Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker merupakan suatu kelompok penyakit neoplastik yang timbul
padamanusia dari semua kelompok usia dan ras. Kanker merupakan penyakit sel
yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi
(pembelahan) dan diferensiasi sel, sehingga sel tersebut mengalami
kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung
terus menerus (sel terus berproliferasi namun tidak berdiferensiasi).
Siklus sel adalah suatu proses pertumbuhan sel yang teratur untuk
berduplikasi (menggandakan diri) dan menurunkan informasi genetik dari
satu generasi sel ke generasi sel yang berikutnya. Selama proses ini
berjalan, DNA harus digandakan secara tepat dan salinan kromosom harus
dibagikan tepat sama jumlah pada kedua sel anak yang terbentuk.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau
kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis
lainnya pada organisme multiseluler.
Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.
2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan
mudigah.
3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya.
4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan
pertumbuhan baru.
5. Memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker juga dapat
menimbulkan kanker.
6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari
nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat
untuk energi sel.
Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan :
1. Desakan akibat pertumbuhan tumor.
2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang

atau

bermetastasis.
3. Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan
sel kanker.

Kemoterapi dengan atau tanpa pengobatan lain bersifat kuratif


pada koriokarsinoma pada wanita, limfoma, burkitt, tumor wilms pada
anak, sarkoma ewing, rabdomiosarkoma embrional, dan beberapa
kasus penyakit hodgkin, perlu ditekankan disini bahwa penyembuhan
oleh kemoterapi saja baru dapat tercapai pada tumor-tumor yang jarang
dijumpai. Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik
melalui kemoterapi kanker, disamping pembedahan, radiasi, dan
kemoterapi

ajuvan.

Pada

keadaan

ini,

pengobatan

tidak

menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala,


pencegahan komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan hidup
yang berarti.
Anti kanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya
menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Pada
umumnya antineoplastik menekan pertumbuhan atau proliferasi sel
dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel
normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel
germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan
limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang
digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlallu
mengganggu sel normal yang berproliferasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penggolongan obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?
2. Bagaimana mekanisme kerja obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?
3. Bagaimana indikasi dari obat anti kanker dan kemoterpai kanker ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penggolongan obat-obat anti kanker dan kemoterapi
kanker.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat anti kanker dan
kemoterapi kanker.
3. Untuk mengetahui indikasi dari obat anti kanker dan kemoterapi
kanker.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kanker
Kanker atau karsinoma (yunani karkinos = kepiting) adalah
pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne).
Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak
diri secara pesat dan terus menerus.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau
kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis
lainnya pada organisme multiseluler.
Sifat umum dari kanker adalah :
a. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
b. Gangguan diferensiasi dari sel dari jaringan sehingga mirip
jaringan mudigah.
c. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan
pokok dengan jaringan nomal)

d. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan


pertumbuhan baru
e. Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel
kanker juga dapat menimbulkan kanker
f. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dan
nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme
karbohidrat untuk energi sel.
Akibatnya adalah pembengkakan atau benjolan yang di sebut tumor
atau benjolan yang disebut tumor atau neoplasma (lat.neo = baru, plasma =
bentukan). Sel sel kanker ini menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan
memusnakannya.
Sel-sel tumor berasal dari sel-sel normal yang proliferasinya tidak
terkontrol baik. Karena sel-sel tumor serupa dengan sel-sel normal, sulit
untuk mengembangkan zat-zat antikanker yang secara selektif membunuh
sel-sel tumor tanpa membahayakan jaringan normal.
Bentuk-bentuk tumor di namakan menurut jaringan tempat
neoplasma berasala, yaitu :
1. Adenoma, benjolan maligne pada kelenjar, misalnya pada prostat
dan mamma
2. Limfoma, kanker pada kelenjar limfe, misalnya penyakit (non-)
hodgkin dan p.bukitt yang berciri benjolan rahang
3. Sarkoma, neoplasma ganas yang berasal pembuluh darah, jaringan
ikat, otot atau tulang, mislanya sarkoma kaposi, suatu tumor
pembuluh di bawah dengan bercak-bercak merah
4. Leukimia, kanker darah yang berhubungan dengan produksi
leukosit yang abnormal tinggi dan eritrosit sangat berkurang
5. Myeloma, kanker pada sum-sum tulang, misalnya penyakit kahler
(multiple myolema) dengan pertumbuhan liar sel-sel plasma di
sum-sum. Sel plasma termasuk lekosit membentuk antibodies
6. Melanoma, neoplasma kulit yang luar biasa ganasnya, terdiri
dari sel pigmen, yang dapat menyebar dengan pesat. Neoplasma
dengan kulit lainnya yang dapat terjadi dari sel basal dan sel

