Anda di halaman 1dari 18

Struktur dan Mekanisme Usus serta Sekitarnya

Margaretha Meytha Marindra


102013088/PB19
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat
Alamat Korespodensi : meytham24@gmail.com
Pendahuluan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu dimulai dari mulut, faring,
esophagus, lambung, usus halus, usus besar, sampai ke rectum-anus. Fungsi utama system
pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrient (setelah memodifikasinya), air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang
dipakai penting sebagai sumber energy yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan
ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas bergantung energy, misalnya transportasi aktif,
kontraksi, sintesis, dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan,
pembaharuan, dan penambahan jaringan tubuh.1,2
Untuk mempertahankan homeostasis, molekul-molekul nutrien yang sudah habis terpakai
untuk menghasilkan energi harus secara terus menerus diganti oleh nutrien baru yang kaya akan
energi. Sistem pencernaan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrien, air, dan
elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Tindakan makan tidak secara
otomatis menyebabkan molekul organik yang terdapat di makanan tersedia bagi sel untuk
digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan pembangun. Mula-mula makanan
harus dicerna atau diuraikan menjadi molekul-molekul kecil-ringkas yang dapat diserap dari
saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan
normal, sekitar 95% dari makanan yang masuk tersedia untuk digunakan oleh tubuh.1

Anatomi
Dinding abdomen
Dinding abdomen dibentuk oleh lapisan-lapisan yang berturut-turut dari superfisial ke
profundus yang terdiri atas kulit, jaringan subkutan, otot dan fasianya, jaringan ekstraperitoneal,
dan peritoneum. Dinding abdomen membungkus suatu ruangan, disebut kavum abdominalis.
Dinding abdomen bagian ventrolateral terutama dibetuk oleh lapisan-lapisan otot. Otot-otot
dinding abdomen pada bagian median membentuk suatu aponeurosis yang berjalan dari prosesus
xifoideus menuju simfisis pubis. Aponeurosis ini tampak sebagai garis yang disebut linea alba.1
Bagian yang membentuk dinding abdomen (membatasi rongga abdomen) adalah sebagai
berikut1:
1
2
3

Superior
Diafragma yang memisahkan rongga abdomen dari rongga toraks.
Inferior
Rongga abdomen melanjurkan diri menjadi rongga pelvis melalui pintu atas panggul.
Anterior
Bagian atas dibentuk oleh bagian bawah kavum toraks, sedangkan bagian bawah oleh
otot dan fasia rektus abdominis, m.abdominis eksternus oblik, m.abdominis internus

oblik, dan m.abdominis transversus.


Posterior
Dibentuk oleh vertebrae jumbalis dan otot yang terdiri atas m.psoas mayor, m.psoas,

m.kuadratus lumborum oblik, dan m.abdominis transversus.


Lateral
Bagian atas dibentuk oleh bagian bawah dinding toraks, dan bagian bawah dibentuk oleh
m.abdominis eksternus oblik, m.abdominis internus oblik, dan m.abdominis tranversus.

Trauma Abdomen
Trauma tumpul abdomen adalah cedera atau perlukaan pada abdomen tanpa penetrasi ke
dalam rongga peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi
(perlambatan), tusukan benda tajam, atau kompresi. Trauma tumpul kadang tidak memberikan
kelainan yang jelas pada permukaan tubuh tetapi dapat mengakibatkan kontusi atau laserasi
jaringan atau organ di bawahnya. Benturan pada trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan
cedera pada organ berongga berupa perforasi atau pada organ padat berupa perdarahan. Cedera
deselerasi sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas karena setelah tabrakan badan masih melaju

dan tertahan suatu benda keras sedangkan bagian tubuh yang relatif tidak terpancang bergerak
terus dan mengakibatkan robekan pada organ tersebut. Pada intraperitoneal, trauma tumpul
abdomen paling sering menciderai organ limpa (40-55%), hati (35-45%), dan usus halus (510%). Sedangkan pada retroperitoneal, organ yang paling sering cedera adalah ginjal, dan organ
yang paling jarang cedera adalah pankreas dan ureter.2
Intestinum tenuae (usus halus)
Intestinum tenuae merupakan bagian yang terpanjang dari saluran pencernaan dan
terbentang dari pylorus pada gaster sampai juncture ileocaecalis. Sebagian besar pencernaan dan
absorpsi makanan berlangsung di dalam intestinum tenue. Intestinum tenue terbagi atas tiga
bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.2
Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci (25cm)
yang merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duodenum adalah organ penting
karena merupakan tempat muara dari ductus pancreaticus. Duodenum melengkung di sekitar
caput pancratis. Satu inci (2,5cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang permukaan
anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat
pada pinggir bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa
duodenum yang lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.2
Duodenum terletak pada region epigastrica dan umbilicalis dan untuk tujuan deskripsi dibagi
menjadi empat bagian2:
1

Pars superior duodenum.


Pars superior duodenum panjangnya 2 inci (5cm), mulai dari pylorus dan berjalan ke atas
dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis I. Jadi bagian ini terletak pada planum
transpyloricum.

Pars descendes duodenum.


Bagian kedua duodenum panjangnya 3 inci (8cm) dan berjalan vertical ke bawah di
depan hilus renale dextra, di sebelah kanan vertebra lumales II dan III. Kira-kira
pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledocus dan ducutus
pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk
membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major.

Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, bermuara ke dalam duodenum sedikit lebih
3

tinggi, yaitu pada papilla duodeni minor.


Pars horizontalis duodenum
Pars horizontalis duodenum panjangnya 3 inci (8cm) dan berjalan horizontal ke kiri pada
planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah

caput pancreatis.
Pars ascendens duodenum.
Pars ascendens duodenum panjangnya 2 inci (5cm) dan berjalan ke atas dan ke kiri ke
flexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum
Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragm.

Pendarahan
Arteri: Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteri pancreaticoduodenalis
superior, cabang arteri gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteri
pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteri mesenterica superior.2
Vena: Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta hepatic, vena
pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior.2
Persarafan
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexux
mesentericus superior. 2
Jejenum dan Ileum
Jejenum dan ileum panjangnya 20 kaki (6meter), dua per lima bagian atas merupakan
jejunum. Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi tedapat perubahan
yang bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejenum dimulai pada juncture
duodenojejenalis dan ileum berakhir pada juncture ileocaecalis.2
Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada
dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan
dikenal sebagai mesenterium. Pinggir bebas lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas
bergerak. Pangkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada
dinding posterior abdomen sepanjang garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan dari sisi kiri

vertebra lumbalis II ke daerah articulation sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini


memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesenterica superior,
pembuluh kimf, serta saraf-saraf ke dalam ruangan di antara kedua lapisan peritoneum yang
membentuk mesenterium.2
Pada orang hidup, jejenum dapat dibedakan dari ileum berdasarkan gambaran berikut ini:
1

Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi
kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di

dalam pelvis.2
Jejenum lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum.
Dinding jejunum terasa lebih tebal, karena lipatan yang lebih permanen pada tunica
mucosa, plicae circulars lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum;
sedangkan pada bagian atas ileum plica circulars lebih kecil dan lebih jarang; dan di

bagian bawah ileum tidak ada plicae circulars.2


Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,

sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.2


Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan
cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum
menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih

arcade.2
Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di
dekat jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian

sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.2


Kelompok jaringan limfoid (lempeng peyeri) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian
bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng peyeri dapat dilihat
dari luar pada dinding ileum.2

Pendarahan
Arteri: Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang
mesenterica superior. Cabang-cabang interstinal berasal dari sisi kiri arteri dan berjalan di dalam
mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis satu dengan yang
lain untuk membentuk serangkaian arcadae. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga oleh
arteri ileocolica.2

Vena: Vena sesuai dengan cabang-cabang areteri mesenterica superior dan mengalirkan darahnya
ke dalam vena mesenterica superior.2
Aliran limf
Pembuluh limf berjalan melalui banyak nodi mesenterica dan akhirnya mencapai nodi
mesenterici superior yang terletak di sekitar pangkal arteri mesenterica superior.2
Persarafan
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) plexus mesentericus
superior. 2
Intestinum crassum (usus besar)
Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus. Intestinum crassum terbagi
menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens,
dan colon sigmoideum. Fungsi utama intestinum crassum adalah mengabsorbsi air dab elektrolit
dan menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feces.2
Caecum
Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan
intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra.
Panjang caecum sekitar 2,5 inci (6cm) dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudah
bergerak, walaupun tidak mempunyai mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitar
caecum membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus
retrocaecalis.2
Seperti pada colon, stratum longitudinal tunica muscularis terbatas pada tiga pita tipis
yaitu taenia coli yang bersatu pada dasar appendix vermiformis dan membentuk stratum
longitudinal tunica muscularis yang semourna pada appendix vermiformis. Caecum sering
teregang oleh gas dan dapat diraba melalui dinding anterior abdomen pada orang hidup.2
Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum
dengan colon ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatu yang

