Anda di halaman 1dari 35

SINUSITIS

MAKSILARIS
Oleh:
Yulia Hafni, S.Ked
Levi Dhynianti, S.Ked
Pembimbing:
Dr. Jusri Mahjuddin, Sp.THT

I. PENDAHULUAN
Sinus : ruang berisi udara
tulang tengkorak.
Sinus paranasales :

1.
2.
3.
4.

Sinus frontalis
Sinus maksilaris
Sinus ethmoidalis
Sinus sfenoidalis

sinus paranasal
- Bentuk bervariasi
- Membran sekresikan mukus
- Mukus ke rongga hidung mel. ostium

II.1 Definisi
Sinusitis : radang mukosa sinus
paranasal
sinus maksilaris (antrum Highmore):

1.
2.
3.
4.

terbesar
letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar
dasar sinus dasar akar gigi
ostium di sekitar hiatus semilunaris yg sempit

akut <3mg
Sinusitis
maksilaris
kronis 3bln atau >

2.2 Epidemiologi

Angka kejadian tidak diket.dgn pasti


Dewasa > > anak
URI berhub dgn angka kejadian
sinusitis

2.3 Anatomi

terbesar
berbentuk segitiga
batas anterior : fosa kanina
posterior : permukaan infratemporal
maksila
medial : dinding lateral rongga
hidung
superior : dasar orbita
inferior : prosesus alveolaris &
palatum

Gambar Penampang Melintang


Sinus

PATOFISIOLOGI

Sinus normal steril


Mucosa bersilia &
palut lendir
silia bergerak teratur
mengalirkan lendir ke
ostium

Gangguan anatomi,
inflamasi edema
ostiomeatal
Lendir tak dapat
dialirkan gangguan
pergerakan silia
Retensi lendir
bakteri>> sinusitis

3 mekanisme utama sinusitis kronis:


1. Berhub dng hiperplasia krn
peradangan.
2. Bagian dr alergi umum sal. napas.
3. 1 atau 2 disertai infeksi sekunder.

Sinusitis maksilaris akut


Etiologi
rinitis akut
infeksi faring
infeksi gigi rahang atas (dentogen)
berenang & menyelam
barotrauma

a.Fistula oroantral b. Sinusitis


maksilaris

Gejala klinis
Subjektif
- demam, lesu
- ingus kental, hidung
tersumbat
- rasa nyeri didaerah
infraorbita
Obyektif
bengkak d pipi &
kelopak mata bwh

rinoskopi anterior
- mukosa konka
hiperemis & edema
- mukopus di meatus
medius.
rinoskopi posterior:
post nasal drip

Pemeriksaan penunjang
- Transluminasi lebih suram
- Radiologik perselubungan,
penebalan mukosa, air fluid level
- Mikrobiologik Pneumokokus,
Streptokokus, Stafilokokus &
Haemofilus influenza

Pengobatan
Pengobatan umum
Istirahat, Higiene,Medikamentosa ( Ab,
dekongestan , analgetik)
Pengobatan lokal
Inhalasi
Pungsi percobaan dan pencucian

Sinusitis maksilaris Kronis


Etiologi
- pneumatisasi yg tdk memadai
- makanan yg tak memadai
- rx atopik
- lingk. Kotor
- sepsis gigi & variasi anatomi

Sinusitis akibat devisi septum

Gejala klinis
obstruksi hidung,malaise, nyeri kepala
setempat, gguan penciuman &
pengecapan
rinoskopi anterior :
sekret kental purulen meatus medius,
krusta
rinoskopi posterior:
sekret purulen di nasofaring

Pemeriksaan penunjang
Transluminasi
CT scan
stage I : satu fokus penyakit
stage II : penyakit noncontiguous melalui
labirin
ethmoid
stage III : difuse yang responsif terhadap
pengobatan
stage IV : difuse yang tidak responsif dengan
pengobatan

Pengobatan
- Pengobatan konservatif Ab,
dekongestan, diatermi
- Pengobatan radikal (Caldwell-Luc) :
mengangkat mukosa patologik
drenase
- Pembedahan tidak radikal BESF

Komplikasi
Komplikasi Orbita
a. Reaksi edema yang ringan
b. Selulitis orbita
c. Abses subperiosteal
d. Abses periorbita
e. Trombosis sinus kavernosus

Komplikasi Intrakranial
meningitis
abses epidural
abses subdural
abses otak

Kelainan Paru
bronkhitis kronis
bronkiektasis
asma bronkhial.

sinobronkitis

Anda mungkin juga menyukai