Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR


A. Pengertian
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500
gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat
B. Reflek Reflek Fisiologis
1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau
pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang
hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf
cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus
sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata)
2.

menyebabkan mata menutup dengan rapat.


Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama
masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau
masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah,
reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting

Menyentuh

dan

menekan

dagu

sepanjang

sisi

mulut

akan

menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan


mulai menghisap, harus hilang pada usia kira kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan
jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.
e. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya
keluar harus menghilang pada usia 4 bulan.
f. Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus
3.

terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir.
Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
menyebabkan fleksi tangan dan jari.
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan
menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan

4.

haluks dorso fleksi.


Masa tubuh
a. Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba tiba dalam ekuilibrium yang
menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba tiba serta
mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk C diikuti
dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan
lemah.
b. Startle
Suara keras yang tiba tiba menyebabkan abduksi lengan dengan
fleksi siku tangan tetap tergenggam.
c. Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan
kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang
berlawanan dan kaki fleksi.
d. Neck righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan
batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
e. Inkurvasi batang tubuh (gallant)

Sentuhan

pada

punggung

bayi

sepanjang

tulang

belakang

menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.


C. Penanganan bayi baru lahir
Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah :
1. Membersihkan jalan nafas.
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan. Apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi
lebih bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur
lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya
bayi akan segera menangis.Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir
dapat menyebabkan kerusakan otak. Oleh karena itu segera bersihkan
mulut dan hidung bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya
meconium dalam hidung atau mulut.
e. Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan
ventilasi yang adekuat.
f. Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan setelah 1
menit bayi tidak menangis.
2. Memotong dan merawat tali pusat.
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak menentukan
dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir
tidak menangis maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan
melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari
dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70 % atau povidon iodin 10 %
serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap

basah atau kotor. Sebelum memotong tali pusat . pastikan bahwa tali pusat
sudah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai
suhu tubuhnya stabil. Suhu tubuh bayi harus dicatat.
4. Memberikan vitamin K.
Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1 mg/ hari
selama 3 hari, sedangkan bayi yang beresiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M.

5. Memberikan obat tetes/ salep mata.


Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam
bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena klamidia. Tetes
atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1
%.
6. Identifikasi bayi baru lahir.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat
penerimaan pasien. Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan yang
digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus dan tidak melukai,
tidak mudah robek dan tidak mudah lepas.
7. Mencegah terjadinya infeksi.
Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan antiseptik.
Pemberian tetes atau salep mata untuk mencegah infeksi pada mata.
D. Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir

1. Icterus neonatorum
Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir , memperlihatkan icterus antara
Hari ke 2 dan ke 5 yang dinamakan icterus fisiologis yang ditimbulkan
oleh hyperbilirubinaemia yang disebabkan oleh :
a. Penghancuran erytrocyt yang hebat.
Kehidupan intra uterin terdapat polycytaemia untuk mengimbangi
kadar O2 yang rendah. Sedangkan untuk kehidupan diluar tidak
diperlukan sedemikian banyak erythrocyt
b. Hati bayi belum berfaal baik, sehingga tidak dapat mengubah Bilirubin
I menjadi bilirubin II.Pada anak premature icterus biasanya lebih hebat
dan lebih lama lagi karena faal hati masih sangat kurang.
2. Kehilangan Berat Badan
Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak
kemasukan cairan ( Asi belum lancar ). Sedangkan bayi mengeluarkan
faeces, urine dan peluh dengan cukup banyak maka BB bayi turun.
Kehilangan BB tidak boleh lebih dari 10%.
E. Tinjauan Asuhan Keperawatan
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bayi dsapat dilakukan segera setelah status kardiovaskuler
aman dan secara berkala.
a. Penampilan umum
1) BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh >
10 %, biasanya akan naik kembali setelah hari ke 8-12.
2) PB 46-56 cm.
3) Suhu 36,5-37,5 0C.
b. Kepala
1) Ukur : lingkar kepala
2) Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel
anterior dan posterior.
3) Periksa bentuk telinga.
4) Simetris tidaknya wajah.
5) Periksa mata : bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya
perdarahan.
6) Periksa mulut : bibir, palatum, lidah, gigi.