dinamakan papilla ilealis. Appendix vermiformis berhubungan dengan rongga caecum melalui
lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale.2
Pendarahan
Arteri: Arteri caecalis anterior dan arteri caecalis posterior membentuk arteri ileocolica,
sebuah cabang arteri mesenterica superior.2
Vena: Vena mengikuti arteri yang sesuai dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica
superior.2
Aliran limf
Pembuluh limf berjalan melalui beberapa nodi senterici dan akhirnya mencapai odi
mesenterici superior.2
Persarafan
Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus)
membentuk plexus mesentericus superior.2
Appendix Vermiformis
Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot dan
mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang appendix vermiformis bervariasi dari 3-5 inci (813 cm). Dasarnya meleka pada permukaan posteromedial caecum, sekitar 1 inci (2,5 cm) di
bawah juncture ileocaecalis. Bagian appendix vermiformis lainnya bebas. Appendix vermiformis
diliputi seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan bawah mesenterium intestinum
tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek, mesoappendix. Messoappendix berisi arteri,
vena appendicularis dan saraf-saraf.2
Appendix vermiformis terletak di region iliaca dextra, dan pangkal diproyeksikan ke
dinding anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca
anterior superior dan umbilicus (titik McBurney). Di abdomen, dasar appendix vermiformis
mudah ditemukan dengan mencari taeniae coli caecum dan mengikutinya sampai dasar appendix
vermiformis, tempat taeniae coli bersatu membentuk tunica muscularis longitudinal yang
lengkap.2

Pendarahan
Arteri: Arteri appendicularis merupakan cabang arteri caecalis posterior. Arteri ini
berjalan menuju ujung appendix vermiformis di dalam meso-appendix.
Vena: Vena appendicularis mengalirkan darahnya ke vena caecalis posterior.
Aliran limf
Pembuluh limf mengalirkan cairan limf ke satu atau dua nodi yang terletak di dalam
mesoappendix dan dari sini dialirka ke nodi mesenterici superior.2
Persarafan
Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) dari
plexus mesentericus superior. Serabut saraf aferen yang menghantarkan rasa nyeri visceral dari
appendix vermiformis berjalan bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis setinggi
vertebra thoracica X.2
Colon Ascendens
Panjang colon ascendens sekitar 5 inci (13cm) dan terletak di kuadran kanan bawah.
Colon ascendens membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus hepatis
dexter, lalu colon ascendens membelok ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan melanjutkan
diri sebagai colon transversum. Peritoneum meliputi bagian depan dan samping colon ascendens
dengan dinding posterior abdomen.2
Colon transversum
Panjang colon transversum sekitar 15 inci (38cm) dan berjalan menyilang abdomen,
menempati region umbilicalis. Colon transversum mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus
hepatis dexter dan tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. Kemudian
colon transversum berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra
lebih tinggi daripada flexura coli dextra dan digantung ke diaphragm oleh ligamentum
phrenicocolicum.2
Mesencolon transcersum menggantungkan colon transversum dari facies anterior
pancreas. Mesocolon transversum dilekatkan pada pinggir superior colon transversum, dan

lapisan posterior omentum majus dilekatkan pada pinggir inferior. Karena mesocolon
transversum sangat panjang, posisi colon transversum sangat bervariasi dan kadang-kadang
dapat mencapai pelvis.2
Colon Descendens
Panjang colon descendens sekitar 10 inci (25cm) dan terletak di kuadaran kiri atas dan
bawah. Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini colon
transversum melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum. Peritoneum meliputi permukaan depan
dan sisi-sisinya serta menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.2
Colon sigmoideum
Mulai pada aperture pelvis superior dan merupakan lanjutan colon descendens. Colon ini
tergantung ke bawah ke dalam cavitas pelvis dalam bentuk sebuah lengkung. Colon sigmoideum
beralih menjadi rectum di depan os sacrum.2
Histologi
Usus Halus
Usus halus merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan intestinum
crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue atau usus halus ini
dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut yaitu:
- Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum parietale di sebelah
a

ventralnya.3
Tunika mukosa diliputi epitel selapis torak yang mempunya mikrovili (brush borders). Di
antara sel epitel ada sel goblet yang jumlahnya disini belum begitu banyak. Tunika mukosa
membentuk vili intenstinalis yang gemuk-gemuk. Lamina propria terdapat dibawah epitel vili
intenstinalis maupun disekitar kriptus Lieberkhun. Di dasar kriptus dapat ditemukan dapat
ditemukan sel Paneth, suatu sel berbentuk kerucut dengan puncaknya menghadap lumen. Di

dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar berwarna merah.3


Tunika submukosa dipenuhi oleh kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan submukosa bersamasama membentuk plika sirkularis Kerckringi. Plika ini berfungsi untuk memperluas

permukaan usus. Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di
c

sepanjang intestinum. Pleksus submukosus Meissneri juga dapat ditemukan disini.3


Tunika muscularis, terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :3
Stratum circulare di sebelah dalam.
Stratum longitudinal di sebelah luar.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus Aurbach.

Tunika serosa, merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum visceral.3

- Jejunum
a Tunika mukosa jejunum gambarannya mirip duodenum tetapi vili intenstinalisnya lebih
b

langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Sel paneth lebih mudah dikenali.3
Tunika submukosa disini tidak mengandung kelenjar. Hanya terdiri atas jaringan ikat jarang
dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Lapisan ini juga membentuk plika sirkularis

c
d

Kerckringi.3
Tunika muskularis susunannya sama seperti pada duodenum.3
Tunika serosa berupa jaringan ikat jarang.3

- Ileum
a Tunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak. Di lamina propria
terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus disebut plaque
payeri. Kelompokan nodulus ini sering terlihat meluas ke dalam tunika submukosa sehingga
b

sering menjadikan tunika muskularis mukosa terpenggal-penggal.3


Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya.
Disini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis Kerckringi tampak lebih pendek dibanding

c
d

yang terdapat di duodenum dan jejunum.3


Tunika muskularis, gambarannya sama seperti duodenum dan jejunum.3
Tunika serosa juga terdiri atas jaringan ikat jarang.3

Usus Besar
Tunica mukosa, tidak mempunyai villi intestinalis, epitel berbentuk silindris selapis dengan
sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan kadang-kadang sel paneth. Lamina propria
hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula nodulus Lymphaticus yang
tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta lieberkuhn. Lamina
muskularis mukosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-kadang
terputus-putus.4

Tunica submucosa tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang

c
d

merata. Di dalam jaringan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.4
Tunica muskularis walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.4
Tunica serosa mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada intestinum
tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula mesoappendix yang
merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.4

Mekanisme sistem pencernaan


Saluran gastrointestinal (GI) bertanggung jawab untuk memecah makanan menjadi
berbagai bagian komponen sehingga dapat diabsorbsi oleh tubuh. Saluran gastrointestinal ini
terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar. Kelenjar saliva, hati, kandung
empedu, dan pancreas merupakan organ yang berbeda dari saluran gastrointestinal, tetapi
semuanya menyekresi cairan ke dalam saluran gastrointestinal dan membantu pencernaan dan
absorpsi makanan.4
Berbagai regio yang berbeda pada saluran gastrointestinal berkaitan dengan motilitas
(transport), penyimpanan, pencernaan (digesti), absorpsi, dan eliminasi sisa pencernaan. Fungsifungsi saluran gastrointestinal ini dikontrol melalui mekanisme regulasi neuronal, hormonal, dan
local.4,5
Sistem gastrointerstinal merupakan pintu gerbang untuk masuknya bahan makanan, vitamin,
mineral dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak, dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi
unit-unit yang dapat diserap (dicernakan), terutama di dalam usus halus. Hasil-hasil pencernaan
dan vitamin, mineral, dan air menembus mukosa dan masuk ke dalam limfe atau darah
(penyerapan).5
Pencernaan bahan-bahan makanan utama merupakan proses yang teratur yang melibatkan
kerja sejumlah besar enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim kelenjar saliva dan kelencar
lingualis mencerna karbohidrat dan lemak; dan enzim-enzim lambung mencerna protein dan
lemak; dan enzim-enzim yang berasal dari bagian eksokrin pancreas mencerna karbohidrat,
protein, lemak, DNA, dan RNA. Enzim-enzim lainnya yang melengkapi proses pencernaan
ditemukan di dalam membrane luminal dan sitoplasma sel-sel dinding usus halus. Kerja berbagai
enzim tersebut dibantu oleh enzim asam hidroklorida yang disekresikan lambung dan empedu
yang disekresi hepar.5

Sel-sel mukosa di usus halus dinamakan enterosit. Di usus halus sel tersebut mempunyai
brush border yang terdiri atas sejumlah besar mikrovili yang menutupi permukaan apikalnya. Di
dalam mikrovili ini terdapat banyak enzim. Di sisi bagian luminal terdapat lapisan yang kaya
akan gula netral dan gula amino, yaitu glikokaliks. Membran sel-sel mukosa mengandung enzimenzim glikoprotein yang menghidrolisis karbohidrat dan peptide, dan glikokaliks tersebut dibuat
di bagian gugus karbohidrat glikoprotein yang meluas ke dalam lumen usus halus. Berdekatan
dengan brush border dan glikokaliks terdapat suatu lapisan statis yang mirip dengan lapisan yang
berbatasan dengan membrane biologic lainnya. Zat-zat terlarut harus berdifusi melalui lapisan ini
untuk mencapai sel-sel mukosa. Lapisan mucus yang menutupi sel-sel juga merupakan
penghalang yang bermakna bagi difusi. 5
Usus Halus
Terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus ini
terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas pada usus halus adalah segmentasi,
metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong secara perlahan
kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang usus halus, diantara
segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul
setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-segmen seperti rantai sosis.
Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas dan kontraksi kontraksi
berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula melemas. Perjalanan isi usus biasanya
memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh panjang usus halus, sehingga tersedia cukup
waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan.6
Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental
yang membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus
meningkatkan sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar
usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang independen
terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di mukosa usus halus
mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus entericus).6
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen
peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan

beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen usus
halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus
halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung
tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen; disakaridase
(sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan
menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida penyusunnya; aminopeptidase,
yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam aminonya, sehingga pencernaan protein
selesai.6
Beberapa pencernaan yang terjadi di usus halus:
a) Penyerapan Garam dan Air.
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis.
Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari getah-getah
pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya 100-200 ml air per hari
yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel
melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na
diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik
oleh muatan listrik positif ion natrium.6
b) Penyerapan Karbohidrat.
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase
yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap
yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif
sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.6
c) Penyerapan Protein.
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap
menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan
pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush
border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.
Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi
khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi
Na.6

d) Penyerapan Lemak.
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan
larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam
bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border
sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini
keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini
meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya
berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.6
Usus Besar
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima
sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari
residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak diserap
dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses. Selulosa dan bahan makanan lain yang
tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu pengeluaran tinja secara
teratur karena berperan menentukan isi kolon. Gerakan usus besar umumnya lambat dan tidak
propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas yang
terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan
maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif.6
Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi
kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transversum sehingga feses
terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa
yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu gerakan
massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum dan
merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.6
Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama
disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering
ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum
memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon mendorong
isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di rektum menyebabkan

peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah suatu impuls yang
menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang pada kolon desenden
dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi.
Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah melindungi
mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan pelumasan untuk
memudahkan feses lewat.6
Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat
yang paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien
listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.6
Enzim Enzim yang berperan pada usus
Pada organ yang satu ini sedikitnya dijumpai 6 enzim pencernaan. Pertama, enzim
enteroksinase atau dikenal juga dengan nama enzim khusus. Ia berperan dalam mengubah
tripsinogen menjadi senyawa tripsin yang kemudian diunakan di dalam saluran pankreas kita.
Kedua, enzim maltase yang berperan mengubah laktosa menjadi senyawa glukosa dan juga
galaktosa. Ketiga, enzim sukrase yang berperan mengubah sukrosa menjadi senyawa glukosa
dan juga fruktosa. Selanjutnya ada enzim pencernaan peptidase yang berperan mengubah
polipeptida menjadi senyawa asam amino. Enzim terakhir yang dijumpai di usus adalah enzim
lipase. Ia berperan dalam mengubah lemak menjadi senyawa asam lemak dan juga gliserol.7
Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada
duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap
adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam
lambung. Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar
dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin,
kolesistokinin dan enterokrinin. Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja
sekretin. Getah pankreas umumnya kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit
senyawa organik, berbagai macam ion anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 8).
Enzim-enzim yang terdapat pada getah pankreas antara lain:8
-

Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen diaktifkan
dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang bergabung dengan
tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada bagian yang mengandung
asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.

Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif ini
akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu

dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.


Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini
mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.
Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.


Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol,

monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu.
Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak
sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh garam

empedu.
RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.
Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase

pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak diperlukan
akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat, asam
deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat berkonjugasi dengan
asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut dalam air.
Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut:8
-

Emulsifikasi : dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu dapat
mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik. Garam
empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dapat

membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut dalam air.


Netralisasi : empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung.
Ekskresi : Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat disekresikan

melalui empedu.
Metabolisme pigmen empedu : pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen empedu yaitu
bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan diabsorbsi di gastointestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus.
Sedangkan pada lambung tidak terjadi absorbsi kecuali alkohol. Pencernaan pada usus adalah

dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan terdapat pada mikrovili intestinal. Selain
sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk
membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung.8

Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:8


-

Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan ikatan
yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul di sisi yang

mengandung asam amino bebas.


Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.
Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida menjadi

monosakarida.
Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan seperti

hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.


Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi fosforilasi

pentosa, uridin, sistidin dan timidin.


Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.
Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan

makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan
persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta
menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan
berakhir di darah.8
Kesimpulan
Seorang laki - laki menderita luka tusuk di kuadran kanan bawah.
Kuadran kanan bawah merupakan daerah dimana appendix, caecum, colon
ascendens berada. Sehingga luka tusuk tersebut mengenai bagian dari usus
yang

berada

di

kuadran

kanan

bawah

dan

dapat

mengakibatkan

terganggunya proses pencernaan pada Usus.


Daftar Pustaka
1
2

Watson R. Anatomi dan fisiologi. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta: 2009. H. 206
Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Liliana Sugiharto, editor.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006: 207-33


Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004.h.218-47.
Ward JP, Clarke RW, Linden RW. At an glance fisiologi. Alih bahasa, Indah Retno.
Jakarta: Erlangga; 2009: 75

Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Alih bahasa, Djauhari

widjajakusumah. Jakarta: EGC; 1998: 458


Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;2011.h.64192

7
8

Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta : EGC;2000.p.381-5
Guyton AC, Hall JE.Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC; 2007

Anda mungkin juga menyukai

  • Blok 16
    Blok 16
    Dokumen19 halaman
    Blok 16
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Makalah BLOK 17
    Makalah BLOK 17
    Dokumen16 halaman
    Makalah BLOK 17
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • KOMUNIKASI EMPATI
    KOMUNIKASI EMPATI
    Dokumen7 halaman
    KOMUNIKASI EMPATI
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Blok 8
    Blok 8
    Dokumen19 halaman
    Blok 8
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronik
    Penyakit Paru Obstruktif Kronik
    Dokumen19 halaman
    Penyakit Paru Obstruktif Kronik
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Blok 8 Percobaan 1
    Fisiologi Blok 8 Percobaan 1
    Dokumen3 halaman
    Fisiologi Blok 8 Percobaan 1
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Blok 8
    Blok 8
    Dokumen19 halaman
    Blok 8
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Blok 8
    Blok 8
    Dokumen19 halaman
    Blok 8
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 13
    PBL Blok 13
    Dokumen8 halaman
    PBL Blok 13
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen2 halaman
    Blok 10
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat
  • Praktikum Fisiologi Blok 7
    Praktikum Fisiologi Blok 7
    Dokumen6 halaman
    Praktikum Fisiologi Blok 7
    Margaretha Meytha
    Belum ada peringkat