plaveisel(squamous cell). Berlainan dengan melanoma, kedua


jenis kanker terakhir dapat di sembuhkan.
B. Faktor Penyebab - penyebab kanker
Adapun faktor- faktor penyebab kanker adalah :
a. Berbagai zat atau agen penyakit telah diketahui sebagai pemicu
terjadinya karsinogenesis, yaitu proses terbentuknya kanker seperti
bahan-bahan kimia, mikroorganisme dan radiasi.
b. Zat-zat tersebut dikatakan sebagai karsinogen yaitu zat yang
bersifatkarsinogenik, yang pada umumnya berlangsung secara
kronis dan terus menerus.
c. Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
timbulnya kanker disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat
seperti kebiasaan makan yang tidak seimbang, kebiasaan merokok
dan minum alkohol, kontak dengan sinar matahari yang berlebihan
dan berganti-ganti pasangan seks.
d. Zat kimia yang bertindak sebagai karsinogen dapat berupa zat yang
bebas dialam, menyerang penderita langsung secara kronis dapat
pula sebagai pencemar bahan makanan misalnya, residu pestisida.
karsinogen dapat terbentuk didalam tubuh setelah melalui
mekanisme rangsangan tertentu yang terus menerus.
e. Makanan dapat mengandung zat karsinogen atau berpotensi
menjadi karsinogenetik baik secara alami akibat pencemaran
maupun karena suatu proses pengolahan. Bahan makanan tersebut
dapat dihindari jika nyata-nyata telah diketahui sebagai karsinogen.
f. Pencemaran bahan makanan dengan karsinogen dapat terjadi akibat
ulah manusia, misalnya residu pestisida ataupun secara alami
misalnya pencemaran dengan aflatoksin B1 yang dihasilkan oleh
semacam kapang Aspergillus Flavus, kapang ini tumbuh dalam
kacang-kacangan dan biji-bijian yang disimpan dalam tempat
lembab dan panas menyebabkan kanker hati (hepatokarsinogen)
g. Pemakaian monosodiumglutamat (MSG)
sampai sekarang masih menjadi hal yang kontrofersial.Yang jelas
FAO / WHO menetapkan asupan maksimum 120mg/kg BB setiap

harinya. Meskipun demikian penggunaan yang terus menerus


terutama pada anak anak sebaiknya dihindari.
h. Berbagai bahan makanan yang diawetkan seperti acar sayuran dan
ikan asin meningkatkan terjadinya kanker lambung. Bahan
makanan ini mengandung garam dapur (Natriumklorida) yang
berlebihan dan dianggap mempercepat mitosis pembelahan sel
kanker demikian pula, minuman beralkohol menyebabkan kanker
hati, mulut, batang tenggorok, dan kerongkongan terutama jika
penderita juga menghisap rokok.
i. Telah lama diketahui hormon-hormon tertentu berperan dalam
karsinogenesis, misalnya pada kanker payu dara,rahim dan prostate
Meskipun demikian hormon hormon tersebut diyakini tidak
bekerja sendiri melainkandipengaruhi faktor lain timbulnya kanker
endometrium. Stres diduga berperan dalam kejadian penyakit
kanker, melalui mekanisme, hormonal dan kekebalan tubuh,adanya
stres mengakibatkan gangguan fungsi kelenjar timus atau
sistemimun

disamping

efek

misalnya

makanan

walaupun

mekanismenya tidak diketahui dengan pasti.


j. Obesitas berpengaruh pada metabolisme estrogen, Yaitu sejenis
hormon yang berperan timbulnya kanker vagina, rahim, payudara
dan hati. Asupan lemak juga berperan terhadap hormonal yang
menyertakan hipotalamus, kelenjar pituitari, dankorteks adrenal.
k. Berbagai mikroorganisme,baik virus,bakteri,maupun parasit yang
menyebabkan infeksi dapat bersifat onkogenik,yaitu penyebab
timbulnya tumor, bahkan karsinogenik contohnya : virus hepatitis
B dan non A non B. merupakan inisiator penyebab terjadinya
kanker

hati.

Beberapa

jenis

leukemia

juga

disebabkan

karenainfeksi virus demikian pula virus papiloma pada manusia


dikenal

dapat

helikobakter

menimbulkan

pilori

merupakan

kanker

leher

penyebab

rahim.Bakteri

kanker

lambung.

demikian pula dengan sejenis parasit cacing Sisosohematobium


menyebabkan kanker kandung kencing.

l. Radiasi pada keadaan tertentu dapat bersifat karsinogenetik.Radiasi


dapat merusak susunan kromosom.sumber radiasi ialah X-ray
(sinarRontgen) dan berbagai radio aktif yang yang digunakan
untuk keperluan tes diagnostik .Sinar ultraviolet dari sinar matahari
yang terus menerus juga merupakan penyebab kanker kulit, Namun
kebanyakan ahli berpendapat bahwa radiasi merupakan inisiator.
Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa
tingkat yaitu :
a) Fase inisiasi : DNA di rusak akibat radiasi atau zat
karsinogen

(radikal

bebas).

Zat-zat

inisiator

ini

mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi


mutasi

DNA dengan

kelainan

pada

kromosomnya.

Kerusakan DNA di turunkan kepada anak-anak sel dan


seterusnya.
b) Fase promosi : zat karsinogen tambahan (co-carcinogens)
di perlukan sebagai promotor untuk mencetuskan plofirase
sel. Dengan demikian sel-sel rusak menajadi ganas.
c) Fase progresi : gen-gen pertumbuhan yang di aktivasi oleh
kerusakan DNA mengakibatkan mitose di percepat dan
pertumbuhan liar dari sel-sel ganas tumor menjadi manifes.
Asal kanker
Sel kanker yang menimbulkan koloni sel-sel kankerdapat timbul di
setiap tempat di tubuh, pada setiapsaat, dari sel yang dapat
berproliferasi.