7) Periksa hidung : septum, simetris atau tidak.


8) Periksa leher : Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik,
Pergerakan otot.
c. Kulit
1) Vernix caseosa
2) Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)
3) Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu
badan akan semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik4)
5)
6)
7)

bintik, deskuamasi, kering.


Pembesaran payudara.
Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari.
Cairan amnion, bau.
Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning

akan lebih jelas.


d. Dada
1) Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa
(diameter diukur sedikit diatas putting), lebih pendek daripada
abdomen.
2) Pembesaran payudara, witchs milk.
3) Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit)
dan murmur.
4) Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi
dada, frekuensi 30-60 x/menit (dad dan perut bergerak bersama,
hitung 1 menit penuh), periode apnea.
e. Abdomen
1) Bentuk : simetris/tidak
2) Bising usus : ada/ tidak
3) Kelainan : cekung/cembung
4) Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat.
f. Neurologik
1) Tonus otot.
2) Reflek : moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek,
walking reflek, rooting reflek, sucking reflek.
g. Kelamin
1) Bayi perempuan , labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan,
Anus.
2) Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.
h. Punggung
Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus ditengkurapkan )
i. Ektremitas

1) Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili.


2) Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut,
dan gerakannya dengan menekuk kedua paha kekanan kiri
abdomen.
j.

Penilaian APGAR Score

APGAR

Pemeriksaan

Appearance/warna
kulit

Inspeksi
Auskultasi

1
2
Badan merah,

Biru/pucat

ekstremitas

seluruh tubuh
Tidak

biru

Semua merah

< 100 x/menit

> 100 x/menit

Pulse/denyut jantung
jantung
terdengar
Grimace/
reflek Menghisap atau Tidak

ada

iritabily

rangsang lain

respon

Menyeringai
Fleksi

Menangis keras

Activity/ tonus otot

Inspeksi

Lemah

ekstremitas

Gerak aktif
Gerakan

Tidak
Respiration/pernafasa
n

Inspeksi

ada Menangis

gerakan

lemah

pernafasan

merintih

pernafasan
atau kuat/ menangis
kuat

Total score :
0-3

: asfiksia berat

4-6

: asfiksia sedang

7.10

: asfiksia ringan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali
pusat
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada tali pusat
Intervensi :
1) Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat
R : Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi
2) Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol

R : Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat


3) Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi
R : Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi
4) Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,
kemerahan disekitar tali pusat.
R : Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat
menunjukkan adanya infeksi
5) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R : mencuci dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial
6) Jaga lingkungan tetap bersih
R : Lingkungan yang bersih dapat menjaga kesehatan janin
b. Risti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
Tujuan : hipotermi tidak menjadi aktual
Intervensi :
1) Segera bungkus bayi dengan selimut kering.
R : Mencegah penguapan suhu melalui evaporasi
2) Observasi suhu bayi tiap 4jam
R : Deteksi dini bila terjadi hipotermi
3) Jaga lingkungan tetap hangat dan kering
R : Mencegah penguapan suhu
4) Dekatkan bayi dengan ibu sesering mungkin
R : Dekapan ibu membuat bayi merasa hangat
c. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus
Tujuan : pola nafas efektif
Intervensi :
1) Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir
segera setelah kepala bayi lahir.
R

: Mengurangi resiko terjadinya aspirasi dan usaha untuk

membebaskan jalan nafas bayi.


2) Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter
pada sisi mulut atau hidung.

: Membersihkan jalan nafas sehingga kebutuhan O 2 dapat

terpenuhi dengan pola nafas yang efektif.


3) Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitasi
R

: Mencehah terjadinya aspirasi yang dapat menimbulkan

terjadinya gagal nafas pada bayi.


4) Bersihkan jalan nafas
R : Membebaskan jalan nafas bayi.
5) Pertahankan suplai oksigen adekuat
R : Memeuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit


Media Aesculapius. Jakarta
Carpenito, Lynda juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta
Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta
Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal /
Bayi, EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai