SISTEM INTEGUMEN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IX
PROGRAM TRANSFER KELAS I.B
AJENG SOLEHA
FAIZAL
IIS RISNASARI
NURSEHA
VIVI TRI NOVRIYUNI
1. GATAL (PRURITIS)
Gatal yang persisten atau pruritis merupakan manifestasi yang sering membawa klien
mendatangi tenaga kesehatan. Catat apakah gatal berhubungan dengan lesi kulit dan
apakah lokal dan merata. Gatal persisten tanpa berhubungan dengan lesi kulit dapat
menunjukkan penyakit sistemik seperti isbetes melitus, limfoma,uremia. Jika Pruritis
berhubungan dengan lesi kulit maka pertimbangankan skanies dan berbagai jenis
dermatitis pada saat proses pendiaknosaan. Gatal dapat berupa:
Sebuah sensasi tidak nyaman
Dapat local/general
Keluhan umum
Bukanlah penyakit tetapi gejala
2. NYERI
Nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita
mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Dapat berupa:
Perih
Rasa tidak nyaman
Nyeri terbakar
Nyeri tertusuk
Nyeri teriris atau sayat
3. PEMBENGKAKAN
Bengkak dapat bersifat kongenital, traumatik, radang
Rasa sakit, panas, dan disfungsi
Edema
Permeabilitas kapiler atau
Reaksi inflamasi lokal
4. PERUBAHAN WARNA
Flushing
Pigmentasi yang tidak teratur
Kemerahan
Pucat
Sianosis
Jaundice
5. INFEKSI KULIT
Infeksi merupakan proses invasif oleh organisme dan berproliferasi di dalam tubuh
sehingga menimbulkan penyakit (Potter & Perry, 2005). Sedangkan infeksi kulit
merupakan suatu penyakit yang ditimbulkan karena suatu bakteri/kuman, virus,
jamur.
1) Infeksi Bakteri (Pioderma)
Infeksi bakteri pada kulit bisa primer atau sekunder. Infeksi kulit primer
berawal dari kulit yang sebelumnya tampak normal dan biasanya infeksi ini
disebabkan oleh satu macam mikroorganisme. Infeksi kulit sekunder terjadi
akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau akibat disrupsi keutuhan
kulit karena cedera atau pembedahan. Pada kedua keadan ini, beberapa jenis
mikroorganisme dapat terlibat, misalnya Staphylococcus aureusatau streptokus
grup A.
Infeksi bakteri primer yang paling sering terjadi, antara lain:Impetigo bulosa.
Merupakan infeksi superfisial kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus, ditandai oleh pembentukan bula dari vesikel asalnya. Bula tersebut
mengalami ruptur dan meninggalkan lesi yang merah serta basah. Contohnya:
Folikulitis merupakan infeksi stafilokokus yang timbul dalam folikel
rambut. Lesi bisa bersifat superfisial atau dalam. Sering terlihat pada daerah
erupsi vesikuler yang nyeri di sepanjang distribusi saraf sensorik dari satu atau
lebih ganglion posterior.
3) Infeksi Mikotik (Fungus)
Fungus (jamur) yang merupakan anggota dunia tanaman yang berukuran kecil
dan makan dari bahan organik, merupakan penyebab berbagai jenis infeksi kulit
yang sering ditemukan, antara lain:
Tinea pedis (jamur kaki/athletes foot). Merupakan infeksi jamur yang paling
sering ditemukan. Infeksi ini sering menjangkiti para remaja dan dewasa
muda kendati dapat terjadi pada setiap kelompok usia serta kedua jenis
kelamin.
Tinea korporis (penyakit jamur badan). Menjangkiti bagian muka, leher,
batang tubuh dan ekstremitas. Pada bagian yg terinfeksi akan tampak lesi
deteksi. Zona jaringan yang fungsinya terganggu akibat penyakit dan trauma.
Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh. Hal ini dapat terjadi karena
proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris; infeksi,
mukosa.
Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh karena proses trauma atau infeksi,
masalah metabolisme dan autoimun ( berkaitan erat dengan alergi). Faktor
tertentu di dalam jaringan tubuh mengembangkan sifat autogenik.
B. Tipe Lesi
a. Lesi primer:
Respon awal kulit terhadap pengaruh patofisiologik atau stresor
Lesi pertama yang tampak pada kulit dan secara visual strukturnya dapat
dikenali.
Antara lain:
1) Makula
Ukuran:
Titik sampai bercak
Diameter beberapa mm hingga cm
Warna:
Merah, coklat keputihan, dsb Tergantung penyebabnya:
a) Berasal dari vaskularisasi
Warna : merah kecoklatan
Bila ditekan berwarna pucat
Misal: hiperemia
b) Berasal dari pigmen darah
Warna: merah kebiruan
Misal: petechiae, purpura, ecchymoses (hematom)
c) Berasal dari pigmen melanin
Warna: biru kecoklatan
Misal: hiperpigmentasi
Hal ini merupakan perubahan dalam warna kulit. Mereka bervariasi dalam
ukuran dan bentuk, dan tampak sebagai pewarnaan pada kulit. Makula
dibentuk
Keluarnya
Dilatasi
dari
: Deposit
darah
permanen
pigmen
kedalam
dari
dalam
kulit,
kulit,
pembuluh
misalnya
misalnya
kapiler,
misalnya
frekles.
petekie.
nevi.
tumbuh ektopik.
Makula dan papula Terasa gatal, rasa terbakar, dan nyeri.
Permukaan papula: Erosi atau deskuamasi
3) Plak
Contoh: Leukoplakia lesi praganas (ada kecenderungan menjadi ganas)
4) Nodula (dungkul)
Ini serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam. Mereka bervariasi
dalam ukuran dan biasanya lebih besar dibandingkan papula. Contoh daro
nodul subkutan adalah nodul rematisme akut.
Contoh: Iritasi fibroma
Tumor jinak dari jaringan ikat yang terjadi karena iritasi kronis
(iritasi ringan yang terus menerus)
Dapat hilang sendiri atau tidak, setelah iritasi kronis dihilangkan (misal
eksisi)
5) Vesikula
Vesikel merupakan lepuh kecil yang dibentuk dengan akumulasi cairan
dalam epidermis ; mereka biasanya diisi dengan cairan serosa dan
ditemukan pada anak-anak yang menderita eksema.
6) Bula (blister)
Vesikel yg berisi cairan.
7) Pustula
Merupakan vesikel besar yang mengandung serum, pus atau darah. Mereka
ditemukan misalnya pada pemfigus neonatorum.
8) Keratosis
Penebalan yang tidak normal dari lapisan terluar epitel (stratum korneum).
10) Gelegata
Gelegata merupakan elevasi sementara kulit yang disebabkan oleh edema
dermis dan dilatasi kapiler sekitarnya. Biasanya berkaitan dengan respon
alergi terhadap bahan asing.
GAMBAR LESI PRIMER
1)
b. Lesi Sekunder
Perubahan yang terjadi dari lesi primer
Perubahan akibat berbagai faktor:
Faktor klien sendiri /lingkungan
Garukan,
Gesekan,
Medikasi,
Perkembangan alamiah penyakit
Proses involusi atau penyembuhan
Antara lain:
Erosi
Lesi yang berbevntuk retakan dan berukuran lebih lebar dari retakan tetapi
terbatas pada epidermis.
2) Ulkus
Kehilangan epidermis,yang meluaskedalam dermis atau lebih dalam lagi
atau destruksi epidermis (dengan atau tanpa cedera dermal) yang
menampakkan dermis.
3) Fissure
Fissure adalah letak linier pada kulit epidermis yang meluas kedermis.
Contoh kutu air.
4) Skuama
Skuama adalah sisisk epidermis,misalnya pada ketombe atau kulit yang
mengering.
5) Krusta
Krusta adalah adanya cairan eksudat pada suatu luka yang tertutup oleh
suatu kerak dimana eksudat dari lesi yang telah mengering pada kulit.
6) Sikatriks (Parut)
Jaringan parut adalah daerah pada tubuh dimana kulit telah tergantikan oleh
jaringan fibrosa,misalnya jaringan parut bekas luka bakar.
7) Keloid
Pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan
deformitas kontraktur atau parut bulbous yang luas.pembentukan parut
keloid terjadi pada sebagian kulit berpigmen dan cenderung secara progresif
menjadi semakin buruk.
8) Atrofi
Atrofi adalah pelisutan,pengecilan,emasiasi,berkurangnya ukuran dan fungsi
suatu jaringan pada kulit.
9) Likenifikasi
Penebalan kulit yang dapat dilihat sebagaimana juga dapat diraba dan yang
memiliki tandatanda kulit yang mengerut.
c. Lesi vascular
1) Petekie : Makula yang merah atau dan membentuk bulat, berukuran kecil
1-2 mm, terjadi sekunder akibat ektra vasasi darah, berkaitan dengan
kecenderungan perdarahan atau empoli pada kulit.
3)
Cherriy angloma : papuler dan bulat ,merah dan ungu, terjadi pada
ekstra
menitas,
badan,
menjadi
pucat
ketika
ditekan,
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah. (2008). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. (Ed 5).
Jakarta: FK UI.
Djuanda A. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. (Ed 4). Jakarta : EGC.
Doenges, Marlyn E. (2000). Rencana asuhan keperawatan.(Ed 3). Jakarta : EGC
Lewis et al. (2011). Medical surgical nursing : Assessment and management of clinical
problems. (8th.ed) St.Louis: Elsevier Mosby.