Sel yang tidakdapat berproliferasi tidak dapat

menimbulkan kanker.Meskipun neoplasma dapat timbul dalam


daerahyang secara histologik tampak normal, biasanya adatanda-tanda
yang menunjukkan kelainan tumbuhsebelumnya, misalnya hipoplasia,
hiperplasia, metaplasiaatau displasia yang berarti perubahan pola,
dandalam hal demikian perubahan neoplastiknya dapatsecara tiba-tiba
atau bertahapan.Diakui bahwa belum banyak yang diketahui
mengenaistadium terdini kanker, tetapi beberapa faktor yangdianggap
sebagai penyebabnya antaranya ialah:
7

1. Factor kimia
a. Eksogen =

- hydrocarbon polisiklik aromatic


- senyawa azo
- amino aromatik
- nitrosamin
- urethane

b. Endogen =

- hormon
- terutama estrogen
- kolesterol

2. Factor fisika =

- radiasi ion
- radiasi UV
- terbakar(luka)

3. Genetic

- abnormalitas kromoson
- defek genetic

4. Virus

- leokimia dan limfosarkoma pada mencit,


unggas, dan ternak
-

papilomatosis
tumor mamma pada mencit
tumor ginjal pada katak
fibroma pada kelinci

Sifat kanker
Kanker ditandai oleh perubahan fundamentil dalambiologi sel,
khususnya nukleus, dan ciri ini ditransmisikandari sel ke sel melalui
generasi-generasi lanjutnya secara tak terbatas. Sel demikian memiliki
derajat pertumbuhan yang mandiri yang lebih besar daripada yang
dimiliki oleh sel asalnya. Sel neoplastik dapat dikenal dari perubahanperubahan dalam strukturnya, metabolismenya, sifat dan pola
pertumbuhannya, dari perubahan dalam fungsi atau dalam hubungan
imunologiknya dengan bagian-bagian lain tubuh. Sebagai halnya
dengan semua sel, demikianjuga sel neoplastik ini bergantung pada
"viability"host. Apabila host mati, kanker juga mati. Maka selkanker
ialah sel yang sangat abnormal dan sifatkanker bergantung pada ciri-

ciri khas sel yang membentuktumor tersebut. Kita mengenal tiga


cirikanker:
1. multiplikasi seluler,
2. sifat invasif,
3. otonomi.
Kanker dapat dianggap sebagai kumpulan (massa)sel yang berbeda
tidak saja dari sel normal, tetapijuga yang satu dengan yang lain dan
dimana terusmenerustimbul bentuk baru sebagai hasil pembelahansel
yang ireguler. Kecepatan tumbuh massa tumorditentukan oleh
kecepatan tumbuh masing-masingsel, tetapi sel-sel yang tercepat
tumbuhnya itulahyang mendapat keadaan yang menguntungkan.
Makasel-sel

yang

paling

ganas

yang

terus-menerus

"memimpin"kecepatan tumbuh massa tumor.


C. Diagnosa Kanker
Bila diduga adanya suatu kanker berdasarkan gejala-gejala khusus
(pendarahan abnormal, benjolan, suara parau, perubahan kutil, dan
sebagainya) dan gejala-gejala umum (rasa nyeri hebat, anoreksia,
penurunan berat badan mendadak, rasa amat letih), diagnosa biasanya di
pastikan antara lain foto X-ray, echografi, CT-san, MRI dan atau
penyelidikan mikroskopik dari jaringan bersangkutan (biopt)
D. Pencegahan kanker
Pada dasarnya adanya hubungan erat antara makanan dan kanker.
Susunan diet sehari-hari dapat mempengaruhi resiko akan kanker
khususnya daging, lemak jenuh, sayuran dan buah-buahan serta serat-serat
nabati. Bahkan di tafsirkan bahwa 30-40% dari semua kanker berkaitan
dengan makanan.
1. Protein hewan dan lemak jenuh dalam diet memperlihatkan
hubungan jelas dengan adanya berbagai jenis kanker, misalnya dari
mamma, usus besar, prostat, ovarium dan cervix. Di negara-negara
Barat seperti spanyol, yunani, yang makanan sehari-harinya
mengandung lebih banyak lemak dan daging, terdapat dua kali
9

lebih banyak jenis kanker tersebut di bandingkan dengan Jepang.


Protein hewan (termasuk daging ayam dan ikan) mengandung
asam arachidonat yang dalam tubuh merupakan bahan pangkal
untuk prostaglandin-E. PgE2 ini di samping bersifat merandang,
juga berdaya menekan sistem imun dan menstimulir pertumbuhan
sel tumor. Oleh karena itu, sebaiknya jangan makan terlalu banyak
daging hewan, juga organ (jeruan, otak, limpa, jantung, lambung)
dengan pengecualian hati dan kelenjar kacangan (thymus).
Sebaliknya, protein nabati (kedele, kacang-kacangan) tidak
mengandung arachidonat sehingga dapat di makan. Tetapi karena
protein nabati tidak mengandung semua asam amino esensial,
sebaiknya di lengkapi pula dengan produk-produk susu dan protein
telur.
2. Minyak nabati (kembang matahari, jagung, kedele) di anjurkan
untuk di konsumsi tiap hari karena mengandung asam lemak tak
jenuh yang esensial bagi tubuh. Asam lemak tak jenuh ini tidak
dapat di sintesa sendiri.
3. Lemak jenuh (mentega, margarin, dll) sebaiknya di konsumsi
sedikit mungkin, karena mengandung asam lemak-trans yang
mudah di ubah menjadi kolesterol dan tidak dapat di gunakan
untuk pembentukan prostaglandin baik.
4. Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak zat alamiah
dengan khasiat antioksidan yang memperkuat sistem imun dan
menghamabat pertumbuhan tumor, misalnya vitamin C, E, karoten,
Lycopen, dan zat-zat indol. Sangat di anjurkan mengonsumsi
sayuran broccoli, kembang kol, wortel, bayem, dll.
5. Serat-serat nabati juga berperan penting, karena kekurangan serat
tumbuhan

(dalam

sayur-mayur,

katul

dan

tepung)

dapat

meningkatkan resiko terjadinya kanker.


