Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah yang
merupakan cairan kental, lengket, yang memberikan tahanan dua sampai tiga kali lebih besar daripada
air biasa atau larutan garam. Viskositas darah bergantung sebagian pada plasma dan sebagian pada
jumlah sel darah merah yang ada. Viskositas darah biasanya konstan, tetapi akan berkurang bila
diberikan sejumlah besar larutan garam. Pengganti plasma seperti dextran merupakan cairan kental.
Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit berpengaruh pada viskositas, tetapi
akan meningkat pada polisitemia. Viskositas darah yang rendah berhubungan dengan tekanan darah
rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan darah tinggi (Green,2008).
Faktor yang mempengaruhi ukuran suatu arteriol
1. Nadi Arteri
Denyut arteri paling mudah diraba dan seringkali dapat dilihat. Bila nadi dipakai untuk menentukan
,rekuensi jantung, maka harus ditentukan jumlah siklus jantung dalam satu menit. Waktunya harus
dimulai dari nadi pertama dan nadi pertama ini harus di hitung sebagai nol (0). Berikutnya dihitung
sebagai 1, berikutnya lagi 2 dan seterusnya. Nadi radial adalah nadi yang paling sering dipakai untuk
menentukan frekuensi jantung. Perlu diingat bahwa perubahan tekanan darah di arteri radialis inilah yan.
terasa bilamana nadi ditentukan, kenaikan tekanan yang cepat dari 80 mmHg ke 120 mmHg waktu sistole
dihantarkan secepatnya melalui arteri dengan kecepatan kira-kira enam meter per detik dan perubahan
tekanan memerlukan kira-kira 1<10 detik untuk mencapai pergelangan tangan. Perlu diperhatikan dalam
membedakan antara tekanan darah dan aliran darah. Darah yang dikeluarkan dari jantung setiap denyut
mengalir jauh lebih lambat dan memerlukan sejumlah detik untuk mencapai pergelangan tangan dan
tidak tiba sebelum lewat beberapa denyut. Meskipun adanya denyut nadi memastikan bahwa lintasa
pembuluh darah utama adalah pasti antara jantung dan lokasi perabaan nadi, fakta bahwa tidak ada nadi
bukan berarti bahwa tidak ada aliran darah di !alam arteri/ Fluktuasi tekanan !arah di dalam arteri antara
tekanan sistole (120 mmHg) dan tekanan diastole (80 mmHg) yang menimbulkan adanya nadi. Bila
karena suatu sebab ti!ak terdapat perbedaan antara kedua tekanan tersebut, dan tekanan merupakan
tekanan rata-rata 100 mmHg, dimana masih terdapat suatu aliran darah yan. memadai, namun nadi ti!ak
dapat diraba. Adanya tahanan terhadap aliran darah proksimal dari tempat pengukuran inilah yang
menghilangkan perbedaan tekanan antara sistole dan diastole, jadi adanya tahanan arteriole
menghilangkan perubahan tekanan dari kapiler. Begitu pula suatu obstruksi dicabang arteri akan
menghilangkan atau merubah nadi. Bila terdapat obstruksi total, maka darah akan mengalir melalui
saluran-saluran anastomose (Green, 2008).
Koartaksio Aorta
Suatu obstruksi di arkus aorta pada bagian duktus arteriosus disebut koartaksio
aorta. Darah akan mencapai anggota bagian bawah
lewat anastomose, sehingga kadang-kadang dapat diraba !enyut di arteriarteri interkostal yang membesar !engan meletakkan tangan pa!a
leher bagian belakang seperti menegakkan penderita. Nadi di anggota bagia
n bawah kemudian dapat dikurangi atau hilang, sehingga tekanan darah
femoral akan lebih rendah daripada tekanan darah brankial (Green, 2008).
Pengukuran Tekanan Darah
Metode standar dalam pengukuran tekanan darah seorang penderita hadala memakai
teknik yang dikembangkan oleh Korotkov pada tahun 1905. suatu manset tan.an
yang dapat diisi udara diletakan melingkari lengan atas, tidak terlalu erat, dengan
jarak 3 cm antara
bagian bawah manset dan fossa kubiti di situ. Manset tersebut diisi udara dengan pompa tangan
kecil dan tekanan di dalam magnet diukur dengan statu manometer merkuri. Alat ini disebut
sfigmomanometer. Nadi arteri brakhialis yang terletak di fossa kubiti pada siku dapat ditemukan
dengan ditemukan dengan palpasi. Arteri ini terletak dibagian me!ial !ari ten!on bisep !an !
enyut arteri ini serin.sekali !apat !ilihat bila tan.an !alam kea!aan ekstensi total/ Perlu !