Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: RESPIRASI

Bahasan

: EFUSI PLURA

Sasaran

: Warga RT 03 RW 001 Mata Air Padang

Hari / Tanggal

: Sabtu, 21 desember 2013

Waktu

: 09.00-09.35 WIB

Tempat

: Balai pemuda RT 03

Penyuluh

: Mahasiswa S1-Keperawatan Semester III,


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

A Latar Belakang
Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura dapat terjadi oleh banyak hal
diantaranya adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit
ginjal,

tumor

tuberculosis

mediastinum,
dan

ataupun

pneumonia.

akibat

proses

Hambatan

keradangan

reabsorbsi

cairan

seperti
tersebut

mengakibatkan penumpukan cairan di rongga pleura yang disebut efusi pleura.


Efusi

pleura

tentu

mengganggu

fungsi

pernapasan

sehingga

perlu

penatalaksanaan yang baik. Pasien dengan efusi pleura yang telah diberikan tata
laksana baik diharapkan dapat sembuh dan pulih kembali fungsi pernapasannya,
namun karena efusi pleura sebagian besar merupakan akibat dari penyakit
lainnya

yang

menghambat

reabsorbsi

cairan

dari

rongga

pleura,

maka

pemulihannya menjadi lebih sulit. Karena hal tersebut, masih banyak penderita
dengan efusi pleura yang telah di tatalaksana namun tidak menunjukkan hasil
yang memuaskan.

Setelah dilakukan survey di KELURAHAN MATA AIR BARAT maka dapat diketahui
bahwa masyarakat belum banyak mengerti tentang masalah EFUSI PLURA. Masyarakat
mengatakan ingin sekali mengetahui lebih mendalam tentang hal ini. Oleh karena itu kami dari
mahasiswa

STIKes

MERCUBAKTIJAYA

PADANG

tertarik

untuk

menggali

dan

mempersentasikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit Asma Bronchial dilingkungan


masyarakat RT 03 RW 03 Mata Air.

B Tujuan
1

Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 35 menit, diharapkan peserta
penyuluhan diharapkan mampu memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi (akibat lanjut), pengobatan serta pencegahan, dan obat tradisional
hidrosafalus.

Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu:
a Menjelaskan pengertian .
b Menjelaskan penyebab .
c Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit .
d Menjelaskan akibat lanjut
e Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan .
f Menjelaskan obat tradisional .

C Manfaat

Supaya masyarakat mengetahui tentang hidrosafalus, penyebabnya, tanda dan gejala,


komplikasi (akibat lanjut), pengobatan serta pencegahan, dan obat tradisional hidrosafalus.
D Materi (terlampir)
1
2
3
4
5
6

Pengertian efusi plura


Penyebab efusi plura
Tanda dan gejala dari penyakit efusi plura
Akibat lanjut dari penyakit efusi plura
Cara pencegahandan pengobatanpenyakit efusi plura
Obat tradisional penyakit efusi plura

Media

1
2
3

Laptop
LCD
Leaflet

Metodepenyuluhan
1 Ceramah
2 Diskusi

G Setting Tempat

PESERTA

Keterangan :
a

= Presentator

= Moderator

= LCD

= Peserta

= Observer

= Fasilitator

H Pengorganisasian
Moderator
Presentator
Fasilitator

: Adhe Julian Pratiwi


: Dena Novi Handayani
: Intan Faradila
Fitria Dila Sari
Azizzah Amir
Tiyo Nizki Utama
Ilham Mudin
Arina Intani Amri

Observer

: Triza Yolanda

I Pembagian Tugas
1

Peran Moderator
a Membuka dan menutup acara
b Memperkenalkan diri
c Menatatertibkan acara penyuluhan
d Menjaga kelancaran acara
e Memimpin diskusi
f Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama audiens
Peran Presentator
a Menyajikan materi penyuluhan
b Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam penyuluhan
Peran Fasilitator
a Memotivasi peserta penyuluhan
b Menjadi contoh dalam kegiatan
c Membagikan leaflet
d Menjalankan absensi penyuluhan
Peran Observer
a Mengamati jalannya acara
b Mengevaluasi kegiatan
c Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan.

A Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan peserta/audiens

Waktu

1.

