Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULAN
1.1 Latar belakang
Semakin ketatnya persaingan di dunia usaha baik berupa barang atau jasa membuat setiap
perusahaan berusaha untuk dapat memenuhi segala kebutuhan konsumen dengan harga yang
relatif terjangkau namun tetap memperhatikan biaya-biaya yang diperlukan dalam menghasilkan
barang atau jasa tersebut . Salah satu yang mempengaruhi ialah harga transfer.
Harga transfer adalah biaya (cost) atau harga (price) yang dibebankan atas pemindahan
(transfer) suatu barang atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam suatu perusahaan. Hal ini
berarti adanya biaya atau harga tambahan yang dikenanakan pada setiap barang atau jasa yang
diproduksi yang mengalami perpindahan dari satu divisi ke divisi lain dalam kegiatan produksi.
Kewenangan dalam menetapkan besaran harga transfer ini detentukan oleh masing-masing
divisi.
Harga transfer juga mempengaruhi keputusan manajemen dalam menetapkan besaran
harga suatu produk atau jasa yang akan dijual ke masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan oleh
setiap divisi bahwa apabila harga transfer yang ditentukan tinggi maka harga jual produk atau
jasa tersebut juga akan menjadi tinggi sehingga akan membuat masyarakat tidak tertarik untuk
membeli produk tersebut.
Oleh karena itu pada makalah ini kami mencoba menjelaskan bagaimana sebenarnya
yang dimaksud harga transfer tersebut. Sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi para
pembaca agar mengetahui bagaimana cara penentuan besaran harga transfer agar nantinya bisa
ditetapakan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian harga transfer

Menurut Tsurumi dan Gunadi (1997), dalam suatu grup perusahaan, transfer pricing
merupakan harga yang diperhitungkan untuk pengendalian manajemen (management
control) atas transfer barang dan jasa dalam satu grup perusahaan.

Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

Menurut Charles T. Horngren, George Foster dan Srikant Datar dalam akuntansi
biaya, harga transfer merupakan harga yang dikenakan oleh satu subunit (segmen,
departemen, divisi dan sebagainya) untuk produk atau jasa yang dipasok ke subunit lain
dalam organisasi yang sama.

Menurut Ralph Estes dalam kamus akuntansi, harga transfer adalah suatu harga
internal yang dibebankan oleh satu unit (seperti divisi, perusahaan anak, atau
departemen) dari suatu perusahaan pada unit lainnya dalam perusahaan yang sama.

Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Moven dalam management accounting,


harga transfer adalah harga yang ditagihkan untuk barang yang ditransfer dari satu divisi
ke divisi lainnya.

Menurut Sophar Lumbantoruan, harga transfer adalah penentuan harga atau balas
jasa atas suatu transaksi antar unit dalam satu perusahaan atau antar perusahaan dalam
satu grup.

Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada prinsipnya transfer
pricing (harga transfer) adalah suatu metode penentuan harga antar grup (divisi, segmen,
departemen, subunit dll) dalam satu perusahaan yang sama.
2.2 Sasaran dari harga transfer
Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika pusat laba
atau lebih bertanggung jawab atas pengembangan, pembuatan, dan pemasaran sesuatu sehingga
masing-masing harus berbagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual.
Harga Transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya mencapai beberapa sasaran sebagai
berikut:
1) Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan timbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan
2) Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita, maksudnya sistem harus
dirancang sedemikian rupa agar keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga
akan meningkatkan laba perusahaan.
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
4) Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola
Harga transfer sering memicu masalah, terutama pada penentuan harga sepakatannya karena
melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga
transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer
menjadi hal yang sangat penting.
Menurut Gunadi, pada tahun 1985 telah dilakukan penelitian oleh tim UNTC dari PBB
yang diketuai oleh DR. Silvain Plasschaert tentang transfer pricing di Indonesia. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan ada beberapa motivasi transfer pricing di Indonesia yaitu :

Pengurangan obyek pajak terutama pajak penghasilan

Pelonggaran pengaruh pembatasan kepemilikan luar negeri

Penurunan pengaruh depresiasi rupiah

Menguatkan tuntutan kenaikan harga atau proteksi terhadap saingan impor

Mempertahankan sikap low profile tanpa mempedulikan tingkat keuntungan usaha

Mengamankan perusahaan dari tuntutan atas imbalan atau kesejahteraan karyawan dan
kepedulian lingkungan (ekologi dan masyarakat)

Memperkecil akibat pembatasan, ketidakpastian atas resiko kegiatan perusahaan luar


negeri

Karakteristik Harga Transfer.


