Anda di halaman 1dari 11

1.

judul

Meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa semester IV


prodi pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNIB dengan
pendekatan Genre
By kasmaini, SS.MPd
FKIP UNIB
2. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari banyak indikator baik dari
proses maupun dari hasil capaiannya. Dari hasil belajar juga bisa dilihat dari
beberapa petunjuk seperti nilai akhir semester dan kemampuan pada mata kuliah
berikutnya yang masih berhubungan, misalnya kemampuan mahasiswa pada mata
kuliah writing III sangat erat hubungannya dengan keberhasilan pengajaran pada
writing II karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjutan atau bersyarat.
Baik buruknya kualitas tulisan mahasiswa pada writing III merupakan gambaran
proses belajar pada writing II.
Berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam menulis ini, peneliti
mengamati kualitas tulisan yang ditulis mahasiswa semester III yang mengambil
mata kuliah writing II masih sangat rendah.Peneliti yang dalam hal ini mengampu
mata kuliah writing II, menganalisa tulisan dalam bentuk paragraph yang di tulis
mahasiswa banyak terdapat kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut berkisar
pada penempatan struktur kalimat atau grammar yang tidak tepat misalnya
karangan berbentuk narasi yang pada umumnya past tense di tulis dengan pola
kalimat present tense atau kesalahan pada pilihan kata misalnya seharusnya
memakai kata kerja bentuk kedua mahasiswa masih memakai bentuk pertama.
Disamping pilihan kata kerja tersebut, kekurangan juga terjadi dalam pilihan kata
(choice of word) dengan sense yang tepat.
Dari paragraph yang ditulis mahasiswa pada writing II juga terlihat bahwa
karangan mereka kurang koheren. Satu paragraph tidak hanya mengembangkan

satu ide pokok tapi lebih. Hal ini juga disebabkan mereka belum terbiasa
menggunakan transition signal yang tepat. Dari hasil tanya jawab, diketahui
mereka juga kesulitan dalam menentukan topik yang akan ditulis. Kesulitankesulitan diatas menyebabkan mereka kurang tertarik untuk menulis dalam hal ini
menulis dalam bahasa Inggris.
Berkaitan dengan kesulitan dalam menulis, hal ini juga dialami oleh
mahasiswa di negara yang memakai bahasa Inggris baik sebagai bahasa kedua
maupun bahasa pertama apalagi mahasiswa bahasa Ingggris FKIP UNIB dimana
bahasa Inggris masih merupakan bahasa asing yang tentunya aturan dan retorika
penuliasan bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa mereka, bahasa
Indonesia.Richard and Renandya (2002) mengatakan bahwa writing is the most
difficult skill for second language learners to master. Ini berarti menulis memang
keahlian yang paling sulit untuk dikuasai bagi pelajar bahasa kedua termasuk
mahasiswa bahasa Inggris FKIP UNIB sebagai pelajar bahasa asing. Selanjutnya,
Zheng dalam Yan (2005) mengatakan bahwa in EFL teachers and students face
certain problems in the process of teaching and learning writing. Jadi kesulitan
dalam menulis juga dialami oleh pengajarnya dalam proses pembelajaran menulis.
Mengenai pembelajaran writing atau menulis di Indonesia Emilia (2005)
mengatakan bahwa pengajaran menulis bahasa Inggris di Indonesia perlu
diperbaiki karena dua alasan yaitu kekurangan waktu dan praktek atau latihan
dalam menulis teks yang koheren dalam berbagai genre (jenis teks).
Berdasarkan pada masalah-masalah diatas yang dialami oleh semester IV
sekarang, peneliti merasa perlu segera melakukan penelitian tindakan kelas pada
semester IV pada mata kuliah writing III. Pada mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan mampu menulis berbagai jenis paragraph dengan cara dan penempatan
struktur kalimat dan pilihan kata yang tepat serta susunan ide yang koheren
(menurut silabus mata kuliah writing III Program studi Pendidikan bahasa Inggris
FKIP UNIB
Melihat uraian silabus dan masalah yang dialami mahasiswa seperti
tertera diatas, peneliti merasa pendekatan Genre sangat tepat digunakan karena
pendekatan ini disamping menitik beratkan pengajaran writing atau menulis pada

jenis teks , pendekatan ini juga terdiri dari teknik Teaching and Learning Cycle
yang mempunyai lima tahapan dalam mengajar menulis seperti building the
context, modeling and deconstructing the text, joint construction of the text,
independent construction of the text and linking related text. Kelima tahapan ini
membuat belajar menulis bukan merupakan tugas sekali jadi (one-off writing task)
tapi lebih merupakan proses yang berkelanjutan dengan scaffolding (bantuan
sementara) dari pengajar (dosen) yang lama kelamaan intensitasnya akan
berkurang sesuai dengan kemajuan yang dimiliki mahasiswa tersebut.
Dengan adanya pendekatan genre dangan teaching and learning cycle serta
scaffolding diatas, peneliti yakin mahasiswa akan sangat terbantu dalam
menentukan judul yang akan ditulis (building the context), cara menulis paragraph
dengan jenis teks tertentu (modeling and deconstructing the text), grammar atau
struktur kalimat yang tepat serta pilihan kata untuk jenis teks tertentu (Joint
construction of the text and independent construction of the text). Pada saat
mereka menulis peneliti atau dosen juga akan membantu mereka jika mahasiswa
tersebut mengalami kesulitan (scaffolding) dan diakhir praktek menulis mereka
akan diberi waktu untuk mengoreksi tulisan mereka dengan membandingkan apa
yang telah mereka tulis dengan paragraf lain baik yang sejenis maupun tidak
untuk melihat sejauh mana mereka bisa menulis dengan benar (Linking trelated
text).
Pendekatan Genre ini memungkinkan pengajaran writing atau menulis
menjadi tidak menakutkan bagi mahasiswa. Mereka akan merasa senang menulis
dan tidak merasa menulis itu membosankan dan menulis ide yang sama berulangulang. Oleh sebab itu, peneliti melalui penelitian ini akan melihat sejauh mana
pendekatan genre ini bisa meningkatkan kemampuan ( kualitas) mahasiswa dalam
menulis berbagai jenis paragraph dan sejauh mana pendekatan ini bisa menjadi
pengajaran yang tidak membosan bagi mahasiswa.
B. Tujuan
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengungkapkan
informasi tentang efektivitas pendekatan genre dalam meningkatkan kemampuan

menulis berbagai jenis paragraf dengan benar baik dari segi penempatan struktur
kalimat, pilihan kata dan susunan ide-idenya.
3. Perumusan Masalah
Ada banyak masalah dalam menulis. Masalah tersebut seperti teknik
mengajar, materi yang tidak menarik, atmosfir kelas yang tidak mendukung dan
lain-lain, tapi berdasarkan masalah-masalah yang ada pada latar belakang diatas
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
sejauh mana pendekatan genre bisa meningkatkan kemampuan menulis
mahasiswa semester IV pada mata kuliah writing III program studi pendidikan
bahasa Inggris FKIP UNIB?
4. Metodologi
A. Penelitian tindakan kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dirancang untuk dua siklus. Masing masing siklus terdiri dari
empat kali pertemuan. setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi.
Adapun prosedur penelitian pada tiap-tiap siklus adalah sebagai berikut:
Siklus 1
1. Perencanaan (Plan)
a. Merancang aktifitas yang akan dilaksanakan pada waktu proses
belajar mengajar dengan pendekatan genre
b.Memberikan model-model teks yang akan dipakai dalam proses
belajar mengajar (deskripsi, eksposisi, dan narasi )
c. Membagi mahasiswa dalam bentuk kelompok
d. Mahasiswa menulis secara individu
2. Tindakan (Action)
a. Dosen menjelaskan tentang konteks dari model-model teks dan ciricirinya masng-masing

b. Dosen membagi contoh dari paragraph yang akan dijadikan model.


c. Mendidskusikan struktur kalimat, pola kalimat dan konteks dari
model paragraph tersebut.
d. Mendiskusikan komponen paragraph diatas dalam diskusi kelas dan
kelompok.
e. Setelah melihat kesiapan mahasiswa, mereka di minta mencari judul
sendiri dan menulis secara individu
f. Dosen mengumpulkan tulisan mahasiswa untuk di koreksi oleh
tim,ketua dan anggota penelitian.
3. Observasi
a. Dosen yang lain, anggota penelitian, mengobservasi proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti dan sebaliknya disaat anggota
peneliti mengajar dosen yang lainnya mengobservasi.
b. Dosen yang mengobservasi melakukan checklist pada lembaran
observasi.
4. Refleksi
Tim mendiskusikan hasil observasi langsung dan hasil checklisk
lembaran observasi serta hasil kerja tulisan mahasiswa untuk melihat
sejauh mana kelemahan kelemahan pada siklus satu ini dan
meraencanakan tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya, siklus
dua.
Siklus II
Siklus ini merupakan lanjutan dari siklus pertama dengan perubahan
pada perencanaan dan tindakan sesuai dengan permasalahan pada
siklus sebelumnya.
B. Instrumen

Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai


pengampuh mata kuliah. Instrumen lain yang dipakai adalah checklist observasi
dan test. Untuk melakukan observasi peneliti meminta bantuan kepada teman
sejawat untuk melakukan observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak bisa
mengamati secara seksama ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung..
Tes digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan pada setiap siklus.
Tes dilakukan dua kali yaitu tes awal (pre-test) dan tes di akhir tiap siklus yang
dianalisis menggunakan metode Heaton. Hasil tes ini akan memberikan gambaran
tentang peningkatan kemampuan menulis mahasiswa mulai dari siklus satu
sampai pada akhir siklus dua.
C. Indikator keberhasilan
Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis tergambar dari hasil
tes menulis yang diberikan disetiap akhir siklus. Adapun indikator keberhasilan
dalam ppenelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengenal tipe-tipe text (type of text) yaitu narasi,
eksposisi, deskripsi dan argumentasi
2. Mahasiswa mampu mengembangkan paragraph dengan menggunakan
struktur kalimat (sentence structure) yang baik dan benar
3. Mahasiswa mampu menempatkan pilihan kata (choice of word) yang
tepat
4. Mahasiswa mampu mengorganisasi text (paragraph) dengan koheren.
5. Nilai rata-rata diakhir siklus kedua diatas 70 (kategori good, Heaton,
1997)
D. Tehnik analisis data
1. Analisis hasil observasi check list dengan menggunakan metode analisis
deskriptif komparatif.
2.Hasil tes menulis dianalisis menggunakan metode Heaton
5. Pemecahan masalah/Pembahasan
Hasil Siklus I

Hasil Observasi Mahasiswa


Pada siklus satu terlihat bahwa ketertarikan mahasiswa terhadap
pendekatan genre masih belum memuaskan sesuai dengan indikator
keberhasilan yaitu sekitar 50 % yang baru terlihat antusias dan aktif
mengikuti pelajaran dan sisanya masih terlihat pasif.
Hasil Belajar siklus I
Nilai rata-rata skor menulis mahasiswa pada siklus 1 yaitu 66,7.
Angka ini belum sesuai dengan target pencapaian yaitu rata-rata 70
Hasil Refleksi dan Evaluasi siklus I
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi ditemukan bahwa
mahasiswa masih belum begitu paham dengan pendekatan ini. Disamping
itu, dosen yang mengajar juga belum begitu menguasai kelas.
Hasil Siklus 2
Hasil Observasi Mahasiswa siklus 2
Pada siklus 2 mahasiswa sudah menunjukkan perubahan dimana
jumlah mahasiswa yang aktif bertambah menjadi sekitar 90 %. Angka ini
sudah mencapai target walaupun tidak 100 %.
Hasil belajar siklus 2
Hasil rata-rata skor menulis mahasiswa pada siklus 2 yaitu 76,1.
Skor ini sudah mencapai target pencapaian.
Hasil Refleksi dan Evaluasi siklus 2
Pada tahap ini terlihat mahasiswa sudah aktif, partisipatif dan
antusias dalam belajar. Disamping itu, mahasiswa sudah mulai terbiasa
dengan pendekatan ini. Dosen yang mengajar terlihat lebih percaya diri
dan menguasai kelas.
Pembahasan

Peningkatan hasil belajar pada setiap siklus dimulai dengan adanya rasa
ketertarikan mahasiswa terhadap metode atau pendekatan yang diberikan oleh
dosen. Seperti yang dikatakan oleh Paltridge (2001), approach refers to the theory
of language and language learning that underlies the particular approach.
Ketertarikan ini membuat mahasiswa aktif dan sangat membantu mereka dalam
memahami

dan mempraktekan

pendekatan ini. Langkah-langkah dalam

memahami pendekatan ini diberikan secara bertahap sampai mereka paham dan
mampu menulis sendiri. Tahapan ini sejalan dengan apa yang ada pendekatan
genre yang terdiri dari lima step (Feez and Joyce,1998) yaitu building the context
dimana mahasiswa pada tahapan ini diperkenalkan pada konteks sosial dari
sebuah model teks yang akan dipelajari. Tahapan berikutnya yaitu modeling and
deconstructing the text. Kegiatan pada tahapan ini mhs mempelajari pola kalimat
dan ciri-ciri kebahasaan dari teks yang dicontohkan dan membandingkan teks
model dengan model lainnya. Langkah ketiga yaitu joint construction of the text
dimana mahasiswa mendiskusikan konstruksi dai teks model dan yang keempat,
independent construction of the text, disini mahasiswa mulai bekeja mandiri
menulis sebuah teks dan yang kelima, linking to related text dimana mahasiswa
membandingkan jenis text yang ditulis dengan teks yang sudah ada dari berbagai
bidang seperti sosiologi, psikologi dan laini-lain untuk menyakinkan mereka telah
menguasai jenis teks yang mereka tulis.
Secara umum pendekatan ini sangat membantu mahasiswa untuk menulis.
Hasil siklus I dan 2 menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Misalnya pada
siklus 1 persentase mahasiswa yang tertarik dengan tehnik yang diberikan dosen
berjumlah 50 %. Pada siklus 2 meningkat menjadi 90%. Peningkatan ini
disebabkan oleh upaya-upaya penyempurnaan teknik mengajar yang diberikan
oleh dosen sehingga permasalahan inti yang dihadapi oleh mahasiswa bisa
dipecahkan. Upaya upaya penyempurnaan tersebut seperti

pemberian

scaffolding (bantuan sementara) pada setiap langkah dari teaching and learning
cycle (siklus pembelajaran) dari pendekatan genre. Scaffolding ini paling banyak
diberikan pada tiga tahapan pertama sedangkan pada tahapan keempat dan lima
hanya mahasiswa tertentu yang mendapat bantuan. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan Feez and Joice (1998) bahwa scaffolding is provided to help students
move from dependent to independent ones. Ini berarti scaffolding diberikan sesuai
dengan kemajuan yang dialami mahasiswa jika mahasiswa sudah cukup mengerti
scaffolding akan dikurangi dan akhirnya di tiadakan sehingga mereka betul betul
mengerti.
Pada silkus 2 juga terlihat peningkatan skor menulis mahasiswa dari siklus
1. peningkatan ini dilihat dari teori heaton yaitu pada siklus 1 kategori
kemampuan menulis mahasiswa berada pada kategori poor dan average maka
pada siklus 2 menjadi rata-rata pada kategori good dan ada yang very good
(Heaton, 1997)
Peningkatan kemampuan menulis mahasiswa pada tiap siklus seiring
dengan peningkatan ketertarikan mahasiswa pada teknik yang diberikan dosen .
Walaupun demikian ada beberapa mahasiswa yang belum termotivasi. Mereka ini
nanti akan dibimbing secara personal sehingga mereka tidak tertinggal jauh
dengan kawan-kawannya. Peningkatan ketertarikan tersebut bisa dilihat dari hasil
checlisk observasi yang terdiri dari 4 kriteria yaitu Mahasiswa tertarik dengan
teknik

dosen,

tehnik

membantu

mahasiswa

menulis,mahasiswa

terus

menggunakan teknik yang diajarkan dosen dan mahasiswa termotivasi dalam


menulis.
Hasil observasi siklus I sekitar 41.5 % mahasiswa tertarik dengan tehnik
ini sedangkan pada siklus kedua 83,3% mahasiswa tertarik dg teknik yang dipakai
dosen. Ini menunjukan bahwa tehnik yang dipakai cukup bermanfaat bagi
mahasiswa dan hal ini akan memberi efek positif pada kualitas tulisan yang
mereka hasilkan.
Secara garis besar penelitian ini dianggap berhasil karena adanya
perbaikan-perbaikan dalam hal proses belajar mengajar. Perbaikan proses
merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan menulis .
6. Kesimpulan
a. Tehnik genre meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa

b. Mahasiswa lebih tertarik dan aktif menggunakan teaching and


learning cycle
7. Saran dan Rencana penelitian selanjutnya
saran
A. Dosen writing dianjurkan menggunakan metode ini untuk mengajar mata
kuliah writing baik itu writing I, II, III dan IV
B. Terapkan dua strategi yang ada pada genre based approach yaitu teaching and
learning cycle dan scaffolding
Rencana penelitian selanjutnya
Penelitian selanjutnya bisa dilakukan pada mata kuliah writing yang lain
dan pendekatan genre ini juga bisa diterapkan pada sekolah menengah.
8. Daftar Pustaka
Candlin, N and Mercer, Neil.2004. English Language Teaching in its Social
Context. London. The Open University
Emilia, Emi.2005. The Effectiveness of Genre Based Approach In Academic
Teaching Writing at a State University in West Java, (online),
(http://curry, Edschool.Sydney. edu/epltt/genrebasedapproach.Html,
Retrieved on June 3rd 2006 at 8.oo am)
Hyland.2004. Genre and Second Language Teaching. Ann Arbor: The University
of Michigan Press
Heaton,J.B.1997. Writing English Language Test. New York. Longman Inc.
Johnson, Andrew P. 2005. A Short Guide to Action Research. Boston: Pearson
Education, Inc.
Kemmis and Robin.1988. The Action Research Planner. Sydney: Deakin
University Press

10

University of Michigan Press Paltridge. 2001. Genre and the Language Learning
Classroom. Ann Arbor: The University of Michigan Press
Richards and Renandya. 2002. Methodology in Language Teaching. Cambridge:
Cambridge University Press
Ur,Penny.2000.
A
Course
of
Language
Teaching:Practice
Theory.Cambridge.Cambridge University Press

and

Yan, Guo.2006.Genre and and the Language Learning Classroom. English


Teaching Forum.Vol 43. No 3

11

Anda mungkin juga menyukai