Pembukaaan
a
b

Memberi salam
Memperkenalkan
nama

2.

anggota

nama-

a
b

Menjawab salam
Mendengarkan

kelompok

c
d

dan pembimbing
Evaluasi validasi
Menjelaskan

instruksional umum
Kontrak waktu

5 Menit
tujuan

c
d

Menjawab
Mendengarkan

Menyetujui kontrak

Kegiatan Inti
a

Menggali

20 Menit
pengetahuan

masyarakat

a. Menjawab

tentang

pengertian efusi plura.


b

Memberikan reinforcement

b. Mendengarkan

posisitive atas kemampuan


masyarakat tentang efusi
plura
c

Menjelaskan
pada

pengertian

masyarakat

tentang
d. Menjawab

efusi plura
d

Menggali

pengetahuan

masyarakat

tentang

penyebab efusi plura


e

c. Mendengarkan, memperhatikan

e. Mendengarkan

Memberikan
reinforecement positive atas
kemampuan

masyarakat

tentang efusi plura.


f

Menjelaskan
pada

f. Mendengarkan, memperhatikan

penyebab

masyarakat

tentang

g. Menjawab

efusi plura.
g

Menggali

pengetahuan

masyarakat tentang tanda


dan gejala efusi plura.
h

Memberi

reinfoercement

h. Mendengarkan

posotive

terhadap

kemampuan

masyarakat

i. Mendengarkan, memperhatikan

tentang efusi plura.


i

Menjelaskan tentang tanda


dan

gejala

kepada

masyarakat tentang efusi


plura.
j

Menggali
audiens

pengetahuan
tentang

akibat
k. Mendengarkan

lanjut dari efusi plura.


k

Menjawab

j.

Memberikan reinforcement
positive atas kemampuan
masyarakat tentang efusi
plura.

Menjelaskan akibat

lanjut

kepada masyarakat tentang


efusi plura.
m Menggali
masyarakat

l.

Mendengarkan,
memperhatikan

m. Menjawab

pengetahuan
tentang

cara

pencegahan dan pengobatan


n. Mendengarkan

efusi plura.
n

Memberikan reinforcement
positif
pengetahuan

terhadap
masyarakat

tentang efusi plura.


o

Menjelaskan

cara

pencegahan dan pengobatan


tentang efusi plura.
p

Menggali
masyarakat

pengetahuan
tentang

obat

tradisionnal
q

Memberikan reinforcement
positif

terhadap

o. Memperhatikan

p. Menjawab

q. Mendengarkan

r. Memperhatikan

pengetahuan audiens
r
3

Menjelaskan

obat

tradisional efusi plura.


Penutup
a

Memberi

kesempatan

Menerangkan kesimpulan yang

b
c

didapat
Memperhatikan
Mengemukakan pendapat

Mengemukakan pendapat

Menjawab salam

audiens untuk bertanya


b

Menjawab pertanyaan

Mengevaluasi

materi

yang telah disampaikan


d

Menyimpulkan

materi

10 Menit

penyuluhan
e

Menutup

penyuluhan

dan memberi salam


B Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Materi siap dua hari sebelum penyuluhan
b) SAP siap 1 hari sebelum penyuluhan
c) Media : lcd, leaflet, dan Laptop siap 1 hari sebelum penyuluhan
d) Penyuluh melaksanakan tugasnya sesuai dengan pembagian tugas
2. Evaluasi Proses
1) Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
3) Suasana penyuluhan tertib
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan

selesa
5) 80% peserta yang dikontrak hadir dalam acara penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Keluarga pasien dapat :
1) Menyebutkanpengertian dengan persentase 80%-100%.
2) Menyebutkan penyebab dengan persentase 80%-100%.
3) Menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit dengan persentase 80%-100%.
4) Menyebutkan cara pencegahan dan pengobatan dengan persentase 80%-100%.

TINJAUAN TEORITIS

A Pengertian

Effusi pleura adalah suatu dampak penyakit dari keadaan terjadinya penumpukan
/pengumpulan cairan , pus atau darah dalam rongga pleura yang dapat berupa transudat dan

eksudat. Effusi pleura merupakan suatu tanda atau gejala penyakit yang serius tetapi tidak
dengan sendirinya terjadi penyakit, namun dapat mengancam jiwa penderitanya.
Adapun definisi definisi lain secara umum adalah pengumpulan cairan didalam rongga
pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru
dan rongga dada. Dalam keadaan normal, hanya ditemukan selapis cairan tipis yang
memisahkan kedua lapisan pleura. Jenis cairan lainnya yang bisa terkumpul didalam rongga
pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan yang mengandung kolesterol
tinggi. Hemotoraks (darah didalam ronga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada.
B Penyebab
Timbulnya efusi pleura dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi :
1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada
dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediastinum, sindroma Meig (tumor
ovarium) dan sindroma vena cava superior.
2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang ( tuberculosis,
pneumonia, virus ), bronkiektasis, abses amoeba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, apabila tumor masuk ke cairan maka cairan
berwarna merah karena trauma.

Secara patologis, efusi pleura disebabkan oleh keadaan-keadaan:


1 Meningkatnya tekanan hidrostatik (misalnya akibat gagal jantung)
2 Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma (misalnya hipoproteinemia)
3 Meningkatnya permeabilitas kapiler (misalnya infeksi bakteri)
4 Berkurangnya absorbsi limfatik
Berbagai penyebab timbulnya effusi pleura lainnya adalah :
1 Neoplasma, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.
2 Kardiovaskuler, seperti gagal jantung kongestif, embolus pulmonary dan perikarditis.
3 Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites, abses dan sindrom Meigs.
4 Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, mikobakterial dan parasit.
5 Trauma
6 Penyebab lain seperti lupus eritematosus sistemik, rematoid arthritis, sindroms
nefrotik dan uremia.
C Tanda Dan Gejala
1) Batuk
2) Dispnea bervariasi
3) Adanya keluhan nyeri dada (nyeri pleuritik)
4) Pada efusi yang berat terjadi penonjolan ruang interkosta.
5) Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang mengalami efusi.
6) Perkusi meredup diatas efusi pleura.
7) Egofoni diatas paru yang tertekan dekat efusi.
8) Suara nafas berkurang diatas efusi pleura.
9) Fremitus fokal dan raba berkurang.
10) Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma bronkogenik, bronkiektasis,

abses dan TB paru.

D Akibat Lanjut (Komplikasi)


1. Fibrotoraks

Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik
akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis.
Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat
menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada
dibawahnya. Pembedahan pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk
memisahkan membrane-membran pleura tersebut.
2. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan
oleh penekanan akibat efusi pleura.
3. Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan
sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan.
Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan
penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
4. Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik
pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan
mengakibatkan kolaps paru.

E.Klasifikasi
Klasifikasi efusi pleura berdasarkan cairan yang terbentuk (Suzanue C Smeltezer
dan Brenda G. Bare, 2002).
1 Transudat
Merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler
yang utuh, terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
reabsorbsi cairan pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan
hidrostaltik atau ankotik.
Transudasi menandakan kondisi seperti asites, perikarditis. Penyakit
gagal jantung kongestik atau gagal ginjal sehingga terjadi penumpukan cairan.
2 Eksudat
Ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas. Sebagai akibat
inflamasi oleh produk bakteri atau humor yang mengenai pleura contohnya
TBC, trauma dada, infeksi virus.
Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi gagal jantung kongestif. TBC,
pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma bronkogenik, serosis
hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik.

F.MANIFESTASI KLINIS

Biasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan penyakit dasar. Pneumonia akan
menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis, sementara efusi malignan dapat

mengakibatkan dipsnea dan batuk.


Ukuran efusi akan menentukan keparahan gejala. Efusi pleura yang luas akan menyebabkan
sesak nafas. Area yang mengandung cairan atau menunjukkan bunyi napas minimal atau
tidak sama sekali menghasilkan bunyi datar, pekak saat diperkusi. Egofoni akan terdengar di
atas area efusi.
Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika penumpukan cairan pleural yang
signifikan. Bila terjadi efusi pleural kecil sampai sedang, dipsnea mungkin saja tidak
terdapat. Berikut tanda dan gejala:
1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah
cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat,
batuk, banyak riak.
3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan.
4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan,
fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam
keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis
Damoiseu).
5. Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas
garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan
mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler
melemah dengan ronki.
6. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
Keberadaan cairan dikuatkan dengan rontgen dada, ultrasound, pemeriksaan fisik, dan
torakosentesis. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan Gram, basil tahan
asam (untuk tuberkulosis), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa,
amylase, laktat dehidrogenase, protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.
Biopsi pleura mungkin juga dilakukan.

G. PENATALAKSANAAN
Pada efusi yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan memakai pipa intubasi
melalui selang iga. Bila cairan pusnya kental sehingga sulit keluar atau bila empiemanya
multiokuler, perlu tindakan operatif. Mungkin sebelumnya dapat dibantu dengan irigasi
cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik. Pengobatan secara sistemik hendaknya
segera dilakukan, tetapi terapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan yang
adequate.

Untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi dapat dilakukan
pleurodesis yakni melengketkan pleura viseralis dan pleura parietalis. Zat-zat yang
dipakai adalah tetrasiklin, Bleomicin, Corynecbaterium parvum dll.
1. Pengeluaran efusi yang terinfeksi memakai pipa intubasi melalui sela iga.
2. Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik (Betadine).
3. Pleurodesis, untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi.
4. Torasentesis: untuk membuang cairan, mendapatkan spesimen (analisis),
menghilangkan dispnea.
5. Water seal drainage (WSD) : Drainase cairan (Water Seal Drainage) jika
efusi menimbulkan gejala subyektif seperti nyeri, dispnea, dll. Cairan efusi
sebanyak 1 1,2 liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah
meningkatnya edema paru, jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka
pengeluaran cairan berikutya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian.
6. Antibiotika jika terdapat empiema.
7. Operatif.
H.PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pencegahan
Lakukan pengobatan yang adekuat pada penyakit-penyakit dasarnya yang dapat
menimbulkan efusi pleura. Merujuk penderita ke rumah sakit yang lebih lengkap bila
diagnosa kausal belum dapat ditegakkan.
Pengobatan
1. Pengobatan Kausal

Pleuritis TB diberi pengobatan anti TB. Dengan pengobatan ini cairan efusi dapat
diserap kembali untuk menghilangkan dengan cepat dilakukan thoraxosentesis.
Pleuritis karena bakteri piogenik diberi kemoterapi sebelum kultur dan sensitivitas
bakteri didapat, ampisilin 4 x 1 gram dan metronidazol 3 x 500 mg. Terapi lain yang lebih
penting adalah mengeluarkan cairan efusi yang terinfeksi keluar dari rongga pleura dengan
efektif.
2

Thoraxosentesis, indikasinya :

Menghilangkan sesak yang ditimbulkan cairan


Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal
Bila terjadi reakumulasi cairan
Kerugiannya: hilangnya protein, infeksi, pneumothoraxs.
3

Water Sealed Drainage


Penatalaksanaan dengan menggunakan WSD sering pada empyema dan efusi maligna.

Indikasi WSD pada empyema :

Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi


Nanah terus terbentuk setelah 2 minggu
Terjadinva piopneumothoraxs
4

Pleurodesis
Tindakan melengketkan pleura visceralis dengan pleura parietalis dengan

menggunakan zat kimia (tetrasiklin, bleomisin, thiotepa, corynebacterium, parfum, talk) atau
tindakan pembedahan. Tindakan dilakukan bila cairan amat banyak dan selalu terakumulasi
kembali.

OBAT HERBAL

Ace Maxs Obat Efusi Pleura Yang Efektif Dan Alami Tanpa Menimbulkan
Efek Samping

Ace Maxs merupakan salah satu obat herbal yang


efektif dalam penyumbuhan berbagai penyakit salah satunya penyakit Efusi Pleura, karena
Ace Maxs terbuat dari dua bahan yang alami yaitu Kulit buah manggis dan daun sirsak yang
telah di olah menjadi satu perpaduan, dan di kemas dalam botol yang higienis. Dan kami
rekomendasikan para penderita penyakit efusi pleura untuk mekonsumsi Ace Maxs obat efusi
pleura yang alami dan aman dalam penyumbuhannya. Ace Maxs adalah salah satu obat herbal
asli Indonesia yang di produksi oleh PT.H2o International. Dan kami adalah salah satu
distributor terbesar di indonesia yang menjual obat efusi pleura Ace Maxs.
DAFTAR PUSTAKA
http://obatstroketokcer.wordpress.com/2013/10/12/obat-efusi-pleura/
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius.

Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SM,

Leane.

2010.

Efusi

http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20

pleura.
EFUSI

PLEURA

%20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf
Munieb.2011.EfusiPleura.http://muniebstikes.blogspot.com/2011/10/asuhan-keperawatan-kliendengan.html

Anda mungkin juga menyukai