1) Harga transfer timbul jika divisi terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba
2) Harga transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk
yang dibeli mengandung unsur laba
3) Harga transfer selalu mengandung unsur laba
4) Harga transfer sebagai alat untuk mempertegas diverifikasi dan integrasi divisi yang
dibentuk.
2.3 Metode-metode harga transfer
Istilah harga transfer yang digunakan disini adalah nilai yang diberikan kepada suatu
transfer barang dan jasa dalam suatu transaksi dimana setidaknya ada satu pusat laba yang
terlibat didalamnya. Harga semacam ini biasanya melibatkan suatu elemen laba karena sebuah
perusahaan yang independent tidak akan mentransfer barang dan jasa ke perusahaan
independent yang lain sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu.

Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

Prinsip Dasar
Prinsip dasar dari harga transfer adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan
harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli
dari pemasok luar. Ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan membeli produk dari, dan
menjual ke, satu sama lain, maka dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk
adalah:
a) Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelinya dari
pemasok luar? (keputusan sourcing)
b) Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapakah produk tersebut akan
ditransfer antar pusat laba? ( keputusan harga transfer )
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisikondisi berikut ada, yaitu:
1. Orang-orang kompeten
Idealnya manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dan jangka pendek
dari pusat tanggung jawab mereka.
2. Atmosfer yang baik
Manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai cita-cita yang penting dan
pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja pusat tanggung jawab. Mereka juga
harus memandang bahwa harga transfer tersebut adil.
3. Harga pasar
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan hrga pasar normal dan mapan dari
produk identik yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang
sama (kuantitas, waktu pengiriman dan kualitas) dengan produk yang dikenakan harga
transfer.

4. Kebebasan memperoleh sumber daya


Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

Idealnya alternatif pusat tanggung jawab dalam memperoleh sumber daya haruslah
ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih alternative yang baik bagi pusat
tanggung jawab mereka.
5. Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternative yang ada, serta biaya dan
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
6. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi
kontrak antar unit usaha.
Hambatan-hambatan dalam perolehan sumber daya
Idealnya seorang manajer pembelian, bebas mengambil keputusan sourcing. Demikian
halnya dengan manajer penjualan, ia harus bebas untuk menjual produknya ke pasar yang
paling menguntungkan.
Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan dalam
mengambil keputusan sourcing:
1) Pasar yang Terbatas
Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual):
a) Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan
eksternal.
b) Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdifferensiasi,
tidak ada sumber dari luar.
c) Jika perusahaan telah melakukan investasi yang besar, cenderung tidak akan
menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya
variable perusahaan.
Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer yang paling memenuhi persyaratan sistem
pusat laba adalah harga kompetitif. Dimana harga kompetitif mengukur kontribusi dari setiap
pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan dapat mengetahui tingkat
harga kompetitiif jika perusahaan tersebut tidak membeli atau menjual produknya ke pasar
bebas melalui cara-cara:
a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk menentukan
harga transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba
tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas mak pusat
laba tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk produk-produk eklusifnya.
2) Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas
atau memiliki kapasitas produksi yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan
mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok luar
sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Dan sebaliknya, jika pusat laba
pembelian idak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba
penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi ini terjadi ketika terdapat kekurangan
kapasitas produksi di dalam industry. Sehingga pusat laba pembelian terhalang dan laba
perusahaan tidak optimal.
Meskipun ada hambatan dalam pemerolehan sumber daya, harga pasar tetap merupakan
harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka
gunakanlah. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga
kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost
based transfer price). Biasanya, perusahaan akan mengeliminasi unsur iklan, pendanaan,
atau pengeluaran lain yang tidak dikeluarkan oleh pihak penjual dalam transaksi internal
saat penentuan harga transfer.
Ada 2 cara dalam menentukan harga transfer yaitu:
1. Harga transfer berdasarakan biaya
Dasar biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak bole digunakan karena
faktor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian. Jika biaya standar yang
digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat da untuk
meningkatkan standar tersebut.
Markup laba
Dalam menghitung markup laba, terdapat 2 (dua) keputusan: (1) apa dasar markup
laba dan (2) tingkat laba yang diperbolehkan.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