E. Penanganan kanker
Ada berbagai cara penanganan kanker antara lain pembedahan,
penyinaran, kemoterapi, hormon terapi, imunoterapi dan hipertermi.
Seringkali cara ini cara-cara ini di kombinasikan yakni penanganan secara

10

lokal dan sistemis pada saat di deteksi penyakit.Pembedahan dan


radiasidapat mencapai penyembuhan lengkap (kuratif) bila di lakukakn
sedini mungkin dan bila terjadi metastasis.Kemoterapi dengan sitostatika
dapat menyembuhkan hanya sejumlah kecil jenis kanker.
Obat yang di gunakan terhadp kanker (sitotastika) di dasarkan atas
penghentian mekanisme proliferasi sel, sehingga bersifat toksik bagi sel
tumor maupun sel normal, terutama sel sumsum tulang, epitel saluran
pencernaan dan folikel rambut (rambut rontok). Selektivitas dari
sitotastika berdasarkan kenyataan bahwa sel kanker membelah jauh lebih
intesif daripada sel jaringan normal. Sebagian obat hanya efektif pada fase
tertentu dari siklus pembelahan sel (phase specific drug), seperti zat anti
metabolit, alkaloida vinca dan senyawa taxan). Sebagian lain efektif pada
seluruh siklus pembelahan sel (cycle-specific drug), seperti penghambat
DNA, senyawa alkilasi, antibiotik dan hormon steroid.
1) Pembedahan untuk mengelurkan tumor secara radikal hanya dapat
di lakukan pada tumor tunggal yang belum menyebar, misalnya
pada kanker kulit atau mamma. Resikonya pada penyebaran sel-sel
tumor ke jaringan dan pembuluh sekitarnya akibat pemotongan.
Untuk meringankan hal ini adakalanya preoperatif di lakukan
radiasi guna sekedar merusak sel-sel kanker dan memperlunak
keganasannya. Pasca bedah seringkali di langsungkan radiasi
kemoterapi guna membasmi sisa-sisa sel tumor yang mungkin
masih tertinggal. Di Amerika Serikat pembedahan demikian
merupakan proses standar.
2) Radiasi dengan sinar radio-aktif (radioterapi) dan memusnahkan
sel-sel tumor dan dapat bersifat kuratif (kanker kulit, oropharynx,
cervix, vagina dan prostat) atau paliatif (mengurangi rasa sakit
misalnya pada metastatis tulang, mengurangi sakit kepala akibat
peningkatan tekanan intra-kranial pada metastatis CNS).
3) Kemoterapi denga sitostatika sering kali dilakukan, juga bersama
radoterapi, dengan berbagai tujuan yaitu:
1. Kuratif untuk mencapai penyembuhan penyakit pada tumortumor yang sangat peka bagi sitostatika. Guna meningkatan
11

efektifitasnya

dan

memperlambat

terjadinya

resistensi,

lazimnya digunakan kombiterapi dari tiga onkolitika.


2. Paliatif untuk mengurangi keluhan dan gejala yang bertalian
dengan stadium lanjut dari kanker tanpa menghambat proses
penyakit. Massa tumor dapat diperkecil untuk sementara. Cara
ini antara lain digunakan pada pasien dengan kanker yang
sudah menyebar ke organ-organ lain (metastasis), misalnya
pada kanker buah dada dan paru (sel kecil), p, kahler dan
leukemia kronis.
4) Terapi hormone hormone dan antihormon tertentu digunakan
pada kanker yang pertumbuhannya tergantung dari hormone,
terutama zat-zat anti-estrogen (tamoksifen) pada kanker mamma
dan endometrium, serta zat anti-androgen (flutamida, nilutamida)
pada kanker prostat.
5) Imunoterapi adalah pengobatan gangguan magline dengan zat-zat
stimulator system-imun, antara lain interferon, interleukine-2 atau
LAK-cells. Zat-zat ini dinamakan Biological Respons Modifiers
(BRM) dan berdaya menstimulir limfosit sitoktosis (natural killer
cells = NKc) dan meningkatan ekspresi antigen-antigen tertentu
pada permukaan sel tumor.
6) Hipertermi adalah penangan tumor dengan kalor sebagai terapi
tambahan memperkuat efek radiasi. Kalor dari 43-44C bekerja
mematikan langsungsel-sel tumor, terutama dalam lingkungan
asam dan bila ada kekurangan oksigen, seperti halnya pada daerah
tumor.
7) Genetrapi inaktivasi dari gen-gen tertentu (misalnya gen supresortumor p53) berperan penting pada pertumbuhan liar dari tumor.
Pada binatang percobaan, gen p53 tersebut sudah dapat
dimasukkan kedalam sel-sel tumor dengan efek terhentinya
pertumbuhan.

Genterapi

dewasa

ini

tengah

dikembangkan

dibanyak Pusat Riset Kanker.


8) Terapi sel batang masih berada dalam tingkat eksperimentil.
Prinsip dari penanganan regenaratif ini terdiri atas menggantikan

12

gen-gen cacat yang menyebabkan tumor dengan gen-gen sehat


melalui cara-cara mutakhir
9) Terapi komplementer disebut juga NTTT (non-toxic tumor
theraphy). Penanganan ini dilakukan untuk memusnahkan sel
ganas dan metastatsis mikroskopis yang belum dapat dideteksi
dengan metode lazim. Terapi ini juga untuk meniadakan atau
mengurangi efek samping dari terapi regular. Misalnya sebagai
penanganan tambahan paad terapi dengan sitostatika atau sebagai
follow-up dari pembedahan dan radioterapi untuk mengeliminasi
sisa-sisa sel tumoryang mungkin lolos( mikro metastasis
tersembunyi). Ternyata hal ini amat berguna setelah pembedahan
kanker mamma dan colon.
F. Penggolongan obat
Sebagian besar zat antikanker bekerja dengan menghambat
priloferasi sel. Secara umum hal ini di capai dengan menghancurkan DNA
atau mencegah perbaikan DNA. Pada dasarnya, ada empat cara sebagian
besar obat antikanker menghambat proliferasi :
a. Dengan ikatan silang DNA. Mencegah pemisahan untai DNA
b. Dengan ikatan gugus alkil dengan basa DNA. Menghambat
perbaikan DNA
c. Menyerupai basa DNA, mengakibatkan 1) penggabungan obat
ke dalam DNA atau RNA, tempat obat ini mencegah perbaikan
atau memutuskan rantai atau 2) umpan balik negatif pada
enzim yang mensintesis atau melakukan daur ulang purin
d. Dengan interkalasi antara pasangan basa DNA, yang
menganggap kodon triplikasi atau membuat radikal oksigen
bebas yang menghancurkan DNA
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antitumor pada
umumnya dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
1. Zat alkilasi
Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah. Khasiat
ini berdasarkan gugus alkilnya, yang sangat reaktif dan menyebabkan
cross-lingking (saling mengikat) antara rantai-rantai DNA didalam inti
sel. Dengan demikian pergandaan-DNA terganggu dan pembelahan sel
13

dirintangi. Efek sitotoksis dan mutagen ini terutama ditunjukkan


terhadap sel yang membelah dengan pesat, sepertii sel-sel kanker
disistem limfe. Namun obat-obat ini juga merugikan sumsum tulang,
mukosa dari saluran lambung-usus, sel-sel kelamin dan janin muda.
Selain itu obat ini pada prinsipnya juga bersifat karsinogen dan dapat
mengakibatkan leukemia akut.
Obat-obat dari golongan ini adalah :
1) Nitrogen Mustard
Nitrogen mustard berikatan dengan residu guanin dari DNA
sehingga terjadilah perubahan afinitas gugus pada DNA (dari
sitosin ke timin), depurinasi akibat kerusakan DNA mungkin juga
terjadi. Senyawa pengalkil yang bifungsional dapat berikatan
secara kovalen dengan 2 gugus (residu guanin) asam nukleat pada
untaian yang berbeda, terjadilah ikatan silang (cross linking)
sehingga terjadi kerusakan pada fungsi DNA. Contohnya :
a. Siklofosfamid
Merupakan pro drug dengan metabolit berupa

4-

hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat


aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non
enzimatik menjadi fosfaramid, akrolein, sitoksilamin, dan
sitoksil alcohol. Mekanisme aksi agen sitotoksik mengadakan
alkilasi terhadap rantai DNA yang menyebabkan cross link dan
putusnya rantai.
b. Klorambusil
Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi
cross link DNA. Obat ini merupakan mustar nitrogen yang
paling rendah toksisitasnya dan paling lambat aksinya.
c. Melfalan
Merupakan mustar nitrogen dari fenilananin, dikenal juga
sebagai L-sarkolisina.. Mekanisme aksi: mengalkilasi pada
sekuen 5-GGC yang menyebabkan cross link DNA.
d. Mustine
Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi
cross link DNA.
e. Kloretilamin

14

Dapat membentuk ion imonium yang bereaksi dengan bagian


aktif asam nukleat, dapat juga terbentuk ion karbonium yang
bereaksi dengan bagian aktif asam nukleat (DNA).
f. Epoksid
Membentuk ion karbonium dengan bagian nukleofilik pada
asam ribonukleat (A-) akan membentuk ikatan kovalen.
g. Etilenimin
Etilenimin memiliki mekanisme aksi seperti mustard nitrogen.
Contoh dari obat kelompok ini adalah trietilenatiofosforamida
(tiotepa). dan trietilenamelamina (TEM/tretamine).
2) Alkil Sulfonat
Mekanisme kerja dari ester asam sulfonat berlangsung disebabkan
oleh hidrolisis yang mengalami terjadi pemisahan O-R dan gugus
alkil (R ditransfer ke substrat. Yang termasuk kelompok ini adalah
busulfan (myleran) dan dimetil myleran.
3) Nitrosourea
Lipofilitas tinggi, dapat menembus Blood Brain Barrier, biasa
digunakan untuk tumor otak. Mekanisme aksi membentuk ikatan
silang (cross link) pada DNA.
Contohnya: Karmustin dan Lomustin
4) Metilhidrazin
a. Prokarbazin
Merupakan turunan metilhidrazin yang bekerja sebagai
antikanker non-spesifik pada siklus sel.
Mekanisme aksi belum jelas diketahui, tetapi diduga
mengalkilasi

asam

nukleat,

namun

obat

ini

dapat

menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein, memperlama


interfase, dan menyebabkan kromosom rusak. Metabolisme
oksidatif dari obat ini oleh enzim mikrosomal menghasilkan
azokarbazine dan H2O2 yang menyebabkan terputusnya rantai
DNA.
b. Dakarbazin
Diaktifkan dahulu oleh metabolisme oleh enzim mikrosomal
hati menjadi diazomethane yang memiliki metal karbonium
yang bersifat sitotoksik. Mekanisme aksinya dengan memetilasi
sel kanker. Dakarbazin dapat membunuh sel pada semua fase.
15

