Anda di halaman 1dari 37

STROKE

Kelompok 3

Kelompok 3
Mawlida Maghfiroh
(122110101064)
Lutfi Fajar Nuraidah
(122110101136)
Bhakti Priyontika (12211010)

STROKE
Patofisiologis
Epidemiologi
Faktor
Penyebab
Jenis
Definisi
Pencegahan
Terapi
Diagnosis
Tanda

Definisi
Menurut Bustan (2007)
Stroke adalah suatu penyakit defisit
neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang
terjadi mendadak, menimbulkan
gejala dan tanda yang sesuai dengan
daerah otak yang terganggu.

Menurut Buku Stroke (2004)


Stroke adalah serangan otak
yang terjadi secara tiba-tiba
akkibat kematian / kelumpuhan
sebelah bagian tubuh (CVA).

Jenis
Stroke Iskemik
Stroke iskemik
terjadi bila
pembuluh darah
yang memasok
darah ke otak
tersumbat (adanya
plak pada
pembuluh darah).
Jenis stroke yang
paling umum.

Stroke Haemoragik
Stroke hemoragik
disebabkan oleh
pembuluh darah
yang bocor atau
pecah didalam
atau disekitar otak
sehingga
menghentikan
suplai darah ke
jaringan otak yang
dituju.

Klasifikasi
I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :
1. Stroke iskemik
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Thrombosis serebri
c. Emboli serebri
2. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarachnoid
II. Berdasarkan stadium/ pertimbangan waktu
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
2. Stroke in evolution
3. Completed stroke
III. Berdasarkan jenis tipe pembuluh darah
1. Sistem karotis

Faktor Resiko
F.R. Terkendali

Hipertensi
Penyakit Jantung
Diabetes
Kadar Kolesterol Darah
Rokok
Alkohol
Obat-obatan terlarang
Cedera kepala & leher
Infeksi

F.R. Tak Terkendali

Usia
Jenis Kelamin
Genetik
Ras/Etnik

F.R. Pada Wanita


Kontrasepsi oral
Kehamilan &
melahirkan
Menopouse

Penyebab
1. Trombosis : bekuan darah didalam
pembuluh darah otak dan leher
2. Embolisme serebral : bekuan darah atau
material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia : penurunan aliran darah ke area
otak.
4. Hemoragi serebral : pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perdarahan kedalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Patofisiologis
Terdapat 2 penyebab utama infark
otak,yaitu trombus dan emboli .kebanyakan
kasus infark otak terjadi setelah adanya
trombosi pada pembuluah darah yang
aterosklerotik. Dengan demikian trombosis
yang menyerang individu yang memiliki
satu/lebih faktor resiko yang memacu
terbentuknya aterosklerosis. Kelainan dari
faktor-faktor tersebut akan mengakibatkan
terjadinya iskemia dan berakir dengan
kematian jaringan otak.

Epidemiolog
i
Prevalensi

Distribusi
Stroke adalah pembunuh nomor 2 setelah jantung.
DI tahun 2008 6,2 juta penduduk dunia meninggal
karena stroke. (WHO 2012)
Data pada 2010 di Amerika Serikat, stroke berada di
urutan ketiga teratas sebagai penyebab kematian
setelah penyakit jantung dan kanker. Kasus
penderita stroke di negara tersebut mencapai 700
ribu orang per tahun. (WHO 2012)
Indonesia merupakan negara dengan jumlah
penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai
sebab selain penyakit degeneratif, dan terbanyak
karena stres. (Yayasan Stroke Indonesia)

Distribusi
Di Indonesia, stroke merupakan
penyebab kematian tertinggi pada
usia >45 tahun (15,4% dari seluruh
kematian) baik di Desa maupun di
Perkotaan. (Balitbangkes Dep Kes,
2008)
Penderita terbanyak stroke di
Indonesia ada pada provinsi Sulawesi
selatan.
Jawa Timur menduduki peringkat ke

Determinan
Determinan

Keterangan

Usia

usia kemungkinan mendapat stroke

Jenis Kelamin

Lebih banyak pada laki-laki

Genetik

Riwayat stroke pada orang tua akan meningkatkan


risiko stroke

Ras/etnik

Lebih banyak pada kulit hitam

Tempat tinggal

Perkotaan > Pedesaan

Hipertensi

Merupakan FR tertinggi dari stroke

Diabetes

>120mg/100ml , kuat asosiasinya, kapiler rapuh

Kadar kolesterol
darah

Kadar kolesterol darah resiko terkena stroke

Rokok

Kapiler kaku

Alkohol

Konsumsi berlebihan

Stress

Tanda dan Gejala


1. Defisit lapang pandang seperti kehilangan
setengah lapang penglihatan,kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia.
2. Defisit motorik
(himeparesis,himeplegia,ataksia,disatria )
3. Defisit sensori ( seperti parestasia)
4. Afasia ekprensif : tidak mampu
membentuk kata yang di pahami
5. Afasia resptif : tidak mampu memahami
kata yang di bicarakan

Tanda dan Gejala


6.Afasia global : gabungan afasia ekpresif
dengan reseptif
7. Defisist kognitif : kehilangan memori
jangka panjang dan pendek,perubahan
penilaian dan kerusakan berkonsentrasi )
8. Defisit emosional : seperti kehilangan
akan kontrol diri,labilitas
emosional,penurunan toleransi pada
stuasi penimbul stress,depresi,isolasi diri )

Diagnosis
Beberapa diagonosis stroke oleh dokter antara
lain dapat berupa:
a. Pemeriksaan klinis
Anmnesis yang cermat sangat mebantu untuk
menegakkan diagnosis yang tepat terhadap
penderita stroke
b. Pemeriksaan Obyektif
Setelah pemeriksaan intern yang teliti ,maka di
lakukan pemeriksaan neurologis yang rutin dan
pada pemeriksan neorologis penderita stroke
harus di perhatikan pemeriksaan neuro-vaskuler.

c. Pemeriksaan penunjang lain


Untuk kecepatan dan ketepatan
diagnosis stroke,perlu tersedia fasilitas
standar untuk pemeriksaan .seperti :
CT (COMPUTED TEMOGRAPHY) scan
EKG ( elektrokardiograf)
Kadar gula darah
Elektrolit serum dan faal ginjal
X- FOTO TORAX ,dan pmeriksaan
lain yang di perlukan pada keadaan
tertentu.

Pengobatan
a. Terapi Farmakologi
. Obat anti thrombosis
. Aspirin 300 mg/hari atau dengan kombinasi
dipidamol + aspirin 25 mg 2x sehari dan
ditingkatkan secara bertahap (7-14 hari)
. Monoterepi : klopidogrel 75 mg/hari jika tidak
dapat mentoleransi aspirin
. Terapi reperfusi, thrombolisis : streptokinase,
urokinase, tPA
. Antikoagulan
. Heparin
Dimulai 800 U/jam, cek aPTT (setelah 6 jam).Bila
dosis diberikan 1,5 kali kontrol, tingkatkan 100
U/jam. Sedang bila dosis diberikan > 2,5 kali

Low molecular weight heparin


Dosis 2 x 0,4 cc subcutan selama 5-7 hari.
Pantau trombosit hari 1 dan 3 ( < 100.000 tidak
diberikan )
Coumarin : walfarin (diberikan pada malam hari)
b. Membatasi / memulihkan iskemik akut yang
sedang berlangsung (3 6 jam pertama)
menggunakan trombolisis dengan recombinant
tissue plasminogen activator (rt-PA). Pengobatan
ini hanya boleh diberikan pada stroke iskemik
dengan waktu onset kurang dari 3 jam dan hasil CT
scan normal.
c. Mencegah perburukan neurologis yang
berhubungan dengan stroke yang masih
berkembang (sampai 72 jam).

Pencegahan
Primordial
Program Sehat bagi Manusia Lanjut Usia (Manula)
Pembentukan Advokasi Stroke oleh Kementrian
Kesehatan
Pembangunan sarana prasarana olahraga di tiaptiap kecamatan

Pencegahan Primer
Health Promotion
berkampanye tentang
bahaya rokok terhadap
stroke dengan membuat
selebaran atau poster
yang dapat menarik
perhatian masyarakat.
program pendidikan
kesehatan masyarakat,
dengan memberikan
informasi tentang penyakit
stroke melalui ceramah,
media cetak, media
elektronik dan billboard

Spesific
Protection
menghindari:
rokok, stress,
alkohol,
kegemukan,
konsumsi garam berlebihan,
obat-obatan
golongan
amfetamin,
kokain
dan
sejenisnya.
mengurangi: kolesterol dan
lemak dalam makanan.
mengendalikan: hipertensi,
dm,
penyakit
jantung
(misalnya fibrilasi atrium,
infark
miokard
akut,
penyakit
jantung
reumatik), dan penyakit
vaskular
aterosklerotik
lainnya.
menganjurkan konsumsi gizi

Pencegahan Sekunder
Early Diagnostic

Prompt Treatment

Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan
Penunjang

Clopidogrel
Asetosal
Modifikasi gaya hidup
dan faktor risiko
stroke

Pencegahan Tersier
a) Rehabilitasi Fisik

Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi


yang dapat membantu proses pemulihan secara
fisik. Adapun terapi yang diberikan yaitu yang
pertama
adalah
fisioterapi,
diberikan
untuk
mengatasi masalah gerakan dan sensoris penderita
seperti masalah kekuatan otot, duduk, berdiri,
berjalan, koordinasi dan keseimbangan serta mobilitas
di tempat tidur.
Terapi
yang kedua adalah terapi okupasional
(Occupational Therapist atau OT), diberikan untuk
melatih kemampuan penderita dalam melakukan
aktivitas
sehari-hari seperti mandi, memakai baju,
makan dan buang air. Terapi yang ketiga adalah terapi
wicara
dan
bahasa,
diberikan
untuk
melatih
kemampuan penderita dalam menelan makanan dan
minuman dengan aman serta dapat berkomunikasi

b) Rehabilitasi Mental
Sebagian besar penderita stroke mengalami
masalah emosional yang dapat mempengaruhi
mental mereka, misalnya reaksi sedih, mudah
tersinggung, tidak bahagia, murung dan depresi.
Masalah emosional yang mereka alami akan
mengakibatkan penderita kehilangan motivasi
untuk menjalani proses rehabilitasi. Oleh sebab itu,
penderita perlu mendapatkan terapi mental dengan
melakukan konsultasi dengan psikiater atau ahki
psikologi klinis.

c) Rehabilitasi Sosial
Pada rehabilitasi ini, petugas sosial berperan
untuk membantu penderita stroke menghadapi
masalah sosial seperti, mengatasi perubahan
gaya hidup, hubungan perorangan, pekerjaan,
dan aktivitas senggang. Selain itu, petugas
sosial akan memberikan informasi mengenai
layanan komunitas lokal dan badan-badan
bantuan sosial.

Sumbe
r

Buku Stroke (Tim Redaksi Vitahealth 2004)


Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (Bustan 2007)
Infodatin Jantung
Laporan Riskesdas 2013
Peta Kesehatan 2012
Profil Kesehatan Indonesia 2013
Serangan Jantung dan Stroke (Iman Soeharto2004)
http://www.yastroki.or.id/
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/04/1734274
40/11-Negara-Deklarasikan-Program-Manula-Sehat

Anda mungkin juga menyukai