More
Next Blog
Google+ Badge
Selaparang Lanang
Ikuti
Entri Populer
Jenis Tanaman Yang Cocok
Ditanam Di Pekarangan/Halaman
Rumah Yang Kosong
Mon, 30/03/2009 - 4:50am
godam64 Jika anda punya lahan di
halaman / perkarangan rumah
sebaiknya dimanfaatkan untuk
dijadikan seba...
BUDIDAYA KROTO
RUMAHAN 2
Bisnis ternak kroto
sekarang tidak hanya
di tekuni oleh
beberapa orang yang memang
benar benar ingin mendapatkan
penghasilan dari terna...
Cara Sederhana Membuat Nutrisi
Hidroponik
Salam pertanian. Pembaca tulisan
ini mungkin harus terlebih dahulu
mengenal sedikit ilmu kimia, tapi
yang kimiany...
PANDUAN BUDIDAYA JERUK
PURUT
Kurangnya pasokan jeruk purut
dalam negeri, baik kalangan lokal
ataupun untuk produk ekspor,
membuat Jeruk Purut menjadi s...
BUDIDAYA SAYURAN DI
LAHAN PEKARANGAN
Create : 26 Desember 2012 Kata
Pengantar Akhir-akhir ini,
peningkatan jumlah penduduk
cenderung terus bertambah.
Kecenderungan te...
Membuat Arang Sekam Sederhana
Untuk Media
Hidroponik
Arang sekam yang
biasa digunakan
sebagai media substrat dalam
budidaya hidroponik ternyata
dalam pembuatannya sangat
sederhana. Arang...
budidaya timun di polybag
Bagaimana cara menanam
mentimun dalam pot/polybag?
atau Bagaimana cara budidaya
mentimun dalam pot/polybag?
converted by Web2PDFConvert.com
bedengan 40 50 cm; sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Kemudian diidtirahatkan sekitar 2 minggu, selanjutnya diolah 2 3 kali sehingga permukaan
tanahnya cukup halus.
Sebelum penanaman, perlu dicek pH tanahnya, jika < 5,6 perlu dilakukan pengapurandengan
dosis 1,5 3, ton per ha.
2 3 hari sebelum tanam dilakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk
kandang (10 15 ton/ha) atau pupuk kompos (2 ton /ha) dan SP-36 sebanyak 200 300kg /ha.
Umbi bibit yang telah siseleksi (dalam bentuk siung-siung) ditanam dibedengan dengan
kedalaman 1/4 1/2 tinggi siung bibit, kemudian ditutp dengan mulsa jerami padi setebal 3 5 cm.
Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah
tanam dengan menggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100kg Urea + 100 kg KCL per ha untuk
setiap kali pemberian pupuk susulan. Caranya, pupuk disebar antara barisan tanaman kemudian
diikuti dengan penyiraman.
IV. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau
faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak
tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika
keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap
bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman
dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus. Persiapan
bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.
Penyiangan
Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua kali atau
lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam. Penyiangan dan
penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3-2 minggu setelah tanam.
Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma
masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat umbi mulai terbentuk, penyiangan dan
penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan
Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama
dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya
mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan
parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi
memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga
tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar-besar.
Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan dengan
penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara
utama yang diperlukan dalam pemupukan adalah N, P, dan K dalam bentuk N, P2O5, dan K2O.
Unsur-unsurhara lainnya dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk kandang. Perkiraan dosis dan
waktu aplikasi pemupukan
Bawang putih memerlukan sulfur dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi
rasa dan aroma khas bawang putih. Oleh sebab itu, apabila menggunakan KCl sebagai sumber
kalium, maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya menggunakan pupuk ZA. Jika sebagai sumber
nitrogen digunakan Urea, maka untuk sumber kalium sebaiknya digunakan ZK. Hal ini dilakukan agar
kebutuhan sulfur tetap terpenuhi. Berdasarkan kebutuhan unsur hara di atas, jumlah pupuk yang akan
digunakan dapat dihitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur haranya.