Dasar yang paling mudah dan umum dipergunakan adalah persentase dari biaya.
Jika dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan.
Dasar yang secara konsep lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk
menghitung investasi yang akan dikenakan ke setiap produk yang dihasilkan dapat
menimbulkan permasalahan teknis. Jika menggunakan dasar biaya historis suatu aktiva,
maka fasilitas baru yang dirancang untuk mengurangi harga secara aktual dapat
meningkatkan biaya karena aktiva yang lama menjadi dinyatakan terlalu rendah.
Masalah kedua dalam penyisihan laba adalah besarnya jumlah laba. Persepsi dari
manajemen senior atas kinerja keuangan dari sutau pusat laba akan dipengaruhi oleh laba
yang ditunjukan oleh pusat laba tersebut. Solusi konseptual adalah membuat penyisihan
laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh
pusat laba pembelian. Nilai investasi tersebut dihitung pada tingkat standar, dengan aktiva
tetap dan persediaan pada tingkat biaya penggantian (replacement cost).
2. Biaya tetap dan laba hulu
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius dalam
perusahaan yang terintegrasi. Pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar
mungkin tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang terkandung di
dalam harga pembelian internal. Bahkan jika hal itu disadari, pusat laba mungkin enggan
untuk mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan.
Adapun metode yang dapat digunkan perusahaan untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan cara berikut:
Persetujuan antarunit usaha
Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil-wakil dari unit
pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke
pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya tetap dan laba bagian
hulu yang signifikan. Mekanisme ini hanya bekerja bila proses peninjauannya terbatas pada
keputusan-keputusan yang melibatkan jumlah bisnis yang signifikan bagi paling tidak satu
pusat laba. Jika tidak demikian maka negosiasi ini akan sia-sia.
Dua langkah penentuan harga
Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat harga transfer yang
meliputi dua beban. Pertama, untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan
dalam jumlah yang sama dengan biaya variabel standar produksi. Kedua, pembebanan
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

biaya berkala dilakukan dalam jumlah sama dengan biaya tetap yang erkaitan dengan
fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian.
Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Moven, tiga metode yang lazim digunakan
dalam penetapan harga transfer adalah :
1) Harga transfer berdasarkan harga pasar
Apabila terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang
ditransfer, maka harga transfer yang sesuai adalah harga pasar. Dengan harga pasar tidak
ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi lain. Dalam hal ini, harga pasar
mencerminkan biaya kesempatan (opportunity cost) divisi penjual dan divisi pembeli.
2) Harga transfer yang dinegosiasikan
Dalam banyak kasus, pembeli atau penjual mampu mempengaruhi harga sampai
derajat tertentu (sebagai contoh melalui jumlah yang besar atau melalui penjualan
produk yang erat kaitannya tetapi berbeda, atau melalui penjualan produk yang unik).
Apabila tidak terdapat pasar dengan persaingan sempurna, harga transfer yang
dinegosiasikan adalah pilihan yang baik. Dalam hal ini, biaya kesempatan divisi penjual
dan divisi pembeli berbeda, dan mereka menetapkan harga batas atas dan batas bawah
untuk harga transfer. Harga transfer yang dinegosiasi menawarkan harapan untuk
melengkapi ketiga kriteria kesesuaian tujuan, otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.
3) Harga transfer berdasarkan biaya
Penggunaan harga transfer berdasarkan biaya tidak lazim direkomendasikan, tetapi,
apabila transfer menimbulkan dampak yang kecil terhadap profitabilitas kedua divisi,
pendekatan ini dapat diterima. Perusahaan yang menggunakan penetapan harga transfer
berdasarkan biaya mensyaratkan bahwa seluruh transfer berlangsung pada suatu bentuk
biaya. Tiga bentuk dari penetapan harga transfer berdasarkan biaya yang akan
dipertimbangkan adalah :

Full cost
Full cost meliputi direct materials (bahan baku langsung), direct labor (tenaga
kerja langsung), variable overhead dan bagian dari fixed overhead. Penetapan
harga transfer full cost dapat merusak insentif dan mengganggu ukuran-ukuran
kinerja dan akan menutup kemungkinan pemberlakuan harga transfer yang
dinegosiasikan.

Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

Full cost plus markup


Rumusan full cost plus markup mungkin dapat digunakan untuk
menggambarkan harga transfer yang dinegosiasi. Dalam beberapa kasus, suatu
rumusan full cost plus markup mungkin menjadi hasil dari negosiasi, bila
demikian, cara ini hanyalah sebuah contoh lain dari penetapan harga transfer
yang dinegosiasi.