5) Platinum
a. Sisplatin
Merupakan metal inorganic yang mampu membunuh sel pada
semua siklus pertumbuhannya. Mekanisme aksi : menghambat
biosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan
silang (crosslink)
b. Karboplatin
Merupakan analog platinum generasi kedua. Mekanisme aksi :
menghambat bosintesis DNA dan berikatan dengan DNA
membentuk ikatan silang (crosslink)
c. Oksaliplatin
Merupakan analog platinum generasi ketiga. Mekanisme aksi :
mengikat DNA sehinga DNA berubah bentuk
2. Golongan antimetabolit
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA
dan RNA melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan
nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan
pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu
berbagai reaksi penting dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat
antikanker didasarkan pada metabolisme purin dan pirimidin lebih
tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian
penghambatan sintesis DNA lebih tinggi daripada terhadap sel kanker.
Antimetabolit untuk antikanker pada siklus sel dibagi menjadi tiga sub
antimetabolit, yaitu :
1) Analog Purin
a. Merkaptopurin
Menghambat

sejumlah

enzim

interkonversi

purin.

Merkaptopurin merupakan inhibitor kompetitif dari enzim yang


menggunakan senyawa purin sebagai substrat. Suatu alternative
lain dari mekanisme kerjanya ialah dengan pembentukan 6-metil
merkaptopurin (MMPR) yang menghambat biosintesis purin,
sehingga sintesis RNA, CoA, ATP, dan DNA dihambat. 6-metil
merkaptopurin (6-MP, puritenol) merupakan substrat dari
hipoxanthin guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di dalam
tubuh akan mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-516

monofosfat

(6-tionosin-5-monofosfat

(T-IMP).

T-IMP

menghambat sintesis basa purin. Pembentukan ribosil-5monofosfat dan konversi IMP menjadi adenine juga dihambat
b. Tioguanin.
Menghambat interkonversi nukleotida purin, penurunan sintesis
guanine intraselular, mengganggu pembentukan sintesis DNA
dan RNA. 6-tioguanin merupakan substrat dari hipoxanthin
guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di dalam tubuh akan
mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-5-monofosfat (6tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP menghambat sintesis
basa purin. Pembentukan ribosil-5-monofosfat dan konversi
IMP menjadi adenine juga dihambat..
c. Fludarabin fosfat
Mengganggu sintesis DNA dengan

menghambat

DNA

polymerase dan ribonukleotida reduktase


d. Kladibrin
Menyebabkan perbaikan DNA terganggu, sehingga DNA pecah
2) Analog pirimidin
a. Flourourasil
Merupakan pengganti urasil, dikonversi menjadi metabolit
aktif, yaitu 5-flourodeoksiuridin-5-monofosfat (FdUMP) yang
merupakan substrat palsu bagi enzim timidilat sintetase.
Penghambatan timidilat sintetase tersebut juga mengakibatkan
penghambatan sintesis basa timin yang dapat bergabung dengan
DNA. Selain itu, flourourasil juga diubah menjadi floururidin
monofosfat (FUMP) yang dapat langsung mengganggu sintesis
RNA.
b. Sitarabin
Sitarabin adalah suatu nukleosid sintetik yang merupakan
analog

pirimidin

(2-deoksisitidin).

Mekanismenya

adalah

menghambat DNA polymerase sehingga sintesis DNA diblok.


Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi
dengan metabolit normal untuk dikorporasikan ke dalam DNA.
Sehingga akan terjadi ketidakseimbangan sterik yang berakibat
penghambatan peletakan basa pada rantai nukleotida. Obat ini

17

bersifat cell cycle specific untuk fase S dan tidak berefek pada
sel yang tidak berproliferasi.
c. Gemsitabin
Gemsitabin merupakan

analog

nukleosida,

biasanya

berperan sebagai flourourasil dan analog lain dari pirimidin.


Bekerja dengan mengganti salah satu blok yang membangun
asam nukleat, yaitu sistidin selama proses replikasi DNA.
Gemsitabin difosforilasi agar aktif oleh enxim deoksisitidin
kinase lalu oleh nukleotida kinase diubah menjadi nukleotida
difosfat dan trifosfat yag dapat menghambat sintesis DNA.
Gemsitabin difosfat menghambat ribonukleotida reduktase
sehingga menurunkan kadar doksiribosnukleotidatrifosfat yang
penting dalam sintesis DNA. Gemsitabin trifosfat secara
langsung dapat berkorporasi ke dalam DNA dan menyebabkan
terminasi pembentukan rantai DNA.
d. Azacitidine
Azacitidine menhambat orotidilat

sintetase

sehinga

produksi pirimidin dihambat.


