyebabkan
perdarahan yang berlebihan, infeksi, kerusakan organ serta reaksi dari anestesi yang dapat
menyebabkan kematian.
8 Gangguan kesehatan mental
Aborsi dapat mempengaruhi emosional dan spiritual pelakunya. Gangguan mental kadang
muncul seperti kecemasan, depresi atau mungkin mencoba melakukan bunuh diri.
9. Mengganggu kehamilan berikutnya
Melakukan lebih dari satu kali aborsi akan meningkatkan risiko melahirkan prematur pada
kehamilan berikutnya serta komplikasi lain seperti masalah pada mata, otak, pernapasan atau
usus bayi.

Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiharjo


Edisi 4

Anda mungkin juga menyukai