Aplikasi pemupukan dilakukan dengan mebenamkan pupuk di dalam larikan disamping barisan
tanaman seperti cara memberikan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini dapat diimbangi
dengan pemberian pupuk organik maupun kompos yang diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Pemberian air dapat dilakukan dengan menggunakan gembor atau dengan menggenangi
saluran air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb. Penyiraman dengan
gembor, untuk bawang yang baru ditanam, diusahakan lubang gembornya kecil agar air yang keluar
juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit. Jika air yang keluar besar, maka posisi benih
dapat berubah, bahkan dapat mengeluarkannya dari dalam tanah.
Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tanaman tumbuh baik,
frekuensi pemberian air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air dihentikan pada saat
tanaman sudah tua atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sesudah tanam atau pada saat
daun tanaman sudah mulai menguning.
V . Panen
Ciri dan Umur Panen
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan
daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90-120 hari. Ciri bawang putih yang
siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning/kering dan tangkai batang keras.
Cara Panen
Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 100 hari
tergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun
tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras. Cara panen dapat
dilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan dilakukan
pada tanah-tanah bertekstur agak berat. Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan
dijemur selama 1 2 minggu.
Periode Panen
Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas lumbu hijau
dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan, lahan dapat ditanami
kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu atau dapat pula
ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.
V I . Pascapanen
Pengumpulan
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi
ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga
dari kerusakan dan mutunya tetap baik.
Google+ Followers
Selaparang Lanang
+ ke lingkaran
31 memiliki saya
di lingkaran
Lihat
semua
Translate
Select Language
Powered by
Translate
Selamat Datang,Semoga B
Arsip Blog
09/28 - 10/05 (3)
05/05 - 05/12 (4)
04/28 - 05/05 (20)
04/21 - 04/28 (39)
04/14 - 04/21 (72)
04/07 - 04/14 (5)
03/31 - 04/07 (13)
03/24 - 03/31 (11)
Mengenai Saya
Selaparang Lanang
Ikuti
31
converted by Web2PDFConvert.com
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar budidaya bawang putih dapat berhasil dengan maksimal.
Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan diantaranya, yaitu : waktu tanam, bibit yang akan di tanam, pengolahan
tanah, teknik menanam, dan pemeliharaan tanaman.
Waktu tanam
Waktu tanam bawang putih sebaiknya dilakukan pada saat menjelang musim kemarau tiba, walaupun bawang
putih memerlukan air yang banyak dalam kelangsungan hidupnya, namun kondisi tanah yang terlalu becek kurang
baik bagi perkembangan bawang putih.
Maka diusahakan penanaman bawang putih sebaiknya pada bulan April sampai Juni, dimana bulan-nulan tersebut
sudah memasuki musim kemarau.
Pengolahan tanah
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pengolahan tanah yang akan ditanami bawang putih sangat penting supaya
bawang yang ditanam tumbuh dengan subur. Pengolahan tanah yang harus dilakukan, meliputi penggemburan
tanah, pembuatan bedengan, pengapuran tanah, terutaman untuk tanah yang bersifat asam, dan pemberian pupuk
dasar.
converted by Web2PDFConvert.com
Penggemburan tanah. Tanaman bawang putih akan dapat tumbuh dengan baik apabila tanahnya gembur.
Penggemburan bisa dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor. Setelah itu siap dibuat bedengan-bedengan.
Pembuatan bedengan. Hal pertama yang harus dilakuakn untuk pembuatan bedengan ialah dengan menggali
tanah untuk parit atau saluran air. Ukuran dan kedalaman saluran sekitar 40 cm. tanah galian dari parit, disimpan
di kiri kanan parit, dan digunakan untuk membuat bedengan. Panjang bedengan biasanya sekitar 300 m dengan
lebar 80 cm dan tinggi 15-30 cm.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan bagi tanah yang sifat keasamannya cukup tinggi. Untuk memastikan apakah tanah perlu
ditambah kapur atau tidak, perlu dilakukan pengukuran keasaman tanah dengan alat pHmeter.
