Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi merupakan perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, baik bagi orangorang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya.
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orangorang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Selain itu, koperasi juga sebagai
gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan salah satu pilar ekonomi.
Sampai sekarang Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan untuk
menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih
menghadapai hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan.
Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan
Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru perekonomian Indonesia
yang merupakan sistem perekonomian yang yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar
1945.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian umum koperasi?
2. Apa landasan koperasi Indonesia?
3. Apa fungsi koperasi Indonesia?
4. Apa azas dan sendi dasar koperasi?
5. Apa arti penting ekonomi koperasi?
6. Apa ruang lingkup ekonomi koperasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian umum koperasi.
2. Untuk mengetahui landasan koperasi Indonesi.
3. Untuk mengetahui fungsi koperasi Indonesia.
4. Untuk mengetahui azas dan sendi dasar koperasi.
5. Untuk mengetahui arti penting ekonomi koperasi.
6. Untuk mengetahui ruang lingkup ekonomi koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi Dilihat dari Asal Katanya
1

Dilihat dari asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation
yang berarti usaha bersama. Dengan arti seperti itu, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan
secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai koperasi. Secara umum Koperasi
dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah
perusahaan yang dikelola secara demokratis.
2.1.2 Koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992
Definisi Koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian yaitu koperasi
merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seseorang atau badan hukum koperasi,
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.
Berdasarkan batasan koperasi ini, Koperasi Indonesia mengandung 5 unsur sebagai
berikut :
1) Koperasi adalah Badan Usaha (Business Enterprise)
Sebagai Badan Usaha, maka koperasi harus memperoleh laba. Laba merupakan
elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis, di mana sistem itu akan gagal bekerja
tanpa memperoleh laba.
2) Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan hukum koperasi
Ini berarti bahwa, Koperasi Indonesia bukan kumpulan modal. Dalam hal ini, UU
Nomor 25 Tahun 1992 memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota) yang
ingin membentuk organisasi koperasi (minimal 20 orang), untuk koperasi primer dan
3 Badan Hukum Koperasi untuk koperasi sekunder. Syarat lain yang harus dipenuhi
ialah bahwa anggota-anggota tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
3) Koperasi Indonesia adalah koperasi yang berkerja berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992, ada 7 prinsip Koperasi Indonesia dan ini akan
diuraikan pda tulisan berikutnya. Secara singkat, prinsip koperasi ini pada dasarnya
merupakan jati diri koperasi.
4) Koperasi Indonesia adalah Gerakan Ekonomi Rakyat
Ini berarti bahwa, Koperasi Indonesia merupakan bagian dari system perekonomia
nasional. Dengan demikian, kegiatan usaha koperasi tidak semata-mata hanya
ditunjukan kepada anggota, tetapi juga kepada masyarakat umum.
5) Koperasi Indonesia berazaskan kekeluargaan
Dengan azas ini, keputusan yang berkaitan dengan usaha dan organisasi dilandasi
dengan jiwa kekeluargaan. Segala keputusan diambil secara musyawarah dan
2

mufakat. Inti dari azas kekeluargaan yang dimaksud adalah adanya rasa keadilan dan
cinta kasih dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan berkoperasi.
2.1.3 Pengertian Koperasi Menurut Ahli
1) Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan
hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya,
itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan
(Hatta, 1954).
2) Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi
secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap
modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan
yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip dari Edilius dan
Sudarsono, 1993).
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam Koperasi
setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur
pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. Sebagai
suatu bentuk perusahaan, Koperasi berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuhan
ekonomi para anggotanya secara efisien. Sedangkan sebagai perkumpulan orang,
Koperasi memiliki watak sosial.
Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian
mengenai pengertian Koperasi tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka.
(2) Bentuk kerjasama dalam Koperasi bersifat sukarela.
(3) Masing-masing anggota Koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
(4) Masing-masing anggota Koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta
mengawasi jalannya usaha Koperasi.
(5) Risiko dan keuntungan usaha Koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang secara suka rela
yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka dengan
asas kekeluargaan.
2.2 Landasan Koperasi Indonesia
3

