Anda di halaman 1dari 36

3/23/15

GEOGRAFI X
SEMESTER GENAP
Oleh : Mohammad Ali Azhar, S.Sos.I

MA. RIYADLOTUT
THALABAH
SEDAN REMBANG

3/23/15

VULKANISME

3/23/15

PERUBAHAN LITOSFER DAN


DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
Standar Kompetensi
Menganalisis unsur-unsur geosfer

Kompetensi Dasar
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan
litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi

3/23/15

Di dalam kulit bumi, di bawah gunung api terdapat rongga


besar dengan dinding tidak beraturan disebut DAPUR
MAGMA. Dapur magma berisi benda cair liat sangat
panas, yang disebut MAGMA. Magma yang mencapai
permukaan bumi disebut LAVA. Lava pijar yang keluar
dari gunung api, suhunya masih sangat tinggi yaitu masih
beberapa ratus derajad celsius. Setelah beberapa lama
suhu lava makin dingin dan akhirnya membeku menjadi
BATUAN BEKU. Magma yang menerobos atau
menyusup menuju permukaan bumi ada yang membeku
sampai di permukaan bumi, tetapi ada pula yang sudah
membeku sebelum sampai ke permukaan bumi. Apabila
penyusupan magma tersebut tidak mencapai permukaan
bumi disebut INTRUSI MAGMA, dan bila sampai di
permukaan bumi disebut EKSTRUSI MAGMA.

3/23/15

Intrusi Magma
adalah proses terobosan magma
ke dalam lapisan kulit bumi
(litosfer) tetapi tidak sampai
keluar dari permukaan bumi.

Gejala
Vulkanisme

Ekstrusi Magma
(Erupsi)
adalah gerakan magma mencapai
permukaan bumi dalam bentuk
letusan atau erupsi.

3/23/15

INTRUSI MAGMA
Bentuk intrusi magma sebagai berikut :
a) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk dalam dapur
magma karena penurunan suhunya yang sangat lambat.
b) Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan
litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung
c) Keping intrusi / siil adalah sisipan magma yang
membeku di antara dua lapisan litosfer tidak cembung dan
relatif tipis serta melebar
d) Gang (korok) adalah batuan hasil intrusi magma yang
memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih
atau lempeng.

3/23/15

e) Apofisa adalah gang yang relatif kecil dan


merupakan cabang gang/korok
f) Diatrema adalah batuan pengisi pipa letusan yang
berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai
ke permukaan bumi.

3/23/15

EKSTRUSI MAGMA (ERUPSI)


Erupsi dibedakan menjadi tiga macam
sebagai berikut:
Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah
retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk
deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di
Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.

3/23/15

Ekstrusi sentral, terjadi magma


keluar melalui sebuah lubang (saluran
magma) dan membentuk gununggunung yang terpisah. Misalnya
Gunung Krakatau, Gunung Vesucius

Ekstrusi areal, terjadi apabila letak


magma dekat dengan permukaan
bumi, sehingga magma keluar
meleleh di beberapa tempat pada
suatu areal tertentu. Misalnya Yellow
Stone National Park di Amerika
Serikat yang luasnya mencapai
10.000 km persegi.

3/23/15

Berdasarkan kekuatan letusan dan kandungan


mineral yang dikeluarkan, erupsi gunung api
dibedakan atas tiga macam :

Erupsi eksplosif, adalah erupsi atau letusan dan


kandungan mineral yang dikeluarkan, erupsi ini
biasanya menyemburkan material vulkanik yang
bersifat padat cair.

3/23/15

Erupsi efusif, atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan


karena tekanan gas kurang kuat. Pada proses erupsi ini
material yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian
besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil.
Selanjutnya bahan-bahan tersebut mengalir pada lereng
gunung sebagai aliran lava.
Erupsi campuran: erupsi yang
terjadi adalah Gabungan dari
erupsi eksplosif dan efusif
(sebab terbentuknya gunung
api strato).

3/23/15

Gunung api perisai, yaitu gunung api yang bentuknya


seperti perisai atau tameng. Gunung api ini lerengnya
sangat landai.
Contoh : G. Maona Loa di Hawaii.
Erupsi yang demikian disebut erupsi efusif.

3/23/15

Gunung api strato, yaitu gunung api yang berbentuk


seperti kerucut. Gunung semacam ini makin lama
akan makin bertambah tinggi. Pada umumnya
gunung api di Indonesia termasuk jenis gunung api
strato.

3/23/15

Gunung api maar, yaitu gunung api berbentuk seperti


danau kering yang lubang kepundannya berbentuk
corong dan letusan yang di hasilkan besar sehingga
membentuk kawah di puncak.
Contoh : Gunung Paricutin di Meksiko, Gunung
Rinjani di Nusa Tenggara.
Bila dasar dan dinding corong kepundan tak dapat
ditembus air maka akan terbentuk danau kawah, seperti
pada G. Rinjani.

3/23/15

TIPE LETUSAN GUNUNG API


:
Tipe Hawaii

Tipe hawaii terjadi karena lava yang


keluar dari kawah sangat cair, sehingga
mudah mengalir ke segala arah. Sifat
lava yang sangat cair ini menghasilkan
bentuk seperti perisai atau tameng.

Ciri-ciri :
- Lava cair
- Dapur magma dangkal
- Tekanan gas rendah.
Contoh : Gunung
Kilaueaa dan Mauna
Kea, Mauna Loa
(Hawaii)

3/23/15

Tipe stromboli

Letusan tipe ini bersifat spesifik,


yaitu letusan-letusannya terjadi
dengan interval atau tenggang
waktu yang hampir sama.

Ciri ciri :
- Lava cair
- Dapur magma dangkal tapi
lebih dalam dari dibanding tipe
Hawaii
- Tekanan gas sedang

Contoh : Gunung Vesuvius


(Italia), Gunung Raung (Jawa)

3/23/15

Tipe Volcano/ Vesuvian


Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti
bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau
lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan
kedalaman dapur magmanya.
Ciri-ciri :
- Lava agak cair
- Terbentuk awan debu
berbentuk bunga kol
- Tekanan gas sedang.
Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung
Semeru di Jawa Timur.

3/23/15

Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga
menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi
semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.
Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya
terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai
ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas
(gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe
merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.

Ciri-ciri :
- Lava agak kental
- Dapur magma agak dangkal
- Tekanan gas rendah
- Terdapat sumbat lava dan kubah lava
Contoh : Gunung Merapi,Yogyakarta

3/23/15

Tipe Perret
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak
lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini
mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat
melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung,
sehingga dinding kawah melorot.
Ciri-ciri :
- Tekanan gas sangat kuat
- Lava encer
- Penyebab kaldera.
Contoh: Gunung Krakatau yang meletus
pada tahun 1883 dan St. Helens yang
meletus pada tanggal 18 Mei 1980.

3/23/15

Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan
kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum,
sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah
besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung
tersebut meletus.
Ciri-ciri :
- Viskositas lava hampir sama
dengan tipe merapi,
- Tekanan gasnya cukup besar,
- Peletusan mendatar
Contoh : Gunung Pelee, Prancis

3/23/15

Tipe Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar
gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya.
Ciri-ciri :
- Lava agak kental,
- Tekanan gas sedang,
- Kawahnya terdapat danau.
Contoh: Gunung Kelud (Jatim) yang meletus
pada tahun 1919 dan Gunung Sint
Vincent yang meletus pada tahun 1902

3/23/15

Material Letusan Gunung Berapi


Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacammacam. Ada yang berupa padat, cair, dan gas. Masing-masing
zat tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis material.
Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah:

a) Material Padat (Efflata)


Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah
yang terlempar ketika terjadi letusan.
(2) Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu
sendiri.

3/23/15

Material padat (efflata) terdiri atas:


(1) Bom (batu-batu besar).
(2) Terak / Kerikil (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih
kecil dari bom).
(3) Lapili (batu-batu kecil)
(4) Pasir (batu pasir)
(5) Debu / Abu (abu gunung api)
(6) Scoria
(7) Batu apung

3/23/15

b) Material Cair
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung
api, jika magma cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang
kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak terdapat
sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
(1) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung
api.
(2) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga
merupakan lumpur panas yang mengalir.
(3) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di
puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan
mengalir pada lereng serta lembah.
Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu
telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material
yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.

3/23/15

c) Material Gas atau Ekshalasi


Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
(1) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
(2) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
(3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini
berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain
itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan
gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga
mudah dihirup oleh makhluk hidup.
Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada
tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.

3/23/15

Pasca Vulkanik
Selain gunung api yang dihasilkan dari aktivitas ekstrusi magma,
ada beberapa fenomena alam lain yang terbentuk dari proses
lanjutan atau pasca vulkanisme. Kenampakan tersebut antara lain
kaldera, danau kaldera, plato lava, geyser, dan kolam lumpur.

a) Sumbat Lava

Kenampakan ini terjadi ketika lava yang


padat dalam pipa vulkanik yang padam
menjadi massa yang resistan. Beberapa
waktu kemudian, bagian dari kerucut
vulkanik yang terdiri atas materi yang
kurang resistan menjadi lapuk dan terkikis,
yang tertinggal hanya sumbat lava. Ukuran
sumbat lava ini bisa sangat besar hingga
menyerupai bukit. Salah satu contohnya
yaitu Menara Setan di Wyoming, AS.

3/23/15

b) Plato Lava
Kenampakan ini terjadi karena
magma yang keluar bersifat
encer, sehingga mampu
menyebar dan membentuk
hamparan lava yang luas dan
lama-kelamaan secara perlahan
lava ini membeku hingga
membentuk suatu dataran tinggi
yang disebut plato.

c) Kaldera dan Danau Kaldera


Kaldera adalah cekungan besar yang ada di puncak
gunung. Kenampakan ini terjadi akibat letusan yang sangat
dahsyat dan meninggalkan lubang yang besar. Jika lubang
ini kemudian terisi air akan membentuk danau kaldera.

3/23/15

d) Geyser dan Mata Air Panas


Di kawasan vulkanik, air tanah
bisa dipanaskan oleh magma.
Air yang terpanaskan ini bisa
muncul ke permukaan dengan
tenaga eksplosif, inilah yang
disebut geyser. Jika air ini keluar
melalui aliran air di celah
batuan, terbentuklah mata air
panas. Sedangkan geyser
merupakan air panas yang
memancar secara periodik.

3/23/15

Gejala Pravulkanik
Gunung api ketika akan meletus sudah memberikan
tandatanda atau gejala. Tanda-tanda ini perlu dikenali oleh
masyarakat sekitar, sehingga dapat dilakukan usaha
penyelamatan atau pengungsian. Tanda-tanda gunung api
akan meletus, yaitu:
1) Temperatur di sekitar kawah naik.
2) Banyak sumber air mengering.
3) Sering terjadi gempa.
4) Sering terdengar suara gemuruh di sekitar puncak
gunung.
5) Banyak binatang yang turun gunung atau berpindah.

3/23/15

Gejala Pasca Vulkanik


Gejala-gejala gunung api akan padam (pascavulkanik) adalah:
1) Munculnya ekshalasi atau sumber gas, contohnya di Dieng,
Jawa Tengah.
2) Keluarnya mata air panas, contohnya di Cimelati, Jawa
Barat.
3) Munculnya mata air makdani, yaitu mata air panas yang
mengandung mineral seperti belerang. Contohnya di
Maribaya (Jawa Barat), Baturaden dan Dieng (Jawa
Tengah).
4) Munculnya geyser, yaitu mata air panas yang disemburkan
ke udara. Ketinggian geyser dapat mencapai 70 m. Contoh
di Irlandia dan Yellowstone Park (Amerika Serikat).

3/23/15

budisma.web.id/dampak-dari-vulkanisme.
akses 20 januari 2014 pukul 16.43 WIB

Kreatif, Geografi SMA, 2013. halaman 31

3/23/15

3/23/15

Tanda- Tanda Gunung Api Akan Meletus :


Adanya peningkatan suhu udara di sekitar

gunung berapi
Binatang yang ada di lereng gunung
melakukan migrasi
Peningkatan gempa berulang-ulang dan
sangat sering terjadi
Mata air di sekitar gunung mengering
Tumbuh-tumbuhan atau tanaman di wilayah
gunung berapi akan layu dan mati kering

3/23/15

Manfaat adanya gunung api :


1) Menjadi daerah penangkap hujan
2) Memperluas daerah pertanian karena semburan dari abu vulkanik
3) Menyuburkan tanah, karena abu vulkanis yang sudah mengalami
pelapukan banyak mengandung garam-garam dan mineral batuan
yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
4) Memperbanyak jenis tanaman budi daya (tanaman perkebunan),
karena adanya bermacam-macam zona tumbuhan
5) Menjadi tempat wisata dan sanatorium, kerna udaranya yang sejuk
dan menyegarkan serta sedikit sekali polusinya
6) Menyebabkan letak mineral dekat dengan permukaan tanah,
sehingga menjadi daerah pertambangan.

3/23/15

Kerugian akibat Letusan Gunung Api

--Letusan gunung api merusak lahan


pertanian
- Hujan abu merusak semua yang
dilaluinya
- Lahar panas bersifat merusak
kehidupan
- Awan panas merusak kehidupan
- Lahar dingin mendangkalkan sungai
- Gas beracun mematikan manusia
- Gelombang pasang

3/23/15

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai