2. Pengujian Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan material menahan deformasi plastis. Kekerasan material
menentukan:
o ketahanan aus.
o ketahanan gores.
Metode Pengujian kekerasan :
Metode Goresan Mohs
Metode Penekanan / Penusukan
Metode Pantulan Shore Schleroskop
adalah pencampuran/pengabungan sekurangnya dua material yang berbeda fasa dan strktur
mikroskopiknya. Contoh material komposit adalah kuningan. Kuningan merupakan
pencampuran/pengabungan antara loga sang dengan logam kuningan. Material komposit terdiri
dari bahan penyusun dan bahan yang mengisolasi bahan lain.
Jenis-jenis material komposit
1. Material komposit serat, yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar yang
diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat, sebagai contoh adalah
FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan banyak digunakan, yang sering
disebut fiber glass.
2. Komposit lapis (laminated composite), yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan
penguat, contohnya polywood, laminated glass yang seringdigunakan sebagai bahan bangunan
dan kelengkapannya.
3. Komposit partikel (particulate composite), yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan
bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering kita
jumpai sebagai betin.
Kelebihan material komposit
Bahan komposit mempunyai sifat fisik dan sifat mekanik yang banyak. Beberapa kelebihan
komposit adalah :
1. Gabungan dua bahan material yang mempunyai sifat mekanik yang lebih baik dari bahan
dasarnya
2. Bahan komposit tahan terhadap kikisan
3. Priduk yang dihasilkan dari paduan logam mempunyai sifat yang menarik dalam segi fisik
Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan
untuk suatu sistem resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi,
kekakuan tinggi (ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan.
Hal ini berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak akan
mengalami kegagalan getas.
Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai sifat-sifat
mekanis yang optimal dari komponen serat, resin harus mampu berubah panjang paling tidak
sama dengan serat. Gambar dibawah ini memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki
untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu bukan
dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%,
akan membutuhkan resin dengan perpanjangan paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk
mencapai sifat tarik yang maksimum.
Jelaskan ciri-ciri patah ulet dan patah getas. Logam yang biasanya kita kenal sebagai material
ulet bisa mengalami patah getas, fenomena ini sering dikenal dengan DBT (Ductile to Brittle
Tension). Jelaskan pula faktor-faktor apa saja yang bisa mengakibatkan terjadinya DBT
tersebut.
Patah Ulet
Patah yang dikarena pembebanan yang menyebabkan material mengalami deformasi plastic. Dan
apabila beban dihilangkan maka crack akan berhenti pula. Patahan ulet ini ditandai dengan
penyerapan energy yang cukup besar contohnya seperti tembaga yang di tempa, tembaga tersebut
cenderung menerima energy sehingga menyebabkan deformasi plastic dan apabila telah
menyampai titik tolenransinya maka akan timbul crack.
Ciri-ciri :
1. Didahului deformasi plastic
2. Apabila pembebanan dihilangkan/dihentikan maka retak akan berhenti pula
3. Temperature
4. Permukaan yang mengalami retak berwarna berbeda dari semula
Patah Getas
Patah getas terjadi lebih cepat dari pada patah ulet, karena patah getas sering tidak awali dengan
deformasi plastic. Patah getas dapat mengikuti batas butir ataupun memotong butir. Bila bidang
patahannya mengikuti batas butir, maka disebut patah getas intergranular, sedangkan bila
patahannya memotong butir maka disebut patah getas transgranular.
Cirri-ciri :
1. Biasanya terjadi pada temperatur rendah
2. Sering tidak diawali deformasi plastic
3. Memerlukan energy patahan yang relative kecil
Faktor yang mempengaruhi patah getas :
Tegangan tiga sumbu
Laju regangan
Temperature
Terdapat 3 faktor dasar yang mendukung terjadinya patah dari benda ulet menjadi patah getas:
1. Keadaan tegangan 3 sumbu/ takikan.
2. Suhu yang rendah.
3. Laju regangan yang tinggi/ laju pembebanan yang cepat.
Fatik merupakan ketahanan suatu material menerima pembebanan dinamik. Benda yang tidak
tahan terhadap fatik akan mengalami kegagalan pada kondisi pembebanan dinamik (beban
berfluktuasi ). Mengalami kegagalan ( patah ) pada tegangan jauh di bawah tegangan yang
diperlukan untuk membuatnya patah pada pembebanan tunggal ( statis ). Kegagalan fatik
biasanya terjadi pada tempat yang konsentrasi tegangannya besar, seperti pada ujung yang tajam
atau notch. Tidak ada indikasi awal terjadinya patah fatik dan retakan fatik yang terjadi bersifat
halus, maka patah fatik sulit untuk dideteksi dari awal.
Jenis beban dinamik sinusoidal ditunjukkan pada gambar berikut:
1. Beban tegangan bolak-balik ( reversed stress )
2. Beban tegangan berulang ( repeated stress )
3. Beban tegangan tidak beraturan ( random stress ).
grafik fatigue
Dalam merancang suatu komponen, untuk menentukan tegangan aman yang di izinkan, para
perekayasa sering menggunakan cara estimasi umur fatik dengan menggunakan pendekatan
tegangan. Metode ini merupakan cara konvensional dan paling simpel, mudah dilakukan untuk
aplikasi perencanaan, sangat baik diterapkan pada kondisi pembebanan elastis, mampu
menunjukan batas rentang pakai yang aman (safe life) bahkan tak hingga (infinite life).
serta sangat tepat untuk perencanaan komponen pada kondisi fatik siklus tinggi. Namun perlu
diperhatikan bahwa metode ini tidak cocok untuk kondisi fatik siklus rendah karena metode ini
tidak dapat menghitung pengaruh tegangan-regangan sebenarnya pada saat terjadi deformasi
peluluhan lokal, terbatas hanya pada material logam terutama baja karena pada material tertentu
tidak dapat menunjukan respon data yang tepat bila menggunakan pendekatan ini.
Syarat utama untuk menggunakan metode pendekatan tegangan mengacu pada asumsi
perhitungan mekanika benda padat bahwa komposisi material idealnya homogen, kontinyu dan
bebas cacat atau bebas retak. Tujuan utama menggunakan pendekatan ini pada perencanaan
komponen adalah untuk mendapatkan umur pakai aman bahkan tak hingga.
Teknik Pengujian Material Tanpa Merusak Benda Ujinya. pengujian Non Destructive atau sering
kita dengar dengan NonDestructive Testing atau NDT, pengujian ini dilakukan untuk menjamin
bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati batas toleransi kerusakan.
NDT biasanya dilakukan paling tidak dua kali. Pertama, selama dan diakhir proses fabrikasi, hal
ini berguna untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap
fabrikasi, Hasil NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT
dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah
menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance-nya.
Dari tipe keberadaannya crack, kerusakan atau cacat pada material NDT dapat dibedakan dalam
2 macam, yaitu: surface crack dan inside crack. Sebaiknya Pada saat pen
gujian maka harus sudah ditentukan dahulu targetnya (misal surface crack atau inside crack),
baru digunakan metoda NDT yang tepat.
Pengujian suatu material yang mengakibatkan kerusakan pada material biasanya dalam
penggujian digunakan sample dari material yang akan diuji, ada beberapa macam pengujian
merusak, yaitu :
1. Tensile Testing
2. Torsion Testing
3. Fatigue Testing
4. Bend Testing
5. Impact Testing
Tensile Testing
Apa yang dimaksud dengan Tensile Test ?
Tensile test atau disebut juga tension test, adalah mechanical test yang paling dasar yang dapat
dilakukan untuk mengetahui kemampuan mekanik dari suatu material. Tensile tests sangat
simple, relatif tidak mahal dan memenuhi standarad. Dengan menarik benda uji tersebut akan
segera mengetahui bagaimana kemampuan suatu material mampu menahan suatu beban yang
diberikan. Dengan cara menarik benda uji tersebut akan didapatkan strength dari material dan
bagaimana batas ulur-nya.
Mengapa Melakukan Tensile Test atau Tension Test?
Untuk mendapatkan substansi tensile testing. Apabila diteruskan menarik material hingga
putus, maka akan didapatkan kurva bagaimana material tersebut bereaksi sewaktu diberikan
beban. Titik dimana terjadi kegagalan disebut Ultimate Strength atau UTS.
Adalah daerah linier dari kurva mengenai
hubungan antara beban atau gaya dan kemuluran (elongation). Dimana perbandingan / ratio
stress dan strain adalah konstan (E = stress () / strain () ) dan disebut Modulus of Elasticity
atau Youngs Modulus.
Yield Strength
Adalah stress yang terjadi pada material yang mulai mengalami plastic deformation pada waktu
material dibebani.
Strain
Kemuluran yang terjadi pada waktu benda uji dibebani
Dalam keadaaan murni Al sangat lemah dan lunak, terutama kekuatan sangat rendah untuk dapat
digunakan pada berbagai keperluan teknik. Tetapi apabila dipadu dengan sejumlah kecil logam
lain maka sifat-sifat mekanik alumunium yang asli dapat diperbaiki. Logam-logam yang sering
dipadukan dengan Al adalah: Cu, Si, Mg, Ni, Mn dll.
Dengan pebaikan sifat ini sering kali sifat tahan korosi dan pengahantar panas dan listriknya
menurun, demikian juga keuletannya. Pengaruh unsur dalam paduan Al sangat komplek.