Landasan Koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran,
serta kedudukan Koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana
dinyatakan dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Koperasi di
Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut :
2.2.1 Landasan Idiil
Sesuai dengan Bab II UU No. 25 tahun 1992, landasan idiil Koperasi Indonesia
adalah Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai landasan Koperasi Indonesia ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia
dalam kehidupan sehari-harinya.
Dengan kedudukan seperti itu, maka wajar bia Pancasila diterima sebagai landasan
idiil Koperasi ataupun organisasi-organisasi lainnya di Indonesia. Pancasila, dengan
masing-masing silanya, akan menjadi pedoman yang akan mengarahkan semua tindakan
Koperasi dan organisasi-organisasi lainnya itu dalam mengemban fungsinya masing-masing
di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Pancasila yang dimaksud di sini adalah rumusan yang ada di dalam pembukaan UUD
1945 alinea ke empat, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2.2 Landasan Strukturil
Selain menempatkan Pancasila sebagaii landasan idiil Koperasi Indonesia, Bab II UU
No. 25 Tahun 1992 menempatkan UUD 1945 sebagai landasan strukturil Koperasi
Indonesia. UUD 1945, sebagaimana diketahui, merupakan aturan pokok organisasi negara
Repbublik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
terdapat berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia
dalam bernegara. Dalam UUD 1945 kita menemukan mekanisme hubungan antara lembagalembaga negara, kedudukan, tugas dan wewenang masing-masing lembaga negara, serta
ketentuan-ketentuan lain yang dipandang perlu keberadaannya sebagai pedoman dasar
penyelenggaraan negara Republik Indonesia.
Sebagai salah satu bentuk organisasi ekonomi yang hidup di Indonesia, maka
penempatan UUD 1945 sebagai landasan structural Koperasi Indonesia ini adalahsesuatu
yang wajar. Lebih-lebih, sehubungan dengan masalah perekonomian, ayat 1 pasal 33 UUD
1945 telah dengan tugas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak disusun di
Indonesia adalah suatu perekonomian usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
4

Sebagaimana telah ditegaskan oleh Bung Hatta, yang dimaksud dengan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dalam ayat 1 pasal 33 UUD 1945 itu adalah Koperasi.
Artinya, semangat usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan itu pada mulanya
adalah semangat Koperasi. Semangat Koperasi itulah yang kemudian hendak diangkat
menjadi semangat susunan perekonomian Indonesia oleh UUD 1945. Dengan penjelasan
itu, maka mudah dimengerti bila dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 ditemukan
penegasan bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan susunan perekonomian usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan itu ialah Koperasi.
Dengan adanya penegasan itu tentu tidak berarti bahwa bangun perusahaan lain
kemudian menjadi sama sekali tidak sesuai dengan susunan perekonomian Indonesia. Yang
dimaksud oleh ayat 1 pasal 33 UUD 1945 itu adalah bahwa, di satu pihak, perekonomian
Indonesia secara keseluruhan harus disusun berdasar atas semangat Koperasi. Agar
perekonomian Indonesia benar-benar dapat disusun seperti itu, maka di pihak lain bangun
perusahaan yang dikembangkan di Indonesia hendaklah disusun sesuai dengan semangat
Koperasi itu pula.
Artinya, semangat usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan atau semangat
Koperasi itu, tidak hanya harus ditumbuhkan di dalam lingkungan Koperasi. Tapi juga harus
menjadi semangat dasar dari proses perekayasaan elemen-elemen sistem perekonomian
Indonesia secara keseluruhan, dan semangat dasar bagi bentuk-bentuk perusahaan lainnya.
Namun demikian, mengingat pasal 33 ayat 1 UUD 1945 hanya memuat ketentuanketentuan pokok tentang perekonomian Indonesia, maka penunjukkan Koperasi sebagai
lembaga ekonomi yang sesuai dengan jiwa pasal tersebut perlu dijabarkan secara lebih
terinci. Untuk ituah diperlukan undang-undang tentang perkoperasian, Dengan kedudukan
seperti itu, berarti undang-undang yang mengatur Koperasi di Indonesia harus bergerak atau
bertitik tolak dari ketentuan-ketentuan dan semangat yang terkandung di dalam pasal 33
ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.
Perlu ditambahkan, Pasal 33 UUD 1945 pada dasarnya mengatur perikehidupan
ekonomi bangsa Indonesiaa yang di dalam gerak pelaksanaannya didasarkan pada prinsip
demokrasi ekonomi. Artinya, usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi warga negara Indonesia
harus dilakukan melalui usaha bersama di antara para anggota masyarakat. Dengan semikian
kegiatan ekonomi merupakan kegiatan untuk mencapai kepentingan ekonomi bersama
melalui suatu organisasi kerjasama, yang bergerak di bawah pimpinan dan pengawasan
secara demokratis oleh warga atau anggota-anggota masyarakat sendiri. Tujuannya adalah
untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang sebesar-besarnya.
2.3 Fungsi Koperasi di Indonesia
5