3) Analog asam folat*
Metotreksat ialah analog 4-amino,N10-metil asam folat.
Metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase tergantung-NADH
yaitu enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2) menjadi
tetrahidrofolat (FH4) yang merupakan metabolit aktif dari asam
folat yang berperan sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi
transfer satu atom karbon pada sintesis protein dan asam nukleat.
Selain itu, metotreksat dapat mencegah regenerasi asam
tetrahidrofolat, koenzimnya dan metilentetrahidrofolat, yang
penting untuk perubahan asam deoksiuridilat menjadi asam
timidilat.
Karena sel-sel yang membelah dengan cepat membutuhkan
banyak sekali asupan deoksi timidilat untuk sintesis DNA maka
metotreksat dapat mencegah pembelahan sel. Analog folat
membasmi sel ke dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan
yang pesat. Namun dengan efek penghambatan terhadap sintesis

18

RNA dan protein, metotreksat hanya menghambat sel fase S


sehingga bersifat self-limiting terhadap efek farmakologinya.
3. Anti-Biotika
Senyawa antibiotik mampu mengikat rantai DNA sehingga DNA
tidak berfungsi sebagai template pada sintesis RNA dan protein.
1) Antrasiklin (doxorubicin dan daunorubicin)
Mekanisme aksi :
a. berinterkalasi kuat dengan DNA sehingga memblok sintesis
DNA, RNA, dan protein
b. Berikatan dengan membran sehingga mengubah fluiditas
membrane dan transport ion
c. Menghasilkan radikal bebas semiquinone dan radikal oksigen
melalui proses reduksi oleh enzim sitokrom P-450. Radikal
oksigen tersebut menyebabkan toksisitas yang menyebabkan
kerusakan pada membran
2) Daktinomisin
Mekanisme aksi : berikatan kuat dengan DNA untai ganda dengan
cara berinterkalasi antara pasangan basa guanine-sitosin yang
berdekatan. Akibatnya terjadi hambatan sintesis RNA yang
dependent DNA. Daktinomisin juga dapat menghambat sinresis
mRNA.
3) Aktinomisin
Mekanisme aksi : berikatan dengan DNA membentuk kompleks
yang sangat stabil, namun RNA Polimerase

tidak dapat

beraktivitas pada kompleks DNA-aktinomisin tersebut, sehingga


replikasi DNA tidak terjadi.Aktinomisin juga menyebabkan
transkripsi terhambat. Pada konsentrasi rendah, rRNA secara
selektif dapat dihambat karena adanya degenerasi nucleolus.
4) Bleomisin
Mekanisme aksi: mengikat DNA dan menyebabkan satu atau kedua
rantai pecah setelah pembentukan radikal bebas dan penghambatan
sintesis DNA. Termasuk CCS karena bleomisin menyebabkan sel
terhenti pada fase G2

19

5) Plikamisin
Mekanisme aksi: mengikat DNA dalam bentuk kompleks
antibiotic-Mg2+, interaksi ini menyebabkan sintesis RNA terhenti.
6) Mitomisin
Mekanisme aksi : obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom
P-450 akan menghasilkan suatu alkilator yang dapat melakukan
ikatan silang dengan DNA. Termasuk CCNS
4. Hormon steroid dan antagoisnya
Golongan hormonal agents
Pemberian inhibitor hormon menimbulkan ketidakseimbangan
hormon-hormon dalam badan. Ternyata hal ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel kanker dalam jaringan-jaringan yang peka
terhadap hormon. Mekanisme kerja inhibitor hormon ini adalah
hormon akan berikatan dengan reseptor protein (estrogen, progesteron,
kortikosteroid, androgen) pada sel kanker
1) Inhibitor androgen dan estrogen
Mekanisme aksi bekerja sebagai agonis parsial inhibitor
estrogen yang kompetitif dan terikat pada estrogen reseptor dari
jaringan atau tumor yang sensitif pada estrogen. Contoh :
Tamoxifen, Raloxifen, dan Faslodex.
Tamoxifen merupakan modulator reseptor estrogen selektif,
akan berikatan dengan reseptor dan menyebabkan perubahan
konformasi sehingga estrogen tidak dapat berkatan dengan
reseptornya, dan respons terhadap estrogen menurun.
2) Agonis Gondotropin Releasing Hormon
Mekanisme aksi obat ini adalah dengan menghambat Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinzing Hormone (LH) yang
selanjutnya berefek pada turunnya androgen testis. Contohnya
adalah: Leuprolide asetat
3) Inhibitor aromatase
Mekanisme aksi menghambat aromatase yang merupakan
enzim yang berfungsi pada konversi androstenedion menjadi
estrone. Aromatisasi dari prekursor androgenk menjadi estrogen
dapat terjadi pada jaringan lemak. Karena estrogen mempercepat
terjadinya pertumbuhan kanker payudara, sehingga dengan

20

penghambatan pembentukan estrogen, sel kanker dapat tertahan di


metafase (metastatik). Contohnya adalah Aminoglutethimide
5. Lain-lain
1) Golongan miscellaneous agents
a. Hidroksiurea
Merupakan analog urea yang dapat menghambat sintesis DNA.
Mekanismenya menghambat ribonuklease reduktase pada fase
S,

sehingga

menyebabkan

deplesi

(berkurang)

deoksiribonuklease trifosfat, dan menghambat sintesis DNA.


