LAPORAN PENDAHULUAN
SINDROM NEFROTIK
KONSEP DASAR MEDIS
1.
Pengertian
Sindrom Nefrotik adalah kelainan pada sistem perkemihan/urinary yang ditandai
dengan adanya peningkatan protein dalam urine (proteinuria), penurunan albumin
dalam darah, dan adanya edema.
2.
Etiologi
Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini
dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigenantibodi. Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:
a.
Disebabkan oleh:
1)
2)
3)
4)
5)
Patofisiologi
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari
proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin,
tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke
dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan
intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal
karena hypovolemi.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi
dengan merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi anti
diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi
kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari
peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan
penurunan onkotik plasma
Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi
lipopprtein dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan
Menifestasi kliniks
Gejala utama yang ditemukan adalah :
Klasifikasi
Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:
a.
b.
c.
Faktor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi
yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah
edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan
kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama kehidupan bayi jika tidak
dilakukan dialysis.
6. Komplikasi
Emboli pulmo
Hypovolemia
Dehidrasi
7.
a.
Penatalaksanaan
Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan
tidak berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk
mempertahankan tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan
yang cepat.
b.
Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200
ml/ hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi
diuresis dan edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan
masukan protein yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif
nitrogen yang persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan
protein. Diit harus mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang
mengalami anoreksia akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang
adekuat.
c.
d.
Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata
dan untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air
hangat.
e.
Kemoterapi:
1)
2)
Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk mengangkat
cairan
berlebihan,
misalnya
obat-obatan
spironolakton
dan
sitotoksik
Riwayat kesehatan
a. Aktivitas / istirahat : pasien susah tidur dan mudah lelah bila
beraktivitas
b. Eliminasi : Klien diare BAB >3x sehari, dengan konsitensi encer,
wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas
warna kuning jernih.
c. Makanan /cairan : anoreksia, mual, muntah
d. Nyeri /kenyamanan : nyeri pada abdomen dan pembengkakan pada
abdomen
e. Pernapasan : kesulitan pernafasan (efusi pleura)
f. Seksualitas : pembengkakan labial (scrotal)
g. Pola persepsi diri dan konsep diri : putus asa, rendah diri
B. Pemeriksaan Penunjang
a.
1)
Laboratorium
Urine
Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor,
sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin,
porfirin.
2)
Darah
C.
Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
D. intervensi Keperawatan
1.
Tujuan :
tidak terjadi akumulasi cairan dan dapat
dan output.
Kriteria Hasil :
menunjukkan keseimbangan dan haluaran, tidak terjadi peningkatan berat badan,
tidak terjadi edema.
Intervensi:
1)
2)
3)
R/: Penimbangan berat badan harian adalah pengawasan status cairan terbaik.
Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi cairan.
Intervensi:
1)
2)
3)
4)
: tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vitl dalam batas normal, leukosit
dalam batas normal.
Intervensi:
1)
2)
3)
4)
Kriteria Hasil
menunjukkan
kemampuan
aktivitas
sesuai
dengan
kemampuan,
R/: Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan
dan melakukan intervensi yang tepat
2)
R/: Mengurangi stress pada titik tekanan, meningkatkan aliran darah ke jaringan
da meningkatkan proses kesembuhan
3)
R/: Meninggikan atau menopang daerah yang edema dapat mengurangi edema.
Menggnakan bedak dapat mengurangi kelembapan dan gesekan yang ditimbulkan
ketika permukaan tubuh saling bergesek.