Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Demam berdarah di lingkungan UPT Puskesmas Sukomulyo.


Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hang Tuah Surabaya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung semakin luas penularannya, penyakit ini sering
menimbulkan kekawatiran masyarakat karena perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat serta merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian
wabah (Depkes, 1997).
Hasil studi epidemiologik menunjukan bahwa DBD menyerang kelompok umur balita sampai
dengan umur sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik
dan berkaitan dengan datangnya musim hujan, sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor dengue
pada musim hujan yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit DBD pada manusia
melalui vektor Aedes.Sehubungan dengan morbiditas dan mortalitasnya, DBD disebut the most
mosquito transmitted disease (Djunaedi, 2006).
Penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi
menimbulkan renjatan (shock) dan kematian (Ditjen PPM&pl, 2001). Sampai sekarang penyakit DBD
belum ditemukan obat maupun vaksinnya, sehingga satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya
penyakit ini dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektor.
Berdasarkan Departemen Kesehatan (Depkes), Di Indonesia pada tahun 2008 tercatat ada
136.399 kasus demam berdarah, sekitar 1.170 korban di antaranya meninggal dunia. Umumnya,
kasus ini terjadi pada anak-anak.
Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran
karakteristik penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang berobat di Puskesmas.
Pada kesempatan ini ditemukan kasus seorang anak berusia 6 tahun dengan keluhan
demam sejak lima hari yang lalu dengan gejala tambahan mual, muntah dan sakit kepala. Pada
status lokalis ditemukan pembesaran hati. Dari hasil laboratorium ditemukan trombosit <100.000 dan
hematokrit > 45. Dengan data tersebut, penderita disuspek demam berdarah dengue.
Dari hasil kunjungan rumah yang dilaksanakan pada tangal 16 Maret 2015 di Desa
Sukomulyo, Kecamatan Gresik, didapatkan rumah berukuran 8 x 11 meter. Berdasarkan Formulir
Penilaian Rumah Sehat diperoleh kriteria rumah tidak sehat.
Kasus ini kami pelajari sesuai dengan teori Blumm dengan pendekatan holistik dan
penatalaksanaan komprehensif yang mencakup upaya promosi, prevensi, protektif, kuratif dan
rehabilitatif.
Kata kunci: demam berdarah, dengue, nyamuk aedes, teori Bluum, perilaku hidup bersih sehat

Anda mungkin juga menyukai