Variable cost plus fixed fee


Seperti full cost plus markup, variable cost plus fixed fee merupakan
pendekatan yang dapat digunakan dalam penetapan harga transfer, dengan
tingkat fixed fee dapat dinegosiasikan. Metode ini memiliki satu keunggulan
dibandingkan full cost plus markup yaitu apabila divisi penjual sedang
beroperasi di bawah kapasitas, maka variable cost adalah opportunity cost-nya.
Dengan mengasumsikan bahwa fixed fee dapat dinegosiasikan, pendekatan
variable cost adalah sama dengan penetapan harga transfer yang dinegosiasi.

2.4 Penetapan harga jasa dari unit staf


Pengendalian atas jumlah jasa
Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan staf korporat untuk jasa jasa seperti
teknologi informasi serta riset dan pengembangan. Ada tiga teori pemikiran mengenai jasa
jasa tersebut:

Teori pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha harus membayar biaya variabel
standar dari jasa yang diberikan. Jika membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan
termotivasi untuk menggunakan jasa jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada
yang dibenarkan secara ekonomis.

Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga yang sama dengan biaya variabel
standar ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu biata penuh.

Teori pemikiran yang ketiga menyarankan harga yang sama dengan harga pasar, atau
biaya penuh standar ditambah dengan margin laba. Harga pasar akan digunakan jika
memungkinkan, jika tidak maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan
digunakan

2.5 Administrasi harga transfer


Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

Negosiasi
Unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam melakukan
negosiasi harga tersebut. Dimana aturan harus mengatur sedemikian rupa supaya penentuan
harga transfer tidak semata-mata ditentukan oleh keahlian individu dalam bernegosiasi.
Tanpa adanya aturan semacam ini, manajer yang paling keras kepala sekalipun akan

melakukan negosiasi dengan harga yang paling pantas.


Arbitrase dan penyelesaian konflik
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga transfer, mungkin ada kasus
dimana unit usaha tidak dapat menyetujui harga tertentu. Maka suatu prosedur harus dapat
dibuat menengahi arbitrase harga transfer. Tingkat formalitas dalam arbitrase harga transfer
tergantung pada jenis dan luasnya potensi harga transfer. Dalam berbagai kasus arbitrase
harga transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau eksekutif tingkat satu kantor
pusat karena keputusan arbitrase memiliki dampak yang sangat mempengaruhi laba unit-unit
usaha.
Cara arbitrase dalam sistem yang formal adalah kedua pihak menyerahkan kasus
secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai (arbitrator). Kemudian arbitrator akan
meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang ditetapkan, kadang
kala dengan bantuan staf kantor yang lain.
Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan
juga mempengaruhi efektifitas suatu sistem harga transfer. Terdapat empat cara penyelesaian
konflik: memaksa (forcing), membujuk (smoothing), menawarkan (bargaining) dan
penyelesaian masalah (problem solving). Mekanisme penyelesaian konflik dapat bervariasi,
dari menghindari konflik melalui forcing dan smoothing, sampai penyelesaian konflik

melalui bargaining dan problem solving.


Klasifikasi produk
Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga
transfer tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan
pasar serta harga pasar. Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka
semakin formal dan semakin spesifik peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia,
maka perolehan nsumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas
keputusan buat atau beli (make or buy decisison) yang melebihi jumlah tertentu.

Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

10

BAB VI
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa dari berbagai definisi yang ada kami menarik suatu kesimpulan bahwa pada
prinsipnya transfer pricing (harga transfer) adalah suatu metode penentuan harga antar
perusahaan dalam satu grup yang sama.
Implikasi pajak yang signifikan dari transaksi transfer pricing adalah berkurangnya atau
hilangnya potensi penerimaan pajak yang seharusnya diperoleh.
Harga transfer memiliki beberapa sasaran, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan
imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha
namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola
Terdapat tiga metode penentuan harga transfer yaitu:
1. Harga transfer berdasarkan pasar
2. Harga transfer berdasarkan biaya
3. Harga transfer hasil negosiasi
3.2 Saran
1)
2)
3)

Daftar Pustaka
http://pojokfekon.blogspot.com/2009/12/transfer-priceharga-transfer.html
http://jokmedia.blogspot.com/2011/04/makalah-harga-transfer.html

Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

11

a Wajib Pajak

Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/2014

12

Anda mungkin juga menyukai