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan pendirian koperasi


di Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan undangundang dasar 1945.
Agar koperasi Indonesia dapat mengemban tujuan tersebut, UU No.25/1992
kemudian menggariskan fungsi yang harus diemban koperasi dalam turut membangun
perekonomian Indonesia. Tujuannya adalah agar pengembangan koperasi di Indonesia dapat
memiliki arah yang jelas. Dengan cara itu, diharapkan koperasi dapat mengemban misinya
sebagai sokoguru perekonomian nasional.
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No.25/1992 itu, fungsi koperasi dalam garis
besarnya sebagai berikut :
1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan social mereka.
Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umunya relative
kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun
sebagai satu kesatuan, sehingga memungkinkan terbentuknya sinergis. Sinergis adalah
kekuatan yang lebih besar sebagai akibat dari penggabungan potensi-potensi
individual.
Dengan terhimpunannya potensi kemampuan yang lebih besar dalam wadah
koperasi, maka koperasi tiodak hanya akan memiliki kekuatan untuk mengembangkan
potensi secara optimal. Dengan dukungan potensi itu, koperasi juga akan memliki
kekuatan untuk melainkan peranan yang lebih besar dalam peraturan perekonomian
nasional. Dengan cara itu pada tahap selanjutnya, koperasi akan memiliki peluang
yang lebih besar pula dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social
masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada khususnya.
2) Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
masyarakat.
Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para
anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah
kerjasama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
6

masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan ini hanya bisa dicapai
oleh koperasi bila ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan
meningkatkan

kesejahteraan

ekonomi

anggota-anggotanya

serta

masyarakat

disekitarnya.
Sebab itu, pada tahap pertama, pelaksanaan usaha koperasi harus benar-benar
diarahkan pada upaya meningkatkan kesejahteraan ekonom. Setelah itu, dengan
meningkatkannya tingkat kesejahteraan ekonomi para anggota koperasi pada
khususnyanya, dan masyarakat pada umumnya, pada tahap berikutnya koperasi akan
memiliki peluang untuk turut serta meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat disekitarnya.
Perlu ditambahkan, partisipasi aktif para anggota koperasi dalam mengelola
perusahaan, secara tidak langsung adalah salah satu bentuk pendidikan praktis
mengenai manajemen usaha koperasi kepada para anggotanya. Kita menyadari betapa
pentingnya

peranan

pendidikan

dan

pengalaman

praktis

dalam

usaha

menumbuhkembangkan pengetahuan dan jiwa kewiraswataan diantara para anggota


koperasi. Sebab itu, melalui pendidikan pengolahan koperasi, para anggota koperasi
akan memperoleh pengalaman yang sangat tinggi nilainya dalam pengembangan
potensi dan inisiatif pribadinya.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perkonomian nasional dengan koperasi sokogurunya.
Sesuai dengan bunyi pasal 33 ayat 1 UU Dasar 1945 berikut penjelasannya,
perekonomian nasional Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Perekonomian nasional berdasar atas demokrasi ekonomi, yang
dipentingkan adalah kemakmuran semua orang bukan kemakmuran orang seorang.
Sehubungan dengan susunan perekonomian nasional sebagai usaha bersama
berdasar atas dasar kekeluargaan itu, maka kostitusiaonal dinyatakan sesuai dengan
susunan perekonomian nasional tersebut. Penyebabnya tidak lain karena koperasi
adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Dengan sifat
seperti itu maka koperasi diharapkan memperkokoh perekonomian rakyat.
Dalam rangka menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat, koperasi
harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien.
Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat
sebagai dasar kekuatan dan ketahan perekonomian nasional.
7

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang


merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam system perekonomian Indonesia.
Koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional
bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomian lainnya. Namun demikian, karena
koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk perusahaan
lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat terhormat dalam system
perekonomian Indonesia.
Dengan fungsi dan peran seperti itu, tanggung jawab untuk membangun
susunan perekonomian nasional sebagaimana dimanfaatkan oleh undang-undang
dasar 1945 sebagian besar teletak di pundak koperasi. Koperasi tidak dapat mengelak
dari amanat konstitusi itu. Sebab itu, adanya kesungguhan koperasi untuk memiliki
usaha yang sehat dan tangguh tidak dapat dielakkan. Hanya dengan cara itulah
koperasi dapat mengemban amanat kostitusi secara meyakinkan.
2.4 Azas dan Sendi Dasar Koperasi
2.4.1 Azas Koperasi
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, Pasal 2, menetapkan kekeluargaan sebagai asas
Koperasi. Di satu pihak, hal itu sejalan dengan penegasan ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 beserta
penjelasnnya. Sejauh bentuk-bentuk perusahaan lainnya tidak dibangun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan, semangat kekeluargaan ini merupakan pembeda
utama antara Koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya.
Di pihak lain, manusia Indonesia memang mengakui kodrat kemanusiaannya sebagai
makhluk pribadi yang mempunyai potensi, inisiatif dan daya kreasi,yang harus
dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Hal itu
adalah demi tercapainya kemakmuran dan kebahagiaan dalam arti yang sesungguhnya.
Dengan kesadaran mengenai kodrat kemanusiaan seperti itu, maka setiap manusia Indonesia
percaya bahwa dirinya tidak akan dapat berkembang dengan baik apabila ia tidak bekerja
sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Kesadaran seperti itulah yang kemudian mendorong tumbuhnya sikap mental yang
mengarah pada semangat kekeluargaan. Dengan demikian, dengan diangkatnya semangat
kekeluargaan sebagai asas Koperasi, maka ia diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
pada masing-masing orang yang terlibat dalam organisasi Koperasi, untuk senantiasa
bekerjasama dengan anggota-anggota Koperasi lainnya, dengan rasa setia kawan yang tinggi.
Rasa setia kawan yang tinggi ini sangat penting artinya bagi perkembangan usaha
koperasi. Sebab rasa setia kawan akan mendorong setiap anggota Koperasi untuk merasa
8

sebagai satu keluarga besar yang senasib dan sepenanggunagan dalam memenuhi hajat
hidupnya. Di samping itu, kehendak untuk bersatu, bekerja sama, dan tolong-menolong,
memang hanya dapat tumbuh di dalam Koperasi, bila adanya rasa setia kawan.
Pada dasarnya, rasa setia kawan telah ada dalam masyarakat Indonesia sebagai sifat
asli bangsa Indonesia. Sifat itu antara lain terwujud dalam kehidupan nyata dalam bentuk
gotong-royong namun perasaan kekeluargaan dengan kesetiakawanan saja sebenarnya belum
cukup kuat, sebab ia hanya menciptakan ikatan persekutuan yang kurang dinamis. Hal itu
tentu belum cukup kuat untuk mendorong kemajuan Koperasi.
Karena itu, dalam pengembangan Koperasi, rasa setia kawan tersebut harus didukung
oleh unsur-unsur lainnya, yaitu adanya kesadaran kan harga diri dan kepercayaan pada diri
sendiri. Dengan demikian, ketiga unsur itu, rasa setia kawan, kesadaran akan harga diri, dan
kepercayaan pada diri sendiri, diharapkan akan saling memperkuat setiap anggota Koperasi
dalam melakukan usaha untuk meningkatkan kemakmuran bersama.
2.4.2 Sendi Dasar Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi (dalam UU Koperasi Nomor 12/1967 disebutkan dengan
istilah sendi-sendi koperasi) merupakan pedoman atau acuan yang menjiwai dan mendasari
setiap gerak dan langkah usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi anggota masyarakat
yang terbatas kemampuan ekonominya. Prinsip koperasi memiliki makna sebagai pedoman
dalam mencapai tujuan dan ciri khas yang dimiliki oleh koperasi yang membedakannya
dengan organisasi ekonomi lain.
2.4.2.1 Prinsip Koperasi dalam The Cooperative Sector
Prinsip Koperasi dalam The Cooperative Sector yang ditulis pada tahun 1951, Dr.
Fauguet menegaskan adanya empat prinsip yang harus dipenuhi oleh setiap entitas yang
menamakan dirinya sebagai koperasi. Empat prinsip itu adalah :
1) Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan kesukarelaan.
2) Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para anggota.
3) Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam ketatalaksanaan
dan usaha koperasi.
4) Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil usaha yang
diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh para angggotanya
Menurut Dr. Fauguet, prinsip pertama dan kedua berlaku mutlak dalam koperasi. Hal
ini berarti bahwa dalam setiap organisasi atau perkumpulan yang menamakan dirinya
koperasi harus diberlakukan prinsip pertama dan kedua. Sementara prinsip ketiga dan
keempat bila perlu dapat ditiadakan apabila ada kondisi yang memaksa.

2.4.2.2 Prinsip koperasi menurut Rochdale


1) Barang-barang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan yang benar
2) Penjualan barang dalam tunai
3)
Harga penjualan menurut harga pasar
4) Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut perimbangan
5)
6)
7)
8)
9)

jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke koperasi


Masing-masing anggota mempunyai satu suara
Netral dalam politik dan keagamaan
Adanya pembatasan bunga atas modal
Keanggotaan bersifat sukarela
Semua anggota menyumbang dalam permodalan (saling tolong untuk mencapai
penyelamatan secara mandiri)
2.4.2.3 Prinsip Koperasi menurut International Cooperative Alliance
Persekutuan Koperasi Internasional (ICA) berusaha merumuskan sendi dasar koperasi

yang berlaku untuk berbagai negara. Usaha ini dilakukan pada tahun 1930 sampai dengan
tahun 1934. prinsip-prinsip yang disepakati adalah sebagai berikut :
1) Keanggotaannya bersifat terbuka
2) Pengawasan secara demokratis
3) Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau proporsi
partisipasinya dalam koperasi.
4) Adanya bunga uang yang terbatas atas modal.
5) Tidak membedakan politik dan agama anggota.
6) Tata niaga dilaksanakan secara tunai.
7) Menyelenggarakan pendidikan bagi para anggotanya.
2.4.2.4 Prinsip Koperasi dalam Kongres Internasional Cooperative Alliance
Dalam kongres Internasional Cooperative Alliance ke 23 yang berlangsung di WINA pada
tahun 1966 rumusan baru prinsip-prinsip koperasi hasil kongres Wina itu adalah sebagai
berikut :
1)
2)
3)
4)
5)

Keanggotaan Koperasi harus bersifat sukarela dan terbuka


Koperasi harus diselenggarakan secara demokratis
Modal yang berasal dari simpanan uang dibatasi tingkat bunganya
Sisa hasil usaha, jika ada, yang berasal dari usaha koperasi harus menjadi milik anggota
Koperasi harus menyelenggarakan pendidikan terhadap anggota-anggotanya, pengurus,

pegawai koperasi, serta terhadap warga masyarakat pada umumnya


6) Seluruh organisasi koperasi baik koperasi pada tingkat lokal, pada tingkat provinsi, pada
tingkat nasional dan koperasi di seluruh dunia hendaknya menyelenggarakan usaha sesuai
dengan kepentingan anggotanya.
2.4.2.5 Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
10

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.


2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masung anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5) Kemandirian.
2.5 Arti Penting Ekonomi Koperasi
Berbicara tentang ekonomi koperasi tidak terlepas dari konsep ekonomi dan koperasi.
Ekonomi secara umum diartikan sebagai usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup,
sedangkan koperasi adalah organisasi ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus
sebagai pelanggan.
Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi, sehingga setiap
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional akan berprinsip pada Prinsip
Ekonomi, yaitu menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang maksimal.
Prinsip ekonomi memberikan arah bagi manusia yang rasional tentang cara memilih
berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup. Pilihan ini dimungkinkan karena
setiap kebutuhan tertentu dapat dipenuhi oleh berbagai alat pemuas kebutuhan. Jika seseorang
lapar, maka orang tersebut dapat meilih makanan buah-buahan, sayur-sayuran, roti dan lainlain. Juga dalam hal buah-buahan, orang tersebut bisa memilih jeruk, apel, mangga, pisang,
dan lain-lain. Batasan yang paling pas dalam memilih berbagai alat pemuas kebutuhan tadi
adalah anggaran yang dimiliki orang itu, artinya dengan anggaran tertentu seseorang hanya
akan dapat memilih alat pemuas tadi dan diusahakan dicapai kepuasan maksimal atas
penggunaan barang yang dipilih.
Guna menginvestasikan dananya, manusia yang rasional akan memilih alternatif
invenstasi yang memberikan manfaat yang paling besar. Misalnya, si A mempunyai dana Rp.
100 Juta dan akan diinvestasikan ke dalam usaha tertentu. Alternatif investasi yang mungkin
adalah koperasi, korporasi, CV atau usaha mandiri. Alternatif mana yang akan dipilih si A ?
Bila si A bertindak sebagai manusia yang rasional, ia akan memilih alternatif yang
memberikan manfaat paling besar dari keempat alternatif tersebut.
Ukuran besarnya manfaat tentu saja didasarkan pada pandangan si A terhadap
alternatif tersebut sebab pengukuran manfaat sangat bersifat subyektif artinya setiap orang
akan melakukan penilaian berbeda sehubungan dengan alternatif investasi tersebut. Bila
koperasi mampu memberikan manfaat paling besar dari keempat alternatif tersebut, maka si
11