Efek letalnya pada S phase.
b. Mitotane
Menyebabkan regresi (kemunduran) pertumbuhan tumor dan
menghilangkan sekresi steroid adrenal yang berlebihan.
2) Asparaginase
Asparaginase beraksi secara tidak langsung dengan mengkatabolik
asparagin menjadi asam aspartat dan ammonia, juga menurunkan
level glutamine dalam darah. Hal ini menyebabkan penghambatan
sintesis protein karena sel neoplastik membutuhkan asparagin,
sehingga proliferasi sel terhenti.
3) Amsacrine
Menginterkalasi antara pasangan basa DNA, mengubah DNA
double helix, dan memproduksi single dan double strands break
pada DNA dan DNA cross-link. DNA strand break muncul dengan
terikatnya kompleks DNA-topoisomerase dengan amsacrine pada
saat enzim topoisomerase memutus DNA.
4) Mitoxantrone
Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis
DNA dan RNA terhambat.
5) Golongan Immunomodullating agents
Mengatur system imun untuk membantu

dalam

proses

penghilangan sel tumor, yaitu dengan meningkatkan fungsi T-sel.


Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian antibodi monoklonal,
sitokinase immunodilator (interferon), sel immunokompeten, dan
vaksin.
6) Golongan cellular growth factors

21

Efek menguntungkan antitumor tergantung pada sel-sel sumsum


tulang yang lebih cepat pulih daripada sel-sel tumor setelah
pemberian obat. Setelah pemulihan sumsum, dapat diberikan lebih
banak obat dan karena sel tumor dengan proporsi tetap dihancurkan
selama setiap pemberian obat, tumor pada suatu saat bisa
dieradikasi. Mekanisme : menstimulasi stem cell di sumsum tulang
untuk mempercepat kesembuhan dari obat-obat sitotoksik. Obat
golongan ini merupakan tambahan untuk untuk obat-obat
antikankernya.
7) Filgrastim (faktor stimulasi koloni granulosit)
Digunakan untuk mempercepat recovery neurofil
8) Sargramastim (faktor stimulasi makrofag-granulosit)
Digunakan untuk mengakselerasi repopulasi sumsum tulang setelah
kemoterapi , radiasi, dan transplantasi sumsum tulang.
9) Lenograstim (faktor stimulasi koloni granulosit rekombinan)
Mengurangi durasi neutropenia yang diinduksi obat.
6. Inhibitor Mikrotubula
Inhibitor Mikrotubulus Gelendong mitotik merupakan bagian
tulang rangka intraseluler yang lebih besar (sitoskeleton) yang perlu
untuk gerakan internal dalam sitoplasma sel-sel eukariotik. Gelendong
ini terdiri dari kromatin dan suatu sistim mikrotubulus dari tubulin
protein. Gelendong mitotik perlu untuk pembelahan DNA menjadi dua
sel anak yang dibentuk ketika sel eukariotik membelah.
a. Vinblastin dan Vinkristin
Vinkristin (vin KRIS teen) dan vinblastin (vi BLAST teen)
merupakan komponene yang secara struktur berasal dari tanaman
periwirkle, Vinca rosea. Karena itu disebut sebagai alkaloid vinka.
Zat baru yang strukturnya hamper sama .
Mekanisme kerja : vinkristin dan vinblastin keduanya bersifat
siklus spesifik dan fase spesifik karena mmengjambat mitosis pada
metaphase. Obat terikat pada protein mikrotubular, tubulin, yang
tergnatung pada GTP dan menghambat kemampuan tubulin untuk
berpolimerisasi membentuk mikrotubul. Menghancurkan benang
spindle sehingga pembelahan sel terhenti pada metafase (benang
spindel terbentuk dari mikrotubul pada metaphase). Perhentian
22

pada metafase menyebabkan kematian sel. Selain itu juga dapat


mengganggu inkorporasi uridin menjadi mRNA.
b. Vinorelbin : Dapat mengakibatkan hambatan mitosis.
c. Alkaloid Podofilin
Bekerja dengan menghambat topoisomerase II, sehingga
terjadi kerusakan DNA (DNA terdegradasi), penghambatan
transport nukleotida, dan penghambatan transport elektron di
mitokondrial.. Contoh: Etoposida dan Teniposida. Kedua
senyawa ini memblok sel pada fase akhir S-G2
d. Alkaloid Taksan
Bekerja dengan mekanisme yang sama sengan alkaloid
vinka, merupakan spindle poison. Contohnya adalah paklitaksel
dan dosetaksel.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan pengobatan kanker tergantung dari keadaan pasien dan
jenis kanker. Pengobatan bervariasi dari yang sangat intensif sampai tanpa
pengobatan khusus sama sekali, kecuali yang bersifat suportif yaitu dukungan
mental-emosional-spiritual dan perbaikan keadaan umum.
Pasien yang keadaan umumnya masih baik paling mendapat manfaat dari
pengobatan, sedangkan yang keadaan umumnya buruk paling sedikit. Status
imunologik pasien khususnya imunitas seluler berkolerasi baik dengan hasil
pengobatan. Pasien yang imunitas selulernya tidak terganggu memberikan
respons baik terhadap pengobatan, sebaliknya yang imunokompetensinya
rendah menunjukkan respons buruk.

23

B. Saran
Obat anti kanker merupakan obat spesialistik, batas keamanannya begitu
sempit sehingga untuk penggunaannya sebaiknya dokter yang berpengalaman
di bidang pengobatan ini. Penggunaan yang kurang cermat hanya akan
menambah penderitaan, bersifat fatal dan pemborosan biaya.

DAFTAR PUSTAKA
Harvey, Ricard. A. and Pamela. 1995. Farmakologi : Ulasan Bergambar
Edisi 2. PT. Widya Medika : Jakarta.
Niel, Michael J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Katzung, Bertram. 2002. Pharmacology. EGC : Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai