Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan
menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain, Relay dapat kita gunakan untuk
switching atau kontrol beban. Relay pada aplikasi kontrol sering digunakan sebagai
switching input ataupun output pada PLC atau mikrokontroler. Misalnya kita membuat
sensor yang keluarannya 5 Volt maka diperlukan relay untuk membuat sensor tersebut
dapat dibaca oleh PLC atau kita ingin menghidupkan lampu 220 Volt AC dengan
mikrokontroler maka kita memerlukan relay sebagai komponen tambahan karena keluaran
pada

mikrokontroler

hanya

volt.

Sebenarnya sudah ada IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan sebagai driver relay
seperti IC ULN 2000 atau ULN 2003, tetapi untuk menambah pemahaman kita dalam
dunia elektronika sebaiknya kita analisis isi dari IC tersebut untuk membuat sendiri
rangkaian driver relay yang kita inginkan.
1.2 Tujuan
1. Untuk pelajari beberapa sifat sensor
2. Untuk mempelajari rangkaian driver
3. Untuk mempelajari pengoeraisan relay

BAB II
Tinjauan Pustaka
Sensor adalah peralatan yang fungsinya untuk mendeteksi suatu gejala atau sinyal yang
berasal dari perubahan suatu energy
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki
elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini
berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan,
modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat
digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan
sumber listriknya.
Transistor sebenarnya berasal dari kata transfer yang berarti pemindahan dan
resistor yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian
transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu
tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John
Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958.
Ada 2 macam transistor yaitu jenis p-n-p dan jenis n-p-n. Ketiga bagian dibentuk dari
sebuah Kristal tunggal sebagai tuan rumah :hubungan p-n ini dibentuk dengan cara yang
sama. Banyak macam cara untuk membentuk hubungan p-n tersebut.Perbedaan pembuatan
hanya terletak pada bagainmana cara memasukkan bahan ketidakmurnian ke dalam bagian
yang dikehendaki.

( Reka Rio, 1999)

Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan
menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain, Relay dapat kita gunakan untuk
switching atau kontrol beban. Relay pada aplikasi kontrol sering digunakan sebagai switching
input ataupun output pada PLC atau mikrokontroler. Misalnya kita membuat sensor yang
keluarannya 5 Volt maka diperlukan relay untuk membuat sensor tersebut dapat dibaca oleh
PLC atau kita ingin menghidupkan lampu 220 Volt AC dengan mikrokontroler maka kita
memerlukan relay sebagai komponen tambahan karena keluaran pada mikrokontroler hanya 5
volt.
Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:
1. Normaly On : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay
diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah
lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).

2. Normaly Off : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay
diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah
lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).
3. Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT) : Relay jenis ini memiliki dua pasang
terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC).
Simbol Relay:

Relay adalah sebuat switch yang dioperaskan dengan energy magnetic.Pada poin
ini,kita dihubungkan dengan aplikasi sirkuit pada relay,bukan pada pengoperasian prinsip
magneticnya.Hal yang perlu kita ketahui tentang prinsip magneticnya adalah apa yang sudah
kita lihat dengan memperhatikan pemutus sirkuit magnetic,yang ketika arus mengalir melalui
kawat yang melingkari sebuah inti besi,sebuah energy magnetic tercipta yang menarik benda
metal.
Berikut ini cara relay bekerja.Jika tidak ada arus mengalir melalui kawat relay,tidak
ada kekuatan tarikan magnetic yang tercipta ,sehingga tegangan pegas mampu memutar
berlawaann arah jarum jam. Karena itu permukaan kontak atas terangkat dari bawah
permukaan kontak dan kontak terbuka, Hal ini diseburt keadaan normal pada relay. Dapat kita
katakan bahwa kawat relay mengalami kekurangan energy.
Tapi jika arus dipaksa mengalir melalui kawat relay oleh sumber tegangan
keluaran,maka sebuah energy magnetic diciptakan pada inti.Energi magnetic ini menarik
lengan besi pengorerasian,yang biasanya lebih kecil dari 1 cm. Energi magnetic melemahkan
tenaga pegas, mememutari batang besi searah jarum jam.Karena itu bagian atas permukaan
kontak dibawa ke bawah menuju permnukaan kontak bawah,menutupi kontak. Hal ini dapat
dikatakan sebagai keadaan tidak normal pada relay.Kita katakan bahwa relay tersebut
mengalami peningkatan energy.
Tidak ada skematik symbol universal yang digunakan untuk relay.Pada kasus ini,dan
jika ada lebih dari satu relay pada sirkuit,pasti ajda beberapa notasi skematik untuk

mengidentifikasi kontak yang mana yang terhubung dengan kabel yang mana.Hal ini biasanya
diatasi dengan memeberikan huruf alphabet pada relay tersebut. Pada RA-1 tertulis di atas
symbol kontak yang diidentifikasikan bahwa kontak tersebut termasuk relay A dan karena itu
dikendalikan oleh kawat RA. Angka 1 pada RA-1 menandakan angka kontak pada relay yang
memiliki banyak kontak.
Kawat relay terhubung secara seri dengan sebuah saklar SW manual. Kontak relay
terhubung secara seri dengan resistor beban. Dua sirkuit seri diparalelkan satu dengan yang
lain,yang keduanya didorong oleh sumber tegangan E.Ketika saklar manual SW ditutup,relay
Ra menimbulkan tenaga,menutuo kontaknya dan mengalirkan arus melewati muatan.
Anda mungkin bertanya,mengapa terganggu dengan relay,mengapa tidak hubungkan
saja saklar yang dioperasikan manual secara seri dengan muatan? Ada beberapa alasan praktis
mengapa kita tidak melakukannya.
Jika muatan membawa sejumlah besar arus,hal tersebut pasti dikontrol oleh kontak
heavy duty. Kontak heavy duty membutuhkan sejumlah besar enegri untuk menutupnyakadangkala lebih banyak energy dari tangan manusia dapat gunakan dengan nyaman. Karena
itu kita mengunakan kawat relay magnetic untuk menggunakan energi besar yang dibutuhkan
untuk menutup kontak heavy duty. Kita membuatnya sendiri dengan mudah dengan mengikat
pengerahan tenaga kita untuk saklar flipping light-duty SW. Saklar ini mungkin model light
duty,karena kawal relay yang berisi energy memiliki sedikit arus.
Alasan lain untuk menggunakan relay untuk mengontrol sebuah muatan adalah karena
muatan mungkin terletak agak jauh dari control point. Kemudian,walaupun jika arus muatan
tidak terlalu besar dan membutuhkan saklar heavy duty,hal tersebut masih cukup besar untuk
menyebabkan drop tegangan object sepanjang panjangnya kabel. Kita dapat mengeliminasi
drop tegangan object dengan memendekkan kabel ke saklar manual jauh. Tidak ada drop
tegangan yang parah terjadi di sepanjang panjangnya kabel saklar,karena arus kawat relay
cukup kecil.
Alasan ketiga untuk menggunakan relay adalah untuk menyalurkan tenaga sebuah
muatan untuk melindungi operator saklar pada lingkungan bertegangan tinggi. Muatan
tegangan umum industry di Amerika Serikat sekitar 460 V,sebuah tegangan yang berbahaya.
Hal yang burujk menginstal sebuah saklar operasi manual pada jalur supplai 460 V,karena
operator mungkin celaka pada kontak bertegangan tinggi ketika ia mengoperasikan saklar.
( Timothy,1984)
Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan
menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain, Relay dapat kita gunakan untuk
switching atau kontrol beban. Relay pada aplikasi kontrol sering digunakan sebagai switching

input ataupun output pada PLC atau mikrokontroler. Misalnya kita membuat sensor yang
keluarannya 5 Volt maka diperlukan relay untuk membuat sensor tersebut dapat dibaca oleh
PLC atau kita ingin menghidupkan lampu 220 Volt AC dengan mikrokontroler maka kita
memerlukan relay sebagai komponen tambahan karena keluaran pada mikrokontroler hanya 5
volt.
Tingkat pertama dari sebuah system pengukuran biasanya merupakan sebuah sensor
atau transduser. Sensor atau transduser ini merupakan sebuah device yang berfungsi untuk
mengkonversi besar-besaran yang sedang diamati atau diukur,contohnya pergerakan
mekanik,temperature,tekanan ataupun gaya, menjadi sebuah sinyal elektrik.
Komponen rrangkaian penguat (op-amp) sangat sering digunakan untuk terlebih
dahulu memperkuat sinyal-sinyal elektrik yanmg lemah yang dihasilkan oleh sebuah
transduser

sebelum

dilakukan

pengolahan

lebih

lanjut

terhadap

sinyal-sinyal

tersebut.Konfigurasi `rangkaian penguat yang paling cocok untuk digunakan adalah


bergantung sepenuhnya pada karakteristik dari sinyal keluaran transduser.Beberapa parameter
terpenting yang harus diperhatikan antara lain meliputi level sinyal yang diharapkan,respon
frekuensi serta impedansi sumber.

(George Winder,2003)

Transistor bipolar adalah komponen yang bekerja berdasarkan ada atau tidak adanya
aliran di kaki memicu pangkalan. Dalam aplikasi Pengendali relay, transistor bekerja
sebagai saklar yang pada saat itu tidak menerima pemicu saat ini, maka transistor akan berada
dalam posisi off-potong dan tidak melakukan saat ini, Ic = 0. Dan ketika basis menerima
aliran pemicu, maka transistor akan berubah menjadi keadaan saturasi dan memberikan saat
ini. Berikut ini adalah sirkuit praktis dari driver relay yang handal untuk digunakan dalam
proyek

mikrokontroler.

Sirkuit di sebelah kiri adalah kolektor umum atau pengikut emitor dan memiliki
keuntungan satu bagian kurang sejak resistor tidak diperlukan secara seri dengan basis
transistor. Namun tegangan di kumparan relay akan ada dua dioda tetes kurang dari tegangan
suplai,

atau

sekitar

11

volt

untuk

input

12,5

volt.

Konfigurasi emitor umum di sebelah kanan menawarkan keuntungan dari tegangan


suplai penuh di beban untuk sebagian besar waktu tunda, yang membuat relay tarik-in dan
drop-out tegangan kurang perhatian tetapi membutuhkan tambahan resistor secara seri dengan
transistor dasar. Emitor umum (sirkuit di sebelah kanan) adalah sirkuit yang lebih baik karena
resistor basis seri bisa dipilih untuk mendapatkan waktu tunda yang diinginkan sedangkan
kapasitor harus dipilih untuk kolektor umum (atau resistor tambahan yang digunakan secara
paralel

dengan

kapasitor).

Waktu tunda untuk emitor umum akan konstanta waktu sekitar 3 atau 3 * R * C.
Kapasitor / resistor nilai dapat bekerja keluar dari arus kumparan relay dan transistor
keuntungan. Misalnya 120 ohm kumparan relay akan menarik 100 mA pada 12 volt dan
penulis menganggap keuntungan transistor 30, arus basis akan 100/30 = 3 mA. Tegangan
pada resistor akan menjadi tegangan suplai dikurangi tetes dioda dua atau 12-1,4 = 10,6.
Nilai resistor akan menjadi tegangan / arus = 10.6/0.003 = 3533 atau sekitar 3.6K. Nilai
kapasitor untuk penundaan 15 detik akan 15/3R = 1327 UF. Kita bisa menggunakan
kapasitor 1000 UF standar dan meningkatkan resistor secara proporsional untuk
mendapatkan 15 detik.
Interface relay dengan rangkaian digital perlu dipahami apabila kita akan menggunakan relay
yang dikontrol melalui rangkaian digital. Pemahaman tentang interface antara relay dengan
rangkaian digital ini perlu diketahui karena tegangan kerja antara relay dan rangkaian digital
yang tidak sama. Rangkaian digital menggunakan sumber tegangan +5 volt DC sedangkan
tegangan kerja relay DC berfariasi dari 6V, 12V dan 24V. Penggunaan relay sering menjadi
pilihan karena relay mudah dikontrol, relay dapat diberibeban yang besar baik beban AC
maupun DC, dan sebagai isolator yang baik antara rangkaian beban dengan rangkaian kendali.
Rangkaian interface relay dpat dibangun menggunakan konsep transistor sebagai saklar.
Transistor yang digunakan untuk driver relay dapat dikonfigurasikan dengan common emitor,
emitor follower atau transistor darlington. Teknik interface antara relay dengan rangkaian
digital atau rangkaian microcontroller dapat dilihat pada gambar berikut. Click Here
Rangkaian Interface Relay Ke Rangkaian Digital driver relay,rangkaian relay,interace
relay,saklar elektromagnetic,skema relay,menghubungkan relay ke microcontroler,membuat
inteface relai,relay,interface relay dan microcontroller,relay DC,rangkaian kendali dengan
relay,saklar elektronik,driver relay untuk rangkaian digital

BAB III
Metodologi Percobaan
3.1 Komponen dan Peralatan
3.1.1. Komponen
1.Relay 5 V
Fungsi : untuk mengalirkan listrik dengan arus yang besar dengan yang
menggunakan

kendali listrik dengan arus kecil.

2.Tr
Fungsi : - Sebagai penguat amplifier.
- Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
- Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
3.LED
Fungsi : indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk
menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.
4.LDR
Fungsi : menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya
(Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
5.NTC
Fungsi : untuk mengukur suhu,nilai tahanannya akan naik jika temperature turun dan
akan turun jika temperature naik
6.PTC
Fungsi : untuk mengukur suhu,nilai tahanannya akan naik jika temperature naik dan
turun jika temperature turun
3.1.2. Peralatan
1. Multimeter
Fungsi : mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi)

2. Osiloskop
Fungsi : memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari
3.Generator Signal
Fungsi : menghasilkan gelombang segi empat yang biasnya digunakan untuk menguji
suatu rangkaian.
4.Catu daya/trafo
Fungsi : menyalurkan energi listrik ke tegangan rendah maupun ke tegangan tinggi,
penyaluran ini berlangsung dalam frekuensi yang sama.
5.Protoboard
Fungsi : board yang digunakan untuk membuat rangkaian elektronik sementara
dengan tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder.
6. Jumper
Fungsi : jembatan dari dua buah sambungan.
3.2.Prosedur Percobaan
1.Dirakit rangkaian seperti Gambar 1 pada protoboard.
2.Diukur tegangan pada titik titik tertentu dan dicatat hasilnya.
3.Ditutup dan buka sensor LDR dan diperhatikan perubahan pada relay dan keadaan
lampu LED,kemudiean dicatat hasilnya
4. Diganti sensor LDR dengan NTC,diperhatikan perubahan pada relay dan keadaan
lampu LED,kemudian dicatat hasilnya.
5.Diganti sensor NTC dengan PTC,diperhatikan perubahan pada relay dan keadaan
lampu LED,kemudian dicatat hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Clayton George.2003.Operational Amplifiers.Erlangga.Jakarta.


Hal.216
Maloney.Timothy J.1984.Electric Circuits Principles And Applications.Prentice Hall.USA.
Hal.181-184
Rio Reka S.1999.Fisika dan Teknologi Semikonduktor.Jakarta.Pradnya Pramudita.Jakarta.
Hal.101

Nama : Henri Wahyu Putra Siahaan


NIM

: 130108054

1. Jelaskan secara singkat beberapa sensor dan cara kerja masing masing komponen!
Jenis-Jenis Sensor pada dasarnya terbagi menjadi 8 macam. Akan tetapi sebelum kita
menilik lebih lanjut kita perlu mengetahui apakah sensor itu. Sensor merupakan alat
yang berfungsi untuk mengubah suatu daya menjadi daya lain. Sensor sendiri
merupakan turunan dari transedur yang memiliki fungsi sama dengan sensor. Sensor
sendiri terbagi kedalam beberapa jenis, seperti yang sudah dijelaskan di awal jenis
sensor terbagi menjadi 8 macam. Yang pertama adalah sensor suhu. Sensor suhu
sendiri memiliki empat jenis yang sering digunakan dibandingkan dengan jenis
lainnya. Keempat jenis tersebut adalah Termistor, IC sensor, Thermocouple, serta
Resistance Temperature Detector. Sensor suhu biasa dipakai pada termometer. Selain
itu terdapat sensor kecepatan dan tekanan. Sensor tekanan memanfaatkan kinerja
kawat. Ketika kawat mengalami tekanan maka akan diubah menjadi sinyal listrik.
Sensor tekanan biasa dipakai pada remot atau kalkulator. Sedang untuk sensor
kecepatan yang biasa diaplikasikan kepada kendaraan bermotor. Sensor kecepatan
biasa memanfaatkan perputaran roda pada kendaraan bermotor.
Jenis-jenis sensor lain adalah sensor ultrasonik. Sensor jenis ini memanfaatkan
pantulan gelombang suara. Dengan memancarkan gelombang serta menangkap
kembali pantulan gelombang suara tersebut. Sensor ultrasonik sering digunakan oleh
kapal laut untuk menentukan kedalaman laut yang mereka lewati. Selajutnya adalah
sensor sinar atau cahaya. Sensor cahaya memiliki tiga kategori; Fotovoltaic (sel solar),
Fotokonduktif, dan Fotolistrik. Sensor cahaya biasa digunakan pada alat detektor
harga pada berbagai supermarket ataupun infrared pada handphone. Berikutnya adalah
sensor magnet. Seperti namanya, sensor jenis ini memanfaatkan medan magnet pada
objek yang menyebabkan perubahan pada indikator. Sensor model ini harus terbebas
dari debu, pasir, asap, dan juga uap. Sensor ini banyak diaplikasikan pada detektor
logam yang biasa dipakai oleh satpam guna mendeteksi barang-barang berbahaya.
Jenis-jenis sensor berikutnya adalah sensor penyandi. Sensor jenis ini
memanfaatkan gerakan berputar menjadi sinyal digital. Sensor jenis ini memiliki dua
lapisan; penyandi rotasi tambahan dan penyandi absolut. Penyandi rotasi berfugsi
untuk mengkalkulasi rotasi untuk setiap putarannya. Sedangkan penyandi absolut

melengkapi kinerja penyandi rotasi serta memberi kode binary pada masing-masing
sudut. Sensor jenis ini banyak dipakai pada brangkas-brangkas penyimpanan pada
bank. Yang terakhir adalah sensor proximity. Sensor ini mendeteksi adanya target
logam tanpa bersentuhan. Sensor jenis ini banyak diaplikasikan pada berbagai saklar
mikro dan terkemas dari getaran, cairan, serta cairan kimia.
Cara kerja komponen
a Relay: cara kerja relay terdiri dari dua sirkuit yang terpisah dan benar-benar
independen. Yang pertama adalah di bagian bawah dan menggerakkan elektromagnet.
Di sirkuit ini, saklar mengendalikan tegangan dari baterai terhadap elektromagnet.
Ketika saklar tersebut aktif, elektromagnet akan aktif, dan menarik angker dinamo
(biru). Angker dinamo bertindak sebagai saklar dalam rangkaian kedua. Ketika
elektromagnet diberi energi, angker dinamo menghubungkan sirkuit kedua sehingga
lampu menyala. Ketika elektromagnet tidak diberi energi, pegas akan menarik angker
dinamo kembali dan sirkuit kedua terputus sehingga lampu kembali mati.
b. Transistor: Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan
arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik
yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki
3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang
akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk penguat transistor bisa juga
digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang cukup besar pada
basis transistor hingga mencapai titik jenuh.Pada kondisi seperti ini kolektor dan
emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis
teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka.
c.LED : LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada
semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang
diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)
menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke
wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).LED atau Light Emitting Diode
yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan
sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.

d.LDR : Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis / jalur melengkung yang
menyerupai bentuk kurva. Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang
sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya. Pada gambar jalur cadmium sulphida
dibuat melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam
ruang (area) yang sempit. Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor
yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika
cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap
sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan
elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan
hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.
e.NTC : Resistansi NTC thermis diterima oleh seluruh partisipan berkurang secara
proporsional dengan peningkatan suhu.
f.PTC : elemen pemanas sensitif mengatur kekuatan sesuai dengan temperatur yang
diperlukan. Para input daya tergantung pada output yang diminta panas.
Karena Perlawanan khusus suhu-karakteristik, ada suhu ada tambahan peraturan atau
perangkat keselamatan diperlukan sementara mencapai tinggi tingkat daya panas
ketika menggunakan area resistansi rendah
2.Rangkaian interface relay dpat dibangun menggunakan konsep transistor sebagai
saklar. Transistor yang digunakan untuk driver relay dapat dikonfigurasikan dengan
common emitor, emitor follower atau transistor darlington. Pada gambar 8.6, transistor
digunakan sebagai driver. Fungsi transistor ini adalah untuk menguakan arus dari
perangkat kontrol yang terlalu lemah jika digunakan secara langsung untuk
mengaktifkan sebuah relay.

Gambar 8.6 Transistor Sebagai Driver

Anda mungkin juga menyukai