Kapur yang dipakai adalah kapur karbonat, kapur yang berasal dari batu kapur yang langsung digiling tanpa
melalui proses pembakaran. Waktu yang baik untuk pengapuran tanah dilakukan 2-4 minggu sebelum dilakukan
penanaman. Dan pemberian kapur sebaiknya dilakukan pada saat tidak terjadi hujan.
Teknik menanam
Cara menanam bawang putih, umbi bawang putih yang akan ditanam terlebih dahulu dipipil atau dipecah, untuk
mempermudahnya umbi dijemur selama beberapa jam. Sebelum ditanami bedengan dibasahi terlebih dahulu,
kemudian bibit yang berupa suing ditanam dilubang yang telah dipersiapkan. Lubang tanam jangan terlalu dalam
supaya suing tidak terbenam semuanya, kedalaman suing yang ditanam sekitar 3-4 cm, agar tidak mudah busuk
dan tidak mudah rebah.
Posisi suing harus tegak lurus dan ujung suing menghadap ke atas, kalau terbalik tanaman akan tumbuh tidak
sempurna. Setelah selesai penanaman kemudia permukaan tanah ditutupi dengan jerami untuk menjaga kondisi
permukaan tanah.
Pemeliharaan tanah
Penyiraman
Penyiangan danpenggemburan tanah
Pemupukan
Pengendalian hama dan penyakit
;
Pemeliharaan tanaman
Pada postingan sebelumnya dengan judul Budidaya Bawang Putih Dengan Tahap Cara Menanamnya kita membahas langkahlangkah penanaman dari mulai waktu tanam, bibit, pengolahan tanah, dan teknik penanaman. Nah di catatan kali ini kita akan
membahas pemeliharaan tanaman
Untuk menghasilkan bawang putih seperti yang diharapkan, tentu perlunya pemeliharaan pada tanaman tersebut.
Pemeliharaan yang harus dilakukan pada tanaman bawang putih diantaranya : penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah,
pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.
Penyiraman
Walaupun tanaman bawang putih tidak menyukai tanah yang becek namun tanaman ini sangat membutuhkan banyak air,
terutama pada saat pembentukan umbi. Biasanya untuk memulai melakukan budidaya bawang putih yaitu pada saat musim
kemarau. Dengan demikian pengairan sangat perlu untuk dilakukan.
converted by Web2PDFConvert.com
Agar tanah yang berada di sekitar tanaman tidak mengalami kebecekan maka penyiraman bisa menggunakan embrat atau
dengan menggenangi saluran air atau parit.
Frekuensi penyiraman perlu diperhatikan supaya tanaman tidak kekurangan air dan tidak juga sampai becek. Pada awal
penanaman tanah diusahakan tetap basah selama 2-3 hari. Jika tanaman telah tumbuh dengan baik, pemberian air dapat
dikurangi, dengan tempo seminggu sekali. Setelah umbi telah terbentuk, pengairan dapat dilakukan sepuluh hari sekali. Namun
demikian, yang harus diperhatikan dalam pengairan ialah penyesuaian dengan kebutuhan dan memperhatikan kondisi.
Penyiangan dan penggemburan tanah
Penyiangan ialah mencabut atau membuang gulma. Penyiangan dilakukan untuk menghindari tumbuhan pengganggu atau
gulma. Seperti rumput yang tumbuh disekitar tanaman apabila tidak dibersihkan maka dia akan menggambil makanan bawang
putih yang sebelumnya kita berikan pada tanaman tersebut. Untuk itu gulma yang tumbuh disekitar tanaman harus segera
dibuang.
Selain pembuangan gulma, yang perlu dilakukan berikutnya yaitu penggemburan tanah. Biasanya tanah yang terlalu sering
tertimpa air, baik air hujan maupun air siraman akan cepat memadat, dan hal itu akan menghambat sirkulasi udara. Pemadatan
tanah tentunya akan berdampak pada terganggunya umbi bawang putih.
Pembersihan gulma bisa dilakukan sekaligus penggemburan tanah, cuma yang harus diperhatikan jangan sampai akar dari
tanaman terganggu, penyiangan cukup dilakuakn dua kali semasa tumbuh bawang.
Pemupukan
Untuk menjaga hasil bawang yang optimal maka perlu dilakukan pemupukan. Karena kalau mengandalkan unsure hara yang
ada di dalam tanah belum tentu mencukupi bagi pertumbuhan bawang putih.
Unsure hara yang ditambahkan ialah nitrogen (N), kalium (K), dan fosfat (P). pemberian pupuk dilakukan dua tahap. Tahap
pertama diberikan sebelum penanaman, dan tahap kedua diberikan setelah penanaman.
Jenis pupuk yang diberikan bisa berupa alami, seperti kompos, pupuk kandang, atau puppuk buatan, pemberian pun bisa
dikombinasikan antara alami dan buatan. Namun untuk pemberian puppuk alami biasanya dilakukan pada tahap pertama.
Pengendalian hama dan penyakit
Seperti halnya tanaman lain, bawang putih pun tidak luput dari serangan hama dab penyakit. Bahkan penyeranga pada bawang
putih bisa seluruh bagian tubuhnya terkena, dari mulai akar, umbi, batang, dan daun. Diantara banyaknya hama, kutu paling
sering menyerang tanaman ini. Untuk menanggulanginya dengan penyemprotan pestisida, misalnya Tamaron dan Folidol.
Penyakit yang sering menyerang tanaman bawang putih ialah bercak daun, embun upas, dan cendawan. Pemberian pestisida
Diathene M-45 0,2-0,3% dapat mengatasi penyakit ini
;
1. Lingkungan pertumbuhan
Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman bawang merah harus di tanam pada kondisi lingkungan yang cocok. Tanaman
bawang merah paling menyukai daerah yang beriklim kering, suhu udara yang agak panas, tempat terbuka atau cukup terkena
sinar matahari, dan tidak berkabut. Daerah yang berkabut kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah karena
dapat menimbulkan penyakit. Selain itu, daerah yang terlindung dapat menyebabkan pembentukan umbi bawang merah tidak
maksimal.
Tanaman bawang merah dapat di tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1.000 meter di
atas permukaan laut. Namun, tanaman bawang merah lebih menyukai daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-400 di atas
permukaan laut. Pertumbuhan paling optimal terjadi pada ketinggian 0-30 meter di atas permukaan laut. Karena pada
ketinggian ini, tanaman bawang merah menghasilkan umbi yang paling baik. Pada ketinggian 800-900 meter di atas
converted by Web2PDFConvert.com
permukaan laut, tanaman bawang merah dapat tumbuh meskipun pertumbuhannya kurang baik dan pembentukan umbinya
terhambat.
Suhu yang paling cocok untuk budidaya bawang merah ialah antara 25-32 C. Jika tanaman bawang merah di tanam pada suhu
22 C, tanaman tanaman akan sulit berumbi atau bahkan tidak dapat membentuk umbi.
Secara umum tanah yang baik untuk di Tanami bawang merah ialah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organic atau humus, mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan air, aerasi baik, dan tidak becek.
Tanah yang subur dan gembur dapat mempermudah pertumbuhan umbi bawang merah sehingga umbi yang muncul berukuran
besar-besar. Tanah yang bersipat asam tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah sehingga perlu di lakukan pengapuran.
Proses pengapuran di lakukan sebelum lahan di Tanami bawang merah. Pengapuran sebaiknya dilakukan beberapa hari
sebelum penanaman dilakukan.
2. Tahap Penanaman
Untuk menghasilkan umbi bawang merah yang mutu dan jumlahnya baik, diperlikan teknik penanaman yang benar dan tepat.
Untuk itu, sebelum menanam kita harus mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penanaman, seperti kapan sebaiknya
penanaman dilakukan, bagaimana cara mengolah tanah dan mempeoleh bibit, bagaimana menanam tanaman, dan bagaimana
pemeliharaannya. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penanaman bawang merah.
Waktu tanam
Tanaman bawang merah tidak menyukai tempat-tempat becek yang mengandung air. Namun, bawang merah sangat
membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya,terutama saat pembentukan umbi. Oleh karena itu, waktu tanam yang paling
baik untuk menanam bawang merah ialah pada musim kemarau. Akan tetapi, harus dilengkapi dengan system pengairan yang
baik agar tanaman bawang merah tidak kekurangan air. Penanaman bawang merah dapat di lakukan pada bulan April-Oktober,
karena pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau.
Penanaman bawang merah sebaikny di lakukan pada saat cuaca sedang cerah. Hindarilah penanaman bawang merah pada masa
pergantian musim atau musim pancaroba, karena pada saat itu sering terjadi angin kering. Angin kering dapat menyebabkan
daun tanaman bawang merah menjadi patah dan ujung-ujung daun tampak seperti terbakar. Hindari juga menanam bawang
merah pada saat berkabut yang biasa terjadi di daerah-daerah dataran tinggi. Udara yang berkabut dapat menyebabkan
timbulnya penyakit yang di sebabkan oleh jamur.
Pemilihat bibit
Pada umumnya, menanam bawang merah dilakukan dengan menanam umbinya, dan jarang menggunakan bijinya. Sama seperti
halnya bawang putih, untuk mendapatkan bibit bawang merah dapat di lakukan dengan cara menanam sendiri atau
membelinya.
Untuk mendapatkan bibit yang baik, kita harus pandai-pandai dalam memilih bibit. Bibit bawang merah yang siap tanam ialah
bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan. Umbi yang akan di gunakan sebagai bibit haruslah umbi yang mempunyai titiktitik tumbuh akar atau telah muncul tunas-tunasnya. Selain itu, umbi juga harus berasal dari tanaman yang sehat dan dipanen
pada usia tua. Umbi yang sudah tua berasal dari tanaman yang di panen saat usia 70-90 hari. Pada umur tersebut pertumbuhan
calon tunas dalam umbi sudah penuh.
Umbi yang di panen dari tanaman bawang merah yang telah tua terluhat padat dan berisi. Jika umbi terasa lunak atau kurang
padat pada saat di pegang, berrti umbi tersebut berasal dari tanaman yang belum terlalu tua saat di panen. Umbi yang berasal
dari tanaman yang sehat, warnanya akan terlihat cerah, mengilap, segar, dan tidak kisut. Selain itu, tidak nampak warna hitam
yang menandai adanya serangan penyakit yang di sebabkan oleh jamur.
Umbi yang akan di pergunakan untuk bibit, sebaiknya yang tidak terlalu besar. Umbi yang terlalu kecil akan mudah busuk jika
di tanam. Selain itu, bibit yang berukuran kecil akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan hasilnya
sedikit. Umbi yang besar akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan sehat. Hanya saja, umbi yang besar harganya jauh
lebih mahal. Oleh karena itu, banyak petani yang menggunakan bibit berukuran sedang. Umbi untuk bibit haruslah yang
ukurannya seragam, tidak luka, atau tidak sobek kulitnya.
Sebelum di tanam, kulit luar bibit bawang merah yang mengering dan sisa-sisa akarnya harus dibuang. Selain itu, bagian ujung
umbi dipotong dengan pisau bersih kurang lebih 1/3-1/4 bagian dari panjang umbi. Saat memotong haruslah hati-hati agar
tunasnya tidak ikut terpotong. Tujuan di lakukan pemotongan adalah agar umbi tumbuh merata, merangsang tumbuhnya
tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang tumbuhnya umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan.
Sebelum umbi ditanam, luka bekas pemotongan harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya pembusukan.
Jumlah bibit yang di gunakan tergantung pada ukuran bibit dan jarak tanam. Jika ukuran bibit kecil, bibit yang digunakan
makin banyak. Sebaliknya, jika ukuran bibit besar, maka makin sedikit jimlah bibit yang diperlukan. Demikian juga dengan
jarak tanam. Semakin rapat jarak tanam, semakin banyak bibit yang digunakan. Semakin renggang jarak tanam, semakin
sedikit bibit yang dibutuhkan. Namun. Jumlah bibit yang digunakan dapat diperkirakan. Satu hectare lahan membutuhkan
sekitar 600-800 kg bibit.
Pengolahan tanah
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah bertujuan untuk
menggemburkan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu, dan membuat system penyerapan air yang baik.
Tanah yang akan ditanami bawang merah terlabih dahulu digemburkan dengan menggunakan cangkul, bajak, atau traktor.
Penggunaan traktor sangat membantu pada lahan yang luas. Setelah itu, dibuat bedengan-bedengan. Di antara bedengan dibuat
parit. Parit berfungsi sebagai tempat masuk air atau tempat keluar air yang berlebihan. Lebar badengan antara100-120 cm.
Parit antara bedengan berukukuran 30-35 cm dengan kedalaman 30-40 cm. Namun, panjang bedengan dan panjang parit
disesuaikan dengan luas lahan.
converted by Web2PDFConvert.com
Seminggu sebelum penanaman, tanah bedengan diberi pupuk dasar, yaitu pupuk kandang atau kompos. Tanah pada bedengan
dicampur dengan pupuk dan diratakan. Sehari sebelum penanaman, lahan diairi secukupnya, dan siap ditanami.
Teknik menanam
Pada bedengan yang telah dipersiapkan untuk menanam bawang merah, di buat lubang-lubang kecil dengan menggunakan
penugal kecil. Kedalaman lubang-lubang kecil dengan menggunakan penunggal kecil. kedalaman lubang ukurannya kurang
lebih sama dengan sama dengan bibit yang akan ditanam. jarak tanam 15 x 15 cm atau 15 x 20 cm. umbi bibit yang telah
dipotong bagian ujungnya dan telah mengering, dimasukan kedalam lunang dengan bagian ujung di bagian atas.
Bibit sebaiknya jangan ditanam terlalu dalam, karena akan mudah mengalami pembusukan. Ujung umbi sedikit ditutup dengan
tanah. Jika terlalu tebal tanah yang menutupinya, akan menghambat pertumbuhan tanaman. Setelah penanaman selesai,
bedengan disiram dengan air. Umbi akan tumbuh setelah 5 -7 hari.
Yang terakhir adalah tahap Pemeliharaan Tanaman, yang akan dibahas pada postingan selanjutnya
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan agar tanah tetap dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman yang akan kita
tanam. Pengolahan tanah dilakukan 2 - 4 minggu sebelum penanaman, dan diawali dengan menggemburkan
tanah. Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor.
Setelah itu, dibuat bedengan-bedengan dengan parit kecil di antara bedengan. Lebar bedengan kira-kira 80
100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan ukuran lahan. Sebaiknya, panjang bedengan adalah 3 5 m,
tinggi bedengan 20 25 cm, sedangkan kedalaman parit 25 35 cm.
Seminggu sebelum lahan ditanami, dilakukan pemupukan dasar dengan kompos atau pupuk kandang. Pupuk
dicampurkan pada tanah bedengan sampai rata. Setelah itu, lahan dibahasi secukupnya. Dua atau tiga hari
sebelum penanaman, tanah diberi pupuk buatan
Diposkan oleh Selaparang Lanang di 20.35
1 komentar:
wida domon 18 Mei 2014 20.42
jenis bawang putih (namanya dan dapat diperoleh dimana bibitnya) yang dapat tumbuh di pesisir pantai?
Balas
Publikasikan
Pratinjau
Beranda
Posting Lama
converted by Web2PDFConvert.com