A akan menginvestasikan pada koperasi. Tetapi bila korporasi memberikan manfaat


lebihbesar daripada alternatif lainnya, maka korporasi akan dipilih si A.
Guna menjelaskan keunggulan bersaing, koperasi terlebih dahulu harus dibedakan
dari organisasi ekonomi lainnya. Perbedaan ini penting mengingat tujuan masing-masing unit
usaha dan pola kepemilikan, serta aktivitas-aktivitas usahanya berbeda. Dari segi tujuan,
secara garis besar dibedakan dalam tujuan memperoleh keuntungan (profit motive) dan tidak
memperoleh keuntungan (non-profit motive).
Koperasi dan Yayasan termasuk kedalam unit usaha yang non-profit motive. Di luar
kedua unit usaha tersbeut digolongkan ke dalam profit motive. Dari segi kepemilikan,
koperasi adalah organisasi ekonomi yang dimiliki anggotanya, sedangkan unit-unit usaha
lainnya dimiliki oleh pemilik modal. Dari segi aktivitasnya, koperasi mengumpulkan dananya
terutama dari anggota dan setiap penggunaan dana dalam koperasi harus diarahkan pada
kepentingan anggota. Sedangkan organisasi ekonomi lainnya menarik dana dari pemilik dana
dan setiap penggunaan dana diarahkan untuk memenuhi kepentingan pemilik dana tersebut.
Jadi perbedaan pokok antara koperasi dengan organisasi ekonomi lain adalah bahwa
koperasi adalah organisasi ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pelanggan, sedangkan organisasi ekonomi lainnya (non koperasi) adalah organisasi
ekonomi yang dimiliki oleh anggotanya (pemodal) tetapi mereka bukan pelanggan dari
organisasi ekonomi yang dibentuk.
2.6 Ruang Lingkup Ekonomi Koperasi
Ekonomi koperasi membahas tentang peranan ilmu ekonomi dalam mengembangkan
koperasi. Iimu ekonomi yang dimaksud terutama dari ilmu ekonomi mikro karena koperasi di
pandang sebagai unit usaha yang mempunyai tujuan ekonomi. Hanya saja ada perbedaan
tujuan ekonomi koperasi dengan unit usaha yang bukan koperasi. Umumnya unit usaha
bukan koperasi bertujuan mencari keuntungan juga melakukan pelayanan kepada anggotanya.
Koperasi sebagai bagian dari sistem pasar akan bersaing dengan unit usaha lain dalam pasar
yang sama-sama memberikan pelayanan kepada anggota masyarakat, sehingga faktor
keunggulan komparatif sangat penting bagi eksistensi koperasi. Dasar yang digunakan dalam
mengetahui keunggulan bersaing adalah efesiensi usaha, artinya hanya unit usaha yang
mempunyai tingkat efesiensi tertinggi yang mempunyai keunggulan bersaing dalam sistem
pasar yang demikian luas.
12

Sisi lain dari ekonomi koperasi yang mendukung berbagai harapan yang dikemukakan adalah
kewirausahaan koperasi dan kebijakan-kebijakan koperasi, khususnya di Indonesia.
Kewirausahaan koperasi perlu dibahas karena maju mundurnya koperasi tergantung pada
keputusan-keputusan yang diambil para wirausaha koperasi, seperti anggota dan manajemen.
Berbagai kendala yang melingkupi proses pengambilan keputusan para wirakop perlu
dikemukakan sebagai jalan untuk mencari dan menemukan alternatif keputusan lain yang
lebih baik. Salah satu tipe kewirausahaan koperasi adalah kewirakoperasian birokrat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

13

1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang secara


suka rela yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
ekonomi mereka dengan asas kekeluargaan.
2. Landasan Koperasi Indonesia terdiri dari landasan idiil yaitu Pancasila, dan
landasan strukturil yaitu UUD 1945.
3. Fungsi Koperasi di Indonesia adalah :
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social mereka.
2. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perkonomian nasional dengan koperasi sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Azas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan yang ditetapkan dalam UndangUndang No. 25 Tahun 1992 Pasal 2.
Sendi dasar koperasi merupakan pedoman atau acuan yang menjiwai dan
mendasari setiap gerak dan langkah usaha koperasi sebagai organisasi
ekonomi anggota masyarakat yang terbatas kemampuan ekonominya. Sendi
dasar koperasi (prinsip koperasi) meliputi : Prinsip Koperasi dalam The
Cooperative Sector,Prinsip koperasi menurut Rochdale, Prinsip Koperasi
menurut International Cooperative Alliance, dan prinsip-prinsip Koperasi
Indonesia.
5. Arti penting ekonomi koperasi adalah adanya perbedaan pokok antara
koperasi dengan organisasi ekonomi lain, bahwa koperasi adalah organisasi
ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan,
sedangkan organisasi ekonomi lainnya (non koperasi) adalah organisasi
ekonomi yang dimiliki oleh anggotanya (pemodal) tetapi mereka bukan
pelanggan dari organisasi ekonomi yang dibentuk.
6. Ruang lingkup ekonomi koperasi membahas tentang peranan ilmu ekonomi
dalam mengembangkan koperasi. Iimu ekonomi yang dimaksud terutama dari
ilmu ekonomi mikro karena koperasi di pandang sebagai unit usaha yang
mempunyai tujuan ekonomi.

14

15

Anda mungkin juga menyukai